Aroma anyir darah tercium dengan jelas memenuhi rumah tersebut, cake serta hadiah yang sudah di siapkan kini hancur di hiasi bercak merah yang terdapat di dalam nya.
Suara tawa yang terdengar lirih, benda-benda yang berjatuhan terdengar sayup di telinga anak lelaki tersebut.
"Aku mau bertemu orang tua ku..." tangis seorang anak berumur 10 tahun yang meringkuk dengan bersimbah darah dan penuh luka saat orang asing bertopeng itu menyiksa habis-habisan namun tak membunuh nya.
"Hey nak…
Kau tak lihat ibu sudah mati tadi? Dia kan mati di depan mata mu!" jawab salah seorang pria bertopeng yang tertawa geli setelah membunuh ibu anak tersebut.
Setelah membunuh sang ibu para pria yang memakai penutup di wajah nya itu mengambil Agatha dan memindahkan nya ke dekat Reyhan.
"Papah ku mana? Huhuhu...
Kalian jahat! Papah ku bakal hukum kalian!" tangis anak itu dengan suara lemah saat tubuh nya sudah tak berdaya.
"Hukum apa? Mentang-mentang punya ayah jaksa sok sekali! Bawa kepala pria sialan itu!" perintah pria bertopeng pada rekan nya itu.
Tak lama kemudian sebuah kepala yang sangat ia kenal pun di lempar padanya.
"Huaa..." tangis nya yang terdengar pilu walau dengan suara yang lemah.
Kepala sang ayah yang di lempar padanya tanpa tubuh dan memiliki bekas peluru di dahi nya sontak mengejutkan anak itu.
"Bukan Papah...
Aku mau ketemu papah..." tangis nya lagi memohon hingga berusaha merangkak dengan tubuh yang tergeletak lemas bersimbah darah ke kaki para pria bertopeng itu.
"Akh!" pekik nya langsung saat tangan nya diinjak dengan keras ketika ia berusaha memohon.
"Itu ayah mu bodoh! Kau mau bertemu kan?! Sekarang dimana datanya?!" tanya pria itu memaksa pada bocah malang itu.
"Mau ketemu Papah..." tangis nya yang masih tak mempercayai jika sang ayah telah di bunuh.
"Pukul lagi!" perintah salah satu pria bertopeng tersebut.
BUAK! BUK! BUAK!
Pukulan yang terus dilayangkan dengan keras ke tubuh kecil nya secara berulang menggunakan balok kayu, tongkat bisbol dan tongkat golf hingga darah yang terus membanjiri lantai rumah yang sudah sangat berantakan itu.
Sedangkan bocah itu terus meringkuk menahan sakit yang luar biasa dan teramat sangat sembari sesekali melihat ke kepala sang ayah yang berada di depan mata nya tanpa tubuh.
Tak lama kemudian suara sirine dari mobil polisi terdengar dan membuat para pengacau itu terkejut.
Mereka pun dengan cepat pergi, karna tau akan ada yang melindungi pekerjaan mereka.
Anak lelaki bernama Xavier itu hanya bisa memejamkan mata nya perlahan, berharap jika semua kejadian buruk yang tiba-tiba ini hanyalah mimpi belaka.
Ulang tahun yang sudah ia nantikan sejak lama tak akan menjadi hari tragedi nya hingga membuat nya tak ingin merayakan nya lagi.
......................
Berita tentang pembantaian sadis keluarga jaksa pun mulai menyebar bagaikan virus yang dengan cepat terdapat di mana saja.
Berita yang cukup menggemparkan karna cara kematian yang terlihat sangat brutal dan mengenaskan, yang hanya menyisakan satu putra tunggal nya yang kini masih kritis dan tak sadar setelah penganiyaan.
Pria yang tengah melihat berita tersebut dari layar I pad mengeluarkan smirk nya, ia memang tak peduli dengan keluarga lain selain keluarga nya sendiri.
"Kau yang membunuh mereka?" tanya sekertaris pria itu karna melihat smirk yang di wajah atasan nya.
"Bukan," jawab nya nya singkat.
Pria dingin dari luar namun memiliki hati iblis di dalam nya, pria yang bisa melakukan apapun untuk wanita nya dan memiliki kekuasaan penuh serta otak yang mumpuni sehingga apapun yang ia lakukan selalu memiliki jalan mulus.
Pemilik dari JBS grup seutuh nya setelah membunuh sang ayah sendiri, Hazel Rai pria yang bahkan tak bisa di sentuh hati nya kecuali oleh si penakluk.
"Tapi bukan nya dia jaksa yang menyinggung tentang pembelian manusia yang kita lakukan?" tanya teman sekaligus sekertaris pria itu sekali lagi.
"Coba ulangi yang baru kau katakan?" tanya Hazel sembari menjentikkan jemari nya.
Sekertaris pria itu bingung mendengar ucapan teman sekaligus atasan nya namun ia tetao mengulangi apa yang ia katakan, "Bukan nya dia jaksa-"
"Itu dia! Kau tau dia jaksa kan? Masyarakat akan lebih memperhatikan kasus nya. Lagi pula bukan aku yang membunuh mereka." balas pria itu.
"Kalau aku pasti sudah mengeluarkan mata nya, mencincang anggota badan nya, lalu menarik usus nya keluar bersama organ dalam nya, tapi aku sudah janji tak akan membunuh orang lain lagi." sambung nya dengan mata berapi namun ia ingat sudah membuat janji pada sang istri tak akan membunuh orang lain lagi.
"Kalau begitu, yang di lakukan JBS farmasi apa?" ucap Rian si sekertaris sekaligus teman pria itu dengan menghela nafas mengingat eksperimen manusia yang memakan banyak korban jiwa.
"Yang membunuh mereka kan bukan aku, profesor dan para ilmuwan itu yang melakukan nya." ucap Hazel sekali lagi dengan enteng dan berlalu pergi.
Sekertaris pria itu diam sesaat dan kembali menatap teman nya, "Ini memang bukan kau?" tanya nya sekali lagi.
"Bukan! Aku tidak membunuh mereka dan tidak memberikan perintah pembunuhan sama sekali! Sekali lagi kau tanya akan potong lidah sekalian gaji mu!" jawab Hazel dengan dingin dan menajamkan mata nya karna ia tak suka di tanya berulang.
"Karna kalau kau terlibat mungkin ini akan menjadi masalah besar karna dia pernah berusaha mencari tau tentang pembelian manusia yang kita lakukan," ucap Rian dengan lirih.
"Aku tak sebodoh itu," jawab Hazel singkat dan ingin langsung kembali ke kediaman nya.
Karna anak-anak nya sedang menginap di rumah sang mertua membuat nya memiliki waktu bebas bersama sang istri sebelum dua kembar nakal itu kembali dan mengacaukan malam nya.
......................
3 Minggu kemudian.
Anak lelaki itu mulai tersadar, samar ia dengar tentang perdebatan beberapa orang yang akan menjadi wali nya sementara dan membicarakan tentang asuransi diri nya yang sudah di siapkan oleh orang tua nya.
Mamah...
Papah...
Batin nya yang sangat ingin bertemu orang tua nya.
...
Setelah dua hari.
"Hua...
Huhu..." tangis nya pecah di depan makam orang tua nya yang sudah selesai melakukan pemakaman saat ia sedang kritis dan tak sadar selama beberapa minggu.
"Mamah, Papah jangan tinggalin Xavier...
Xavier mau ikut, jangan di dalam sana...
Huhuhu..." tangis nya pilu karna tak sanggup di tinggal kedua orang tua nya sekaligus.
"Sekarang kau tinggal bersama kami, aku paman mu dan dia bibi mu." ucap seorang pria pada Xavier ketika bocah itu belum selesai melihat kedua orang tua nya yang sudah tak ada di dunia ini lagi.
"Mau sama paman Robert..." ucap nya lirih karna tak ingin mengikuti pria asing yang menjadi paman nya.
Pria itu melihat ke arah istri nya dengan memberikan kode mata, ia harus cepat mengambil keponakan nya sebelum adik dari istri kakak nya datang dan ingin mengambil hak asuh, hal ini semata-mata ia lakukan demi uang asuransi yang mengikuti anak malang itu.
Xavier diam sejenak ia masih sangat merasa asing dengan dua orang yang mengaku sebagai sanak saudara nya secara tiba-tiba.
"Aku adalah adik ayah mu, jadi aku paman mu..." ucap pria itu sekali lagi, "Kau ikut dengan kami yah..." sambung nya membujuk anak malang itu.
Xavier mengangguk, ia meraih tangan yang salah yang sedang di ulurkan pada nya dan saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 228 Episodes
Comments
Pink Blossom
Syukurlah Xavier masih hidup
2023-01-22
1
Tobeli Hiatus 💞
weh ksian👀👀
2022-09-04
1
❤️⃟WᵃfAlena ⍣⃝కꫝ🎸
makin seru nih..
2022-04-08
2