"Maafkan saya, Nona. Masakannya jadi kena reruntuhan bangunan..." ucap Mark melas sambil memperlihatkan sup krim jamur yang bercampur dengan serpihan kayu.
William melihat ada kesempatan membawa Marni pergi dari mereka maka ia berkata, "yaudah makan di rumah aja yuk..."
"No!!!!" Lucas menarik lengan Marni sebelah kiri ketika ia melihat William menarik lengan kanan Marni untuk pergi meninggalkan arena bekas pertarungan mereka.
"Hehehehe.... kalian kayak anak kecil," Mariana terkiki melihat adegan tarik-menarik Marni yang dilakukan oleh Lucas dan William.
"Lepas! Tsk!" Marni menyingkirkan Lucas dan William menggunakan kekuatan mana yang kebetulan bisa bekerja kali ini.
Marni melihat bahwa energi mana dalam tubuhnya bisa diolah menjadi sihir. Ia mulai membuat sihir sesuai keinginan. Mark menyadari tindakan Marni yang ingin menggunakan sihir perbaikan segera memeluk Marni dari belakang.
"Lepas!!!!"
Buak!
William langsung menendang Mark yang memeluk Marni. Mark yang tidak terbiasa pertarungan jarak dekat pun terpelanting jauh tanpa bisa menangkis serangan William.
"Apaan-apaan kalian. Aku lapar. Jangan berkelahi lagi!" Marni berteriak keras sambil menarik telingan William.
"Ta-tapi dia meluk Marilyn dari belakang," keluh William yang pasrah dengan jeweran Marni.
"Mark, kau juga kenapa tiba-tiba memelukku dari belakang?"
"Maaf, Nona. Saya hanya ingin mencegah Nona menggunakan sihir. Keadaan saat ini berbeda dengan dulu, Nona," ucap Mark dengan nada bersalah.
"Benar itu, Mar--" ucapan Mariana terpotong oleh batuk Mark yang dibuat-buat.
"Ekhem!!! Khuk! Khuk!"
"Mark, apa kau sakit?" tanya Mariana kemudian disusul oleh ucapan Marni sambil usapan punggung Mark, "Apa tendangan William sangat sakit?"
Maafkan saya menyela Nona Mariana tapi nama Nona Marni sekarang adalah Marilyn, saya hanya takut Nona salah sebut tadi dan kita belum tahu seberapa banyak vampir itu tahu tentang kasus penyihir. Sebaiknya jangan membahas mengenai penyihir lebih lanjut ketika ada vampir itu, Nona...
Mark memberikan telepati sambil berpura-pura terbatuk-batuk. Ketika ia selesai menyampaikan kata-kata ia kembali berekspresi seperti semula.
"Dia hanya berpura-pura, Marilyn. Kamu terlalu baik padanya. Oya, bukan kamu bilang lapar? Ayo, sarapan dulu di rumah..."
"No!!!!" Lucas menolak dan William menatapnya tajam.
Mark bergerak gesit dengan membuka pintu mobil dan menyalakannya, "bagaimana kalau mencari penginapan sekaligus restoran?"
"Nona, silahkan..." Lucas membukakan pintu untuk Mariana dan Marni.
"Kamu mau ikut?" tanya Marni melihat wajah cemberut William.
"Ikut!" teriak William ketika Mark langsung menyalakan mobil dan siap tancap gas.
...☘️☘️☘️...
Rose Royalty Hotel - Kota Arandal Kerajaan Armia
Mobil SUV mewah bermerk Range Rover berwarna biru gelap memasuki lobi hotel. Keempat penumpang dengan rambut kusut dan ada beberapa seperpihan debu reruntuhan menghias setiap sisi tubuh mereka.
"Saya berpikir kita harus mandi dulu, baru mencari sarapan..." ucap Mark ketika mereka sampai hotel.
"Okay, gimana kalau sarapan sekalian disini saja?" usul Marni yang tidak mau ribet mencari tempat makan lagi.
"Ide bagus. Katanya makanan disini terkenal enaknya," ucap Lucas penuh semangat.
"Ekhem, terimakasih atas pujiannya," William membalas ucapan dengan bangga.
"What?" Lucas bertanya dengan ekspresi kosong.
"Ini adalah hotel yang aku bangun sebagai ujian penerus bisnis keluarga. Selamat datang, ayo masuk. Walaupun kamu sudah memukulku, demi Marilyn maka kamu tidak perlu bayar selama staycation di hotelku," ucap William dengan senyum bisnis sambil merangkul Lucas sekaligus menyeret kerah Mark yang siap protes dengan Marni.
"Lepas!!!" keluh Mark dan Lucas secara serempak.
...☘️☘️☘️...
Restauran Rose Royalty Hotel - Kota Arandal
"Aku akan makan banyak, siap-siap untuk bangkrut kamu!" ujar Lucas sambil mengigit dua bakpao yang ada di tangan kanan dan tangan kirinya.
"Silahkan, silahkan... Kalian adalah teman Marilyn tentu saja kalian akan mendapatkan layanan terbaik di sini..." ucap William dengan penuh senyum.
"Penjilat!" sindir Mark pelan sambil memakan sup sarang burung miliknya.
"Sungguh, aku tulus dengan kalian," senyuman semakin lebar melihat lawan bicaranya semakin kesal.
William puas menjahili dua orang disamping kanannya, ia pun menoleh ke Marni di samping kirinya, "oya ngomong-ngomong Marilyn, hari ini chef membuat sarapan oriental. Apakah kamu suka? Atau, mau diganti?"
"Enak, apalagi dimsum sama susu kedelainya," ucap Marni kemudian Marni kembali fokus mencicipi dimsum berisikan udang dan sayur di dalamnya.
"Marilyn, kenapa kamu selalu melihat ke arwah itu? Apa kamu bisa mendengar apa yang diucapkannya?" tanya William polos saat melihat Marni terus mendengarkan dengan sabar arwah yang berceloteh sepanjang jalan bahkan ketika Marni makan, arwah itu masih saja bercerita.
"Khuk....khuk..." Marni tersedak mendengar pertanyaan William.
"Oh cucuku minum. Minum..." Marni meminum air teh yang diberikan Mariana tetapi tersedak lagi karena teriakan ketakutan pengunjung hotel yang melihat gelas dapat melayang.
William menatap pengunjung wanita yang teriak. Kemudian pengunjung wanita itu langsung terdiam dengan tatapan kosong. Tidak lama kemudian general manajer dan staff mengamankan pengunjung tersebut dengan sigap.
"Tuan Muda Aither, maaf atas ketidaknyamanannya," ucap general manajer hotel bernama Josh yang merupakan manusia yang memiliki blood bond dengan Ibu William.
"Tangani dengan baik, jangan terjadi keributan lagi," sahut William sambil menyuruh mereka pergi.
Marni berbisik ke telinga William, "apa aku perlu menghipnosis wanita itu supaya melupakan kejadian yang dia lihat tadi?"
"Tidak perlu. Dia tidak akan mengingatnya," ucap William santai.
"Kamu yakin?" Marni yang masih khawatir merasa kurang yakin dengan perkataan William.
"Aku akan memastikan lagi nanti," William memberikan jaminan keamanan yang lebih dengan ucapannya membuat kekhawatiran Marni sirna. Marni pun melanjutkan mencoba makanan yang sudah lama tidak ia makan.
...☘️☘️☘️...
Seorang perempuan berambut hitam panjang dan kulit sebening mutiara tidak ada yang akan percaya kalau dia sudah mempunyai seorang putra berumur 300 tahun. Daya tariknya begitu kuat hingga membuat orang yang berpapasan dengannya akan menoleh untuk yang kedua kalinya. Dari lobi hotel hingga berhenti di pintu restauran, semua pandangan tertuju padanya seolah-olah ia adalah pemeran utama yang keluar dari novel.
Ia melepaskan kacamata dan menghampiri general manajer hotel.
"Ah Nyonya Presdir, selamat pagi..." ucap general manajer hotel yang kaget melihat kedatangan ibu dari presiden direktur.
"Kudengar putraku kesini. Dimana dia?" tanya perempuan itu dengan sikap yang anggun.
"Di restoran hotel, Nyonya. Apakah Nyonya ingin saya antar kesana?" Kata general majer sambil tersenyum profesional.
"Tidak perlu, kamu bisa melanjutkan aktivitasmu yang lain. Selamat bekerja, semoga harimu menyenangkan..." senyum indah menyilaukan dari ibu presiden direktur yang membuat general manajer bahkan karyawan hotel yang disampingnya tertegun.
Tidak lama dari itu mereka tersadar dan kemudian mendengar teriakan penuh dengan cerian dari wanita yang bertingkah laku sangat anggun di depannya tadi. Tetapi, mereka hanya diam tanpa berani berkomentar apapun.
"AHHHH! WILLYNYA MAMA UDAH GEDE!!!" peluk Ibu William yang bernama Eleanor Aither.
"Lepas, Ma. Malu..." keluh William dengan wajah yang seperti kepiting rebus.
"Eh, ini pasti Marilyn. Calon mantuku ya..." Marni yang mendengar ucapan Eleanor pun tersedak untuk yang kesekian kalinya.
...☘️☘️☘️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Lee
wkwk..Lucas sma Mark dendam bgt sma William..
2022-03-13
0
DEBU KAKI
semangay
2022-02-20
2
Aris Pujiono
aku jga pengen jadi calon mantu
2022-02-10
5