Kediaman Rai.
Gadis itu membasuh rambut basah nya dengan handuk sebelum mengeringkan nya, kini kediaman mewah itu semakin memperlihatkan rasa sunyi nya saat sang kakak sudah tak lagi tinggal di sana.
"Apa ke apart Zayn dulu yah? Sekalian tanya kerja sama yang kemarin, kenapa dia belum ada kasih kabar?" gumam Louise lirih.
James mengantar nya pulang siang tadi, namun ia sama sekali belum menerima kabar apapun dari teman yang ia jadikan sebagai sekertaris nya tersebut, tanpa tau jika pria nya yang sudah menghapus nya.
Gadis itu pun menuruni anak tangga setelah selesai mengeringkan rambut nya dan memakai pakaian nya.
Langkah nya terhenti saat melihat pria di depan nya, "Zayn? Aku baru mau ke apart mu tadi."
"Kenapa tidak balas pesan ku?" tanya pria itu pada gadis di depan nya.
"Pesan? Pesan apa? Kau yang tidak ada mengabari apapun, jadi bagaimana dengan kesepakatan NVI farmasi?" tanya gadis itu sembari mengambil map yang di bawa pria di depan nya.
"Sudah ku selesaikan, aku memberi mu pesan tadi pagi tapi tidak ada balasan sama sekali," jawab pria itu merasa kesal karna ia yakin jika gadis di depan nya pasti bersama kekasih nya saat itu.
"Benarkah? Tadi di ponsel ku tidak ada pesan sama sekali?" tanya Louise dengan wajah bingung karna ia memang tak melihat pesan apapun.
Zayn menghela napas nya, ia kesal lebih tepat nya kesal karna merasa cemburu.
Merasa tatapan teman nya yang berubah, gadis itu pun langsung mendekat dan menangkup wajah tampan di depan nya.
"My Baby Zayn marah yah? Jangan marah..." ucap Louise sembari memainkan pipi pria di depan nya.
"Ish! Aku bukan anak-anak lagi Louise!" ucap pria itu sembari menepis tangan yang sedang memainkan pipi nya.
Ia tau jika gadis di depan nya tak pernah memandang nya sebagai pria namun memandang nya sebagai sahabat masa kecil dan beranggapan seperti saudara.
"Iya! Iya! Sekarang My Baby Zayn udah besar," jawab gadis itu tertawa, "Kau marah? Mau keluar makan dengan ku? Aku yang traktir! Jangan marah lagi..." sambung nya sembari memegang tangan pria itu.
Zayn diam sejenak, walaupun ia tau jika gadis di depan nya tak pernah menganggap nya sebagi pria namun ia tetap tak bisa menghilangkan gadis itu dalam hati nya, ia juga tak bisa menolak apapun yang gadis itu inginkan.
"Hm, aku bakal makan banyak!" jawab Zayn dengan nada kesal nya.
"Iya, makan yang banyak! Aku kan atasan yang baik!" jawab Louise dengan senyuman nya.
......................
Sementara itu.
Bella mengernyit, ia tak yakin dengan rencana yang di berikan pada nya, ia masih ingat jika James memiliki toleransi pada beberapa jenis obat-obatan.
"Dulu dia kan pernah..." gumam nya yang merasa tak yakin, "Tapi kalau dia menjadi berhalusinasi, kalau dia gila bagaimana?" tanya nya pada pria di depan nya.
"Tidak akan gila, lagi pula pria itu kan memang sudah gila makanya bisa jadi seperti itu sekarang," jawab pria itu meyakinkan.
Ia tau hidup yang harus di jalani seseorang untuk memiliki semua kekuasaan seperti itu adalah jalan yang sangat kotor dan mengerikan, bahkan untuk menjaga kewarasan nya pasti sudah sangat sulit.
"Kenapa kau ingin dia menganggap ku sebagai jal*ng itu?! Kenapa aku harus berpura-pura menjadi dirinya?!" tanya Bella lagi, ia merasa pria nya masih sangat menyukai nya dan belum melupakan nya sama sekali.
"Kau masih tidak sadar juga? Sekarang bukan kau lagi yang dia sayangi, dia sudah memilki gadis lain." bisik pria itu menyeringai.
"Tidak! Aku yakin dia masih menyukai ku!" ucap Bella tak terima dengan perkataan pria di depan nya.
Pria itu hanya menunjukkan smirk nya dengan tatapan merendahkan karna melihat harapan penuh yang di gantungkan pada dahan yang sudah membusuk.
"Sudahlah, berikan saja itu pada nya setidaknya sehari satu kali, tapi kalau bisa kau berikan sehari 3 kali akan lebih bagus lagi," ucap pria tampan itu dan kemudian beranjak pergi.
......................
3 Hari kemudian.
"Kau sedang ada libur? Tumben bisa temani aku disini?" tanya Louise menatap ke arah pria di depan nya.
James menghela napas, tentu saja ia langsung menyusul gadis nya karna tau jika tak sedang bersama nya maka gadis itu akan bersama dengan sahabat manis nya lagi.
"James mau pakai kaca mata nya?" tawar Louise saat memegang kaca mata nya.
"Kenapa kau pakai kalau mau di lepas?" tanya James pada gadis itu.
"Tadi mau pakai sekarang tidak, kan matahari nya lagi terik!" jawab Louise singkat sembari meminum minuman di depan nya.
Pria itu tak menjawab ia hanya tersenyum melihat gadis di depan nya yang tengah merapikan kaca mata nya lagi.
"Kenapa kau lihat terus? Aku cantik?" tanya Louise sembari meminum minuman nya dan mengedipkan satu mata nya.
"Iya, cantik..." jawab James tersenyum melihat godaan gadis nakal nya, "Kau sering kesini?" tanya nya sembari melihat ke sekeliling cafe teman gadis itu.
"Sama mantan mu?" tanya Louise tiba-tiba.
James diam sejenak, ia merasa gadis di depan nya sangat sensitif dengan mantan kekasih nya, "Tentu saja, kau."
"Iya kah?" tanya Louise sembari menyipitkan mata nya seperti menilai sesuatu.
Cup!
Gadis itu beranjak condong ke atas meja dan mencium pipi pria di depan nya, "Hadiah!" ucap nya dengan senyuman sembari kembali duduk di posisi semula.
James tertawa kecil melihat nya, ia memang tak asing lagi dengan sikap mengejutkan gadis cantik di depan nya.
"Hanya di pipi, tidak di tempat lain?" goda pria itu menatap gadis di depan nya.
"Tidak!" jawab Louise cepat dengan gaya acuh tak acuh.
James hanya tersenyum, namun ponsel nya tiba-tiba berbunyi, ia pun memeriksa nya dan mengangkat nya.
"Louise, ayo kembali!" ajak pria itu pada gadis nya setelah menerima telpon.
"Tidak mau, aku masih mau disini! Mau ngobrol sama Vanya lagi." jawab Louise pada James.
"Mau ku jemput nanti?" tawar James lagi.
"Tidak usah, nanti Zayn juga bakal lewat ke sini kok, jadi aku pulang nya sama dia aja." ujar gadis itu dengan enteng sembari memainkan ponsel nya.
Mata pria itu memicing tajam dengan kepala yang terasa panas mendengar perkataan gadis itu.
"Kembali sekarang!" ucap nya sembari menarik tangan gadis itu.
Louise langsung menepis nya dengan kuat, dari dulu hingga sekarang ia tak pernah suka saat hidup nya di atur oleh seseorang.
"Sakit James!" ucap nya kesal, namun ia merasakan hawa yang berbeda dari pria di depan nya.
Cup! Cup!
Dua kecupan singkat melayang di bibir pria itu, "Aku di sini dulu yah...
Lagi pula kalau ikut dengan mu juga sama saja, kau kan sedang ada urusan..." bujuk nya dengan penuh rayuan yang menggunakan wajah cantik itu sebagai senjata nya.
"Aku mau menemui nya, bukan lebih tepat nya menemui anak itu, kau yakin tak mau ikut?" tanya James sembari menatap iris gadis di depan nya.
"Untuk apa bertemu dengan nya?!" tanya Louise langsung.
"Anak itu sakit, jadi..." ucap nya terhenti, ia bingung bagaimana menjelaskan nya, walaupun ia belum mengambil tes DNA di lab nya namun hati nya mulai goyah pada pria kecil yang sangat mirip dengan nya itu.
Louise diam, ia tau pria di depan nya masih berusaha menenangkan nya, pria itu bahkan tak menyebutkan 'Anak ku' namun 'Anak itu' pada nya.
"Yasudah aku ikut..." ucap nya menyerah dan mengikuti perkataan pria di depan nya.
Selama di perjalanan masih hening tanpa adanya pembicaraan, Louise sendiri masih belum menerima sepenuh nya anak yang di bawa mantan kekasih pria itu.
"James..." panggil gadis itu sembari menatap pria yang memakai kaos hitam dan sedang mengemudi tersebut.
"Hm? Kita hanya sebentar saja, setelah itu kembali." jawab James mengira karna gadis nya tak nyaman.
"Aku tidak mau mengurus anak itu! Aku...
Aku..." ucap nya tak bisa melanjutkan, ia bukanlah wanita lapang dada yang menerima anak luar nikah pria nya apalagi ibu dari anak itu masih mengincar pria yang ia kencani.
"Iya, aku tau. Aku juga tak akan meminta mu mengurus nya," jawab James sembari memarkirkan mobil nya ke parkiran saat mereka sudah sampai di rumah sakit anak itu di rawat.
"Kau marah?" tanya Louise lirih.
Pria itu melepas seat belt nya dan mendekat ke arah gadis cantik itu.
Humph!
Ia menautkan bibir nya, rasanya sedikit berbeda saat mencium gadis yang sedang memakai kaca mata, namun tak mengurangi rasa manis bibir gadis itu sendiri.
"Kalau mengurus anak kita, kau mau tidak?" goda pria itu dengan smirk nya saat melepaskan tautan bibir yang menyatu tersebut.
Buk!
Gadis itu memukul lengan pria tampan itu yang baru saja mel*mat habis bibir nya, wajah nya memerah mendengar ucapan tersebut.
"James!"
...****************...
Jangan lupa dukungan nya yah😘😘
Like👍👍👍
Komen 💬💬💬
Rate 5⭐⭐⭐⭐⭐
Vote 🎗️🎗️🥳🥳
Favorit ♥️♥️♥️
Hadiah 🎁💐💝
Biar othor makin semangat hihi😊😊😊
Happy Reading💕💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 228 Episodes
Comments
Pink Blossom
😍🤣
2023-01-24
1
Nyai💔
ya ampunnn louis cantik sekliiii
2022-01-05
0
🏚️🆒ᴵᶜᵉʷᵒˡᶠ👏 ⍣⃝కꫝ🎸
louise hamilkah
next thor
2022-01-04
0