Kediaman Rai.
Wanita itu menunggu di ruang tengah, ia tak tau pukul berapa sekarang namun yang ia tau jika saat ini sudah sangat larut dan sang suami belum kembali juga.
Kediaman mewah yang di sekat dan di buat seolah hanya tempat kecil untuk mengelabui nya karna ia tak bisa melihat membuat nya percaya akan semua kebohongan yang dibangun suami nya.
"Dia masih belum kembali? Jam berapa sekarang?" tanya Clara lirih pada pelayan nya yang tak pernah meninggalkan nya.
"Sudah pukul satu dini hari, Nyonya." jawab pelayan Cecil saat menatap jam dinding di ruangan tersebut.
"Rai belum ada memberitahu ku, kemana dia? Apa terjadi sesuatu?" gumam Clara khawatir.
Pelayan Cecil tak dapat mengatakan apapun karna ia juga tak tau apa yang terjadi, "Apa nyonya ingin menelpon tuan?"
"Bisa juga, aku akan menelpon nya." jawab Clara sembari meraba ponsel nya dan pelayan Cecil membantu nya.
Dering pertama berjalan namun tak ada jawaban, wanita berwajah manis itu pun tetap menelpon sekali lagi namun ia tetap tak mendapatkan jawaban.
"Bukan nya dia bilang hari ini akan pulang cepat?" gumam Clara saat ingat ucapan suaminya sebelum pergi bekerja.
"Cecil? Kau tidur saja dulu, aku akan menunggu di sini, mungkin dia sebentar lagi pulang." ucap Clara pada pelayan nya.
"Disini dingin nyonya, nanti ada sakit. Lebih baik anda istirahat di kamar saja." jawab gadis itu pada wanita yang ia layani.
"Tidak apa-apa, aku akan menunggu Rai disini. Jangan khawatir." jawab Clara tersenyum dan tetap bersih keras menunggu suami nya.
Pelayan Cecil pun beranjak pergi, ia segera menelpon sekertaris Verdi dan menanyakan dimana Presdir nya karna sang istri memaksa untuk menunggu.
"Kalau begitu sampaikan pesan jika sudah bertemu Presdir," ucap nya dari telpon pada sekertaris Verdi dan beranjak ke kamar nya.
......................
JBS Hospital.
Louis segera membawa adik nya untuk mendapatkan pemeriksaan, sedangkan Zayn dan sekertaris Verdi masih menyelesaikan sisa masalah di club' malam itu agar nanti nya tak menimbulkan sesuatu yang akan merugikan gadis itu.
Pria itu mengusap wajah nya, pikiran nya kacau. Ia merasa seperti tidak bisa melindungi siapapun.
"Kenapa dia harus dapat hal mengerikan seperti ini?" gumam Louis frustasi.
Baginya semua hal yang baik harus datang pada adik nya, adik kesayangan yang hanya boleh tersenyum dan bahagia.
Deg!
Ia melupakan sesuatu lagi malam karna ia semua kejadian yang datang tiba-tiba.
"Clara?" gumam nya sembari melihat jam tangan yang terpasang pada nya.
Louis menatap kembali pintu pemeriksaan adik nya dan berpikir jika istrinya akan tetap aman karna ia tau gadis itu masih berada di rumah.
"Bagaimana keadaan nya?" pertanyaan yang terdengar di telinga Louis dan membuat nya menoleh ke sumber suara.
"Kau sudah kembali?" tanya Louis pada Zayn yang datang pada nya.
"Hm, club' nya sudah terbakar, semua yang datang di sana waktu pelelangan sudah tidak ada lagi." jawab Zayn lirih, ia juga baru pertama kali berbuat yang seperti ini.
Louis menatap mata pria di depan nya, ia mengangkat tangan nya dan menepuk bahu pria itu perlahan sejenak, "Kau sudah lakukan yang terbaik, terimakasih."
"Memang nya apa yang sudah ku lakukan? Aku tak merasa melakukan apapun," jawab Zayn sembari ikut menyandarkan diri nya di dinding di samping Louis.
"Bukan nya ini yang pertama untuk mu?" tanya Louis lagi.
Zayn membuang pandangan nya sejenak, ini memang yang pertama untuk nya.
"Lalu kau? Kau terlihat tidak takut sama sekali." tanya Zayn saat melihat sahabat nya biasa saja bahkan ketika ia baru saja membunuh seseorang.
Louis tersadar ia menatap tangan nya yang berlumuran darah, dan mulai mentertawakan dirinya sendiri.
"Kau benar, kenapa aku baik-baik saja? Aku tidak merasa bersalah, bagi ku mereka memang harus mati." jawab nya yang tak merasakan penyesalan apapun di hati nya.
"Kau hanya perlu melindungi apa yang ingin kau lindungi jadi ku pikir itu tidak apa-apa," ucap Zayn pada Louis.
Louis tersenyum, ia menatap sahabat nya, yang ia tau dulu sahabat nya tak berbeda jauh dari adik nya yang memiliki sikap polos dan naif.
"Benarkan, kau sudah berubah." ucap Louis menatap pria tersebut.
Zayn tak menanggapi dan tak lama kemudian sekertaris Verdi datang lalu menyampaikan tentang pesan pelayan Cecil.
"Kau pulang saja, nanti akan ku beri tau perkembangan nya." ucap Zayn saat ia juga mendengar perkataan sekertaris Verdi.
Louis diam sejenak, ia menatap ponsel nya dan memang Clara sudah menghubungi beberapa kali.
"Aku akan pulang, kalau terjadi sesuatu katakan pada ku." ucap Louis yang mempercayai sahabat nya untuk menjaga adiknya karna ia tau pria itu sudah lama menyukai adik nya.
Namun karena sifat tidak peka gadis itu dan tak menganggap sahabat yang tumbuh dengan nya sebagai 'Pria' membuat nya bahkan tak pernah menyadari perasaan teman masa kecil nya.
......................
Kediaman Rai.
Louis kembali ia membersihkan tubuh nya dari semua darah yang menempel dan mendatangi istrinya.
Mata nya menatap ke arah gadis yang tengah menunggu hingga tertidur di sofa panjang tersebut.
"Kau akan tetap seperti ini kalau tau siapa aku?" gumam nya sembari mengelus dan menyibak rambut panjang tersebut.
Ia menggendong istrinya dan membawa nya ke kamar, membaringkan dengan hati-hati dan menyelimuti nya.
"Rai? Kau sudah pulang?" tanya nya dengan suara parau karna baru saja terbangun dari tidur nya ketika sang suami menyelimuti nya.
"Hm, aku disini. Kenapa kau tidak tidur dikamar? Hm?" ucap pria itu dengan lembut sembari menangkup tangan istrinya.
"Apa terjadi sesuatu? Kau lama sekali pulang nya." tanya gadis itu sembari mulai memeluk pria yang ia sadari tak jauh dari nya.
Louis diam tak menjawab, ia takut jawaban nya kan memberikan celah pada kebohongan nya. Ia mengelus kepala istrinya dengan lembut dan melihat ke arah ponsel nya sesekali guna melihat kabar tentang adik nya.
"Tidak apa-apa, tadi ada pekerjaan mendesak.
Maaf tidak memberitahu mu..." ucap nya sembari mengecup kening istrinya.
"Rai?" panggil gadis itu dalam pelukan suaminya.
"Hm?" jawab Louis yang masih memikirkan keadaan adiknya.
"Kau tidak pernah memberitahu ku tentang keluarga mu? Atau tentang dirimu." tanya gadis itu lirih.
Louis menatap ke arah wajah dengan pandangan kosong itu karna tak mampu melihat lagi.
"Aku punya satu adik, orang tua ku sudah meninggal," jawab Louis pada istrinya.
"Adik? Kenapa dia tidak datang waktu pernikahan kita? Dia tidak menyukai ku?" tanya Clara lagi.
"Tidak, dia menyukai mu. Dia senang karna kau jadi kakak nya, dia tidak datang karna sedang ada halangan saat itu." jawab Louis lagi.
"Lalu aku kapan bisa bertemu dengan nya?" tanya Clara dengan nada yang mulai semangat.
Louis sedikit bingung, pasal nya istri dan adik nya sudah sering bertemu karna kedua gadis itu berteman beda nya istrinya tidak tau jika Louise adalah adik ipar nya.
"Dia sangat sibuk, nanti akan ku perkenalkan." jawab Louis lagi.
"Apa nama nya sama seperti mu? Aku baru kali ini bertemu dengan orang yang nama nya cuma tiga huruf," ucap Clara tersenyum.
Louis tertawa canggung, ia tak pernah memberitahu apapun tentang dirinya, "Iya juga..." balas nya kaku.
Bahkan pernikahan nya pun sudah sesuai dengan rencana nya.
"Kalau surat pernikahan kita dalam huruf braille aku langsung mau coba baca nama mu, pasti mudah di cari!" ucap Clara tertawa kecil karna baginya sangat tak biasa seseorang hanya memiliki tiga huruf dalam nama nya tanpa nama lengkap atau nama bekalang.
Untung bukan tulisan braille...
Batin pria itu, karna ia merasa kebohongan nya selamat.
"Tidur, sudah malam, besok kepala mu bisa sakit." ucapnya sembari memeluk dan menepuk punggung istrinya hingga tertidur.
Sedangkan ia tak bisa sama sekali memejamkan mata nya karna masih memikirkan keadaan adik nya.
......................
JBS Hospital.
Dokter dan profesor yang memeriksa pun sudah mendapatkan hasil dan memberikan obat, dan karna Louis yang mempercayakan adiknya dengan sahabat nya membuat para dokter membicarakan tentang kondisi gadis itu.
Gadis itu sudah stabil saat ini, walaupun sebelum nya kondisi nya sempat menurun drastis karna terkejut dan fungsi jantung nya yang bermasalah.
"Hamil?!" tanya Zayn mengulang tak menyangka, ia terkejut mendapati hal tersebut.
"Benar tuan," jawab sang dokter pada pria itu.
Zayn diam sesaat ia sangat terkejut mendengarnya.
"Berapa usia kandungan nya?" tanya nya saat mulai tenang.
"Sekitar 5 Minggu tuan," jawab sang dokter lirih.
Pria itu kembali terdiam, "Waktu dia dulu di bawa di hari pernikahan memang tidak sampai di..."
Dokter yang mendengar pun mengerti dengan kalimat dan kata apa yang tak bisa ditanyakan tersebut.
"Tidak tuan, dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan indikasi pemerk*saan tempo Minggu yang lalu dan hari ini." jawab sang dokter.
"Bagaimana kandungan nya?" tanya nya lagi, sempat terlintas pikiran jahat di kepala nya ingin anak tak berdosa di perut gadis itu gugur.
"Sangat lemah tuan, tapi kami sudah memberikan beberapa obat yang sesuai untuk mempertahankan nya." jawab sang dokter.
"Kalian mempertahankan?" tanya Zayn dengan nada berbeda.
Para dokter dan profesor pun tersentak, "Apa kami seharusnya mengugurkan nya?" tanya salah satu dokter karna mengira melakukan hal yang seharusnya tidak mereka lakukan.
Deg!
Pria itu tersadar sejenak, ia merasa sangat kacau karna mengetahui kehamilan gadis itu.
Apa yang ku pikirkan? Kenapa aku berpikir seperti itu?
Batin nya yang sebelum nya ingin kandungan itu tak selamat agar tak ada tali penghubung yang semakin erat antara gadis yang ia sukai dengan kekasih nya.
Namun ia sadar, ia tak memiliki hak untuk hak itu sama sekali.
"Sebelumnya nona mengalami pendarahan karna efek obat yang tidak sesuai, dua minggu lalu nona menerima pengobatan nya namun belum di sesuaikan dengan obat untuk kehamilan." terang salah satu dokter.
Karna gadis itu memang tak memiliki tubuh yang sama dengan orang normal lain nya semenjak lahir membuat seluruh hidup nya berpenopang pada segala jenis obat-obatan.
Dan karna sang ayah yang juga melakukan segala cara untuk membuat nya bisa hidup layaknya anak sehat lain nya juga sudah mempersiapkan obat yang sesuai jika kelak gadis itu hamil.
Maka tak ada lagi yang perlu di khawatirkan selagi pengobatan nya masih berjalan lancar dan sesuai prosedur maka semua akan baik-baik saja.
"Sekarang semua sudah baik-baik saja kan?" tanya Zayn lagi.
"Kami mengambil tes darah dan masih memeriksa hasil nya, dan untuk kandungan nona Louise masih perlu sangat di perhatikan sampai dua atau tiga Minggu ke depan." jawab salah satu dokter.
Kandungan itu melemah saat sang ibu memakai obat yang belum di sesuaikan dengan masa kehamilan karna sama sekali tak tau jika dirinya hamil dan di perburuk dengan adanya kejadian yang memicu stress serta benturan kasar dari luar.
Zayn mengangguk, ia mengerti situasi nya, namun yang ia ingat Louise takut lagi dengan sentuhan setelah ia di culik di hari pernikahan Louis, tapi sekarang gadis itu hamil?
"Dia menyentuhnya walau Louise tak bisa?" gumam nya yang mencoba memikirkan apa yang terjadi.
"Jangan beri tau hal ini pada siapapun, soal Louis dan Louise nanti aku yang akan beri tau sendiri, dan jangan sampai hal ini tersebar." ucap nya sekaligus memperingatkan para dokter dan profesor.
"Dan mulai sekarang berikan obat yang sesuai untuk kehamilan nya," perintah nya lagi.
"Baik tuan!" jawab para medis tersebut.
Setelah para dokter pergi dan Louise sudah di pindahkan keruangan, Zayn pun memberi tau Louis semua keadaan tentang Louise kecuali kehamilan nya dan setelah itu menunggu di samping gadis itu.
Ia tak memberitahu tentang kehamilan gadis itu pada saudara kembar sahabat nya, karna tak ingin membuat Louis terkejut dan mungkin alasan yang terkuat nya karna rasa egois nya.
Ia takut jika Louis tau maka pernikahan antara Louise dan James akan semakin dekat dan ia belum siap untuk hal itu.
Walau cepat atau lambat pasti kehamilan gadis itu akan tetap terungkap.
Ia diam sejenak memperhatikan wajah pucat dengan luka lebam di beberapa bagian.
Tangan nya menggenggam jemari gadis itu dengan erat, ia terkejut sekaligus merasakan sakit di bagian hati nya.
Sakit yang tak bisa di definisikan karna tak memiliki luka fisik sama sekali, "Kau sangat menyukai nya yah?"
Tak ada balasan sama sekali dari gadis yang tak sadar itu, namun ia tetap menggenggam tangan tersebut dengan erat.
Gadis yang tak suka sentuhan karna pernah mengalami hal yang mengerikan itu kini sedang mengandung.
Ia merasa jika rasa suka gadis itu sudah sangat besar hingga bisa melawan rasa trauma dan memiliki hubungan dalam seperti itu.
Aku masih boleh menyukai mu kan?
Aku tidak tau cara nya untuk berhenti...
Apa menyukai seseorang memang seperti ini?
Kapan kau bisa berbalik dan melihat ku, setidaknya sekali saja?
...****************...
Jangan lupa dukungan nya yah😘😘
Like👍👍👍
Komen 💬💬💬
Rate 5⭐⭐⭐⭐⭐
Vote 🎗️🎗️🥳🥳
Favorit ♥️♥️♥️
Hadiah 🎁💐💝
Biar othor makin semangat hihi😊😊😊
Happy Reading💕💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 228 Episodes
Comments
sweetie belle
haduhh jgn dikit2 smw rahim rusak lg deh, suka bgt smw cerita kyk gt huhh
2023-12-24
0
Unii
my baby zayn 😭
2021-12-09
0
Sriwati Ika Febriana
Baby Zayn udah berani main bakar Bakaran yah...bolehlah kali senggol si Bella tu
2021-12-08
0