"Huaaa.... Aku bisa gila jika seperti ini terus. Kalau tak menghasilkan uang, sudah ku bakar ini kertas-kertas" seru seorang gadis yang tengah frustasi dengan banyaknya berkas perusahaan dihadapannya.
"Aku ingin pulang saja" batin gadis itu kemudian berdiri dari kursi kebesarannya menuju ke arah jendela kaca besar di ruangannya untuk melihat betapa indahnya pemandangan kota.
"Hah... Kak Willy, Kak Sandro, Yusuf maaf aku belum bisa pulang menemui kalian. Aku hanya tak ingin kalian terluka jika aku menunjukkan diri saat ini" monolog gadis itu yang tak lain adalah Sandra
"Semangat Sandra" seru Sandra menyemangati dirinya sendiri
Sandra pun kembali duduk di kursi kebesarannya dan mengerjakan beberapa berkas perusahaannya. Perusahaan?
Tepat pukul 7 malam, Sandra menyelesaikan pekerjaannya dan bergegas untuk pulang ke rumahnya. Di dalam perjalanan, ia membawa mobilnya dengan santai namun tiba-tiba ia menjadi terlihat serius setelah melirik kaca spionnya.
"Siapa mereka?" monolog Sandra yang melihat beberapa mobil hitam dan 1 motor hitam yang sepertinya sedang mengikuti dia
"Musuhku yang sekarang atau yang dulu?" tanya Sandra pada dirinya sendiri sambil terus fokus mengendarai mobilnya
Untuk antisipasi, Sandra menekan alat komunikasi di telinganya yang langsung terhubung dengan orang-orang penting di sekitarnya
"Halo pa? Aku sedang diikuti beberapa orang, bisakah kau mengirimkanku beberapa orang untuk mengawasiku" ucap Sandra pada seseorang diseberang sana
"...."
"Baik pa" jawab Sandra setelah mendengar jawabannya dari seseorang di seberang sana yang ia sebut dengan panggilan "pa"
Sandra pun mengarahkan mobilnya ke arah jalanan yang sepi agar apabila ada pertumpahan darah tak menyebabkan oranglain terluka. Setelah sampai di jalanan yang sepi, motor dan mobil yang mengikuti Sandra mulai memepet mobil Sandra dengan tabrakan-tabrakan kecil, alhasil Sandra pun menghentikan laju kendaraannya.
"Ck... Menyusahkan" gerutu Sandra
"Tapi lumayanlah, olahraga malam. Udah lama gue nggak olahraga" ucapnya sambil merenggangkan tangannya untuk pemanasan agar ototnya tak kaget
Sandra pun keluar dari mobilnya, diikuti orang-orang yang mengikutinya juga turun dari kendaraan mereka. Namun anehnya, mereka semua menggunakan masker.
"Mau apa kalian?" to the point Sandra dengan nada dinginnya
"Suruhan siapa kalian?" tanya Sandra lagi dengan wajah datarnya
Tapi... Tapi.... tak ada jawaban dari mereka. Mereka semua hanya diam dan menatap Sandra dengan tatapan yang menurut Sandra aneh.
"Hei... Kalian bisu atau gimana hah? Gue udah capek-capek ngeluarin suara merdu gue tapi kalian diem aja kaya patung. Kalau emang nggak ada yang penting lebih baik kalian menyingkir karena aku sudah lelah dan ingin segera pulang ke rumah" ucap Sandra bicara panjang lebar namun masih mempertahankan nada dinginnya
"Jika nona ingin tahu lebih baik nona ikut kami, bos kami ingin bertemu dengan anda" ucap salah satu orang yang tadi mengendarai motornya sendiri. Sepertinya dia perempuan dari suaranya, pikir Sandra.
"Ogah" jawab Sandra dengan acuh tak acuh dan mencoba mencari celah untuk masuk ke mobilnya karena orang-orang itu mengelilinginya.
"Cara baik atau kasar? Bos kami takkan menyakiti anda apabila anda datang dengan baik-baik kesana" tanya orang itu lagi
"Siapa sih bos loe? Gue nggak kenal dan gue nggak mau kenal. Ya udah sini kalian lawan gue daripada dari tadi kebanyakan cacimen" ucap Sandra dengan emosi
Satu lawan 15 orang, jelas dari segi jumlah Sandra akan kalah. Tapi siapa yang tau?
Sandra mulai menangkis beberapa orang yang mulai menyerangnya, setelah beberapa tangkisan ia membalas serangan itu secara brutal.
Bugh
Bugh
Krek
Aww
Akhhhh
Bugh
Akhhhh
Krek
Akhhhh
Tapi tanpa sepengetahuan Sandra ada salah satu orang yang mengeluarkan sebuah suntikan berisi obat bius dan mendekati Sandra tanpa diketahui olehnya.
Jleb
"Aww" pekik Sandra setelah merasakan ada sebuah jarum yang menancap di bahunya
"Brengs*k, papa mana sih kenapa lama" batin Sandra yang mulai kehilangan kesadarannya dan lama-lama pandangannya mulai gelap
"Bawa dia ke hadapan bos" titah salah satu orang disana yang merupakan pemimpin dari anggota itu
"Siap" ucap mereka serentak
Beberapa orang yang tidak terluka, membawa Sandra dengan mobilnya sedangkan yang terluka mereka pergi ke sebuah tempat khusus untuk mengobati luka mereka.
Setelah semua area sekitar bersih tanpa jejak, ada beberapa orang tiba disana.
"Sial... Kita terlambat. Cepat lacak keberadaan anakku. Malam ini harus sudah ketemu" titah orang itu yang sedang mencari anaknya pada anak buahnya
"Siap bos" ucap mereka serentak
****
"Kak, dek kok perasaanku tiba-tiba nggak enak ya. Seperti akan terjadi sesuatu" ucap Sandro tiba-tiba pada Willy dan Yusuf yang kini tengah duduk di ruang keluarga
"Maksudnya dek?" tanya Willy yang langsung memfokuskan pandangannya ke Sandro
"Aku nggak tau kak, tapi perasaanku nggak enak banget. Apa jangan-jangan Sandra lagi dalam bahaya ya?" tanyanya
"Hush... Jangan ngomong yang aneh-aneh kak. Kak Sandra pasti baik-baik saja" ucap Yusuf memperingati
"Aku juga berpikiran sama dengan Sandro. Ikatan antara Sandro dan Sandra itu kuat, apabila ada salah satu yang terluka pasti salah satunya akan merasakannya. Seperti dulu saat Sandro terserempet mobil, Sandra pun merasakannya walaupun ia hanya bilang perasaannya tidak enak terhadap Sandro" jelas dan cerita Willy pada Yusuf
"Lalu kita harus gimana ini kak? Aku takut kak Sandra kenapa-kenapa" panik Yusuf setelah mendengar cerita Willy
"Kita nggak bisa apa-apa selain berdo'a dek karena kita belum menemukan titik terang keberadaan Sandra sekarang" ucap Willy
"iya bener kata kak Willy. Jangan panik dan tetap berdo'a semoga Sandra disana baik-baik saja. Aku yakin Sandra orang yang cerdas, dia bisa melindungi dirinya sendiri dan tau apa yang harus dia lakukan agar terhindar dari bahaya" ucap Sandro meyakinkan Yusuf yang masih dalam keadaan panik
"Baiklah" jawab Yusuf seraya berdo'a di dalam hatinya agar kakaknya selalu baik-baik saja
"Tuhan, aku tak ingin kehilangan orang yang aku sayangi kembali. Aku hanya ingin kak Sandra yang sekarang jauh dariku untuk selalu baik-baik saja dimanapun ia berada saat ini. Kembalikanlah ia pada kami semua yang sampai saat ini masih setia menunggunya kembali" batin Yusuf sambil memperhatikan Sandro dan Willy yang masih melamun entah sedang memikirkan apa
"Yusuf, apa bodyguardmu yang orang suruhan Sandra waktu itu tahu dimana keberadaan Sandra? Bukankah mereka bekerja atas perintah dari Sandra? Jadi ada kemungkinan kalau mereka tahu keberadaan Sandra atau hanya kontak nya saja mungkin" tanya Willy setelah sadar dari pikirannya yang sedang melalang buana
"Mereka memang bekerja atas perintah dari kak Sandra untuk menjaga aku dan kalian sampai kak Sandra kembali tapi itu hanya perintah saat awal mereka bekerja kak. Jadi setelah itu mereka tak pernah kontak langsung dengan kak Sandra, gaji mereka pun dari penghasilan cafe dan restorant itu yang dibilang mereka karena aku sudah pernah menginterogasinya" jelas Yusuf dan membuat Willy dan Sandro menghela nafas frustasi karena tak mendapat petunjuk apapun tentang keberadaan Sandra
"Sandra, kamu terlalu misterius" ucap Sandro dan Willy
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments