Saat ini Senja dan Bayu sedang duduk di saung. Mereka baru saja selesai menanam varietas Bunga baru. Bunga mawar yang waktu itu Senja tanam tumbuh subur. Mawar cantik dan harum itu memperindah kebun yang semula di tanami Sayur dan Buahan saja.
"Makin ramai ya kebunnya." Ujar Bayu saat matanya memandang hamparan berbagai macam tanaman yang ada di hadapannya.
"Jadi keinget lagu Lihat Kebunku." Sambil memperagakan tangannya yang panjang itu merentang kekanan dan kekiri.
"Ada-ada aja ih. Udah nih minum dulu Mas cuacanya lumayan panas." Tawar Senja pada Bayu.
Baru beberapa menit mereka bersendau gurau. Tiba-tiba saja ponsel pintar yang Bayu letakkan di dekat saung berbunyi.
"Iya Tan."
"........."
"Harus sekarang Tan? Terus S2 Bayu gimana?"
"......."
"Tap-"
"......."
"Nanti Bayu kabarin lagi Tan."
"......"
Tut....
Setelah menerima telepon itu rauh wajah Bayu berubah. Senja yang ingin bertanya ragu karena sepertinya ini adalah hal yang serius.
"Mas pulang duluan ya Ja, soalnya ada keperluan mendadak." Tanpa menunggu jawaban Senja Bayu bergegas meninggalkan saung dan pergi ntah kemana.
"Yang tadi nelfon Mas Bayu siapa ya?" Gumamnya disela-sela merapikan perkakas berkebunnya.
...............
Hari menjelang sore, Senja yang baru saja dari ladang bersama ibunya bergegas membersihkan diri. Sejak Senja sampai tak di dapatinya batang hidung Bayu.
"Kemana laki-laki itu ?" pikirnya.
Makan malam telah usai dari orang tuanya Senja tahu bahwa Bayu pergi ke kantor desa. Entah sedang apa. Tapi dari penuturan neneknya Bayu menemui seseorang disana.
Pukul 10 malam. Senja yang biasanya sudah tidur kini gelisah. Entahla apa yang dirinya gelisahkan.
Karena matanya tak kunjung terpejam Senjapun memutuskan untuk membuat segelas teh hangat. Dan saat ia baru saja meletakkan gelas teh nya. Terdengar suara langkah kaki dari halaman rumah neneknya.
Ya...Bayu rupanya baru saja pulang ntah naik apa Laki-Laki itu. Senja mengintip dari lubang pintu yang ada di pintu belakang rumahnya.
Ada perasaan sedikit lega ketika Bayu pulang.
"Apa aku gelisah karena menunggu Bayu?" Pikirnya sejenak.
"Ah masak sih. Emang dia siapanya aku." Gumamnnya lanjut.
Teh hangat yang baru saja Senja buat segera ia bawa ke kamarnya. Tak lama setelah menyesap teh hangatnya iapun mengantuk dan tertidur.
Pagi harinya.
Senja yang sudah bangun sejak subuh merapikan meja belajarnya berkas-berkas dan keperluan untuknya melanjutkan ke universitas kota sudah siap sisanya orang tuanya akan meminta bantuan Bayu untuk itu.
Hari ini tugas Senja mengantarkan daun pisang pesanan tetangga. Daun pisang itu mereka jual karena memang tetangga mereka membuat olahan pepes pisang dan ubi yang di kirim ke warung-warung dekat desa. Tetangga mereka ini memang hanya punya kebun singkong kecil.
Dan sedang kekurangan daun pisang pembungkus pepes. Jadi tugas Senja hari ini adalah mengantarkannya. Pukul 7 Senja sudah berangkat dengan berjalan kaki. Melewati jalan setapak persawahan. Banyak anak- anak yang sedang bermain di sawah. Juga burung kecil yang banyak bertebrangan di sekitar sawah.
Senja pulang setelah mengantarkan pesanan. Dan pulang dengan membawa bungkusan berisi pepes.
"Udah pulang nduk." Tanya Ibunya yang baru saja masuk rumah karena dari kebun.
"Ia Bu. Nih di kasih pepes sama Bu de Parmi." Tunjuk Senja pada kantung kresek hitam di atas meja.
Ibunya hanya mengangguk dan menuju meja untuk mencicipi pepes itu.
"Ibu sendirian dari tadi." Tanya Senja penasaran karena ibunya hanya seorang diri.
"Ia, Bayu katanya lagi ada urusan penting. Jadi dia ngak bantuin ibu dulu katanya."
"Urusan penting apa memangnya." Bisik Senja namun di dengar ibunya.
"Ibu juga ngak tahu, Ja." Dengan mulut mengunyah pepes pisang.
"Eh." Senja hanya garuk-garuk kepala karena bisikannya di dengar ibunya.
Sejak mendapat berita dari jauh itu rasanya Senja sedikit kehilangan karena biasanya Bayu berada di mana saja sejauh Senja memandang. Dan kini rasanya saat Laki-laki itu tak ia lihat ada rasa sepi yang hinggap pada diri senja. Ah apa persaannya kini sudah berubah untuk Laki-laki bernama Bayu itu.
Entahla Senjapun masih ragu.
Beraambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
epifania rendo
jangan terlalu berharap
2023-06-08
0