Sebuah Gua di Pengunungan Kerajaan Armis
Marni tidak langsung menjawab pertanyaan Mariana, tetapi pertama-tama ia mengeluarkan hampir seluruh barang yang ada dalam space ring, mulai dari furniture, peralatan mandi, alat-alat laboratorium, dan tempat tidur. Selanjutnya ia menaruh barang-barangnya pada sudut-sudut gua yang pas sehingga gua yang ia tempati menjadi lebih aestetik.
"Marni!" jari-jari Mariana menunjuk ke Marni dengan amarah.
"Tunggu dan lihat. Aku sedang menguji coba teori yang selamani aku pelajari," jawab Marni sambil memotong kertas dalam bentuk manusia versi mini dan ada juga yang berbentuk peri kecil. Kemudian Marni meneteskan darahnya ke beberapa boneka kertas yang ia buat.
..."Bangun..."...
"Shikigami? Ka-kau dari mana belajar hal semacam ini?" tanya Mariana pada Marni yang sedang mengamati hasil karyanya.
"Bukankah kamu yang mendongengkan aku tentang sihir, mana, dan hal-hal semacam itu ketika aku masih kecil dulu. Setelah aku tumbuh remaja, aku mulai tertarik mempelajari tentang astrologi, fengshui, vodoo, taoisme, daoisme, onmyodo, tarot, mm.... kurasa itu. Tidak disangka ternyata bekerja disini..." kata Marni enteng.
Mariana yang tidak mengerti jalan pikiran Marni, akhirnya pun berhenti berbicara. Ia sibuk mengamati para boneka kertas itu membawa serabut dan ranting. Kemudian dari bahan-bahan itu, mereka mulai membuat boneka kecil.
Lalu ia mengalihkan perhatiannya kearah Marni yang sibuk bertapa. Ia penasaran dengan apa yang dilakukan Marni sehingga ia perlahan mendekati Marni. Marni yang merasakan hawa Mariana yang mendekat pun membuka mata.
"Apa yang kau lakukan?" ujar Marni sekenanya, sambil berlalu mengambil pena dan kertas dari laci meja. Marni mulai menuliskan nama-nama orang kemudian diteruskan dengan waktu lahir, dan tanggal lahir yang Mariana tidak tahu apa gunanya itu.
..."Datang..."...
Mariana melihat beberapa bayang bermunculan satu per satu di hadapannya. Melihat Marni memanggil satu persatu bayang menurut namanya membuat Mariana melongo, ia kemudian melotot seakan tak percaya ketika ia mendengar bisikan perintah yang Marni lakukan.
..."Ambil darah, kuku, dan rambut mereka..."...
Walaupun Mariana belum pernah melihat orang melakukan santet, tetapi bukan berarti ia tidak mengetahui sama sekali. Mariana menyadari bahwa ia sedang menyaksikan praktek ilmu sihir hitam.
"Marni! Astaga! Jangan bilang kamu mau nyantet orang!" teriak Mariana dengan suara keras, sayang hanya Marni dapat mendengar. Mungkin jika Mariana masih manusia, suaranya akan bergema sampai keluar gua.
"Huh? Aku hanya mau membunuh mereka. Ilmu bela diriku tidak sebagus para pembunuh bayaran. Hanya overpower dari mana dan darah tubuh ini yang aku miliki sekarang. Apalagi yang bisa aku lakukan selain itu?" Marni menghentikan aktifitasnya menguji kekuatan sihirnya sambil menatap Mariana polos.
"Ta-tapi kamu tidak harus membunuh mereka. Membunuh itu jahat, Marni. Balas dendam tidak akan menyelesaikan masalah," sahut Mariana.
"Dalam keadaan normal, itu dibenarkan. Tetapi, saat ini kita sedang dalam keadaan kau mati atau aku mati. Jika kau mengambil peran sebagai rusa, sekalipun kamu menangis dan dunia melihat itu. Siapa yang akan menyalahkan harimau yang membunuh rusa?" tanya Marni yang melipat kedua tangannya di dada sambil menatap Mariana dengan tatapan yang seolah-olah berbicara 'kamu terlalu naif, Bung'.
Mariana yang merasa galau dalam menyikapi Marni pun, memilih pergi mencari udara segar di luar untuk mendingan pikirannya. Terpikir olehnya untuk berjalan menemui orang-orang yang dapat memberikan dirinya nasehat.
...☘️☘️☘️...
Hutan Hujan - Perbatasan Wilayah Afreda
Para pengikut klan Arkhaya yang tersisa terdiri atas Aron, Sebastian, Lucas, Mark, Yu Gi, dan Yu Qin berkumpul di pondok Hutan Hujan, tempat di mana tuan mereka menghilang. Sebagian dari mereka menelusuri jejak yang tuan mereka tinggalkan dan sebagian yang lain berjaga di sekitar pondok.
Jejak terakhir tuan mereka berada di bukit tepat berada di belakang pondok persembunyian. Sayangnya, mereka tidak bisa melacak koordinat perpindahan sihir yang dilakukan oleh tuan mereka. Akhirnya diputuskan mereka berunding di meja utama ruang keluarga dengan saksi sekaligus tersangka utama hilangnya tuan mereka.
"Sebastian..." panggilan Aron dengan muka tanpa ekspresi. Perasaan Sebastian yang takut bercampur cemas tergambar jelas di raut wajahnya.
"Kapan sebenarnya kau menyadari kehilangan Nona?" interogasi Aron menatap langsung ke mata Sebastian. Walaupun Sebastian merasa bersalah tapi dia bukan penghianat. Ia ingin mengeluhkan itu tetapi ketika pada titik ini, Sebastian tidak punya pilihan dan hanya bisa berkompromi.
"Sama seperti kalian. Sebelumnya aku hanya membukakan pintu untuk kalian dan tiba-tiba saja aku sudah tidak bisa merasakan hawa kehidupan milik Nona," respon Sebastian sambil memandang teman-temannya.
"Kau!!!" teriak Lucas yang hampir memukul Sebastian tetapi dicegah oleh Mark dan Yu Gi.
"Hai, gais....." tiba-tiba suara Nona yang mereka cari menyapa dan membuat pandangan semua orang tertuju pada arah suara Nona berasal. Namun, mereka tidak melihat apapun di sana.
...☘️☘️☘️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Follow ig : tinatina3627
boom like tor
2022-02-24
1
DEBU KAKI
terbaik
2022-02-10
4
ayuna
hai kak
Chyntia (rollercoaster kehidupan) mampir nih...
semangat...
2022-01-17
2