Setelah mengunjungi putra nya dan melihat pria kecil itu yang tengah tertidur ia pun langsung pergi.
"James? Kau tak mau bicara dengan nya dulu?" tanya Bella yang ingin pria itu berlama-lama bersama nya sembari memandang tak suka ke gadis yang berada di samping pria itu.
"Dia tidur, biarkan saja dia istirahat." jawab James dingin dan ingin pergi.
"Besok kau bisa datang ke apart ku? Besok Al akan pulang, dia ingin bertemu dengan mu." ucap Bella sebelum pria itu berbalik.
Louise masih diam, ia tak ingin menciptakan suasana yang semakin memperkeruh namun ia mulai tak tahan dengan wanita yang terus menerus menggunakan segala macam alasan itu.
"Kau tidak membenci nya kan? Dia anak mu...
Dia selalu bertanya tentang Ayah nya, ku mohon James..." ucap Bella memelas dengan menggunakan putra nya.
Ia tau pria itu akan sangat menyayangi anak nya, karna dulu sewaktu ia hamil pria itu menjadi 10 kali lipat lebih memanjakan nya.
James diam, ia menatap ke arah Al yang masih tertidur dengan wajah pucat, namun ia merasakan genggaman tangan nya yang semakin erat dan melihat gadis di samping nya yang mulai tak nyaman.
"Akan ku pikirkan nanti," jawab nya dan berlalu pergi membawa Louise.
Ia memasuki mobil nya kembali dan memakaikan gadis itu seatbelt nya.
"Besok kita ke apart nya sebentar, kau akan ikut kan?" tanya James pada gadis itu setelah memasangkan seat belt.
Louise langsung menoleh, "Kenapa? Kenapa kau mau kesana?!"
"Kau tau kan? Dia sedang sakit jadi, mungkin kalau bicara dengan nya akan lebih baik, tadi dia tidur, jadi dia harus istirahat." jawab James yang mengatakan tentang putra nya.
Louise terdiam, semenolak apapun pria itu namun ia merasa pria di depan nya mulai menyayangi anak yang datang pada nya tiba-tiba.
"Aku lupa, dia kan anak mu." jawab Louise tersenyum pahit dan membuang wajah nya.
"Belum tentu," jawab nya, namun ia juga menyelidiki tentang hubungan Bella setelah putus dari nya.
Wanita itu tak memiliki kekasih lain nya selain dirinya, dan ia yang mulai menyukai anak lelaki yang mirip dengan nya itu pun mulai tak begitu ingin lagi untuk melakukan tes DNA ulang.
Ia mungkin sudah bertemu dengan banyak tipe wanita, namun ia juga masih menyimpan kesan tentang cinta pertama nya dan merasa wanita itu masih memiliki sifat naif dan polos seperti waktu mereka pertama kali bertemu.
......................
Apart Greenlousc
Pria itu memasuki gedung tersebut dan menuju lantai yang di tuju nya, sedangkan gadis di sebelah nya terus memperhatikan nya.
"Kenapa lihat terus?" tanya nya saat lift yang ia gunakan mulai naik.
"Kau sering ke sini, kan?" tanya gadis itu dengan mata curiga.
"Baru ini yang kedua, pertama waktu selesai tes DNA." jawab James sembari menoleh ke arah gadis yang melihat nya dengan curiga.
"Tak ada yang lain? Seperti..." tanya nya dengan penuh curiga.
Ukh!
Gadis itu meringis, pipi nya tertarik oleh cubitan pria di depan nya.
"Aduh!" ringis gadis itu memegang pipi nya.
James tersenyum, ia semakin gemas melihat pipi lembut gadis itu yang tertarik dan malah menarik pipi satu lagi nya.
"Engh...
Jame.. cudah! Acit!" ucap nya tak jelas sembari memegangi kedua tangan kekar yang mencubit nya dengan gemas.
"Yang ada di kepala mu ini apa? Hm? Jangan terlalu sering melihat drama," ucap James tertawa sembari melepaskan cubitan nya.
"Apasih?! Nama nya dia kan mantan kesayangan mu! Curiga la!" jawab Louise mendengus kesal.
Pria itu hanya tersenyum ia menarik dan menggenggam tangan gadis itu, tak ada sepatah kata pun yang membalas nya hanya dengan senyuman lembut.
"Tuh kan! Kau saja tidak membantah nya!" ucap Louise kesal dan berusaha melepaskan genggaman tangan pria itu.
"Mau bagaimana lagi, kau semakin menggemaskan kalau cemburu," ucap James tersenyum dan tetap menggenggam tangan gadis itu menautkan jemari nya dengan erat.
Blush!
"Siapa yang cemburu!" sanggah gadis itu dengan wajah memerah.
James tak menanggapi hanya senyuman yang terukir di bibir nya melihat tingkah gadis di samping nya.
...
Senyum wanita itu runtuh, ia menatap tak suka pada gadis cantik yang berada di samping pria yang ia sukai.
"Kenapa bisa sampai sakit?" tanya James membuka suara.
"Dia bermain, lalu tidak sengaja terkunci di ruangan es, jadi dia..." ucap Bella yang mulai meneteskan air mata nya.
Louise melihat nya, ia menatap sinis dan membuang wajah nya.
Ratu drama!
Decak nya menatap tangisan wanita di depan nya.
"Kalau kau tak bisa mengurusnya aku akan mengambil nya," ucap James pada Bella yang masih menyeka air mata nya.
Deg!
Mata Bella membulat, bukan ini rencana nya dan bukan ini juga yang ia mau, "Tidak! Aku bisa menjaga nya! Dia juga tidak bisa pisah dari ku!" ucap Bella segera.
James menghela napas nya, ia beranjak dari duduk nya, "Aku akan ke kamar nya, sekalian memberikan ini." ucap nya sembari menunjukkan beberapa belanjaan mainan.
"Iya...
Aku buat minum kalian dulu," ucap Bella sembari beranjak bangun.
"Kau mau ikut?" tanya James pada Louise.
Louise diam tak menjawab namun tangan nya meraih tangan pria itu dan mengikuti nya. Bella melihat semua nya.
Pria yang dulu nya hanya menatap ke arah nya, tersenyum lembut dan memperlakukan nya seperti ratu kini memandang nya dingin dan memberikan tatapan yang harus nya untuk dirinya pada gadis lain. Ia marah dan geram sekaligus.
Lihat saja nanti! Kau itu hanya mainan! Hanya pelarian!
Batin nya menatap geram ke arah Louise.
Louise mengikuti James dan menuju kamar anak tersebut, wajah pucat yang berbalut selimut serta tubuh kecil.
Mata Louise langsung membulat melihat nya, versi kecil dari pria di samping nya.
Begitu menggemaskan!
Itulah yang ada di pikiran gadis itu untuk pertama kali nya, "Dia anak mu?" tanya gadis itu tak melepas mata nya.
"Untuk sekarang, iya..." jawab James pada nya.
"Maksud nya?" tanya Louise mengernyit tak mengerti ucapan pria di samping nya.
"Daddy? Are you here?" tanya nya sembari mengucek mata nya dan melihat dengan pandangan nya yang masih samar.
"Hm...
Daddy bawa mainan, kau suka?" jawab James sembari mendekat dan membantu bocah kecil yang menggemaskan itu duduk.
"Yang di sebelah Daddy siapa?" tanya nya dengan suara kecil menggemaskan.
"Dia? Pacar Daddy..." terang pria itu pada putra kecil nya.
"Pacal? Pacal itu apa?" tanya nya dengan bingung.
"Orang yang Daddy sayangi, nanti kalau sudah besar Al juga tau kok." jawab James lagi, walaupun ia berbicara pada anak kecil namun bagi nya lebih baik mengatakan situasi yang terjadi dari pada berharap pada hal yang kosong.
"Tapi kata Mommy, Daddy cuma sayang nya sama Mommy sama aku..." ucap nya dengan nada sedih.
"Siapa yang bilang? Daddy mu kan punya aku!" ucap gadis itu yang menjahili anak lelaki menggemaskan itu yang masih berusia 4 tahun itu.
Ia memeluk James yang duduk di pinggir ranjang dari belakang, Arnold yang melihat itu pun mulai berbinar, mata nya berkaca karna ia berpikir seseorang mengambil ayah yang sangat ia ingin ia miliki.
James hanya menghela napas nya, jika seperti ini ia seperti punya dua anak bukan satu anak dan pacar nya.
"Ih mau nangis! Kok bisa imut sekali sih?" ucap Louise tertawa melihat anak tersebut sudah menunjukkan raut yang sebentar lagi akan menangis.
"Kau tak bisa berhenti mengganggu anak kecil?" ucap James dengan suara berbisik.
"Enggak! Gemesin! Kau benar-benar Ayah nya?" tanya Louise dengan tawa kecil.
Huhu...
Tangis nya mulai terdengar lirih, gadis itu mendekat, "Imut nya, mau lihat sulap?" tanya gadis itu sembari menghapus air mata bocah lelaki di depan nya.
Al pun berhenti menangis dan menatap ke arah gadis itu.
"Jangan ambil Daddy..." ucap nya lirih dengan mata yang polos.
"Kalau itu sih, tidak janji!" jawab gadis itu dengan senyuman nya, ia memang suka menganggu anak-anak yang baginya menggemaskan.
Al pun mulai cemberut mendengar nya, ia semakin menunjukkan wajah yang membuat gadis di depan nya ingin mencubit pipi nya yang terasa seperti empulan asap yang menggembul.
"Lihat ada permen kan? Sekarang..." ucap Louise sembari mengusap dan menautkan kedua tangan nya lalu kembali membuka kepalan yang berisi permen tersebut.
"Hilang! Kok bica?" ucap Al dengan mata binar dan menatap penuh penasaran.
"Sekarang permen nya di sini," ucap Louise tertawa sembari tangan nya yang seakan mengambil dari balik telinga anak menggemaskan itu.
"Wah!" ucap nya kagum dan mengambil permen yang di berikan pada nya.
James hanya tertawa, ia tau tipuan sulap mudah seperti itu yang memindahkan permen nya dengan cepat ke tangan lain.
"Ini nama nya penipuan," bisik James pada gadis itu.
"Kalau ini penipuan berarti semua dokter anak itu penipu," jawab Louise tak mau kalah.
Tentu nya ia tau tipuan seperti ini yang ia dapatkan dari semua dokter yang merawat nya dulu ketika masih anak-anak, setelah memberikan nya suntikan ataupun obat yang pahit para dokter itu akan memberikan permen atau coklat padanya dengan cara sulap seperti itu agar perhatian nya teralihkan dan tak lagi menangis.
James tertawa mendengar, gadis di depan nya memang tak terbantahkan sama sekali.
"Mau pelmen nya lagi!" ucap nya setelah permen yang di berikan pada nya habis dengan cepat.
"Sebentar Daddy ambilkan yah," ucap James sembari mengelus kepala Al dan beranjak ke ruang tengah tempat ia duduk sebelum nya.
Ia meninggalkan gadis nya dan anak nya di saat yang bersamaan, karna ia tau dengan sifat kekanakan yang di miliki Louise pasti akan membuat gadis itu cepat dekat dengan anak kecil.
Louise mengernyit, melihat beberapa bekas kebiruan di balik pakaian anak menggemaskan tersebut, "Al? Ini kenapa?" tanya nya.
Al langsung gugup, "Gak apa-apa! Al kan anak kuat!" jawab nya yang segera.
Gadis itu tak lagi bertanya adapun, ia hanya mendengarkan ocehan kekanakan dari anak di depan nya namun James tak kunjung kembali.
"Kakak panggil Daddy Al dulu yah, mau permen lagi kan?" tanya Louise pada Al yang masih asik bercerita.
"Iya! Mau!" jawab Al mengangguk semangat, tak butuh waktu lama bagi nya untuk menyukai kakak yang terlihat cantik itu bagi nya.
Louise pun tersenyum dan mencubit pelan pipi gembul Al lalu beranjak keluar.
Ia melihat James dan Bella sedang berbicara beberapa hal namun ia tak tau apa yang di katakan.
"James? Dia mau permen nya!" ucap Louise ketus dan memutus pembicaraan kedua orang tersebut.
James langsung beranjak sembari membawa bungkusan permen dan coklat yang sudah ia beli ke kamar putra nya.
Bella menatap tajam ke arah gadis itu, namun Louise yang seakan tak terasa dengan tatapan menghunus itu mendekat ke arah wanita yang jelas-jelas tak menyukai nya.
"Kau pikir dia menyukai mu?" sindir Bella dengan mata tajam.
"Lalu dia suka nya pada mu?" jawab Louise dengan santai dan mendudukkan dirinya ke atas sofa empuk tersebut.
"Sombong sekali! Kau itu cuma mainan! Kau hanya pelarian!" ucap Bella yang merasa geram dengan sikap acuh tak acuh gadis itu.
"Kalau aku mainan? Kau apa? Sampah?" sarkas gadis itu tak mau kalah.
"Kau yakin dia menyukai mu? Apa dia pernah mengatakan langsung?" ucap Bella yang geram.
Deg!
Louise terperanjat, walaupun James sekarang mulai melunak dan memperlakukan nya dengan baik namun pria itu memang tak pernah sekalipun mengatakan menyukai nya.
Tenang...
Apapun itu jangan langsung marah...
Batin nya, karna semenjak ia menduduki posisi wakil Presdir kakak nya mengajari nya untuk tak meledakkan emosi di depan lawan.
Namun yang nama nya kesal tetap lah kesal, ia berdiri dan mengambil cangkir yang berisi teh dari minuman yang sudah di buat Bella tadi.
Byur!
Akh!
Bella menjerit seketika, air yang terasa panas walaupun tak sampai membuat kulit nya melepuh namun tentu saja ia terkejut saat teh tersebut di tuangkan ke atas kepala nya.
Louise menatap tajam dan mendekat ke telinga wanita itu, "Kau tau? Di bandingkan dengan peran protagonis aku lebih menyukai antagonis, jadi lain kali hati-hati kalau mau bermain dengan ku."
Bisik gadis itu dan membuat Bella terperanjat, ia menatap gadis yang diam datar di depan nya, kemarahan gadis itu tak menggebu namun ia tetap melampiaskan kekesalan nya.
Mendengar suara teriakan James pun keluar, ia melihat Bella yang basah kuyup dan Louise yang menatap tajam dengan datar.
"Ayo kembali, urusan mu sudah selesai kan?" ucap Louise sembari menarik tangan pria itu keluar.
"James..." suara lirihan yang terdengar sayup dari Bella membuat James tak beranjak saat gadis itu menarik nya.
"Kau mau tetap di sini? Kalau kau mau tanya apa yang terjadi, aku akan jawab kalau aku tidak salah apapun karna dia yang mulai. Kalau kau tidak percaya, itu terserah mu." ucap Louise mulai melepaskan tangan nya.
Ia kesal dan masih kesal, perasaan tak nyaman yang memenuhi dada nya.
Greb!
"Ayo kita kembali," jawab James yang langsung menggenggam tangan gadis itu dengan erat sebelum Louise melepaskan nya, "Kau ganti baju mu, kalau kau juga ikut sakit aku akan membawa Al." ucap James dengan dingin pada Bella dan beranjak keluar.
Louise diam, ia menatap heran. Pria di samping nya sama sekali tak terlihat marah pada nya.
"Tangan mu merah? Kena teh nya tadi? Makanya kalau mau menyiram orang lain pakai air dingin," ucap James saat berada dalam lift dan melihat tangan gadis itu yang memerah.
Louise masih diam, antara ucapan Bella dan sikap pria itu yang beradu di kepala nya.
"Nanti kita Kompres kalau sudah kembali ke mansion," sambung pria itu sembari dengan lembut mengusap tangan halus Louise.
"Kau tak marah?" tanya Louise lirih.
"Tidak, aku kan pernah bilang kalau kau tidak boleh terluka," jawab pria itu.
Ia masih yakin jika Bella adalah gadis polos dan naif seperti awal mengenal dulu, namun ia tau jika gadis di depan nya juga memiliki sifat yang sama namun memiliki sifat impulsif sebagai bentuk pertahanan diri. Ia memang tak tau siapa yang salah dan benar namun jika gadis nya yang salah ia pun akan tetap membenarkan perbuatan gadis itu.
Karna kini hati nya semakin tertarik pada gadis di depan nya.
"Karna cuma kau yang boleh menyakiti ku?" ucap Louise yang tanpa sadar tertawa.
"Pintar nya..." jawab James sembari mengecup kening gadis itu.
...****************...
Jangan lupa dukungan nya yah😘😘
Like👍👍👍
Komen 💬💬💬
Rate 5⭐⭐⭐⭐⭐
Vote 🎗️🎗️🥳🥳
Favorit ♥️♥️♥️
Hadiah 🎁💐💝
Biar othor makin semangat hihi😊😊😊
Happy Reading💕💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 228 Episodes
Comments
Anita noer
senengkan james dpet pacar pinter kek elouise
2023-06-14
0
Nyai💔
seru niiih semngt thorrr
2022-01-05
0
🏚️🆒ᴵᶜᵉʷᵒˡᶠ👏 ⍣⃝కꫝ🎸
louise disandra oleh siapa🤔
semangat thor next
2022-01-04
0