Setelah hari dimana tak ada satupun pembelaan untuk nya, semua proses berjalan seperti yang di rencanakan seseorang.
Pria yang di tuduh atas perbuatan hina walaupun tak pernah melakukan hal seperti itu sama sekali.
"Lepas kak! Dia sama aku waktu itu! Kenapa gak percaya sih?!" ucap Bella berteriak dan berusaha melepaskan tangan sang kakak yang langsung mencegah nya.
"Kenapa kau peduli? Hm?! Dia menjerat mu! Pengemis itu menjerat mu?!" tanya Xeon dengan menatap tajam adik nya.
Usia mereka memang terpaut 3 tahun, tetapi begitu mendengar adik nya ingin ikut campur urusan orang lain membuat nya langsung datang bertindak karna ia tau hal ini akan merumitkan adik nya sendiri.
"Kakak pernah bertemu dengan nya?! Dia baik kak! Itu palsu! Seseorang menuduh nya!" teriak Bella di parkiran yang cukup sunyi tersebut.
"Bella!" bentak Xeon membuat gadis itu diam, "Kau tau siapa yang melalukan nya? Rick, dia yang melakukan nya dan kau juga tau kan kesepakatan perusahaan kita seperti apa?" sambung nya yang sudah mengetahui semuanya.
Bella terperangah ia tak menyangka jika sang kakak tau namun tetap mengkambinghitamkan orang lain, "Kalau sudah tau kenapa tidak di cegah?"
"Cegah?! Hanya karna orang tidak penting akan menghancurkan perusahaan yang di bangun? Jangan memulai konflik! Aku akan mengirim mu ke Kanada!"
Kalimat yang semakin membuat gadis itu tersentak, "Tidak mau! Aku tidak mau!" teriak nya dengan kencang.
"Kau pikir aku dan ayah bodoh? Kau pacaran dengan anak seperti itu! Kau tidak akan punya masa depan dengan nya! Dia bukan apa-apa!" bentak Xeon dengan keras.
Pembicaraan yang tanpa di sadari terdengar orang lain dari jauh, suatu fakta yang mengejutkan orang tersebut.
James mengepalkan tangan nya, tak pernah ada seorang anak yang ingin menjadi yatim piatu, namun karna status nya itu ia begitu di rendahkan.
Bahkan sampai harus di hadapkan dengan masalah yang akan menghancurkan masa depan nya.
Amarah nya menumpuk, tangan nya mengepal kuat. Ia pun berbalik dan menuju ruang kelas nya. Tatapan jijik dan benci yang menusuk nya setiap kali ia berjalan, di tuduh melakukan perbuatan hina walaupun tak pernah sekalipun melakukan nya.
Buak!
Satu pukulan telak melayang di wajah pria yang tengah tertawa dengan teman-teman nya, Rick tersungkur, ia terkejut setengah mati namun saat melihat James yang memandang nya penuh amarah membuat nya menyeringai.
James memang tak salah apapun, dan yang membuat Rick membenci nya hanya karna ia iri pada pria yang lebih unggul dari nya.
Rasa iri dan dengki yang berubah menjadi kebencian hingga membuat nya melakukan sesuatu yang membangkitkan sifat iblis seseorang.
"Lihat dia! Apa sekolah ini terlalu baik sampai masih membiarkan pemerk*sa tetap bisa berdiri di sini?!" ujar Rick tertawa lepas.
James semakin geram, ia pun kembali memukuli teman sekelas nya lagi, tak ada yang bisa menghentikan pria kuat itu.
Bahkan sampai Rick sudah tak sadarkan diri ia masih memukuli nya, ia bingung.
Bingung pada dunia yang memperlakukan nya dengan kejam, merenggut orang tua nya, masa kecil nya, keluarga yang ia cintai bahkan kehidupan tenang nya.
Ia hanya ingin menjalani hari nya seperti saat kedua orang tua nya masih hidup, namun tak ada satupun yang bisa memutar waktu ataupun mempertahankan agar waktu berhenti berputar.
Pihak sekolah datang dan menghentikan nya perkelahian yang lebih mirip dengan penyerangan brutal tersebut.
Sekarang tak hanya pelec*han dan pemerk*saan yang menjadi tuntutan kasus namun juga penyerangan, penganiayaan, dan percobaan pembunuhan yang di tambahkan dalam kasus tuntutan pada James.
...
Berita yang heboh dan menggemparkan pun begitu menjadi buah bibir di sekolah elit tersebut, Bella sudah mendengar nya.
Walaupun ia tak bisa menemui James namun masih ada yang bisa ia temui untuk saat ini. Gadis yang di rawat di rumah sakit karna kesehatan mental dan fisik nya setelah mengalami peristiwa traumatis.
"Kenapa kau melakukan nya? Kau tidak sadar?! Yang kau lakukan menghancurkan hidup orang lain!" ucap Bella pada gadis di depan nya.
Josie terisak, ia terus menangis segugukan.
"Ma-maaf...
Mereka mengancam ku, kalau aku tidak menurut mereka akan melakukan nya lagi...
Mereka juga membuat rekaman nya..." isak Josie saat pembicaraan nya sudah mulai tersudut dan tanpa sadar memberi tau alasan. nya.
"Ayo! Kita ke kantor polisi! Bilang sama mereka bukan James yang melakukan nya!" ucap Bella menarik tangan gadis itu segera.
Josie berteriak, ia juga ingin menyelamatkan diri nya sendiri walaupun harus menghancurkan hidup orang yang sudah menolong nya.
Bella terdiam, beberapa perawat mulai datang dan menenangkan gadis yang tengah histeris tersebut.
...
Kantor Polisi.
Bella menemui James yang di tahan sementara, tak ada pembicaraan apapun diantara kedua nya.
"Maaf...
Aku tau bukan kau yang lakukan, aku akan cari cara ag-"
"Jangan lakukan apapun, dan jangan menunggu ku." James langsung memangkas ucapan gadis itu.
Bella tersentak, karna ia tau benar jika pria di depan nya tak salah apapun.
"Jangan bicara begitu, aku...
Aku akan tetap menunggu mu, 10 tahun? 20 tahun? Aku bisa! Lagi pula kau kan tidak salah apapun!" ucap Bella memelas dengan air mata yang mulai luruh.
James tertawa pahit mendengar nya walaupun sebelum nya wajah nya tak memberikan emosi apapun, "Kau yakin? Dalam waktu selama itu akan banyak yang terjadi."
"Lalu? Apa masalah nya?!"
"Masalah nya, aku tidak berada dalam posisi yang akan membuat mu bahagia, jadi aku harap kau bisa tetap tersenyum dan jangan menangis terlalu banyak." jawab James sekali lagi.
"Aku akan ke Kanada!" ucap Bella menggertak pria itu.
"Aku harap perjalanan mu menyenangkan," ucap James memaksakan senyum nya.
"Temui aku, apapun itu temui aku. Kalau kau keluar dari sini temui aku!" ucap Bella lagi.
"Kau bicara seperti tak akan pernah pergi dari ku," ucap James dengan senyuman kosong.
"Aku memang tidak ingin, jadi setelah kau keluar, Tolong temui aku." jawab Bella lagi.
"Aku takut berharap," jawab James dengan senyuman menyedihkan di mata nya.
"Aku tak akan pergi atau mengkhianati mu, Jadi jangan khawatir!" jawab Bella lagi.
"Benarkah? Kau tak akan mengkhianati ku atau meninggalkan ku?" tanya James lagi.
"Tentu saja," jawab Bella yakin karna ia juga tak bisa melihat masa depan.
Pria itu mulai kembali menyandarkan dirinya pada satu kalimat tersebut, ia berharap penuh agar tidak di tinggalkan atau di khianati tanpa tau masa depan yang menunggu nya.
...
Tak hanya Bella namun gadis yang membuat nya jatuh ke dalam jeruji besi pun mendatangi nya.
"Mau apa kau kesini?" tanya James ketus.
"Ma-maaf..." ujar nya merasa bersalah.
"Kau pikir aku akan dengan senang hati memaafkan mu?" tanya James dengan tatapan marah.
Josie semakin menangis tersedu, "Maafkan aku, aku tak akan melaku-"
"Melakukan apa? Menuduh orang yang tidak bersalah lagi?!" ketus James langsung.
"Aku harus apa agar bisa di maafkan? Aku hanya ingin hidup dengan tenang...
Apa aku harus mati saja?" tanya nya segugukan.
"Kalau begitu kau mati saja, karna hidup mu tidak akan bisa tenang." jawab James cepat.
Josie tersentak, kata-kata itu menusuk hati nya dan membuat nya melakukan sesuatu yang di luar akal sehat nya.
.....................
Tiga Hari sebelum pengadilan di mulai.
James mulai kehilangan semangat nya, ia bukan siapapun untuk memiliki kekuatan yang melawan orang-orang dengan kekuasaan tinggi.
Hingga ada hari di mana seseorang meminta bertemu dengan nya.
"Apa maksud nya anda bisa melepaskan saya?" tanya James merasa bingung pada pria asing yang mengatakan akan melepaskan nya.
Pria itu tersenyum, beberapa bulan sebelum nya ia mendengar dari anak buah nya jika seorang pelajar memiliki kekuatan untuk melawan 7 orang bawahan nya sendirian, bahkan tak hanya itu pelajar tersebut mampu membongkar sindikat narkotika yang ia lakukan hingga membuat nya kelabakan.
"Aku bisa melakukan nya, tapi setelah itu kau harus ikuti perintah ku." jawab pria yang sudah memiliki janggut putih tersebut.
James diam, ia tak tau siapa yang datang padanya hingga ingin membuat kesepakatan yang katanya menguntungkan nya.
"Kenapa saya harus melakukan nya?" tanya James lagi.
"Kalau kau mau aku bisa membantu membalas dendam pada orang-orang yang membuat mu hingga berada di titik ini," jawab pria itu.
"Dendam? Saya memiliki banyak sekali dendam, anda yakin bisa membantu saya?" tanya James tertawa kecil karna tak percaya.
Pria tua yang memiliki tubuh tegap dan bagus itu tertawa lepas mendengar nya. Ia ingin membuat James menjadi bawahan nya karna melihat potensi besar.
Zen nama panggilan yang begitu menakutkan pada orang-orang yang bergerak di bidang ilegal, namun tak ada yang tau jika pria itu mandul dan tak bisa memiliki anak.
Maka dari itu ia mengumpulkan anak-anak yang bagi nya berbakat dan membuat pertarungan agar menentukan siapa yang terkuat nantinya dan memberikan hak waris nya.
"Keputusan ada di tangan mu, kau ingin jadi pecundang yang di remehkan semua orang atau menjadi seseorang yang tak bisa di remehkan," ucap Zen menyeringai.
James diam, ia tau akan ada harga untuk yang ia dapatkan.
"Aku akan memberi mu waktu hingga besok, sampaikan keputusan mu pada orang yang ku kirim besok," sambung Zen dan berlalu pergi.
...
James berfikir keras semalaman, tentu saja ia sangat tak terima di perlakukan seperti ini, amarah yang menggebu serta hasrat yang menginginkan pembalasan dendam dan tak lagi di injak oleh seseorang.
Akhirnya ia pun memutuskan untuk mengikuti pria asing yang baru ia temui hari itu.
...
Pemakaman.
Pria itu memakai topi dan membawa buket bunga untuk makam orang tua nya serta keluarga paman nya.
"Maaf...
Aku akan membuat mereka lebih menderita...
Aku akan membalaskan dendam Mamah, Papah, Paman, Bibi, dan juga Celine." ucap nya lirih sembari meletakkan sebuket bunga yang ia bawa untuk masing-masing makam.
"Sekarang Xavier Haider sudah mati, dia ikut dengan kalian dan aku harap kalian tetap mengingat nya sebagai Xavier yang kalian sayangi..." sambung nya lirih sembari menjatuhkan bulir bening dari kelopak mata nya.
Hari di mana ia memutuskan dan mematikan tak hanya nama namun jiwa nya sebagai Xavier Haider.
Pria yang memiliki banyak norma dan nurani itu kini telah mati, ia sudah tak ingin menjadi orang baik yang hanya di injak dan di remehkan.
Bukan ia lah yang ingin menjadi iblis namun semua orang ia temui yang menginginkan nya menjadi iblis seperti itu.
......................
2 Tahun kemudian.
Pria yang dulu nya memiliki banyak sisi hangat itu kini telah tak ada lagi, tangan yang dulu nya selalu memberi bantuan pada orang lain pun kini berlumuran darah.
James terbukti mampu bersaing dengan anak-anak yang Zen kumpulkan, persaingan yang membawa nyawa.
Membunuh atau dibunuh, kini tak ada lagi kehidupan di mata itu, James sudah membuktikan diri nya sebagai serigala patuh dan mesin pembunuh yang paling kuat.
Tak hanya di jadikan sebagai mesin pembunuh nomor satu, James juga di berikan obat-obatan dan bahkan racun sedikit demi sedikit agar tak memiliki kelemahan.
Agar tak ada satupun yang bisa menjadi kelemahan nya, bahkan Zen selalu mengatakan nya untuk tak memiliki orang yang di cintai agar tak memiliki kelemahan.
Tubuh yang di jadikan kelinci percobaan dan di latih seperti bukan layak nya manusia membuat nya tak lagi bisa merasakan emosi nya, dan dari sekian banyak anak berbakat yang di kumpulkan Zen hanya James lah yang mampu bertahan di neraka mengerikan tersebut.
Ada harga yang ia bayar untuk apa yang ia dapatkan, setiap kali ada sesuatu yang tak sesuai atau kelompok dan tempat yang tidak berhasil di kuasai James maka ia akan mendapatkan siksaan yang membuat nya berharap mati di setiap detik nya.
Namun biarpun begitu ia masih tetap mampu bertahan.
Walaupun awal nya ia masih tak bisa melepaskan seluruh hati nurani nya hingga melepaskan nyawa seorang anak remaja yang harus nya diambil jantung dan ginjal nya.
Anak yang tak memiliki nama hingga ia yang harus memberinya nama, James sendiri bahkan harus mendapatkan balasan yang begitu mengerikan karna melanggar apa yang di perintahkan, namun Zen memberikan anak tersebut karna ia sudah menganggap jika bukan pemilik makhluk bernyawa itu.
"Jangan mengikuti ku!" ucap James kesal melihat remaja berusia 17 tahun di depan nya.
"Terimakasih karna sudah menyelamatkan saya," ucap nya lirih.
"Yasudah jangan mengikuti ku!" decak James kesal.
"Tapi anda belum memberi saya nama!" jawab nya sembari terus mengikuti James yang bagi nya seperti induk ayam.
"Cari saja nama mu sendiri!" ujar James ketus.
Namun anak lelaki itu terus mengikuti James hingga membuat James merasa kesal, "Nick! Nama mu Nick! Jangan ikuti aku lagi!"
Anak lelaki itu tersenyum ia senang karna mendapatkan nama baru, "Nama lengkap saya?" tanya nya dengan mata binar.
James membuang napas kasar, "Nicholas Walker! Itu nama mu, jangan ganggu aku lagi!"
Nick Walker nama baru yang di berikan pada nya membuat anak lelaki itu tersenyum, walaupun James terus menolak nya karna tak ingin memiliki teman namun waktu membuat nya berubah.
Kini Nick yang mulai membantu nya dalam urusan penaklukan wilayah ataupun misi lain, Nick tak memiliki emosi ia hanya menuruti orang yang bagi nya sudah menyelamatkan dirinya.
Walaupun perbudakan tak ada lagi karna jaman moderenisasi namun masih ada yang hal mirip seperti itu dan anak yang tak memiliki nama itu lah salah satu contoh nya.
...****************...
Jangan lupa dukungan nya yah😘😘
Like👍👍👍
Komen 💬💬💬
Rate 5⭐⭐⭐⭐⭐
Vote 🎗️🎗️🥳🥳
Favorit ♥️♥️♥️
Hadiah 🎁💐💝
Biar othor makin semangat hihi😊😊😊
Happy Reading💕💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 228 Episodes
Comments
Anita noer
aq ngefans bnget sama james dari dulu.....dari belum tau apa yg membuat dia jdi monster.....setelah tau sejarah hidupx....aq jdi maklum kalo james so cruel sama elouise.....untungx dia ga selamax kejam dan dingin....masih ada secercah rasa cinta dihatix.....thanks God for that blessing....
2023-06-14
0
Maria fransiska sirait
oooooo..... jd itu to awal mulanya antara James and Nick..... OK lanjut thor
2022-03-04
1
ᴷ⃟²⁴❦⃝𝕸y💞hiat dulu🦊⃫⃟⃤❀⃟✵
di pupuk tuk jadi Lucifer
2022-01-05
0