Rosmawati sama sekali tak bisa konsentrasi menonton premier film Zombies Diaries. Fikirannya melayang kepada Maryam yang meninggalkan gedung dengan raut sedih. "Aku ikut pulang aja deh, Met," bisik Rosmawati kepada Mehmet yang saat itu kebetulan duduk di sebelahnya.
"Are you sure?" Mehmet malah bertanya dengan ekspresi tidak percaya.
Nada suara Mehmet selalu terdengar lembut, dalam, dan tentu saja hangat. Semua itu telah membuat Rosmawati menjadi terpana dengan mulut menganga. Mehmet merupakan contoh dari calon suami siaga dan bapak penyayang pastinya.
Sesaat kemudian, Rosmawati pun tersadar. Ia lalu menampar pipinya sendiri. "Mikirin apa sih, gue?" Gumamnya yang meskipun pelan, namun Mehmet masih dapat mendengarnya.
"What's the matter, Rose?" Tanya Mehmet cemas. "Jangan suka menyakiti diri sendiri! Itu merupakan hal yang tidak baik," Sergah Mehmet seraya mengusap pipi Rosmawati dengan lembut, dan seketika membuat bulu kuduk gadis itu kian meremang. Akan tetapi, bersamaan dengan itu, jiwa judesnya pun turut muncul.
"Eit! Jangan pegang-pegang! Curi-curi kesempatan, ya! Modus, ya!" Cegah Rosmawati dengan telunjuk yang lurus tertuju kepada Mehmet.
Sengaja ia mengatakan kata 'modus' dalam bahasa Indonesia. Tentu saja Mehmet hanya mengernyitkan dahi tanda tak mengerti.
"Udah, ah! Aku mau balik!" Rosmawati segera berdiri dan berjalan merambat ke dinding mirip seorang mata-mata setelah ia melewati tamu-tamu undangan yang asyik menonton film zombie galau dan melow.
"Wait, Rose! Aku berjanji pada Mary untuk mengantarmu pulang," Mehmet segera berdiri dan mengikuti Rosmawati.
Zayn Malik KW 1 itu terpaksa menarik pelan lengan Rosmawati yang masih terus melenggang keluar dari lobi gedung menuju jalan raya.
"Rose, please! I'm sorry! Aku minta maaf sudah menyentuhmu tanpa permisi. Izinkan aku mengantarmu pulang ya!" Pinta Mehmet dengan sorot mata menghiba dan penuh harap.
Rosmawati memandang laki-laki itu sekilas tanpa menjawab. Ia pun tampak berfikir dan mempertimbangkan permintaan Mehmet.
"Mark, jaga nona ini, ya! Jangan biarkan ia kemana-mana! Aku akan mengambil motorku sebentar," pesan Mehmet tiba-tiba kepada pria berseragam petugas keamanan yang sedari tadi sigap berdiri di sisi pintu lobi.
"Siap, pak!" Pria itu membungkuk penuh hormat kepada Mehmet, membuat Rosmawati terheran-heran seraya menekuk wajahnya.
Tidak berselang lama, Mehmet pun datang sambil menuntun skuter maticnya di pinggir jalan.
"Ayo, Rose!" Ajaknya dengan kalem. Tanpa banyak berkata-kata lagi, Rosmawati pun menghampiri Mehmet yang menyodorkan helm kepadanya. "Who's he?" Rose mengarahkan telunjuknya pada petugas keamanan itu.
"Oh ... just a friend," jawab Mehmet sambil tersenyum.
"Teman kok sampai menghormat begitu?" Gumam Rosmawati curiga.
"Biasalah, kemarin habis pinjam uang," kali ini Mehmet tak hanya tersenyum, melainkan meringis hingga menampakkan deretan gigi-gigi putihnya yang bersih dan tampak sangat terawat.
"Oh," ucap Rosmawati singkat sambil manggut-manggut. Sejenak, dia memandangi helm itu. Untuk sesaat ia pun berpikir, "Jangan sampai pita yang gue pake rusak karena kegencet helm si Memet!" (maksudnya helm motor ya gaes).
"Ya, sudahlah! Kalo rusak entar gue minta ganti aja sama si Memet," fikir Rosmawati lagi. Ia pun akhirnya memakai helm itu karena Mehmet telah siap menunggunya di atas skuter matic miliknya.
"Come on Rose!" Mehmet mulai tak sabar, gadis itu membutuhkan waktu yang cukup lama hanya untuk memasang helm. "Kamu belum pernah memakai helm sebelumnya ya, Rose?" Tanya Mehmet sesaat setelah Rosmawati mendaratkan pan°tatnya di atas jok belakang motor Mehmet.
"Sering dulu waktu masih tinggal di kampung. Aku mengantar emak pergi belanja naik motor pakai helm, sekalian 'ngojek'. You know ngojek?" Celoteh Rosmawati setengah berteriak, sebab Mehmet sudah melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
"Hati-hati Memet! Mimpi gue baru 30% yang kesampaian!" Tepuk Rosmawati di pundak pria itu.
"No, i don't. What is ngojek?" Sahut Mehmet sembari menoleh ke arah Rosmati sekilas. Untuk beberapa detik, Rosmawati bisa mencium bau harum dari wajah pria tampan itu, membuat ritme jantung Rosmawati sedikit tak karuan.
"Kok bisa ya, cowok mukanya wangi? Jangan-jangan dia beneran jin," batin Rosmawati.
"Ngojek is ...." Rosmawati berpikir sejenak. "Ngojek is .... kapan-kapan aku ajak kamu ke kampung halamanku aja, ya! Biar kamu tahu sendiri profesi ngojek itu apa. Susah menjelaskannya." sahut Rosmawati.
Tak disangka, Mehmet mengerem motornya secara mendadak sambil berujar, "Is that true, Rose?"
(Beneran, Rose?)
Rosmawati yang saat itu dalam keadaan tidak siap dan tak waspada, sehingga bagian depan tubuhnya menabrak punggung Mehmet. Spontan Rosmawati turun dari motor dan mengeluarkan taringnya pada Mehmet.
"Wah, bener-bener ni anak, cari mati! Dari tadi modus melulu! Abis ngusap pipi, sekarang mau nambah pengen ngusap yang lain," Omelnya.
"Hei, Mehmet! Jangan kurang ajar kau, ya!" Damprat Rosmawati penuh emosi.
"I'm so sorry, Rose! Sumpah demi apapun aku tidak berniat seperti itu. Aku hanya terkejut waktu kamu bilang mau mengajakku pulang ke kampung halamanmu," ujarn Mehmet menghiba sambil mengatupkan kedua telapak tangannya di depan dada.
Rosmawati lagi-lagi sedikit terpana. Zayn Malik KW 1 ini memiliki pesona tersendiri rupanya. Mau tidak mau, gadis itu mengangguk dan kembali menaiki motor Mehmet.
"Jangan diulangi lagi, ya!" Ucap Rosmawati.
"I won't! I promise! Aku berjanji tidak akan berbuat kurang ajar padamu sebelum kamu halal jadi milikku!" Celetuk Mehmet.
"Apa?" Seru Rose, hampir saja taringnya keluar lagi.
"M-maksudku, kalau kita berjodoh! Semoga! Aduh!" Giliran Mehmet yang memekik karena cubitan sakti Rosmawati sudah mendarat di pinggangnya.
"Nyesel aku dianterin pulang sama kamu! Udah, ah! I don't wan't to talk to you! Sekarang antarkan aku mencari Mary sampai ketemu. Seharusnya belum jauh kalau dia jalan kaki!"
Rosmawati mengarahkan pandangannya ke kanan dan kiri, mencari-cari sosok Maryam di antara banyaknya pejalan kaki. Kini fikiran Rosmawati beralih dari Mehmet yang menyebalkan kepada Maryam yang mengsad kan. Dia sudah bisa membayangkan betapa sedih dan hancurnya hati sahabatnya itu setelah Charlie mengacuhkannya.
Akan tetapi, bayangan wajah Maryam yang berduka dan nestapa terbantahkan saat dia melihat sahabat kembar siamnya itu sedang berjalan berdampingan sambil tertawa ceria di atas trotoar, bersama seorang laki-laki asing yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
"Itu dia Mary!" Seru Mehmet sembari memelankan laju motornya.
"Iya, sudah! Lurus saja, Met! Kita terus pulang saja. Sepertinya Mary tidak apa-apa," gerutu Rosmawati dengan dongkol. Dalam hati dia mengumpat, "Nyesel gue nguatirin si Munaroh. Ternyata dia sedang asyik-asyikan sama gebetan baru lagi. Tau gitu gue lanjut nonton zombie galau aja tadi!" Omel Rosmawati dalam hatinya.
Memanglah demikian adanya. Maryam berjalan berdampingan dengan pria tampan dan rupawan yang sangat mempesona, yang merupakan putra dari mrs. Harlekin. Pria yang memiliki tingkat kemiripan 99,9% dengan aktor ganteng Jamie Dornan itu, ternyata seorang pribadi yang kalem dan agak-agak misterius.
"Aku baru tahu jika mrs. Harlekin mempunyai seorang putra yang sangat tampan ... sepertimu ...." sanjung Maryam seraya tersipu kegeeran, padahal pria itu bersikap biasa saja kepadanya.
"Kamu yang bekerja di toko ibuku, kan?" Tanya pria jangkung berambut coklat tembaga itu.
"Yuhu ...." jawab Maryam dengan senyum manisnya, dengan bahasa tubuh yang terlalu dibuat-buat.
"Aku tidak tinggal dengan ibuku. Kami jarang bertemu," ucap pria tampan itu lagi dengan gaya bicaranya yang sangat kalem.
"Oh ...." Maryam pun manggut-manggut, "by the way ... my name is Mary ...." ucap Maryam seraya mengulurkan tangannya dan mengajak pria itu untuk bersalaman.
Untuk sejenak, pria itu tertegun seraya menatap Maryam. Mungkin ia merasa aneh karena ia harus bertemu dengan gadis aneh macam ini. Akan tetapi, tidak lama kemudian, ia pun membalas uluran tangan dari Maryam seraya menyebutkan namanya, "Jamie Scott ...." jawabnya dengan suara yang begitu dalam dan seksi membuat Maryam rasanya ingin menggelepar-gelepar di atas trotoar. Mereka berdua pun akhirnya bersalaman.
"Kamu tinggal di mana?" Tanya pria yang ternyata bernama Jamie. Ini sungguh luar biasa. Mungkinkah jika Jamie Dornan dan Jamie Scott adalah anak kembar yang terpisah? Maryam tertegun dan berfikir untuk sejenak, membuat Jamie ikut tertegun dan meliriknya.
"Is there something wrong, Mary?" Tanya Jamie. Wajahnya tampak serius.
Maryam menoleh. "Can* i ask you a question*?" Tanya Maryam dengan wajah ragu.
"Why not?" Sahut Jamie tanpa mengalihkan tatapannya dari Maryam.
Maryam pun mendekatkan wajahnya ke wajah Jamie Scott sehingga membuat pria itu memundurkan wajahnya. "Apa kamu yakin jika kamu adalah anak mrs. Harlekin?" Celetuk Maryam membuat Jamie Scott mengerutkan kedua alisnya. "Maksudmu?" Tanya pria tampan bermata abu-abu itu. Ia menatap lekat wajah Maryam yang saat itu masih berada tepat di hadapannya.
Untuk sejenak, Maryam pun tersadar. Ia pun segera menarik kembali wajahnya ke belakang. "Lupakan!" Jawabnya dengan sangat enteng dan kembali melanjutkan langkahnya. Ia seakan tidak peduli jika pertanyaannya telah membuat Jamie Scott berfikir keras.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
syafridawati
,semangat say saling dukung ya
2022-03-03
0
Yeni Eka
Bisa request thors. Rosmawati dan Maryam ketemu Shahrukh Khan atau Jet li
2021-10-27
2
Titik pujiningdyah
memet gowoen moleh nang kampung Ros, kenalne bapak
2021-10-17
2