Setelah pertemuan Sandra dengan Yusuf, Sandro dan juga Willy, mereka makan siang bersama dan ada Leo juga tentunya. Leo dari tadi hanya diam saja melihat keempat saudara itu yang berbincang di ruang keluarga karena ia paham kalau Sandra dan saudaranya membutuhkan waktu untuk melepaskan rindu.
"Ayo semuanya makan dulu" teriak Sandra setelah menyiapkan makanan yang di beli oleh anak buah Leo tadi di meja makan
Willy, Yusuf, Sandro, dan Leo pun tanpa banyak bertanya langsung menuju ruang makan.
"Wah banyaknya" seru Sandro dengan antusias karena biasanya mereka bertiga sebelum Sandra datang hanya makan makanan sederhana yang dibuat oleh Willy
"Iya dong untuk merayakan kembalinya kak Sandra" ucap Yusuf yang juga sangat antusias sedangkan Willy dan Leo hanya geleng-geleng kepala
Sandra pun mengambilkan semuanya nasi sedangkan untuk lauknya membiarkan mereka mengambilnya sesuai selera. Hanya suara dentingan sendok dan piring yang terdengar. Setelah selesai makan mereka menuju ke ruang keluarga kecuali Sandra yang membersihkan ruang makan dan mencuci piringnya.
***
"Jadi bisa jelaskan dulu ada hubungan apa antara kamu dengan Leo, dek?" tanya Willy setelah Sandra duduk di kursi sofa single seakan itu tempat disediakan untuk menginterogasinya
"Kekasih" bukan Sandra yang menjawab melainkan Leo
"Ha?" cengo Willy, Sandro dan Yusuf
"Aku dan kak Leo sepasang kekasih kak, dek" jelas Sandra pada ucapan yang diucapkan Leo
"Bagaimana bisa?" tanya Willy di sela keterkejutannya
"Aku dan kak Leo bertemu waktu kecil. Dek, ingat nggak dulu anak kecil laki-laki yang minta air putih di toko bunga kita?" tanya Sandra pada Yusuf. Yusuf pun terdiam sebentar mengingat-ingat kembali memori dulu.
"Iya kak aku ingat. Tapi apa hubungannya?" tanya Yusuf yang mengingat kejadian itu
"Kak Leo, dia anak kecil laki-laki itu" jawab Sandra
"Ha? beneran kak? Oh iya dulu kan panggilannya juga Leo. Tapi kok ini berubah banget? Sampai aku nggak bisa ngenalin lho" ucap Yusuf yang masih tidak percaya dengan apa yang di ucapkan Sandra. Yusuf pun kembali mengamati Leo dengan seksama, sampai ia sadar kalau memang wajah anak kecil itu hampir mirip dengan Leo. Bedanya hanya Leo sekarang terlihat dewasa dan tampan tak seperti dulu yang terlihat lusuh.
"Terimakasih Yusuf dulu sudah membantu kakak. Tanpa bantuan kalian aku takkan bisa seperti ini" ucap Leo sambil tersenyum tipis namun terlihat tulus.
"Sama-sama kak. Aku nggak nyangka kakak bisa seperti ini sekarang" ucap Yusuf dengan antusias karena walaupun ia belum tahu sesukses apa Leo sekarang, ia bisa melihat kalau Leo memakai pakaian yang mahal.
Willy dan Sandro yang tak tahu apa-apa hanya diam saja sambil mengamati situasi.
"Jadi kak Willy, kak Sandro... Kak Leo ini dulu orang yang aku tolong sewaktu umur aku sekitar 5 tahun saat aku dan Yusuf mulai membuka toko bunga di depan rumah Yusuf" jelas Sandra pada kedua kakaknya karena terlihat kalau keduanya bingung. Setelah dijelaskan, Willy dan Sandro pun mengangguk paham.
"Lalu kami bertemu kembali sekitar 1 minggu yang lalu dan menjadi sepasang kekasih" lanjut Sandra. Sandra tak menjelaskan tentang kejadian culik menculik dan menjadi sepasang kekasih karena dipaksa oleh Leo karena ia tak ingin Leo malu dengan kelakuannya.
"Wah... Selamat kak Sandra, kak Leo. Semoga betah-betah ya ngehadapi kak Sandra yang kadang juteknya minta ampun" goda Yusuf membuat Sandra menyebikkan bibirnya cemberut.
"Sudah biasa" ucap Leo singkat dengan tersenyum tipis.
"Tuh kan, kak Leo aja setuju dengan Yusuf hahaha" ujar Yusuf sambil tertawa renyah
"Selamat dek, Leo. Tolong jaga adek gue karena dia adalah permata hidup gue" ucap Willy dengan nada tegasnya dan diangguki saja oleh Leo mantap. Sandro hanya diam saja namun dalam hati ia berdoa agar adiknya selalu bahagia dengan siapapun itu pilihannya.
***
Setelah menginterogasi Sandra tentang hubungannya dengan Leo, suasana disana agak sedikit tegang dengan pernyataan dari Sandra.
"Sebelum aku jelasin apa yang terjadi selama 5 tahun ke belakang ini, aku mau memberi tahu kalian bertiga sesuatu. Aku punya papa dan adik angkat di sana" ucap Sandra dengan mata menatap ketiga saudaranya yang membuat mereka bertiga ada perasaan kecewa, sedih dan juga miris.
"Apa maksud kamu Sandra? Kamu ingin menggantikan posisi orangtua kita?" tanya Sandro dengan pandangan sedikit kecewa
"Bukan. Bukan itu maksudku kak, siapapun itu nggak akan pernah bisa gantiin posisi orangtua kita. Mereka punya tempat tersendiri di hati aku" ucap Sandra lirih
"Kakak merasa nggak becus menjaga kalian sehingga kalian kekurangan kasih sayang dari orangtua dan kakak terutama kamu, Sandra" ucap Willy dengan sendu
"Enggak... Kakak adalah kakak terbaik untuk kita semua terutama aku" ucap Sandra pelan kemudian menghambur ke pelukan Willy dan menangis disana
"Jangan menangis" ucap Willy pelan sambil membalas pelukan sang adik. Sandro yang melihatnya pun ikut menghambur ke pelukan kedua saudaranya karena tak tega melihat Sandra menangis
"Coba ceritakan tentang papa angkatmu, dek" lanjut Willy dengan legowo. Sandra yang mendengar itu pun sedikit lega karena kakaknya tidak marah padanya.
"Dulu waktu awal-awal aku pindah ke sana untuk beasiswa lanjut sekolah aku terpisah dengan rombongan beberapa siswa lain karena aku harus ke toilet dan lupa pamit pada mereka" cerita Sandra
"Saat aku kembali ke tempat tadi mereka menunggu aku tak menemukan mereka sama sekali, untungnya kopernya aku ikut bawa ke kamar mandi. Saat aku berjalan keluar Bandara untuk mencari mereka, aku di datangi beberapa orang berbaju hitam karena aku takut aku berlari dan menabrak seorang laki-laki paruh baya, yang sekarang jadi papa angkatku karena ia lah yang menolongku dari orang-orang itu. Kata papa, orang-orang itu masuk ke dalam sindikat perdagangan manusia suka menculik anak-anak untuk dijual. Papa mengalahkan mereka lalu aku di bawa nya pulang ke rumahnya, awalnya aku takut tapi karena rasa tidak enak hati karena menolongku jadinya aku ikut saja. Dan dari situ aku di kenalkan dengan istri dan anaknya dan diangkat anak oleh mereka, namun sayang istrinya sekarang sudah tiada" jelas Sandra.
Willy, Sandro dan Yusuf yang mendengar cerita itu pun sedikit sedih karena tak bisa melindungi saudara mereka dari bahaya. Sedangkan Leo diam-diam sudah mengepalkan tangannya marah karena selama ini ia tak mencari tahu detail kehidupan Sandra dan tak berada disamping Sandra saat ia kesusahan.
"Aku janji akan membalas orang-oang yang dulu menyakiti kamu, baby. Siapapun itu orangnya, dia akan mati" batin Leo sambil mengepalkan tangannya untuk meredam emosi yang bergejolak di dadanya.
Jangan lupa like & comment ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Novianti Ratnasari
seru cerita nya
2021-11-19
0