Seminggu berlalu, tepat hari ini Willy akan melaksanakan ospek di kampusnya. Ia sudah menyiapkan semua barang yang diperlukan untuk keperluan ospeknya, dimulai dari papan nama yang dikalungkan, topi kertas dan tas karung. Bahkan Yusuf dan Sandro pun ikut membantu untuk menyiapkan padahal Willy sudah menolaknya.
"Nanti kakak kecapekan" kata Sandro dan Yusuf yang membuat Willy hanya pasrah saja melihat mereka yang begitu antusias
Willy pun berangkat ke kampus dengan bersama kedua adiknya dengan menggunakan mobil karena peraturan saat ospek tidak diperkenankan membawa kendaraan pribadi.
"Semangat kak" ucap kedua adiknya antusias saat mereka sudah sampai di depan kampus Willy
"Iya, pasti. Kalian hati-hati bawa mobilnya" pesan Willy dan diangguki oleh keduanya
"Iya kak, nanti kalau sudah pulang hubungi kami ya. Biar kami jemput" pesan Sandro dan diacungi jempol oleh Willy sambil ia berlalu masuk ke dalam kampus
Willy pun bergabung dengan mahasiswa baru lainnya yang sedang berkumpul di lapangan utama kampus itu. Willy berusaha untuk berkenalan dengan yang lainnya, walaupun sifatnya dingin tapi ia berusaha untuk tetap bersosialisasi dengan sekawannya.
"Loe juga kelompok Pluto?" tanya seorang laki-laki putih, tinggi, dan tampan pada Willy yang baru datang juga berada di barisan kelompoknya. Semua mahasiswa ospek di bagi menjadi beberapa kelompok dengan nama planet
"Iya, gue kelompok Pluto. Nama loe siapa?" tanya Willy datar tapi masih terkesan ramah sambil mengulurkan tangannya
"Ferdian Bagaskara, panggil aja Ferdi. Kalau loe?" tanya Ferdi sambil membalas uluran tangan Willy
"Panggil aja Willy" jawab Willy dan diangguki Ferdi
Ferdian Bagaskara (19) adalah anak dari pengusaha perhiasan terbesar di Asia, Yudha Bagaskara dan Nelli Bagaskara. Ia merupakan anak tunggal, mempunyai sifat yang friendly, mudah bergaul, ramah, dan sedikit cerewet.
"Kita kumpul sama kenalan bareng mereka yok. Biar banyak kenalan walaupun nanti beda fakultas" ucap Ferdi kemudian berjalan duluan di depan Willy menuju kumpulan 3 orang laki-laki yang sepertinya juga sekelompok dengan mereka
"Hallo bro, sorry ganggu. Kita mau kenalan biar satu kelompok tambah akrab gitu. Kenalin gue Ferdi dan yang ini Willy" sapa Ferdi dan menunjuk ke arah Willy saat memperkenalkannya
"Oh iya, kenalin juga gue Andri, ini Nino dan yang ini Leo" balas laki-laki yang bernama Andri sambil mengenalkan kedua temannya dengan menunjuknya
Nino Yudhistira (19) adalah anak dari pengusaha properti terkenal di Indonesia Alfa Yudhistira dan Rini Yudhistira. Ia merupakan anak pertama dari 3 bersaudara, kedua adiknya (kembar) masih berumur 8 tahun. Ia mempunyai sifat yang ramah, friendly, dan agak jutek pada orang yang belum terlalu kenal.
"Loh elo yang waktu itu nggak sengaja gue tabrak kan, Leo?" tanya Willy sambil menunjuk ke arah laki-laki yang sedari tadi sibuk dengan hp nya
"Iya" jawabnya singkat dengan melirik sekilas ke arah Willy
"Sorry dia emang dingin kaya gitu, tapi orangnya baik kok. Biasanya kalau dia udah fokus sama hp tuh dia pasti lagi chatt an sama ceweknya, dia tuh bucin akut" ucap Nino sekaligus menyindir sahabatnya yang diikuti tawa dari Ferdi, Andri, dan Willy sedangkan yang disindir diam saja seakan tak peduli dengan ucapan sahabatnya itu
*Test... Test...
"Kepada semua peserta ospek diharapkan untuk segera berkumpul dan berbaris sesuai dengan kelompoknya masing-masing*"
Terdengar suara pengumuman dari panitia ospek yang menggema di lapangan outdoor yang luas itu membuat semua mahasiswa baru segera berlari untuk berkumpul dengan kelompoknya tak terkecuali Leo dkk ( Leo, Willy, Ferdi, Nino, dan Andri).
Acara ospek hari pertama hanya perkenalan panitia ospek, beberapa petinggi kampus, perkenalan UKM dan perkenalan kampus saja.
"Gila, capek banget gue. Cuma duduk aja, capek banget" keluh Andri
"Ngeluh terus, masih muda kok banyak ngeluh" cibir Nino
"Udah ayo pulang, keburu sore" ucap Ferdi menengahi dan diangguki semuanya
Mereka pun berjalan menuju gerbang kampus untuk segera pulang, semua tak ada yang membawa kendaraan pribadi melainkan diantar kecuali Leo yang memang agak bandel jadi ia tetap membawa mobil tapi tak di parkirkan di lingkungan kampus agar tak ketahuan oleh panitia ospek.
"Sebentar lagi" bisik Leo pada Willy saat mereka berjalan berdampingan saat menuju depan kampus
"Maksudnya?" tanya Willy dengan pelan.
Tanpa menjawab pertanyaan Willy, Leo pun berlalu keluar gerbang untuk ke arah mobilnya.
"Gue duluan" ucap Leo pada semua temannya saat ia sudah berada di depan teman-temannya. Semua pun mengangguk kecuali Willy yang masih bingung dengan apa yang di maksud oleh Leo
Tin... Tin...
Di tengah kebingungan Willy, ia pun tersentak kaget mendengar klakson mobil yang berhenti di depannya.
"Kak Willy" seru Sandro dari dalam mobil dan diangguki oleh Willy
"Gue duluan semua" pamit Willy pada Ferdi, Nino, dan Andri yang masih menunggu jemputannya
Willy pun masuk ke mobil dan duduk dengan masih memikirkan apa maksud dari perkataan Leo tadi. Sedangkan Sandro dan Yusuf yang berada di belakang kemudi merasa heran dengan kakaknya yang dari tadi hanya melamun saja.
"Kak, kamu kenapa? kok bengong?" tanya Sandro
"Ah... enggak hanya kecapekan aja kok" elak Willy yang tak ingin membuat kedua adiknya khawatir
"Kalau ada apa-apa langsung bilang ya kak, kita kan keluarga jadi aku harap nggak ada yang di tutup-tutupi diantara kita. Kalau ada masalah seenggaknya kita bisa mencari solusinya sama-sama" ucap Yusuf yang sebenarnya masih belum percaya dengan apa yang di katakan oleh kakaknya, namun ia lebih memilih untuk diam sampai kakaknya itu mau cerita sendiri.
Tak terasa mobil yang mereka kendarai telah memasuki pekarangan rumah, mereka pun segera turun dari mobil. Namun sebelum itu intruksi dari Yusuf menghentikan langkah mereka.
"Kak, lihat deh di seberang jalan sana? Kok kaya ada orang yang mengawasi kita ya" ucap Yusuf sambil sedikit melihat sekitar.
Sontak karena ucapan Yusuf itu, Sandro dan Willy melirik ke arah seberang jalan depan rumah mereka. Dan benar saja ada dua orang yang seperti mengawasi rumah mereka.
"Kita pura-pura tak melihatnya saja. Walau kita udah tahu tapi jangan sampai terlalu menunjukkan kalau kita sudah tahu biar mereka nggak curiga" ucap Sandro
"Dan lagi kalau mereka orang-orang yang akan menyakiti kita, kita harus bersiap untuk melumpuhkan mereka dan menanyakan apa tujuan mereka mengawasi kita. Selama mereka tak melakukan apa-apa kita diam saja dulu" ucap Willy menambahi dan diangguki oleh Sandro dan Yusuf
Mereka bertiga pun turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah seperti tak terjadi sesuatu. Sampai mereka bertiga masuk rumah pun tak ada pergerakan apa-apa dari mereka. Entah apa tujuan dari mereka, semoga saja tujuan yang baik, pikir Willy, Sandro, dan Yusuf
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Denog'e Kagoll Asmoro
Lanjut
2021-10-13
1