Lembayung Senja

Lembayung Senja

Astagiri Senjani di Bangku SMA

Terlahir dari pasangan muda yang saling mencintai. Senja, begitu panggilannya. Mendapatkan banyak limpahan kasih sayang dari kedua orang tuanya juga neneknya. Meskipun begitu senja kecil di didik menjadi gadis yang mandiri, sopan tutur katanya, bijak dalam menyikapi namun tegas bila menyangkut kemanusiaan.

Senja tidak bisa melihat orang lain di tindas sebagaimana orang tuanya mengajarkannya bahwa menindas yang lemah adalah perilaku yang buruk. Kedua orang tua senja bukanlah orang penting di desanya. Mereka hanyalah buruh tani yang ramah juga baik kepada siapa saja. Itulah nilai lebih dari kedua orang tuanya. Hidup sederhana dengan di kelilingi orang-orang tersayang adalah kebahagiaan yang sesungguhnya. Itu juga yang Senja rasakan saat ini. Hari ini adalah hari ke lulusan Senja.

3 tahun sudah ia menempuh pendidikan di jenjang SMA. Kedua Orang tuanya juga Neneknya hadir untuk melihat hari bahagianya. Tibalah pengumuman siswa berprestasi di kumandangkan. Rasa berdebar Senja rasakan, siapa yang akan mendapatkan nilai kelulusan tertinggi di hari penting ini.

"Ja, Kamu nih pasti yang dapet nilai paling tinggi. Fitri yang sombong itu ngak pantes tahun kemarin dapet juara umum. Kalo aja kamu ngak sakit waktu itu pasti kamu yang menang Ja."

Senja hanya tersenyum menanggapi sahabatnya Laila. Sahabat yang sejak kecil sudah membersamainya.

"Aamiin...La, Doain aja." Harap Senja yang juga ingin mendapatkan nilai yang tinggi dan meraih beasiswa untuk kuliah di universitas di kota seperti impian orang tuanya.

Dan Doa gadis tulus itu terkabul. Dengan senyum terkembang di wajah ayunya Senja menaiki podium kecil yg telah gurunya arahkan.

"Alhamdulilah puji dan syukur pada Allah saya ucapkan. sebenarnya tidak banyak yang ingin saya sampaikan hanya rasa Terima kasih pada guru-guru yang telah memberikan ilmunya pada saya dan teman-teman. juga sahabat dan teman lainnya yang berhasil melewati tahun-tahun yang luar biasa ini. Suka duka, canda dan tawa semua telah kita rasakan. Terima kasih ayah, ibu." Jeda Senja sambil melambaikan tangan kepada kedua orang tuanya.

"Untuk nenek saya juga. Dukungan yang mereka berikan adalah semangat saya untuk bisa sampai di podium ini. Sekali lagi terima kasih..." Senyumnya dengan air mata menggenang di pelupuk matanya karena terharu.

Suara sorak sorai meramaikan halaman Sekolah Menengah itu. Sendau gurau karena telah berhasil lulus. Melepas status siswa SMA. Senja yang melihat euforia itu hanya duduk diam dan tidak ikut serta. Orang tuanya juga neneknya juga sudah pulang sejak tadi.

"Ja, selamat ya. Akhirnya impian kamu terwujud."

"Makasih La."

"Kenapa yah Ja? sekolah kita ngelarang buat coret seragam kayak anak -anak kota."

"Menurut aku sih mungkin karena sayang seragamnya, jadi ngak bisa di pakai lagi. Tapi mungkin juga karena di Kota sering ada konvoi gitu kalau ada kelulusan. Jadi, yang dilarang sebenernya konvoinya bukan coret seragamnya. Tapi ya...karena kelulusan gitu jadi ikutan deh." Jawab Senja sambil tersenyum.

"Iya juga yah...."

"Tapi...enakan kayak kita gini, meskipun bukan seragam yg kita coret tapi pihak sekolah ngbolehin kita kok coret topi kita sama tanda tangan perpisahan di atas kain putih itu.." Tunjuk Senja pada kain yang terbentang di tengah lapangan.

Laila mengangguk pelan kemudian memutuskan ikut mencoret kain putih itu bersama siswa lainnya.

"Ja, sini." Panggil Laila pada Senja yang masih berdiri di samping lapangan.

"Selamat tinggal masa SMA. Dan Selamat datang masa depan..." Ucapnya lalu melemparkan topi SMA nya tinggi-tinggi. Kemudian menyusul Laila sahabatnya dan juga teman-temannya.

Hiruk pikuk kelulusan masih terasa. Euforia dan gegap gempita melepas masa sekolah adalah momen yang tak akan terlupakan. Masa SMA adalah masa-masa indahnya para remaja. Suka dan duka bahkan kisah cintapun bersemi di bangku SMA. Hanya Senja sepertinya yang fokus pada nilai akademisnya atau mungkin beberapa yang seperti Senja juga. Astagiri Senjani merasa bahwa masa putih abu-abunya adalah yang teristimewa, karena banyak pengalaman yang dirinya rasakan. Disini ia belajar, mendapatkan ilmu, teman, sahabat juga menjadi murid kesayangan. Sulit rasanya menjabarkan bagaimana hari-harinya di masa SMA yang akan menjadi kenangannya nanti ketika dewasa yang juga akan dirinya ceritakan pada anak-anaknya kelak, bagaimana dirinya dulu bahagia di bangku SMA.

Bersambung......

Terpopuler

Comments

epifania rendo

epifania rendo

mampir

2023-06-08

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!