Ghibah A la London

"Ceria banget, Lu! Kaya monyet yang dilempari kacang," celetuk Maryam dengan seenaknya. Ia terkenang dengan masa kecilnya saat diajak pak Jaka dan mak Odah berjalan-jalan ke kebun binatang, meskipun saat itu Maryam tidak terlalu bahagia karena pak Jaka dan mak Odah sibuk selfie berdua.

"Iya, Mun. Hari ini adalah hari paling membahagiakan dalam hidup gue," sahut Rosmawati dengan senyuman yang tak kunjung redup dari wajahnya.

"Kenapa, Lu?" Tanya Maryam lagi.

Rosmawati pun menceritakan kejadian tidak sengaja yang ia alami hari ini di kantor dengan penuh semangat.

"Aaah ... senangnya hatiku ...." Rosmawati mengakhiri ceritanya dengan senyum lebar.

Lain halnya dengan Maryam. Ia merasa hari ini terasa begitu berat baginya, sama seperti saat ia pertama kali belajar menjalani puasa di bulan Ramadhan. Saat di mana ia merasa sangat lemah, letih, lesu, dan tidak bersemangat.

"Syukur deh setidaknya salah satu dari kita ada yang bahagia," celoteh Maryam.

Seketika Rosmawati menoleh kepadanya. "Kenapa Lu? Bahasa Lu berat banget."

Maryam tidak langsung menjawab. Sesaat kemudian, tiba-tiba ia teringat akan satu hal.

"Eh ... Jem! Gue heran deh sama si Kiki, kenapa ya dia segitu bencinya sama kita? Kalo dia iri sama kecantikan kita berdua ya ... gue maklumi itu. Gue cuma takut ada alasan lain. Semoga aja dia bukan psikopat kaya di film-film," ujar Maryam dengan penuh keheranan.

"Ish ... mana ada psikopat kaya gitu. Gue rasa si Kiki tuh sebenarnya tertekan," sahut Rosmawati.

"Maksud Lu?" Tanya Maryam tidak mengerti.

"Entahlah, harus dilakukan penelitian yang jauh lebih mendalam, untuk menyatakan seseorang itu bisa dinyatakan sebagai seorang psikopat atau bukan," terang Rosmawati membuat Maryam melongo.

"Gue bahkan sempat berfikir, si Kiki itu cewek tulen apa bukan ya? Secara ya secara ...." Maryam tidak melanjutkan kata-katanya.

Rosmawati terdiam untuk sejenak. Ia tampak berfikir. "Gue juga sempat mikir kaya gitu, Mun. Kadang gue mikir kalo si Kiki tuh tertekan karena dia gagal operasi plastik, makanya dia lampiasin ke kita-kita," tutur Rosmawati.

"Apa kita cariin dia pacar aja, ya? Kita kenalin sama cowok beneran, biar dia ada pelampiasan gitu," celetuk Maryam.

"Yeee ... elu juga kagak punya pacar, T**letong! Ngapain Lu sibuk nyariin pacar buat si Kiki?" Rosmawati terus nyeroscos dan tidak menyadari jika Maryam saat itu tidak menanggapi ucapannya sama sekali.

Perhatian gadis itu justru tertuju pada seraut wajah tampan dengan kaca mata hitam, yang tengah duduk tidak jauh dari mereka berdua.

Wajah siapa lagi yang paling tampan bagi Maryam, selain wajah aa Jamie Scott yang merupakan KW super Jamie Dornan. Maryam pun terus memperhatikan setiap gerak-gerik pria itu. Bahasa tubuhnya yang indah dan begitu maskulin, terlebih ketika ia melepas blazer hitamnya hingga menyisakan sebuah kaos berwarna biru navy.

Pandangan Maryam kini tertuju pada lengannya yang bergelombang bagaikan polisi tidur. Entah bagaimana rasanya jika ia dapat menyentuh lengan sekokoh itu. Khayalannya terus berlanjut pada sesuatu yang semakin ....

"Kenapa Lu? Gue nyeroscos dari tadi sementara elu sibuk yang lain. Ada apa sih?" Tanya Rosmawati penasaran.

Maryam tidak menjawab. Ia hanya memberi isyarat ke arah di mana Jamie Scott tengah duduk dan merenung.

"Ganteng banget, kan aa Jamie?" Maryam tampak semakin berhalusinasi.

Sesaat Rosmawati pun memperhatikan Jamie Scott. Diakuinya pria itu memang sangat menawan. Akan tetapi, ia jadi teringat akan sebuah cerita dari Joyce tentang Jamie Scott.

"Eh ... Mun. Dia kan arsitek di perusahaan mr. Blake. Dia emang banyak yang naksir di sana, salah satunya kepala OB si Joyce," ucap Rosmawati membuat Maryam kembali menyudahi lamunan jorok tentang Jamie Scott. Ia pun menoleh kepada Rosmawati.

"Terus? Apa masalahnya?" Tanya Maryam.

"Masalahnya ... si Jamie tuh nolak hampir 99,9% cewek yang naksir dia, entah itu yang cakep apalagi yang jelek," jelas Rosmawati membuat Maryam merasa tertantang.

"Iya kah? Kenapa?" Tanya Maryam penasaran.

Rosmawati hanya mengangkat kedua bahunya. "Semoga aja dia bukan homo," bisik gadis itu membuat Maryam melonjak kaget dengan mata yang terbelalak.

Untuk sesaat Maryam kembali mengarahkan tatapannya kepada pria yang kini tengah duduk dengan setengah membungkuk dan meneguk minuman kalengnya. Ah ... gayanya sungguh ... sungguh amat sangat menawan.

Apa mungkin cowok segagah itu homo? Fikir Maryam.

"Zaman sekarang memang sulit dibedakan antara cowok sejati sama homo. Jadi kita mesti jeli, Mun! Jangan sampai nanti elu udah berharap taunya dia kagak demen 'martabak'. Pasti kecewa, kan Lu?" ujar Rosmawati lagi. Tak jarang sikap dan kata-katanya memang sangat dewasa.

"Jadi gue mesti gimana, Jem?" Tanya Maryam. Ada rona kecewa di wajahnya yang imut bagaikan kucing munchkin.

"Sebaiknya elu selidiki baik-baik itu si Jamie. Yakinkan dulu, dia cowok tulen apa bukan!" Saran Rosmawati lagi.

Maryam pun terdiam dan seakan memikirkan saran dari sahabat kembar siamnya itu. Ada benarnya juga dengan ucapan dari Rosmawati. Terlebih jika ia teringat dengan sikap dingin dan tak acuh yang ditunjukan oleh Jamie Scott kepadanya.

"Hmmm ... patut dicurigai itu." Gumam Maryam di dalam hatinya.

"Dah ah ... yuk, balik! Capek banget gue hari ini. Mana selesai meeting harus bersihin ulang semua ruangan lagi," ajak Rosmawati sambil meregangkan otot-ototnya.

"Emang tamu meeting hari ini spesial banget ya, Jem?" Maryam mengikuti gerak Rosmawati.

"Iya! Sheikh dari Abu Dhabi. Aku sempet ketemu juga sih, waktu dia keluar dari lift di lobby," ujar Rosmawati. Dia terlihat berpikir.

"Eh, tapi ... dia kan sempat lewat di depan gue gitu. Terus dia sempet ngelirik juga. Dia pake masker sama kacamata item. Tinggi banget, Mun!" Sambung Rosmawati dengan berapi-api.

"Yee, halu lagi ni anak! Dia kan lagi pake kacamata item, mana tau dia ngelirik lu atau nggak!" Protes Maryam.

"Feeling gue sih ga cuma ngelirik, tapi ngeliat. Dia bener-bener noleh ke arah gue, Mun!" Rosmawati berdiri lalu merentangkan tangan, kemudian memeluk dirinya sendiri. Entah apa yang ada di pikiran Rosmawati saat itu.

"Obat lu udah diminum belum sih hari ini?" Maryam mulai bosan dengan tingkah aneh Rosmawati.

"Aku bayangin wajah dia kayak apa ya, Mun! Padahal dia udah pake kacamata dan masker, loh! Masih juga keliatan cakep," mata Rosmawati berkedip-kedip seperti kelilipan.

"Iya kalo cakep, Jem! Kalo dia kakek-kakek gimana? Kan nggak keliatan mukanya," sahut Maryam sewot.

"Masa kakek-kakek badannya tinggi dan tegap gitu sih, Mun? Lagian nih, ya ... gue kayak ngerasa pernah ketemu sama sosok dia, lho! Nggak tau dimana," mata Rosmawati kini menerawang.

"Hadeehh, ketemu dalam mimpi kali! Lu kan hobi tidur," Maryam menjawab malas.

"Belum pulang, Rose?" sapaan seseorang membuat kedua gadis itu menghentikan celotehan mereka dan serempak menoleh ke arah suara.

"Mas Justin, eh ... Mr. Blake? Kok ada di sini? Why are you here?" Rosmawati tergagap, sementara Maryam hanya melongo.

"Mobilku bermasalah dan sedang diperbaiki di basement. Daripada aku menunggu di lantai bawah, lebih baik aku menunggu di sini, sambil melihat permukaan sungai Thames," Mr. Blake berjalan dengan gagah dan berwibawa menuju sebuah bangku besi yang terletak sejajar dengan bangku yang diduduki oleh Rosmawati dan Maryam.

Sorot mata kedua gadis itu tak lepas dari bos muda yang kini sedang melepas jasnya dan meletakkan di samping tubuhnya. Lalu dia melonggarkan dasinya kemudian melipat lengan kemeja hingga ke siku.

Dalam hati Rosmawati dan Maryam, mereka bersyukur mendapat suguhan seindah itu di sore yang terik ini. Air liur keduanya sudah hampir menetes, namun kedua gadis itu sigap mengelap mulut masing-masing.

"Rumah kalian dimana?" tiba-tiba pria ganteng itu menoleh pada Rosmawati dan Maryam.

"Di hatimu," sebuah gombalan kadaluarsa muncul dari bibir Rosmawati. Otaknya blank, tidak sanggup berpikir. Dia mendadak amnesia.

Di East London, Sir!" Maryam yang masih memiliki sedikit akal sehat segera menjawab.

"Oh," jawab Mr. Blake singkat. Matanya masih mengawasi kedua gadis itu secara bergantian.

Tentu saja mereka ke ge er an, apalagi Rosmawati yang sudah membayangkan macam-macam. Namun kalimat Mr. Blake berikutnya serasa menghempas tubuh Rosmawati dari awang-awang.

"Kalian pasangan yang serasi," ucap pria itu tanpa dosa.

Terpopuler

Comments

syafridawati

syafridawati

like dan fav mampir semangat

2022-03-03

1

💠 Coco 💠

💠 Coco 💠

weeehh jgn salah paham sir....mereka berdua msh normal kok,GK belok 😁😁

2022-01-07

0

Titik pujiningdyah

Titik pujiningdyah

tamu nya Mr. Blake pasti si Memet itu... eh btw kalian emang serasi sih

2021-10-22

2

lihat semua
Episodes
1 Summer Spirit
2 Sunday Vibe
3 Ingat Petuah Emak!
4 Bertemu Calon Jodoh
5 Pesona Mr. Blake
6 Bertemu Janda Hebring
7 First Date
8 Kiki, Si Tukang Usil
9 Hymne For The Broken Hearted
10 Bab Visual
11 Duo Krek Krek
12 Double Date
13 Madame Jul, The Visioner
14 Cap Cip Cup Kembang Kuncup
15 Gelo To Mellow
16 Happy Day
17 Ghibah A la London
18 Drama Tukang Obat
19 Agents Zero Zero Ten
20 Fun Night
21 Terkuaknya Sebuah Rahasia
22 Morning Glory
23 Exotic Dinner
24 Love Is In The Air
25 Is That You?
26 Balada Onta Arab
27 Fight For Love!
28 Hot Ice Cream
29 Sparkle Sparkle
30 Wonder Girls
31 Lovely Raccoon
32 Before Party
33 Bling Bling Heart
34 Diculik Charlie Manfred
35 Mumun's First Kiss!
36 You Don't Know You're Beautiful
37 Hot Hot Night
38 About Justin Blake
39 About Justin Blake Part Two
40 Perseteruan The Next Level
41 Mary The Rising Star
42 Poor Mary
43 Shock Therapy Untuk Rosmawati
44 Should I Give Up?
45 Bucket Bunga dan Old Trafford
46 Something Different
47 Rose in Action
48 Bye Bye Happiness
49 Pengangguran Cantik
50 Kegalauan Charlie
51 Patah Hati Berjamaah
52 Arabian Prince
53 Titik Balik Maryam
54 Wawancara Pilu
55 All About Memet
56 Make Over Day
57 Say Goodbye to Mrs. Harlekin
58 Sweet Kiss
59 Hari Pertama yang Penuh Duka
60 Pengakuan Jamie Scott
61 Bye Bye London
62 Welcome Birmingham
63 Jodoh untuk Kiki
64 Menyambut Masa Depan
65 Day Two to Work
66 Sepucuk Maaf Untuk Rose
67 My Passion My Adventure
68 Mellow Day
69 Patah
70 Kearifan Lokal
71 Cross Paths
72 Gara-gara Ahmad
73 Mengejar Cinta
74 Menantu Tampan
75 Pelakor Solehah
76 Pelakor Solehah Part Two
77 Balada Malam Pertama
78 One Step Closer
79 Pertemuan Manis
80 Kebelet Kawin
81 Sweet Mehmet
82 Sah?
83 Gagal Maning
84 MUA Julid
85 Akhirnya ....
86 Kilauan Boxer Spongebob
87 Saingan Tangguh
88 Tetangga Baru Nehi-Nehi
89 Cemburu Membara
90 Orestes Beraksi
91 Girl's Business
92 Lebah Kecil
93 Suami Paling Handsome
94 Nostalgia Bersama Kiki
95 Kejutan Manis
96 Balada Ibu Hamil
97 Oleh-oleh Dari Liverpool
98 Provokator di Meja Makan
99 Kehebohan di Udara
100 Happy Ending
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Summer Spirit
2
Sunday Vibe
3
Ingat Petuah Emak!
4
Bertemu Calon Jodoh
5
Pesona Mr. Blake
6
Bertemu Janda Hebring
7
First Date
8
Kiki, Si Tukang Usil
9
Hymne For The Broken Hearted
10
Bab Visual
11
Duo Krek Krek
12
Double Date
13
Madame Jul, The Visioner
14
Cap Cip Cup Kembang Kuncup
15
Gelo To Mellow
16
Happy Day
17
Ghibah A la London
18
Drama Tukang Obat
19
Agents Zero Zero Ten
20
Fun Night
21
Terkuaknya Sebuah Rahasia
22
Morning Glory
23
Exotic Dinner
24
Love Is In The Air
25
Is That You?
26
Balada Onta Arab
27
Fight For Love!
28
Hot Ice Cream
29
Sparkle Sparkle
30
Wonder Girls
31
Lovely Raccoon
32
Before Party
33
Bling Bling Heart
34
Diculik Charlie Manfred
35
Mumun's First Kiss!
36
You Don't Know You're Beautiful
37
Hot Hot Night
38
About Justin Blake
39
About Justin Blake Part Two
40
Perseteruan The Next Level
41
Mary The Rising Star
42
Poor Mary
43
Shock Therapy Untuk Rosmawati
44
Should I Give Up?
45
Bucket Bunga dan Old Trafford
46
Something Different
47
Rose in Action
48
Bye Bye Happiness
49
Pengangguran Cantik
50
Kegalauan Charlie
51
Patah Hati Berjamaah
52
Arabian Prince
53
Titik Balik Maryam
54
Wawancara Pilu
55
All About Memet
56
Make Over Day
57
Say Goodbye to Mrs. Harlekin
58
Sweet Kiss
59
Hari Pertama yang Penuh Duka
60
Pengakuan Jamie Scott
61
Bye Bye London
62
Welcome Birmingham
63
Jodoh untuk Kiki
64
Menyambut Masa Depan
65
Day Two to Work
66
Sepucuk Maaf Untuk Rose
67
My Passion My Adventure
68
Mellow Day
69
Patah
70
Kearifan Lokal
71
Cross Paths
72
Gara-gara Ahmad
73
Mengejar Cinta
74
Menantu Tampan
75
Pelakor Solehah
76
Pelakor Solehah Part Two
77
Balada Malam Pertama
78
One Step Closer
79
Pertemuan Manis
80
Kebelet Kawin
81
Sweet Mehmet
82
Sah?
83
Gagal Maning
84
MUA Julid
85
Akhirnya ....
86
Kilauan Boxer Spongebob
87
Saingan Tangguh
88
Tetangga Baru Nehi-Nehi
89
Cemburu Membara
90
Orestes Beraksi
91
Girl's Business
92
Lebah Kecil
93
Suami Paling Handsome
94
Nostalgia Bersama Kiki
95
Kejutan Manis
96
Balada Ibu Hamil
97
Oleh-oleh Dari Liverpool
98
Provokator di Meja Makan
99
Kehebohan di Udara
100
Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!