Hutan Hujan - Perbatasan Wilayah Afreda
Mariana menampakkan wujudnya yang transparan dan tentu saja hal itu membuat semua orang dalam ruangan menarik nafas terkejut mereka. Melihat raut wajah khawatir pengikut klan Arkhaya yang tersisa, akhirnya Mariana menceritakan kejadian yang ia alami selama ini.
"Nona, bagaimana anda membiarkan orang lain menempati tubuh anda? Sekalipun itu cucu Nona, tapi itu terdengar tidak baik juga..." tanya Mark dengan wajah cemas.
Walaupun hanya Mark yang menanyakan itu, namun terlihat kelima lainnya pun memiliki pemikiran yang sama. Mariana menghembuskan nafasnya sebelum akhirnya menceritakan seluruh ceritanya tentang ia yang tak bisa kembali lagi karena sihir terlarang yang ia lakukan untuk melindungi mereka.
Perasaan sendu mereka akhirnya disadari oleh Mariana. Ia pun mengusulkan untuk melakukan pesta reuni kecil hari itu. Yu Gi dan Yu Qin mengajukan diri untuk melakukan belanja bahan di kota terdekat. Sedangkan Sebastian mengecek peralatan yang sudah lama tidak digunakan di dalam pondok dan memastikan stok sayuran apa saja yang perlu dicari lagi. Aron juga tidak tinggal diam, ia mutuskan untuk mencari kayu bakar sekaligus berburu di hutan dekat pondok.
Tersisa Mark yang masih menangis dan Lucas yang terdiam. Mariana menatap dua bocah sebaya yang masih dalam usia remaja. Sedewasa apapun mereka, mereka tetap hanya anak remaja dengan emosi mereka yang belum sepenuhnya stabil. Mariana yang menyadari itu, dengan sabar menemani mereka untuk mengatur emosi mereka dalam diam.
...☘️☘️☘️...
Kota Shyam - Salah Satu Kota Kerajaan Afreda
Yu Gi dan Yu Qin mengganti pakaian dan make up mereka sehingga tampak seperti wajah orang kebanyakan. Jika kamu seseorang dijalan yang berpapasan dengan mereka, kau tidak akan memandang mereka untuk yang kedua kalinya. Walaupun tanpa melakukan itu mereka juga memiliki kemampuan dari kontrak dengan keluarga Arkhaya, di mana orang-orang yang melihat mereka tidak dapat mendeskripsikan wajah pengikut klan Arkhaya.
Ketika Yu Gi dan Yu Qin keluar dari semak-semak usai berdandan, mereka segera menuju Kota Shyam. Kota terdekat dari hutan hujan dimana mereka bersembunyi. Sebenarnya mereka juga tidak ingin menginjakkan ke kota yang hampir memusnahkan mereka. Tetapi mau bagaimana lagi, pedagang di desa terdekat tidak memiliki persediaan bumbum dan bahan yang lengkap.
Ketika membeli bumbum masakan dan aneka kacang untuk cemilan, Yu Qin melihat beberapa orang sedang berkumpul di pusat informasi kota. Yu Qin yang heran pun bertanya kepada penjual di depannya, "buk, ada berita menggemparkan apa hingga pada berkerumun di sana ya?"
Ibu paruh baya yang sedang membungkus belanjaan Yu Qin pun menatap dirinya, "oh itu, ada berita besar yang sedang ramai di ibu kota. Apa kau dari desa pedalaman?"
"Ah iya, aku tinggal di desa Barbara. Terakhir kali, aku ke kota adalah minggu lalu. Jadi, aku belum begitu mengerti hehehe..." ujar Yu Qin polos.
"Kau tinggal di pedalaman sekali, Nak. Pantas belum mendengar kabar besar yang terjadi. Biar aku ceritakan tapi kemari sedikit. Aku harus berbisik-bisik karena ini berita sedikit sensitif," kata ibu pedagang yang bersiap untuk bergosip. Yu Qin pun mendekatkan telinganya, siap untuk menerima berita yang ia cari.
"Minggu ini terjadi sesuatu dengan kerajaan Afreda. Hampir setengah dari kepala keluarga aristokrat lenyap menjadi debu. Bukan hanya itu bahkan raja Afreda yang sedang berpidato di depan rakyat ibu kota tiba-tiba saja menjadi debu. Lalu suara yang diduga darah terakhir klan Arkhaya terdengar di seluruh penjuru ibu kota. Ia bilang keluarga Arkhaya di musnahkan menjadi debu maka aku akan mengorbankan darahku untuk membuat kalian pelakunya menjadi debu bersama keluargaku."
"Itu benar terjadi?"
"Tentu saja, aku mendengar cerita ini langsung dari adik laki-lakiku yang kebetulan waktu itu sedang di ibu kota. Kau tau yang paling mengerikan setelah kejadian itu?"
"Ada kejadian lanjutannya?"
"Ada, kejadian aneh di mana banyak petir menyambar sepanjang hari dibarengi suara tangisan setiap malam. Adikku yang pengecut itu yang harusnya masih harus di ibu kota hingga hari keempat belas malah sudah pulang di hari kedelapan saking takutnya, ck. Makanya, sekarang beberapa bahan-bahan yang kamu beli harganya meningkat dua kali lipat. Harap dimengerti ya, para pedagang belum ada yang berani menginjakkan kaki di pelabuhan ibu kota hehehe..." kata ibu pedagang dengan senyum culasnya.
"Hehhhh.... jadi ini tujuanmu bercerita kepadaku," tatap Yu Qin tak percaya.
"Ayolah, jangan menawar lagi. Mengertilah kondisiku sedikit ya..."
"Baiklah, baiklah. Anggap sebagai balas budi karena sudah bercerita tentang sesuatu yang menarik padaku. Aku tidak akan menawar lagi," Yu Qin pasrah menerima harga yang mahal itu.
...☘️☘️☘️...
"Kau mendengarnya juga kan?" ucap Yu Qin menggunakan telepati sambil berjalan bersama Yu Gi yang membawa karung belanjaan selayaknya orang kebanyakan pulang berbelanja.
"Ya, aku juga melihat informasi di beberapa papan informasi grup tentara bayaran, sepertinya akan terjadi pertumpahan darah akibat pergantian kekuasaan yang tidak diduga ini," jawab Yu Gi tanpa suara.
"Syukurlah, setidaknya mereka akan lebih berfokus pada masalah dalam tubuh mereka," kata Yu Qin dengan telepati. Kemudian menghembuskan nafas lega
"Tetapi, bukan berarti kita bisa lengah karena kejadian ini. Kita harus memastikan kabar ini terlebih dahulu sebelum kembali," peringatan Yu Gi pada saudara kembarnya.
"Tentu saja," senyum Yu Qin sambil menggandeng tangan saudaranya dan menghilang di gang sempit nan gelap. Kemudian mereka berteleportasi dari kota satu ke kota yang lain untuk memastikan kabar yang ada.
...☘️☘️☘️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Quensly
semangat Ai upnya, biar tambah semangat Queen kasih bunga.
2022-02-22
1
Вet¡¡πа ♡
semangat kakakkk
2022-02-19
2
DEBU KAKI
mantap
2022-02-15
2