Kediaman Aither - Kerajaan Armis
Hari-hari setelah percakapannya dengan Richard malam itu, Marni lalui dengan tenang. Ia tidak membuat tindakan yang signifikan sama sekali. Aktivitas favoritnya adalah membaca buku di perpustakaan.
Siang ini pun Marni menghabiskan waktunya di ruang baca untuk meminum teh yang dicampur dengan susu sambil melihat William yang tenang membaca buku di sampingnya. Ia mengalihkan pandangannya ke taman yang ada di depannya. Taman yang dipenuhi dengan bunga mawar merah hingga harumnya terbawa oleh angin dan membalut lembut Indra penciuman Marni.
Ia tidak tahu kemana takdir menuntunnya, ia juga bukan orang yang ambisius untuk mencapai sesuatu dalam hidup. Tetapi, satu hal yang ingin ia tahu sekarang yaitu keadaan nenek dan pengikut klan Arkhaya yang lain. Hal itu, bisa ia capai dengan mudah asal ia bisa menggunakan salah satu kemampuan yang ia punya. Sayangnya, William membatasi semua kemampuannya.
Kali ini, Marni merencanakan untuk membuat William meminum darahnya sehingga William tertidur. Setelahnya ia akan mencoba menggunakan sihir atau kemampuan pelacak pengikut Arkhaya. Ia berharap rencananya berhasil.
"Willy..."
"Apa?" William menengadahkan kepalanya lalu menatap Marni penuh tanya.
"Apa kau ingin meminum darahku?"
"Willy tidak lapar. Willy tidak harus minum darah setiap hari atau setiap minggu. Willy cukup minum sebulan sekali. Emmm.... tapi kalau Marilyn ingin Willy minum, walaupun Willy tidak lapar tetap Willy akan minum. Kata mama, laki-laki harus nurut sama wanita yang mereka suka hehehe..." kata sambil tersipu malu.
Marni yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala. Ia ingin tahu sebenarnya apa yang ada di dalam kepala William. Kemudian Marni menggendong William dalam pelukannya, "minum sekarang?"
"Turunkan Willy, Marilyn!!!" jerit William kemudian menjauh dari Marni setelah di lepaskan.
"Kenapa?" Marni heran dengan tingkah William.
"Guru bela diri bilang pada Willy, kalau Willy tidak boleh digendong lagi. Willy udah besar, Willy bakal yang gendong Marilyn!"
"Tapi William, kamu masih kecil?" perkataan yang berasal dari logika Marni pun tanpa sengaja menyadarkan William. Membuat William untuk pertama kalinya dalam 300 tahun hidup, ia merasa gelisah akan fisiknya yang masih seperti balita.
"Ahhhh!!!!!!!!!!!!!!" kepala William terasa sakit membuat ia berteriak keras hingga ia tidak sadarkan diri. Marni yang bingung dengan keadaan akhirnya ia memeluk William dan membawanya untuk beristirahat di kamar tidurnya. Kemudian memberitahu Alex melalui telpon kabel yang berada di ruangan.
...☘️☘️☘️...
"Damian, bagaimana keadaan Willy?" tanya Richard pada dokter yang merupakan seorang vampir yang mempelajari ilmu pengobatan ratusan tahun.
"Tuan muda memiliki darah percampuran antara vampir murni dan vampir hybrid berdarah beastmen sehingga membuat pertumbuhan Tuan muda terpengaruh dari beastmen. Dalam tahap hidup beastmen akan mengalami masa transisi menuju masa kedewasaan dan itulah yang sedang Tuan muda lalui," kata dokter dengan penuh hormat lalu ia mengalihkan pandangannya pada Marni, "apa Anda yang bernama Marilyn?"
"Benar, ada apa?"
"Tuan muda begitu gelisah dan terus memanggil nama Anda. Sebaiknya, Anda menemani Tuan muda agar proses transisi ini berjalan dengan lancar..."
Richard menatap Marni kemudian bertanya, "apa kau bersedia?"
Marni mengiyakan tanpa berpikir lebih jauh. Ia memasuki kamar tidur William dan melihat wajah William yang gelisah di ranjang.
"Hei, tenanglah...." kata Marni sambil mengusap-usap lembut kening William. William yang setengah sadar merasakan hawa kehadiran Marni pun mulai tenang walaupun keningnya masih berkerut karena menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.
Marni yang merasa kantuk pun, akhirnya tertidur di samping William. Tanpa Marni sadari tubuh William mulai menunjukkan perubahan yang signifikan, mulai dari pertumbuhan tinggi badan hingga pertumbuhan rambut yang kasat mata. Ketika Marni terbangun dari tidurnya dan ingin pergi ke kamar mandi, ia teriak begitu keras akibat terjatuh dari tempat tidurnya. Ia yang setengah sadar akibat baru bangun tidur menjadikan Marni kurang waspada alhasil ia tersandung oleh rambut yang begitu banyak.
Klek, suara pintu terbuka.
"Ada apa?" tanya Richard yang memasuki ruang bersama dengan Alex.
"Maaf membuat keributan pagi-pagi. Aku kaget tersandung rambut," kata Marni sambil mengelus pantatnya yang sakit.
Richard yang melihat Marni yang masih terjebak dalam untaian rambut William pun membantunya untuk bangun. Alex yang melihat ruangan terlalu gelas untuk manusia biasa pun membuka satu lapis tirai jendela.
Ketika cahaya mentari pagi mulai masuk, Marni dan Richard tertegun melihat sosok yang tertidur di ranjang.
"Alex, panggil dokter Damian," perintah Richard ketika ia tidak yakin apakah keadaan Richard termasuk dalam kategori baik atau buruk.
Tidak butuh waktu lama dokter Damian datang sebab dokter Damian yang sengaja menginap di mansion untuk memantau William. Richard dan Marni menunggu di sofa dalam diam agar tidak mengganggu proses pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter Damian.
Sewaktu pemeriksaan selesai, dokter Damian akhirnya menghampiri mereka dan berkata pada Richard, "kondisi Tuan muda sudah stabil, tinggal menunggu siuman. Setelah sadar kita dapat melakukan pemeriksaan secara lebih menyeluruh untuk memastikan lagi kalau pertumbuhan organ dan fungsi tubuh berjalan dengan baik, Tuan."
"Baik, terimakasih atas kerja kerasmu, Damian. Beristirahatlah Damian dan Marilyn juga sebaiknya membersihkan diri di ruang tamu dulu. Biar Alex membersihkan William di sini," kata Richard saat melihat pakaian putranya yang hancur dan rambutnya yang panjang memenuhi seluruh ranjang.
...☘️☘️☘️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
DEBU KAKI
lanjut Thor
2022-02-20
2
Aris Pujiono
yuk lanjut yuk
2022-02-07
5