Tak terasa sudah satu Minggu, Willy dan Sandro tinggal dengan Yusuf. Willy pun meminta Yusuf untuk menganggapnya seperti kakak kandungnya sendiri agar tak canggung antar sesama, begitupun sebaliknya Yusuf meminta pada Willy dan Sandro untuk merasa tak sungkan apabila membutuhkan bantuan dirinya.
"Kak Willy, Kak Sandro mulai sekarang aku harap kalian nggak sungkan lagi sama aku apabila kalian butuh bantuan dariku. Karena semua yang aku miliki ini adalah milik kak Sandra jadi sudah pasti ini juga milik kak Willy dan kak Sandro" ucap Yusuf pagi itu setelah mereka selesai sarapan dan duduk di ruang depan tv. Yusuf memanggil Sandro dengan panggilan "kakak" karena umurnya yang 1 tahun diatas Yusuf walaupun mereka berada pada jenjang kelas yang sama. Itu karena dulu Yusuf ikut kelas akselerasi makanya bisa satu jenjang dengan Sandro
"Iya dek. Kamu juga nggak usah sungkan sama kita, mulai sekarang anggaplah kami saudara kandungmu seperti kamu menganggap Sandra sebagai kakakmu. Mulai saat ini kita saudara, jadi apapun yang terjadi kita akan terus bersama. Kita juga akan sama-sama menemukan Sandra agar kita bisa kembali bersama" ucap Willy dengan tersenyum manis pada kedua adiknya dan dibalas anggukan oleh keduanya
"Oh ya kak, kak Willy harusnya sudah masuk kuliah bukan?" Tanya Yusuf dan dibalas anggukan oleh Willy
"Gimana kalau kakak lanjutkan kuliah kakak?" saran Yusuf
"Enggak dulu deh, dek. Aku mau fokus kerja buat cari uang untuk kalian dulu sekalian cari Sandra biar cepet ketemu" tolak Willy
"Kakak bisa lanjut kuliah sambil kerja kak. Lagipula kakak yang akan mengurus cafe dan restorant yang dimiliki kak Sandra" ucap Yusuf pada Willy dan Sandro yang membuat keduanya terkejut. Karena selama satu minggu mereka tinggal bersama, Yusuf belum menceritakan tentang pekerjaan Yusuf dan Sandra selama ini. Yusuf hanya menceritakan kalau rumah ini adalah hasil dari kerja keras mereka berdua.
"Cafe? Restorant? maksudnya cafe dan restorant siapa dek?" tanya Willy di tengah keterkejutannya
"hehe oh iya Yusuf lupa belum cerita hehe" ucap Yusuf cengengesan dan ditanggapi gelengan kepala oleh Sandro dan Willy
"Jadi aku sama kak Sandra punya beberapa usaha yang selama ini kita rintis, lebih tepatnya kak Sandra sih karena yang punya modalnya dia kalau aku hanya membantu dan memberi ide saja" jelas Yusuf dan diangguki oleh Willy juga Sandro
"Pertama aku dan kak Sandra ada usaha toko bunga dan toko kue yang letaknya lumayan jauh dari sini, sekitar diperbatasan kota lah soalnya dulu kita tinggal disana tapi sekarang udah di pegang sama orang kepercayaannya kak Sandra kita tinggal pantau saja" lanjutnya
"Setelah itu kita pindah ke Jakarta, kami bangun cafe dan restorant ada 3 cabang cafe dan 6 cabang restorant yang pusatnya ada disini. Tiap cabang ada pimpinannya masing-masing, nah yang di pusat ini kebetulan aku yang pimpin. Karena aku udah ketemu kak Willy dan kak Sandro, maka dari itu aku serahkan kepemimpinannya ke kak Willy karena aku yakin kakak lebih bisa membuat cafe dan restorant ini maju" lanjut Yusuf
"Tapi apa kamu yakin dek? Kakak belum terlalu berpengalaman dalam berbisnis?" tanya Willy yang memang masih ragu
"Aku yakin kak, dulu kak Sandra bilang kalau kak Willy dari kecil sudah genius dalam hal perencanaan dan mengelola keuangan maka dari itu aku percaya sama kakak. Aku sama Sandro akan fokus sama sekolah dan pencarian kak Sandra. Bagaimana kak? Kalau kakak kesusahan nanti kita bantu" ucap Yusuf meyakinkan
"Baiklah kakak setuju. Kakak akan kuliah sambil mengambil alih kepemimpinan kamu di cafe dan restorant pusat" setuju Willy yakin dan diangguki semangat oleh Yusuf dan Sandro
"Sandra/ kak Sandra, semoga kamu cepat kembali pada kami. Dimanapun kamu berada semoga kamu selalu sehat dan baik-baik saja. Kami menunggumu kembali" batin ketiganya
*****
Di belahan bumi negara lain
Seorang gadis tengah duduk di depan meja kerja nya sambil mengamati sebuah tayangan di laptopnya. Ditayangan itu menayangkan tiga pemuda yang sangat gadis itu sayangi, sedang berbicara akrab satu sama lain. Gadis itu pun dengan seksama mendengarkan obrolan mereka, terkadang ia juga mengusap setitik air yang keluar dari matanya. Ya dia adalah Sandra, seorang gadis yang selama 5 tahun ini menghilang atau bisa dibilang menghilangkan diri dari orang-orang terdekatnya. Ia punya alasan tersendiri mengapa melakukan ini.
"Aku bahagia, Yusuf sudah menemukan kalian. Terimakasih Yusuf, semoga kita berempat bisa segera berkumpul bersama" monolog Sandra sambil menatap layar laptopnya
Tok... tok... tok...
Bunyi ketukan pintu mengalihkan pikiran dan pandangannya dari tayangan laptop itu.
"Masuk" seru Sandra dengan nada suara yang datar dan terkesan dingin
"Permisi nona. Ada yang mau saya sampaikan" ucap orang yang mengetuk pintu tadi setelah dipersilahkan masuk
"To the point" jawab Sandra
"Orang yang dulu menyuruh orang-orang itu untuk membunuh kedua orangtua anda sekarang posisinya ada di Indonesia, nona. "Dia" sekarang berusaha untuk mencari kedua kakak nona karena ada beberapa aset keluarga anda yang tersimpan dulu hanya bisa diambil dengan menggunakan lensa mata kedua kakak anda, nona" jelas orang itu
"Tapi kami belum tahu pastinya "dia" itu siapa nona karena dia selalu menggunakan topeng wajah yang mirip kulit wajah manusia asli dan selalu berganti-ganti" lanjut orang itu
"Awasi orang-orang mencurigakan yang berada di sekirar kedua kakakku dan juga Yusuf. Tambah penjagaan untuk ketiganya, aku tak ingin mendapat laporan bahwa ketiganya terluka, Erick" ucap Sandra dengan tegas
"Baik nona. Lalu kapan nona akan kembali ke sana?" Tanya orang itu lagi yang bernama Erick Van De Mero, orang kepercayaan Sandra di negara itu
"Aku belum bisa kembali dalam waktu dekat, Erick. Kau pun tahu, jika "dia" tahu aku masih hidup pasti "dia" juga akan mengincarku maka dari itu agar aku lebih mudah menjaga kakakku, aku harus bermain cantik agar aku bisa mengelabuhi "dia"" ucap Sandra dengan menampilkan senyuman misteriusnya yang membuat siapapun bergidik ngeri karena maksud dari senyuman itu adalah adanya "pertumpahan darah".
"Aku juga tak yakin "dia" hanya mengincar harta peninggalan kedua orangtuaku. Pasti "dia" punya rencana lain. Kau teruslah awasi pergerakannya jangan sampai kita kehilangan jejak" lanjut Sandra
"Baiklah nona akan saya lakukan dengan baik" ucap Erick dengan patuh. Erick dulu adalah seorang pembunuh bayaran yang telah dikontrak oleh perusahaan besar tapi Erick berhenti karena ia merasa bersalah telah membunuh orang-orang yang tak bersalah. Awalnya memang ia dikontrak untuk membunuh orang yang korupsi tapi lama kelamaan perusahaan itu menyuruhnya untuk membunuh pimpinan besar perusahaan lain agar kekuasaannya semakin tinggi. Karena Erick ingin berhenti maka ia harus membayar denda sekitar 2 M namun ia belum sanggup dan saat itu ia bertemu Sandra saat akan bunuh diri karena sudah tak sanggup menjalani pekerjaan itu tapi tak bisa membayar denda agar keluar dari pekerjaan itu. Dan Sandra yang akhirnya membantu Erick dengan memberikan uang itu dengan syarat Erick harus menjadi orang kepercayaannya dan tak mengkhianatinya.
"Huh... dasar tua bangka, sudah tua tapi hanya memikirkan harta, harta, dan harta. Harta bisa buat orang lupa diri dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya walaupun harus menghilangkan nyawa orang lain. Sungguh gila" batin Sandra menghela nafasnya kasar setelah Erick keluar dari ruangannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments