Agra - Ibu Kota Kerajaan Afreda
Kerajaan Afreda adalah kerajaan yang terkenal akan kekuatan sihir mereka. Tower sihir banyak dijumpai di kerajaan ini, sudah sama seperti banyaknya tower sinyal provider di dunia modern. Bahkan akademi sihir terbaik di seluruh benua berada di Agra, Ibu Kota Kerajaan Afreda.
Sayangnya, keagungan kerajaan Afreda tak berarti sama dengan kedamaian bagi keluarga klan Arkhaya. Dalam ruang bawah tanah di sebuah mansion yang terletak di pinggir kota Agra, di sana ada empat peti mati yang hancur karena petarung yang sedang terjadi. Hanya ada satu peti mati di tengah ruangan yang masih utuh.
Seluruh ksatria sihir dari klan Arkhaya berusaha melindungi peti itu dengan cara mengelilinginya. Bertahan dari serangan sihir yang terjadi dari segala arah.
"Tuan Aron, apa yang harus kita lakukan? Kita tidak bisa bertahan seperti ini terus..." teriak Sebastian.
Aron menggertak giginya, ia mencari cara agar keturunan terakhir tuannya tidak musnah. Tetapi sebelum Aron memberikan keputusannya, peti milik keturunan terakhir keluarga Arkhaya bersinar terang. Sinar yang memusnahkan seluruh makhluk hidup yang berada di ruangan itu, kecuali mereka yang memiliki sumpah darah untuk setia pada keluarga Arkhaya.
...☘️☘️☘️...
Kota Shyam - Salah Satu Kota Kerajaan Afreda
Tiga tahun setelah kejadian genosida terhadap klan Arkhaya, Aron dan pengikut yang tersisa menghapus jejak mereka dan melarikan diri ke Kota Shyam. Kota yang bertahan hidup dengan perdagangan manusia, senjata, dan segala sesuatu yang ilegal menjadi legal di Kota Shyam.
Di Kota ini, Aron dan semua pengikut klan Arkhaya sibuk membangun kekuatan mereka kembali tanpa sadar bahwa jiwa tuan terakhir mereka telah tergantikan.
Ya, Marni Sutejo terlahir kembali menjadi Mariana Arkhaya.
Bukankah ini terasa ajaib? Tapi semuanya benar nyata terjadi. Bahkan bagi seorang Marni yang selalu cepat beradaptasi harus menggunakan seluruh waktunya dari ia hanya dapat mendengar tanpa bergerak sampai akhirnya dia dapat membuka mata sekarang, untuk benar-benar mencerna dan menerima kenyataan ia hidup kembali.
Sejak Tuhan membuat ia terlahir kembali, dia masih belum tahu apa yang harus ia lakukan. Ia lelah dengan kehidupan ini. Tetapi ia juga tidak ingin merasakan kematian yang menyakitkan seperti kehidupan sebelumnya. Kalaupun ia harus mati, ia ingin menyambut kematiannya dalam keadaan damai. Untuk mencapai hal itu, ia harus mencari cara agar ia menjadi Mariana tanpa ketahuan bahwa ia adalah jiwa yang berbeda.
Haruskah aku bilang aku lupa ingatan seperti dalam novel isekai?
Klek, suara pintu terbuka. Derap langkah sepatu dengan langkah yang teratur mendekati raga Mariana yang terbaring lemah di ranjang.
"Nona, hari ini penginapan yang kita bangun begitu ramai karena festival perayaan ulang tahun kerajaan. Kita akan segera membangun klan Arkhaya kembali. Jadi, Nona beristirahatlah tanpa perlu khawatir. Tetapi saya memohon maaf atas ketidakmampuan saya, kita harus hidup seperti rakyat biasa dulu. Bahkan harus menyembunyikan diri kita," sesal Aron tertunduk lesu di samping Mariana.
Mariana berusaha menggerakkan tangannya untuk menyentuh Aron. Aron yang merasakan sentuhan tangan dingin milik tuannya pun, tersentak kaget. Lelaki paruh baya yang terlihat perkasa itu tersenyum gembira seperti bocah seakan tak percaya dengan yang sedang terjadi.
"Ahkkk! No-nona bangun!!!! Ah! Maafkan, saya yang membuat keributan. Nona minumlah air putih ini terlebih dahulu," kata Aron sambil membawa segelas air putih menuju kearah Mariana terbaring. Setelahnya ia memastikan bahwa Mariana nyaman dengan posisinya kemudian ia mengundurkan diri meninggalkan ruangan, "saya akan memanggil dokter dan memasak bubur untuk Nona. Kalau begitu saya permisi terlebih dahulu."
Klek, suara pintu tertutup. Ruangan yang Mariana tempati menjadi sunyi kembali. Tetapi, kesunyian ini membuat ia lebih tenang.
Aku harus berakting dengan baik ketika Aron dan dokter memeriksaku.
Marni memejamkan matanya kembali. Tetapi, suara ledakan bak suara ratusan kembang api dinyalakan bersama. Hal ini, membuat Marni terbangung dari tidurnya.
"Tuan Aron, kami akan menahannya di sini. Kau pergilah," bujuk seseorang di balik pintu kamar Mariana.
"Tidak, kalian itu lemah. Kalian pikir tanpa kekuatan Nona kalian bisa bertahan? Aku sudah tua tapi kekuatan sihirku lebih baik dari kalian. Kau, Sebastian ilmu pengobatanmu adalah yang paling dibutuhkan oleh Nona sekarang. Pergilah bersama Nona dan bawa cincin sihir ini. Didalamnya ada semua yang kalian butuhkan dari gulungan sihir, makanan, obat-obatan, pakaian, boom dan racun. Ini akan menolongmu," tutur Aron sambil memberikan cincin dalam genggaman Sebastian.
Sebastian menatap teman seperjuangannya untuk yang terakhir kali. Ia tidak tahu apakah ia akan bertemu lagi di masa depan. Air matanya ada di kelopak mata tapi ia dengan cepat berbalik dan memasuki kamar Mariana.
"Nona maaf karena kelancangan saya yang akan memeluk Nona," Sebastian berkata sambil menyelimuti Mariana bak bayi kemudian menggendongnya pergi. Melewati lorong-lorong gelapnya kota Shyam hingga berhasil tiba di pintu hutan hujan yang penuh dengan rawa.
Penginapan yang mereka bangun terlahap api, terlihat dengan jelas dari bukit hutan. Ketidakmampuan dan keputusasaan menyelimuti diri Sebastian.
"Nona, mari kita pergi. Kita harus hidup dan selamat supaya perjuangan Tuan dan pengikut klan Arkhaya yang lain tidak sia-sia," monolog Sebastian untuk Mariana tetapi sebenarnya perkataan itu juga untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia bisa melakukan semuanya. Berharap hari esok adalah harapan baru untuk klan Arkhaya.
...☘️☘️☘️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Follow ig : tinatina3627
aku sudah favorite kak
2022-02-24
1
Leli Leli
wah seru juga nih
2022-02-24
1
DEBU KAKI
semangat
2022-02-08
5