Bertemu Dalam Mimpi

Hutan Hujan - Perbatasan Wilayah Afreda

Hujan turun dari langit sudah lebih dari satu jam. Bau tanah di hutan menyeruak membuat rasa nyaman di hati Marni.

Ia melihat tetes hujan dari balik jendela kamarnya. Marni kira ia akan tinggal di dalam gua atau bermalam di atas sebuah pohon. Ternyata ada markas tersembunyi di jantung hutan hujan yang dibangun oleh klan Arkhaya.

Perlahan dengan iringan bunyi hujan ditambah rayuan manja udara dingin Marni mulai merasakan kantuk. Ia akhirnya menyerah untuk tertidur pulas dalam pelukan selimut yang hangat.

Tanpa Marni sadari ia masuk dalam sebuah mimpi. Ia duduk bersenderkan pohon besar di pinggir bukit. Seluas ia memandang, di sana ia bisa melihat bebatuan besar dan laut biru dari tempat ia duduk.

"Indah bukan?" bisik seseorang di telingan kirinya.

"Ah!" Marni reflek langsung menoleh kearahnya. Ia terasa tidak asing dengan sosok di depannya. Tapi, di mana ia pernah menemuinya.

"Mariana?"

"Hai, Marni... senang bertemu denganmu."

"Ah, ya--senangg bertemu denganmu juga..."

Mereka duduk terdiam entah berapa lama hingga Mariana mencoba membuka percakapan dengan Marni, "ada banyak hal yang ingin aku katakan padamu, makanya aku masuk dalam mimpimu. Tapi, sebelum itu apa kamu ada pertanyaan untukku?"

"Ini mimpi?" pertanyaan balik Marni karena ia masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Melihat ekspresi bodoh Marni pun membuat Mariana tertawa geli.

"Ekhm. Mimpi. Tentu saja mimpi," jawab Mariana.

"Kau ingat bagaimana kamu bisa datang ke dunia ini? Ingat Cincin yang menghisapmu? Aku yang memberikan cincin itu kepadamu sebelum kamu pergi dari panti asuhan dulu..." kenang Mariana akan sosok kecil Marni yang polos. Peri kecil yang licah yang berceloteh dengan riang ketika dia bilang kalau dia menemukan kedua orangtuanya.

"Nenek Rahayu? Kau?"

"Hei, walaupun wujudku terlihat seperti wanita umur 20an tapi aku ini sudah berumur, Anak Muda...hehehe..." ujar Mariana sambil mengingat kenangan masa mudanya.

"Orang-orang di Afreda menjulukiku si Jenius Arkhaya. Ditambah lagi dengan kultivasi immortal dan bakat sihir dengan mana tak terbatas keturunan klan Arkhaya membuatku sangat terkenal. Sayangnya, aku bosan karena tidak ada yang menarik di benua ini hingga suatu hari aku menemukan laboratorium kuno yang meneliti tentang artefak yang membuat kita tidak hanya bisa berteleportasi tapi juga dapat melakukan time travel. Kau bisa menebak terusan dari ceritaku?" tanya Mariana menguji kemampuan mendengar Marni.

"Kau adalah time traveler?" sahut Marni seadanya sambil mencoba memahami situasinya.

"100% buat Marni. Aku berhasil berkelana dari ruang dan waktu yang berbeda, bahkan ke era atau zaman yang berbeda. Tapi, sayangnya aku tidak bisa membawa ragaku sehingga dengan terpaksa aku menaruh tubuhku di tempat peristirahatan terakhir milik klan Arkhaya. Kemudian ketika aku menjadi time traveler, aku akan menggunakan tubuh seseorang yang telah mati tetapi ia belum menyelesaikan urusannya. Aku akan memakai tubuhnya sebagai gantinya aku membantu menyelesaikan urusan mereka. Jadi, waktu itu aku mewujudkan keinginan nenek Rahayu kemudian menikmati hari-hari tuaku sambil merawatmu."

"Terimakasih telah merawatku tapi kenapa kamu memberiku cincin aneh yang menghisap jiwaku? Kau benar-benar tulus merawatku?" tanya Marni dengan penuh kecurigaan pada Mariana.

"Hei! Aku tulus! Sungguh. Aku memberikan cincin itu agar aku bisa tahu apa kau dalam bahaya atau tidak. Kamu pikir dengan kebodohanmu itu dan kelicikan keluarga Sutejo, di mana kamu masih utuh dan tetap selamat?" tutur Mariana sambil menusuk jidat Marni kemudian ia melanjutkan berkeluh-kesah lagi.

"Ingat ketika kamu mau olimpiade fisika? Rania sengaja memasukan obat tidur dalam makan malammu kemudian dia membuka jendela kamarmu dan mengambil selimutmu. Kalau bukan aku yang menutup jendelamu dan mengambil selimutmu kembali. Lalu siapa? Hah!"

"Bukan hanya itu, gaun pestamu, pekerjaan rumahmu, hal-hal sepele itu. Kamu pikir mereka membiarkan hidupmu dengan tenang?Anak ini..."

"Oya, kamu tahu sebenarnya kamu itu bukan putri yang tertukar tapi ayahmu sengaja menukarmu. Dia membawa seluruh bayi dengan benihnya ke panti asuhan di mana kamu dibesarkan. Bagaimana kamu takut sekarang tahu kalau ternyata mereka adalah saudaramu? Hah! Ada satu lagi yang membuatku geleng kepala. Fakta bahwa ayahmu juga menyewa pembunuh bayaran untuk membuatmu kecelakaan. Sialnya, aku bisa mencegahnya tapi kamu kecelakaan dengan sendirinya. Benar-benar anak bodoh. Sia-sia nenek ini merawatmu. Aduh, kepalaku jadi sakit kalau mengingatnya..." keluh Mariana sambil memegang keningnya berpura-pura sakit kepala.

"Ini mimpi bagaimana bisa sakit kepala," kata Marni sambil melirik cuek.

"Hei, Kau ini. Benar-benar cucu durhaka!" teriak Mariana sambil menjitak jidat Marni.

"Aww sakit! Berhenti. Berhentilah. Hei, oke aku minta maaf..." keluh Marni hingga akhirnya Mariana melepas Marni dan mereka duduk dengan tenang sambil menikmati semilir angin yang menerpa.

"Aku lanjutkan ceritanya. Apa Kamu masih mau mendengarkan?" tanya Mariana yang dijawab anggukan oleh Marni.

"Waktu itu, aku tidak bisa menolongmu. Manaku habis karena tiba-tiba terseret ke duniaku dan terpojok oleh serangan genosida para aristokrat dan keluarga kerajaan. Aku terpaksa menggunakan sihir cahaya terlarang. Tentu saja, bayarannya jiwaku tidak akan pernah bisa kembali kedalam tubuhku. Akhirnya, aku membawamu kemari sebagai gantinya. Lagi pula kamu juga mati di dunia modern."

"Kau! Mariana!"

"Hei... jangan marah dulu. Mimpi ini akan segera berakhir. Aku menggunakan seluruh kekuatanku yang tersisa untuk masuk dalam mimpimu. Setelah ini aku akan menghilang dari dunia ini kecuali kau membuat kontrak denganku dengan darah klan Arkhaya yang mengalir dalam tubuh itu. Kalau kamu pikir masih membutuhkanku, kita bisa melakukan kontrak tapi jika tidak berarti sekarang aku akan mengucapkan selamat tinggal."

"Semoga hidupmu bahagia kali ini, Mar---" ucapan Marian terpotong oleh teriakan Marni.

"Diam!!! Siapa bilang aku akan membiarkanmu mati dengan tenang! Enak saja! Siapa yang melibatkan aku dengan semua ini??? Siapa? dan sekarang kamu mau melarikan diri?!!!" teriak Marni histeris ketika mengingat hari-hari yang ia lalui sebagai Mariana yang menjadi buronan kerajaan.

"Ayo membuat kontrak sekarang!"

...☘️☘️☘️...

Terpopuler

Comments

pensi

pensi

semangat ya ka

2022-03-16

0

Leli Leli

Leli Leli

ayah yang kejam

2022-02-24

1

Anita_Kim

Anita_Kim

Aku nyicil baca nya ya.

2022-02-21

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!