Pesta Kemenangan

Hutan Hujan - Perbatasan Wilayah Afreda

Sore yang cerah dengan udara sejuknya hutan, Sebastian berjalan bersama Aron yang berlumuran lumpur karena mengejar hewan buruannya yang diambil oleh serigala hutan. Suasana damai hutan yang jarang mereka rasakan membuat mereka bahagia.

"Kau ini ada-ada saja. Kenapa juga kamu kejar. Serigala itu hidupnya berkawanan, tindakanmu tadi berbahaya Aron!" keluh Sebastian.

"Ya ya ya... Aku mau ke sungai dulu. Titip ini bawa ke rumah," jawab Aron santai sambil melempar bawaannya ke Sebastian.

Aron lari ke sungai yang tidak jauh dari pondok persembunyian dan Sebastian memasuki pondok persembunyian dengan bawaan di punggungnya dan di depan dadanya. Ia memikirkan persiapan pesta kecil mereka satu per satu sambil melepas sepatunya.

"Buah ada, sayuran ada, daging kelinci dan ayam hutan ada. Oh, kita perlu bikin jus." ujar Sebastian pelan. Kemudian ia menyapa Nona Mariana dan dua remaja yang duduk santai di ruang keluarga. Melihat Mark dan Lucas yang merupakan tenaga bantuan untuknya, ia pun memulai persiapan pestanya.

"Hei, Mark! Tumbuk buah beri ini kemudian tambahkan air. Kamu juga Lucas buat air menjadi es seukuran dadu, okay?" perintah Sebastian sambil membawa panenan yang ia dapat dari hutan menuju dapur.

"Siap, Wakil Ketua!" jawab Mark dan Lucas dengan sigap.

Mereka sibuk di dapur dengan membuat minuman dan menguliti daging buruan. Mariana juga ingin ikut membantu mereka namun karena dia hanya roh tanpa raga maka tidak ada yang bisa ia lakukan kecuali memberi semangat kepada mereka.

"Ngomong-ngomong Nona, apa Nona tidak akan memanggil cucu Nona kemari?" tanya Lucas yang penasaran dengan cucu Nona Mariana.

"Maksudmu Marni?" jawab Mariana sekenanya sebab ia sedang takjub melihat kecepatan Sebastian memotong sayuran.

"Iya, apa tidak apa kita berpesta tanpa cucu Nona? Apa ia tidak akan sedih dan merasa terasingkan?" sahut Mark yang sibuk menghancurkan buah beri dengan sihirnya.

"Ah Kamu benar juga. Coba aku telepati dia dulu..." Mariana tersadar akan pentingnya perkataan pengikut klan Arkhaya pun, mulai memusatkan pikirannya untuk terhubung dengan Marni.

...☘️☘️☘️...

Portal sihir muncul tidak jauh dari posisi Aron berdiri. Ia sudah siap kuda-kuda untuk menyerang bila saja yang muncul di depannya musuh atau moster. Namun, kewaspadaan Aron menurun ketika yang muncul adalah dua remaja yang sudah ia anggap sebagai anak sendiri.

"Sir Aron!" Yu Qin melambaikan tangannya lalu berlari kearah Aron dengan Yu Gi yang berjalan santai di belakangnya.

"Baru pulang sesore ini? Kalian belanja menggunakan portal sihir sampai ke ibu kota kah? Lambat sekali? Tergiur dengan makeup atau minyak wangi keluaran terbaru dari toko Atelier lagi?" ledek Aron yang sedang berjalan sambil mengeringkan rambutnya yang basah.

"Hmmp, Siapa bilang. Ah, tapi kalau dipikir-pikir! Ini adalah hari keluarnya produk musim semi toko Atelier! Arrrghhhh, aku melewatkan. Sayang sekali..."

Tak!

Sentilan di dahi Yu Qin pun didaratkan oleh Aron sambil melenggang ke dalam rumah, "Nanti kalau posisi kita sudah aman. Kamu bisa berbelanja sepuasnya. Sekarang masuk dulu, Cepat"

"Hoiii Sir Aron, kau terlalu kejam. Auh, Nona Mariana! Sir Aron melakukan kekerasan kepadaku huhuhu...." keluh Yu Qin ketika melihat Mariana menyambut mereka.

"Heh! Bumbum yang sudah ditunggu-tunggu datang juga! Kemana saja kamu! Tau gak berapa lama kita nungguin kamu, Heh...." Lucas mengapit Yu Gi yang bermuka datar. Lalu Mark menghampiri mereka bukannya memisahkan mereka tetapi hanya datang merebut barang bawaan Yu Gi untuk dibawa ke dapur.

"Ada hal genting terjadi di ibukota yang berkaitan dengan klan Arkhaya..." jawab Yu Gi datar tetapi suara telepatinya terdengar dengan jelas di kepala mereka semua termasuk Mariana.

Aron yang sedang mencari kardus permainan milikinya pun mengehentikan pencariannya. Ia dengan tenang memerintahkan mereka untuk berkumpul. Sebagai pemimpin diskusi, Aron mulai berjalan ke meja makan dan duduk di kursi bersama anggota yang lain. Yu Gi dan Yu Qin mulai menceritakan apa yang mereka temukan beberapa kota dan ibukota.

"Apa ini mungkin perbuatan cucumu, Nona Mariana?" tanya Lucas ceplas-ceplos yang akhirnya ditegur oleh Aron, "Lucas, ngomongnya yang sopan."

"Tidak apa, Aron. Aku tidak begitu yakin. Kalau di dimensi modern yang aku jelajahi melalui ruang dan waktu, aku tidak pernah melihat kekuatan santet bisa membuat orang menjadi debu. Efek maksimalnya adalah merusak organ tubuh, otak atau saraf objek yang dituju sehingga mereka ketakutan, stress, marah, atau merasa diri mereka terkena kesialan yang bertubi-tubi. Tidak ada yang membuat objek berakhir menjadi debu," ujar Mariana sambil terus menelusuri memorinya.

Tiba-tiba ketika mereka akan berkomentar dengan spekulasi yang lain, ada fluktuasi sihir di depan mereka. Mereka bersiap satu sama lain, melalui kode mata Aron memberikan aba-aba.

Portal sihir dengan mana yang mereka kenal tetapi tampak asing. Sedikit demi sedikit mulai sempurna dan muncullah sosok yang familiar walaupun mereka tidak mengenalnya.

"Ma-marni?" tanya Mariana ragu dan dijawab anggukkan oleh Marni. Marni berjalan menuju kursi kosong yang tersisa.

"Mukamu berubah?"

"Berubah? Aku bahkan tidak menyadari karena baru saja kembali kebentuk semula gara-gara panggilanmu tadi," ujar Marni cuek.

"Struktur wajahmu berubah seperti wajahmu di dunia modern, tetapi warna bola mata, warna rambut, dan warna kulitmu tetap seperti milikku dulu. Seolah-olah kau ini benar-benar cucuku, Ooops maaf. Maksudnya kau ini cucuku tapi seperti emm kita cucuku sedarah gitu hehehe..." kata Mariana dengan gugup.

"Mungkin karena berakulturasi?"

"Ck. Kamu kira budaya. Ada apa dengan kosakatamu... Ah ya! Apa kamu yang bikin orang-orang jadi debu?" tanya Mariana setelah ingat apa yang sedang mereka bicarakan.

"Em ya, awalnya aku ingin menyiksa mereka dengan santet tetapi aku terlalu malas jadi aku langsung menggunakan sihir percepatan waktu pada mereka. Aku ingat manusia itu berasal dari tanah maka jika kita percepatan perubahan mereka...."

"Ahhh! Akhirnya mereka jadi debu!!!" sahut Yu Qin.

"Maafkan saya menyela Nona, tetapi apakah bisa menggunakan sihir seperti itu dari jarak jauh? Ataukah, Nona menemui mereka satu per satu?" tanya Aron.

"Kau menemui mereka satu per satu?! Heh! Itu berbahaya Marni!" Mariana tersadar dengan bahaya yang Marni hadapi.

"Tenanglah Nenek Mariana, aku tidak menemui mereka satu per satu. Membayangkannya saja sudah membuatku lelah," jawab Marni enteng.

"Ah, jadi mungkin melakukan sihir merubah orang jadi debu dan membuat petir terus suara berhari-hari itu dari jarak jauh?" Yu Qin mencoba menyimpulkan semua kejadian ini.

"Ta-tapi apa Anda baik-baik saja, Nona? Sihir semacam itu membutuhkan banyak energi mana kan? Apakah tubuh Anda baik-baik saja? Bolehkah saya memeriksa Anda?" tatapan khawatir Sebastian pada Marni.

"Jangan berlebih-lebihan, aku baik-baik saja. Darah klan Arkhaya itu kan sudah digariskan overpower dalam bakat sihir dan kontraktual," jawab Marni tetapi Sebastian tetap menatapnya dengan penuh kekhawatiran hingga akhirnya Marni menghela nafas, "Oke, nanti kau boleh memeriksa kesehatanku. Puas?"

"Marni sayang, jangan galak-galak. Maksud Sebastian itu baik."

"Ugh. Nenek, jangan panggil aku seperti itu."

"Sini peluk Nenek dulu...." Mariana mulai memeluk Marni walaupun ia sebenarnya menggabungkan kedua lengannya seolah-olah memeluk Marni. Bagaimana pun Mariana itu hanya roh yang bisa menembus raga Marni.

"Menjauh-menjauh dariku!!!" Marni mencoba menyingkirkan Mariana tetapi tangannya malah menembus Mariana tanpa menyentuh apapun.

"Maaf menyela lagi Nona, tetapi bagaimana Anda melakukan semua rangkaian balas dendam ini? Bagaimana pun Anda hanya seorang diri dan musuh hampir mencapai 500 orang dengan sepertiga dari mereka adalah kalangan aristokrat dan imperial?" tanya Aron penuh dengan analisis di otaknya berkat data yang ia terima dari Yu Qin dan Yu Gi.

"Aku menggabungkan teori sihir percepatan waktu dalam ingatan Nenek Mariana dan teori santet amatiran yang aku pelajari dulu, lalu membuat beberapa percobaan kecil untuk membuat petir, hujan buatan, suara gema. Setelah itu aku membuat skenario seolah-olah kita membuat pengorbanan dengan darah seluruh klan Arkhaya tersisa sehingga terbesit di benak mereka bahwa kita sudah lenyap seutuhnya bersama musuh kita," jawab Marni sambil mengingat-ingat apa saja ia kerjakan beberapa bulan yang lalu.

"Nona, Anda keren sekali hohohoo...." ujar Lucas penuh kekaguman sambil mengacungkan kedua jempol tangannya.

"Hehehe... Jadi, kerja keras ini patut dirayakan. Bagaimana kalau hari ini jadi pesta perayaan dan pengenalan diri? Aku juga belum memperkenalkan diri dengan benar dan kalian juga belum memperkenalkan diri kalian. Oh katanya kalian juga menyiapakan pesta kecil? Bagaimana kalau digabung jadi satu? Di mana hidangan makanannya atau aku perlu ikut menyiapkan?" tanya Marni yang melihat meja makan tanpa makanan bahkan minuman.

"Ekhem. Kita akan segera menghidangkannya, Nona," ujar Sebastian kelabakan kemudian melirik ke anak-anak remaja polos dengan tajam seolah berkata cepat ikut aku ke dapur.

"Kami juga akan menyiapkan hidangan terlebih dahulu, Nona," pamit Mark, Lucas, Yu Qin, dan YuGi.

...☘️☘️☘️...

Terpopuler

Comments

Follow ig : tinatina3627

Follow ig : tinatina3627

boom like

2022-02-24

1

DEBU KAKI

DEBU KAKI

semangat Thor

2022-02-15

2

Starlight

Starlight

semangat thor

2022-02-04

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!