Harbour Bay Resort.
Di sebuah kawasan yang cukup memiliki nama juga jadi icon resort ternama di kota B, seorang pria tampan yang rupawan tengah merasa begitu lelah juga marah.
“Berikan aku laporan kinerja perusahaan Seacorp!” titah si pria yang sudah menyandarkan tubuhnya di batas kursi kebesarannya. “Bukankah harusnya kamu sudah sangat mengerti apa yang aku mau, Farrell?!”
Pria yang terdengar begitu angkuh juga dominan itu diketahui bernama lengkap Mahessa Adyatama. Dia adalah Presdir salah satu perusahaan besar dari Negara S, yaitu Eternal Trade atau E.T. Perusahaan yang lebih banyak bergerak di bidang properti itu, saat ini tengah melebarkan sayapnya di negara tetangga dan melakukan proses akuisisi pada sejumlah bisnis mikro yang akan dimonopoli olehnya. Selain di bidang properti, E.T juga bergerak di berbagai bidang manufakturing termasuk salah satunya penyedia pengadaan barang elektronik.
“M-maafkan kinerja buruk saya…”
“Kamu memang buruk!”
Farell menghela nafas pasrah saat tuannya menyela pembelaan dirinya. Dia memang paling mengerti akan kondisi tuannya. Saat ini, pria yang mulai menjadi atensi dunia bisnis di negara S itu tengah pusing dengan perjodohan yang tidak diinginkannya.
“Aku akan berada di kota ini dalam beberapa hari sampai keadaan rumah terkendali!”
“Dimengerti, Tuan!”
Farrell menundukkan tubuhnya mengerti apa yang dititahkan tuannya. “Jika tidak ada hal lainnya, saya pamit mempersiapkan kebutuhan anda selama disini.”
“Hm… Pergilah!”
“Oh iya!”
Farrell kembali menoleh saat dia hampir berada di batas ambang pintu. “Mengenai tetua, mereka–”
“Enyahlah!”
Farrell tersentak saat tuannya kembali membentaknya, dia tidak lagi ingin banyak menyela, dia lebih baik menyelamatkan nyawanya dengan bersikap patuh pada atasannya. Namun, pria itu urung buru-buru meninggalkan tuannya. Dia justru kembali memberikan ide gila pada tuannya.
“T-tapi, Tuan… Menurut saya, lebih baik anda mencari wanita yang bisa di bayar untuk menggagalkan kembali pertunangan anda yang keseratus!” Farrell terlihat menasehati tuannya yang sudah mulai terlihat putus asa. “Dengan demikian anda bisa mempertahankan gelar perjaka sampai akhir hayat anda!”
Bruuuk!
“Aaarkkk!” Farrell beruntung bisa mengelak dari amukan tuannya. Mahessa melempar setumpuk berkas tender ke arah asisten lucknutnya. “Ampuuun, Tuan!”
“Saya kan cuma kasih ide aja… Dibanding anda diseret Nyonya Besar ke pelaminan yang tidak anda inginkan, hayo!” Farrell kembali mempertahankan posisinya. Terlihat Mahessa seolah berpikir atas ide asistennya itu.
“Cari kemana wanita yang bisa aku gunakan? Sejauh ini, mereka justru memanfaatkanku!” Mahessa merutuk dan kembali memijat keningnya yang terasa berat.
“Itulah– anda tidak tahu fungsinya chat—” Farrell berbisik pasal sebuah aplikasi dimana para ani-ani bersarang pada mulanya.
Mahessa terlihat bergidik, dia mendorong Farrell untuk keluar dari ruangannya.
“Lama-lama dia sungguh mengerikan!” gumam Mahessa setelah kepergian asisten yang cerewet tapi serba bisa itu.
Pria besar itu menatap nanar laptop di hadapannya, dia tidak mengerjakan tugasnya sebagai pimpinan perusahaan. Pria itu justru tengah gelisah tidak menentu. “Apa yang dikatakan Farrell benar?”
Pria itu mendadak kepo dan mengikuti instruksi Farrell sebelumnya. Dia mengunduh sebuah aplikasi dan mulai mencari seseorang yang mungkin bisa digunakan sebagai kambing hitam memutus perjodohan dengan tunangan yang tidak diinginkannya.
Tring!
[ Queen_Luna : You too, handsome! ]
Deg!
Ini tidak pernah terjadi sebelumnya, yang mana perasaan Mahessa mendadak gelisah tidak menentu setelah balasan dari wanita yang secara acak Mahessa pilih menjadi teman chatting online-nya.
[ Essa : Hai, bisa kita bertemu? ]
[ Queen_Luna : Dih, buru-buru amat Bang! Kejar setoran ya? ]
“Pppfftt!”
Mahessa terus saja membalas chat si wanita yang membuat moodnya yang rusak mendadak ceria dan kembali bersemangat. Tapi, bukan semangat untuk bekerja seperti biasanya. Pria itu mendadak jadi chat addicted! Dia begitu menunggu balasan pesan dari wanita yang mengenalkan dirinya bernama Aluna Azzahra.
[ Essa : Kamu asik banget deh, hehe… Gak sabar ketemu jadinya, sorry– ]
Tring!
[ Queen_Luna : ngapain minta maaf? Lebaran masih jauh, Bang! Hehe… Me too, nice to chat with you… ]
Wajah Mahessa memerah, untuk pertama kalinya dia tersipu dengan wanita yang tidak pernah dikenalnya dan bahkan tidak tahu wujudnya seperti apa. Namun, tak lama dering ponsel Mahessa membuyarkan kesenangannya.
Dddrrttt…
“Ck!” Mahessa berdecak kesal sejenak kemudian menjawab dengan enggan. “Hm…”
“Sayaaang! Kamu kemana? Kata sekretaris kamu, kamu beneran keluar kota?” pekik seorang wanita manja tengah membuat Mahessa refleks menjauhkan ponsel dari telinganya.
“Iya, aku kerja lah Alena… Memangnya kamu, yang tahu habisin uang aja kerjanya!”
Jleb…
Perasaan wanita di seberang sana mendadak tidak nyaman dengan penuturan calon suaminya yang tak lain Mahessa Adyatama. Wanita yang dalam sambungan telepon dengannya bernama Alena Rajendra. Putri semata wayang dari keluarga besar Rajendra yang memiliki bisnis di bidang konstruksi bernama RGrup. Keluarga besar Adyatama berniat menggabungkan bisnis keduanya agar semakin jaya kedepannya. Namun sayangnya, sudah selama satu tahun membina hubungan, Mahessa tidak bisa cocok bahkan tidak memiliki perasaan apapun pada calon istrinya itu. Pria itu bahkan tidak bisa berdekatan dengan Alena yang merupakan calon istrinya sendiri. Pria dengan mysophobia akut sejenis Mahessa jelas tidak bisa berdekatan dengan seseorang yang selalu di tolak oleh tubuhnya dan berpikir mereka mungkin sangat kotor.
“Maaf, Sayang… Aku cuma rindu!”
‘Hah? Rindu? Bagaimana dia bisa bilang rindu? Ketemu aja jarang, sekali ketemu juga gak ngapa-ngapain selain aku mual dengan parfumnya!’ rutuk Mahessa dalam benaknya.
“Aku tahu– aku sibuk dulu ya!” Mahessa mulai mencari topik untuk memutus sambungan sepihaknya.
“Tunggu! Essa… Papa bilang, acara kita kan tinggal seminggu lagi. So–”
“Terserah kamu!”
Mahessa segera menyela pembicaraan calon istrinya yang sudah diketahui kemana arahnya. “Apapun yang kamu ingin lakukan, maka lakukanlah… Aku ikut denganmu! Selebihnya– jangan ganggu aku!”
Tut!
Mahessa geram rasanya, waktunya untuk membalas pesan dengan wanita chatting online terbuang dengan menjawab panggilan dari calon istrinya. “Sungguh tidak berguna!”
Mahessa kembali melayangkan senyuman saat dia segera membalas chat dari Luna.
[ Essa : Kapan kita bertemu, Luna? Mumpung aku ada di Kota B? ]
Triiing!
[ Queen_Luna : Bisa diatur! Yang penting, apa kamu berani membayarku dengan nominal yang tidak sedikit? ]
Deg!
Ada rasa sesak setelah sebelumnya Mahessa merasa wanita yang jadi teman chat-nya berbeda dengan wanita lain yang lebih senang memanfaatkan dirinya. “Huh, persetanlah! Kapan lagi aku bisa bertemu dengan seseorang yang aku sendiri menginginkannya seperti ini…”
[ Essa : Tidak masalah! Katakan berapa nominal yang kamu inginkan, aku akan membayarnya! ]
Tring!
[ Queen_Luna : One billion dollars for one crazy night with me! ]
Mahessa mengeraskan rahangnya saat si gadis mengatakan nominal yang diinginkannya. Sejujurnya bukan nominal yang jadi persoalan pria dewasa matang itu. Melainkan, perkataan Luna yang mengatakan one crazy night with her.
“Aasshh! Maksud dia apa?” Wajah Mahessa benar-benar tengah seperti kepiting masak. Dia bahkan merasa perkataan itu seolah bisikan mesra yang disampaikan gadis chatting onlinenya.
Bersambung…
Credit of Pic : Luo Zheng
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments