“Mas ini!” Sontak Luna segera menghardik pikiran benar kekasihnya. Bisa berabe jika Adira benar-benar menyadari kehamilannya. “Bagaimana mungkin aku hamil! Kita belum nikah!” sungut Luna kembali mengumpat.
“Tapi, kita udah kawin berkali-kali!”
Mak Jleb!
Luna kembali menekan dadanya kuat, Dira itu spesial irit kata tapi efektif menusuk relung jiwa.
“Pokoknya, enggak! Aku gak hamil, kapan Mas hamili aku coba? Kan mas keluarin di luar, iya kan?” Luna menatap berang kekasihnya, tak lupa dia mengambil kesempatan mengguncang bahu Dira dengan keras.
“Kalau aku keluar di dalam?” tanya Dira justru berbalik menggoda.
“Kan kalau?”
“Kalau benar?”
“Mungkin salah!”
Keduanya terus beradu mulut sampai salah satu diantara mereka menyerah. Adira terus memaksa Luna untuk membuka mulutnya. Dira menyadari, kekasihnya seolah tengah menutupi sesuatu darinya. Selama ini, Luna tidak pernah seagresif ini dalam menyela setiap kata yang terlontar dari mulutnya.
“Cukup, Mas!” Luna bangkit dari ranjang dengan wajah yang super serius.
Dira tersentak kali ini. “Oke… Maaf, Sayang!”
“Kamu mau jalan-jalan? Yuk, aku temani!” Dira membenarkan posisi tubuhnya dan menarik kedua tangan Luna bersimpuh sebagai permintaan maafnya sudah berselisih paham.
“Huh!” Luna menghela nafasnya berat. “Baiklah, aku mengampuni Mas, seperti biasa!”
Dira melengkungkan senyuman lebar, dia memeluk Luna dan menciumnya perlahan. “Terima kasih, Sayangnya aku!”
Deg!
Luna kembali seperti tersengat ekor lebah saat mulut manis kekasihnya pandai memikatnya dengan kata manisnya. ‘Bagian apa yang aku rasa pria ini jelas berbeda dengan Adira yang aku kenal. Apa jangan-jangan aku salah dimensi? Oh My Lord!!’
“Luna?”
“Ah, iya– makasi juga…”
“So? Kamu mau kemana?”
“Beli Hape!”
“Pfft!”
Dira terkekeh sekilas, dia kemudian menyambar jaket hoodie yang ditaruh di atas nakas. “Tumben? Kemarin aku tawarin bayar setengah-setengah kamu ogah-ogahan!”
“Abis, suruh setengah-setengah, sama aja bohong!”
“Hahaha!Ya kan berkurang setengahnya, loh!”
Dira terbahak kembali menemukan kesenangan setelah sebelumnya pikirannya entahlah. “Oke, saat ini aku yang bayarin!”
“Idiiih, tumben?”
Luna mendekat menggelayut manja, dia juga senang sekali lupa ingatan dan melupakan apa yang jadi prioritas hidupnya sekarang.
“Asal bukan IPhone, aku bisa bayarin sekarang, kalau mau samaan ama aku tunggu gajian. Kamu juga kadang suka banget belanja pas akhir bulan! Heran banget dah…”
Luna mengerucutkan bibirnya kesal, dia sendiri lupa apa Dira adalah sosok pria yang royal pada kekasihnya? Seingat Luna, selama ini mereka bayar kadang masing-masing, kadang siapa yang bayar A siapa yang bayar B! Luna tidak ingat kekasihnya bisa jadi sugar daddy-nya walau jelas saat ini Luna tahu seberapa sultan kekasihnya itu.
‘Ck, aku rasa seharusnya saat ini doi masih bertengkar dengan keluarga besarnya. Dia bisa kembali Sultan setelah menikah!’ Luna kembali dirundung dilema. ‘Ah, sial! Baru dua belas jam di hidupkan kembali, kepalaku rasanya ingin pecah, Tuhaaan… Huhu!’
“Ayo! Ngelamun aja kerjanya, tar kesambet tau rasa!”
“Bicit!”
“Hahahaha…”
Dira kembali terbahak saat kekasihnya kembali dalam mode senggol bacok, apalagi kalau bahasa kasar dan kebun binatangnya sudah keluar kandang. Dira memilih menyumpal telinganya dengan handsfree.
Luna mengunci kamar sewa dan bersiap keluar. Sebelumnya Luna sudah berpikir, hal apa yang akan dilakukan kedepannya. Tentu saja mendulang harta!
Salah satu jalan meraihnya di tahun ini adalah dengan membuka online shop, Luna bahkan berharap bisa segera menjadi selebgram ala-ala apa youtuber ala-ala agar hartanya semakin melimpah mengalahkan gen geledek. Dengan begitu, dia tidak perlu lagi menggantungkan dan mengandalkan belas kasih dari seorang pria.
“Kebiasaan banget sih!” Dira merutuk kesal saat dia baru menyadari kekasihnya hanya menggunakan mini dressnya. “Kamu mau belanja apa hangout?”
“Dua-duanya kalo bisa!” Luna menjawab mantap dengan gaya cengengesannya.
“Ganti! Kalau gak mau gak usah pergi!!”
“Hiishh!”
Luna teramat kesal jika Dira sudah kembali kumat dengan aturan kuno yang menyiksanya. “Ayang ga asik ah!”
“Heh, kalau aku gak sayang sama kamu, aku bakalan biarin orang lain menikmati tubuh indah kamu!” rutuk Dira kesal. "Sana cepet ganti!!"
“Iya lah Si Paling-Paling!”
Luna menghentakkan kaki kesal, dia berbalik badan kembali menuju kamarnya. Sekilas Dira menaikan sudut bibirnya. Jelas saja dia tidak ingin manusia lain melihat betapa indah tubuh kekasihnya. Dalam beberapa menit Luna telah selesai dengan gaya kasualnya. Gadis itu mengenakan skinny jeans dipadukan dengan kaos biasa ukuran small yang jelas terlihat cukup menjiplak bagian lekuk bukit indahnya. Dira melotot dengan tampilan Luna yang seharusnya sudah tertutup sekarang ini.
“Udah puas?!” Luna mendekat mendumel di depan kekasihnya.
“Enggak!” Dira melepas jaket hoodie miliknya kemudian dia mengenakan langsung di badan kekasihnya. “Seneng bener ekspose harta karun gue!”
“Buahaha!”
Luna terbahak sekaligus terharu, kekasihnya itu memang paling rewel dengan segala sesuatunya. “I love you, Adira Renald.”
Dira terpaku, dia menatap nanar kekasihnya, begitu pula Luna. Gadis itu tidak menyangka bisa refleks mengatakan kata yang seharusnya tidak lagi keluar dari mulutnya. Tapi, bagaimana mungkin Luna membohongi hatinya? Adira adalah pria yang selalu bisa membuat Luna jatuh cinta untuk kesekian kalinya.
“I love you more, Luna…” Dira menangkup wajah cantik kekasihnya, pria itu menerbitkan senyuman yang lembut dan tampan membuat denyut jantung Luna berdetak tidak karuan.
‘Senyuman ini–’ Luna hampir tidak percaya, dia bisa melihat senyuman yang dalam ingatannya hanya akan terbit jika prianya tengah mengalami kli-maks atau sedang berada di puncak permainan panas mereka.
Dalam ingatan terakhir Luna juga, Adira Renald spesialis pria dingin yang monoton dan tidak romantis sama sekali. Pria itu akan berbuat manis dan menyenangkan jika keduanya tengah melakukan pergumulan panas di atas ranjang. Sisanya— mereka akan terlihat seperti bukan pasangan. Aneh bukan?
“Yuk!” Dira telah selesai memasangkan helm milik kekasihnya yang selalu dia bawa di dalam motornya.
“Heh…” Luna menunduk menjatuhkan satu bulir air mata. Dia lantas menyeka cepat dan mengangguk dengan senyuman lebar.
‘Bisa jadi, aku kembali dihidupkan memang untuk mengubah takdir. Takdir yang seperti apa? Aku jelas tidak tahu– bisa jadi semua option terbuka saat ini, seperti memulai kembali dari awal, mengenalnya perlahan, menumbuhkan rasa percaya dan kembali berkomitmen dengan cinta yang sudah ada saat ini… Ah, hidup sungguh konyol terkadang!’
Luna memeluk erat tubuh kokoh kekasihnya, aroma khas parfum prianya menguar di indra penciuman Luna. Parfume yang tidak berubah, baik saat ini bahkan delapan tahun yang sudah dilaluinya, pria itu memang sosok yang setia. Parfum saja tidak berubah, apalagi ceweknya!
Dira melajukan motor dengan kecepatan sedang, dia berusaha menggenggam tangan wanitanya yang merengkuhnya erat. ‘Luna… Apapun akan aku lakukan, aku akan menikahimu, sekarang atau nanti, tapi– jelas semua itu pasti! Kamu hamil benihku, tentu aku tidak sekedar bertanggung jawab atas kelakuan bejatku, semua karena aku benar-benar mencintaimu, Naluna Maharanni!’
Luna tidak mengetahui bahwa feeling kekasihnya sudah menyadari pasal kehamilannya. Keributan sebelumnya jelas membuat pria itu semakin yakin Luna tengah mengandung benih yang dikeluarkannya di dalam tanpa Luna ketahui, Dira jelas tidak akan memberitahukan pada Luna mengenai hal ini.
Dua minggu yang lalu, Luna dan Dira menghabiskan akhir pekan mereka di resort milik keluarga Dira. Mereka terus memadu kasih, Dira bahkan tidak mengijinkan Luna keluar dari ranjang dan terus memuaskan hasrat terlarangnya . Setiap kali Dira bersama Luna, gairahnya akan meledak dan terus meminta untuk dipuaskan. Dira tidak memikirkan resiko saat dia lupa mengeluarkan benihnya di luar. Bahkan, setelah hari itu– Dira selalu kedapatan telat mencabutnya saking nikmatnya melakukan sebuah dosa. Bagi Luna, tentu saja dia tidak tahu apa-apa, yang dia tahu– kekasihnya mengeluarkan di luar rahimnya. Tidak mungkin Dira membiarkan dirinya hamil sebelum mereka mengikrarkan ijab qabul mereka.
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments