450 Tahun Kemudian - Sebuah Gua di Pengunungan Kerajaan Armis
Banyak hal silih berganti dan berubah di peradaban manusia mulai menjajaki era baru yang bernama era modern setelah melalui waktu 450 tahun sejak Marni bertapa. Namun, di sisi lain tepatnya di gua tempat pertapaan Marni tidak nampak perubahan signifikan.
Gua terpencil terletak di antara pegunungan berbatu perbatasan Kerajaan Armis, tidak ada jalan setapak untuk mencapai mulut gua. Kalau seorang manusia ingin kesana maka jalan satu-satunya adalah memanjat bebatuan pegunungan. Tetapi untuk menemukan lokasi di mana tepatnya mulut gua itu berada tidak akan mudah. Sebab, penghuni gua saat ini memasang formasi perlindungan yang membuat kamu tidak dapat menemukannya sama sekali. Tidak hanya itu saja, di sekeliling gua diberikan mantra penyegel sehingga tidak dapat dimasuki bahkan nyamuk sekalipun.
Sayangnya, semua itu tidak berlaku untuk seorang anak lelaki berambut putih yang sudah menangis selama satu jam lebih di mulut gua. Sepertinya ia pun tidak ada keinginan untuk menghentikan tangisannya di beberapa jam yang akan datang.
Mata Marni yang tertutup ratusan tahun pun terbuka. Keningnya berkerut kesal. Walaupun ia sudah dapat mengendalikan kekuatan mana dan qi dalam tubuh keturunan Arkhaya tetapi ia masih harus berjuang untuk menaikkan level kultivasinya. Namun, ia harus terbangun oleh tangisan anak kecil yang sangat menggangu.
Marni berjalan dari ruang kuktivasinya menuju mulut gua. Siapa yang berani-beraninya masuk tanpa izin dan bagaimana bisa masuk dengan segala segel dan formasi yang ia buat, bahkan akan selalu diperbarui oleh anak buah neneknya setiap tahun.
"Bisakah kamu berhenti menangis?" kata Marni sambil memijat keningnya, ia berjalan menuju anak kecil yang menangisi sesuatu yang ia tidak mengerti.
"Hiks.... hiks... hiks.... hik...." antara kaget dan keinginan untuk patuh berhenti menangis malah membuat anak kecil berambut putih itu menjadi cegukan.
Marni menghela nafasnya, tadi ia terganggu dengan tangisan dan sekarang ia terganggu dengan bunyi cegukan yang tidak bisa ia hentik hanya dengan perintah. Melihat kondisi anak kecil yang hanya setenggi lututnya yang terlihat compang-camping, membuat Marni lebih sabar dari sebelumnya. Marni memilih posisi duduk dan memberikan kode pada anak kecil yang tak tahu asalnya itu untuk duduk di sebelahnya. Kemudian ia menjentikkan jarinya dan muncullah kantung air di udara kosong seketika, "Ini minum dulu..."
"Terima kasih tapi aku lapar..." katanya sambil mengembalikan kantung air pada Marni. Ketika Marni menatap anak kecil itu dari dekat, ia tersadar bahwa anak itu mempunyai mata merah, gigi taring yang tajam, kulitnya juga begitu pucat dan Marni mencoba memusatkan penglihatannya ke jantung anak itu yang ternyata sama sekali tidak berdetak.
"Makan apa? Darah?" Marni bertanya dengan enteng.
"Kantung darah golongan O, apa kau punya? Aku mau itu..." anak kecil itu menatap dengan penuh harapan.
Dugaan yang ia sangka ternyata benar. Marni lupa bahwa ia berada di dunia fantasi di mana kemungkinan sangat besar bertemu makhluk hidup dari dunia fantasi, contohnya seperti yang di depannya ini.
"Kamu vampir?"
"Emmmm.... bisakah kau merahasiakannya? Mama bilang aku tidak boleh memberitahu siapapun kalau aku vampir," kata anak itu.
"Oke, ngomong-ngomong aku gak punya kantung darah. Tapi apa kamu mau mencoba darahku?" Marni memunculkan pisau belati kecil dari space ring-nya, lalu menggoreskan pada tangannya.
Pertamanya anak itu kaget tetapi dengan nalurinya, ia segera menghisap darah milik Marni, "ah...humpp mmm...."
"Namaku Marilyn, siapa namamu?" tanya Marni setelah memberikan nama palsu tanpa berkedip.
"Mmmm ah... namaku Willy, darahmu enak sekali seperti memberikan rasa hangat dan kekuatanku seperti telah kembali..." anak kecil itu memejamkan matanya setelah selesai meminum darah Marni. Lalu seketika itu rambutnya berubah warna dari putih menjadi coklat tua, kulitnya pun berubah menjadi lebih gelap, dan ketika ia membuka mata perubahan yang mencolok pun terjadi pada warna merah bola matanya berubah menjadi sebiru samudera.
"Sekarang aku bisa kembali ke wujud yang mama ajarakan...hehehe..." ia tertawa kecil sambil melihat Marni. Marni yang mengamati detail wajahnya pun, menemukan gigi taring anak itu juga berubah menjadi gigi susu seperti tersusun rapi dengan bentuk yang sama dengan giginya yang lain.
"Gigimu bagus, seperti biji timun..." puji Marni.
"Ah... terimakasih. Aku selalu merawatnya karena kata mama kalau vampir sampai ompong itu seperti burung tanpa sayap dan ikan tanpa sirip hehe..." Willy membanggakan usaha merawat giginya.
"Kenapa kamu bisa masuk di dalam gua ini?" tanya Marni sambil mengamati segel dan formasi yang ternyata tidak rusak tapi kenapa tidak menandakan bunyi bahwa penyusup masuk.
"Aku sedang berkemah dengan teman-temanku tetapi kemudian ada serangan tiba-tiba. Pengasuhku menyuruhku masuk ke dalam hutan walaupun begitu aku masih saja dikejar oleh orang-orang berbau anjing. Mereka banyak sekali. Aku terpojok di tebing jurang dan aku terjatuh, untungnya aku masih berpegang pada bebatuan. Kemudian ketika mendaki untuk menuju ke atas, aku melihat ada sebuah gua. Kalau aku naik ke atas sekarang mereka pasti masih menungguku. Jadi, aku bersembunyi di gua ini."
"Willy, apa kamu tidak merasakan ada sesuatu yang membuatmu tidak bisa masuk ke dalam gua?"
"Mmmmm... tidak?"
Marni yang bingung dengan keadaan pun, ingin mencoba menghubungi nenek Mariana. Tetapi sebelum terjadi hal yang tidak ia inginkan, ia membuat sebuah batu dengan sihir elemen duplikasi untuk menutup mulut gua dan memasang segel tambahan. Merasa puas dengan hasil karyanya, Marni pun berjalan ke dalam gua.
"Eh Marilyn... jangan tinggalkan aku sendirian..." kejar Willy dengan langkah kecilnya.
...☘️☘️☘️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
DEBU KAKI
manteb
2022-02-20
2
Aris Pujiono
marni jadi sakti nie..
2022-02-04
5
anggita
vampire., darah O..😓
2022-01-08
5