Berdiskusi Bersama

Kediaman Aither - Kerajaan Armis

"Marilyn, sebaiknya Marilyn di perpustakaan dulu nanti kalau Willy udah nemu ayah. Willy kasih tau ya..." William melihat wajah Marni yang kelelahan akibat mencari ayahnya yang tidak ujung terlihat.

Melihat Marni yang duduk di sofa sambil menikmati terpaan angin sepoi-sepoi dari jendela yang terbuka membuat hati William menjadi sedikit tenang. Ia secara perlahan berjalan menuju telpon yang ada di pojok ruangan kemudian ketika telpon sudah terhubung oleh kepala pelayan, William berkata dengan nada berbisik, "Alex, aku ada di ruang baca. Aku tunggu di luar ruang. Kamu kemari cepat..."

"Tut...tut....tut..." suara telpon tidak tersambung sebelum Alex dapat menjawab perintah tuan kecilnya. Alex yang sedang sibuk mengarahkan anggaran bulanan pada bendahara pun terpaksa menghentikan pekerjaannya dan langsung menata setelannya untuk bertemu tuannya.

Ketika Alex tiba di depan pintu ruang. Ia melihat tuan kecilnya mengendap-endap layaknya pencuri.

Klek.

"Tuan muda..." sapa Alex, William terperanjat kaget, "kamu mengangetkan Willy, Alex!"

"Maafkan kelalaian saya, Tuan muda. Apakah ada yang bisa saya bantu?"

"Alex, dimana ayah?" tanya William pada kepala pelayan ketika tidak menemukan ayah yang ia cari di ruang kerja.

"Tuan sedang rapat parlemen di istanah."

"Kapan kembali?"

"Mohon maaf saya tidak dapat mengetahui tepatnya tuan akan kembali, apakah Tuan muda membutuhkan sesuatu yang lain?" Alex menjawab pertanyaan vampir kecil yang penuh rasa ingin tahu dengan sangat sopan.

"Kamu boleh pergi," William berpikir dan kemudian teringat sesuatu, "eh tunggu!"

William memberikan kode pada Alex untuk mendekat ke padanya lalu ia membisikan pertanyaan di telinga Alex, "apakah chef dan patissier yang aku minta sudah datang?"

"Sudah, Tuan muda. Mereka sudah mulai bekerja sejak siang ini. Apa Tuan muda ingin mencoba makan siang atau minum teh bersama teman tuan muda?"

"Tsk! Dia calon kekasihku Alex bukan teman, ingat itu! Hmmp!"

William cemberut sambil berjalan meninggalkan Alex kemudian berbalik menatap Alex yang masih di posisi yang sama, "bawakan teh dan camilan ke ruang baca perpustakaan, okay?"

"Baik, Tuan muda."

...☘️☘️☘️...

Menjelang tengah malam yang sunyi, suara mobil bentley model continental gt mulliner memasuki mansion keluarga Aither. Alex sebagai kepala pelayan telandan pun masih menggunakan seragam butler kebanggaannya untuk menyambut tuannya yang pulang kerja.

"Selamat datang, Tuan..." Alex menyambut Richard yang dibalas dengan tas kerja yang Richard serahkan ke Alex.

"Apa ada sesuatu yang menarik terjadi di rumah?" tanya Richard sambil melepas jas dan jam tangan lalu ia berikan juga pada kepala pelayannya.

"Tuan muda mencari Anda tadi siang, Tuan."

Richard menghentikan langkahnya untuk menaiki tangga mendengar perkataan Alex, "ada angin apa bocah kecil mencariku? Lupakan aku akan menemuinya nanti. Siapkan air mandiku, aku akan ke ruang kerjaku dulu..."

"Baik, Tuan..."

...☘️☘️☘️...

Klek, suara pintu ruang kerja terbuka.

"Alex, kebetulan sekali. Bisakah buatkan aku kopi dengan--eh..." perkataan Richard terpotong melihat Marni yang masuk ke ruang kerja.

Marni menutup pintu dan duduk di sofa lalu berkata, "ada sesuatu yang ingin aku tanyakan."

"Oh, tentu. Duduklah dulu," sambut Richard sambil meraih gagang telpon di sebelah untuk memesan kopi untuk dirinya, "Marilyn mau kopi juga atau teh?"

"Teh."

"Satu teh juga, Alex," ucap Richard setelahnya ia berjalan menuju sofa. Richard mengambil posisi duduk tepat berhadapan dengan Marni dan berkata "apa ada hal yang penting sampai tidak bisa menunggu pagi untuk membicarakannya?"

"Apakah keturunan Aither dapat mengendalikan kekuatan yang dikeluarkan oleh penyihir?"

"Oho! Akhirnya, kamu menunjukkan ekormu kalau kamu adalah penyihir..."

"Aku serius Richard..." kata Marni tanpa ekspresi.

"Heh, kenapa kamu bicara informal padaku. Kau lebih tua darimu anak muda."

"Benarkah? Aku bahkan melihatmu lahir ketika aku sedang menghabisi musuhku. Kau lahir di Kerajaan Afreda 450 tahun yang lalu kan? Vampir yang masih cukup muda untuk sekelas vampir berdarah bangsawan murni..." Marni berkata dengan terang-terangan.

"Ekhem. Baiklah, kita lupakan masalah umur. Untuk masalah yang kau tanyakan jawabannya aku tidak tahu."

"Sungguh?"

"Kurasa, tapi kenapa kau menanyakan itu..."

Marni menatap Richard kemudian mempertimbangkan apakah ia harus membagi informasi pribadinya hingga pada akhirnya Marni berkata, "aku menduga William mengendalikan kekuatan sihirku tanpa ia sadari."

"Bisakah kau menjelaskan lebih jelas..." tanya Richard.

Tok. Tok. Tok.

"Tuan, ini Alex. Apakah saya diperbolehkan untuk masuk?"

"Masuk," Richard berkata sambil melangkah menuju meja kerjanya lagi untuk mengambil beberapa buku. Ketika Richard duduk lagi di sofa, Alex sudah selesai menyajikan teh dan kopi untuk mereka.

"Ada lagi yang bisa saya bantu, Tuan?"

"Kau boleh pergi, Alex. Terimakasih dan beristirahatlah..."

"Baik, Tuan," Alex patuh dengan perintah tuanya dan pergi dari ruangan.

Klek, suara pintu tertutup dari luar.

"Bisa kamu menjelaskannya sekarang?" tanya Richard menyambung pertanyaannya yang tertunda.

"Aku bisa merasakan mana mengalir di tubuhku tetapi aliran itu tidak bisa menghasilkan sihir atau bahkan kadang tiba-tiba saja lenyap ketika aku ingin melakukan sesuatu yang bertentangan dengan keinginan William."

"Hmm....apakah kau pernah memberikan darahmu pada Willy?" selidik Richard sambil menganalisis kejadian yang terjadi.

"Ya, apa itu sebabnya?"

"Tunggu, aku belum bisa memastikan. Biar aku tahu keadaan sebenarnya dulu. Apa kamu pernah meminum darah William?"

"Tidak."

"Ada dua kemungkinan, pertama mungkin kamu meminum darah William tanpa sadar kemudian terjadilah ikatan darah diantara kalian, namun mungkin karena kau adalah penyihir klan Arkhaya atau Willy belum berpengalaman dalam ikatan darah maka efek dari ikatan darah sedikit berbeda atau bisa juga kau dikendalikan oleh kekuatan mind compulsion milik Willy tanpa Willy sadari. Ini buku tentang ikatan darah dengan edisi khusus hanya bisa dimiliki oleh mereka yang memiliki darah vampir murni. Jadi, pastiakan kau mengembalikan buku ini padaku," kata Richard sambil menyodorkan tiga buku kehadap Marni.

"Terimakasih tetapi bisakah aku meminta tolong sekali lagi?" tanya Marni yang dijawab dengan senyum diplomasi milik Richard, "tentu saja, aku akan membantu jika aku bisa."

"Bisakah kau membawa William menjauh dariku?"

"Hmmm... sebagai seorang ayah tentu saja aku akan berada di pihak anakku. Tetapi jika aku boleh jujur, sekalipun aku berpihak padamu. Aku tidak akan bisa menjauhkan Willy darimu," ujar Richard kemudian ia meminum kopi miliknya sambil menatap Marni penuh arti.

"Kenapa?"

"Sebab, darah penyihir sangat aditif dibandingkan darah hewan atau manusia bagi para vampir. Semakin kuat bakat penyihir itu maka semakin adiktif bagi para vampir sehingga para penyihir memiliki sistem pertahanan tubuh sejak lahir yaitu darah mereka tidak berbau. Dengan kata lain, Willy tidak akan pernah melepaskanmu..." ujar Richard kemudian mereka terdiam untuk beberapa lama sampai dititik Richard bertanya pada Marni, "apa ada pertanyaan lagi?"

"Kenapa kamu membantuku?"

"Tentu saja, karena kamu calon menantuku. Sebagai calon ayah mertua yang baik, aku akan membantu jika aku bisa hehehe...."

"Tsk! Terimakasih, kalau begitu saya permisi...."

"Hei! Kenapa jadi formal lagi? Oh ya sekedar saran. Jika ingin kabur, kamu bisa kabur setelah memberikan darahmu pada Willy. Energi yang terkandung dalam darahmu sangat besar, kalau porsi darah yang diberikan lebih banyak dari yang diberikan sebelumnya maka Willy perlu tertidur sejenak setelah meminum darahmu, mungkin kamu juga sadar akan hal itu?"

"Ya, terimakasih berkat Anda sekarang saya mengerti kenapa William tertidur pulas malam ini..."

Klek, suara pintu ruang baca tertutup.

Rasakan pembalasan ayahmu, putraku yang malang. Siapa suruh kau membuat ibumu marah padaku. Sebentar lagi kau akan tahu betapa susah mendapatkan belahan jiwa hehehehe, suara batin Richard sebelum ia melanjutkan pekerjaan untuk memeriksa surat kerjasama antar negara.

...☘️☘️☘️...

Terpopuler

Comments

DEBU KAKI

DEBU KAKI

lanjut

2022-02-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!