Pesona Majikan'Ku
Delapan Bulan kemudian.
Rehaan sedang mendengarkan detak jantung bayinya dengan menempelkan telinganya di perut Nayla,
la begitu antusias dengan pergerakan bayinya di dalam perut Nayla,
Nayla tersenyum sembari mengusap kepala Rehaan dengan lembut.
"Apa kau sudah tidak sabar melihatnya?" tanya Nayla.
"Ya... Aku sudah benar-benar tidak sabar lagi menyambut kelahirannya,"
"Bersabarlah Rehaan, perkiraan bayi kita akan lahir satu minggu lagi,"
"Baiklah Aku akan sabar menunggu tapi sebelum itu..." Rhaan menatap Nayla dengan nakal.
"Apa?" tanya Nayla tertawa.
"Ayolah sayang... Kita sudah lama tidak menghabiskan malam bersama... Jika tidak sekarang Aku harus menunggu lebih lama lagi jika bayi kita sudah lahir," bujuk Rehaan.
Nayla tersenyum dan tidak bisa menolaknya.
Rehaan menangkup kedua pipi Nayla dan mengecup keningnya dengan mesra,
kemudian mengecup kedua matanya, kedua pipinya dan mengecup lembut bibir nya.
Rehaan melepaskan kecupannya dan kembali memagut bibir Nayla dengan penuh gairah.
Setelah puas ******* bibir Nayla Rehaan menurunkan kecupannya kelehernya,
Nayla mulai menggeliat geli, Rehaan tersenyum dan menurunkan kecupannya ke perut Nayla.
Dengan penuh kasih sayang Rehaan mengusap perut Nayla dan menciumnya beberapa kali.
Rehaan pun melepaskan pakaiannya dan melucuti pakaian yang Nayla kenakan,
dengan sangat hati-hati Rehaan menyatukan bagian intimnya.
******* kecil yang keluar dari mulut Nayla membuat Rehaan semakin bergairah,
Rehaan pun mempercepat tempo permainannya hingga akhirnya Rehaan menjatuhkan di samping Nayla.
Setelah nafas keduanya stabil, Rehaan tersenyum menatap Nayla dan memintanya tidur di lengannya.
Nayla pun menuruti dengan tidur di lengan Rehaan.
Mereka saling memeluk dengan penuh cinta.
"Rehaan..."
"Hem..."
"Jika bayi kita lahir nanti.. kamu harus menyayanginya melebihi rasa sayangmu pada ku,"
"Aku akan menyayanginya sama seperti Aku menyayangimu, Aku tidak bisa menyayangi siapapun melebihi rasa sayangku padamu,"
"Aku ingin anak kita menjadi pribadi yang kuat, mandiri dan sukses sepertimu.. bimbinglah anak kita menjadi pribadi yang baik seperti mu Rehaan,"
"Nayla kenapa kamu mengatakan ini, Kita akan merawat dan membimbing bayi kita bersama-sama," Rehaan membuat Nayla duduk.
Nayla hanya tersenyum tipis.
"Jangan membuatku takut Nay,"
"Kamu tidak perlu takut Rehaan... karena Aku akan selalu ada di saat kamu merindukan ku," ucap Nayla tersenyum.
Rehaan masih merasa aneh dengan apa yang Nayla ucapkan.
"Relax Rehaan..." Nayla kembali membuat Rehaan berbaring.
"Nay... "Rehaan masih merasa tegang dengan apa yang Nayla ucapkan.
Nayla langsung mengecup leher Rehaan.
"Nayyyy....." Rehaan yang kembali bergairah mencoba bangkit namun Nayla kembali mendorongnya.
"Aku ingin menjadikan malam ini malam yang tak terlupakan untukmu," ucap Nayla yang terus bersikap agresif.
"Aku tidak akan pernah melupakannya," Rehaan memejamkan matanya menikmati setiap kecupan yang Nayla berikan di semua area sensitifnya.
Setelah puas bermain-main Mereka pun kembali menuntaskan hasratnya.
°°°
Pagi Hari.
Rehaan membuka matanya dan tidak mendapati Nayla disisinya.
"Nayyy.... Nayyy..." Rehaan langsung panik mencari Nayla di kamar mandi, namun tidak menemukannya.
Rehaan pun turun dan melihat Nayla sedang menyiapkan sarapan untuknya.
"Hey... Kamu sudah bangun...? Lihatlah Aku masak semua makanan favorit mu," ucap Nayla tersenyum.
Rehaan menuruni anak tangga dan merasa ada yang aneh dengan Nayla.
Rehaan memeluk Nayla dari belakang dan membenamkan dagunya di pundak Nayla.
"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Rehaan.
"Apa Aku terlihat sakit?"
"Sejak beberapa hari ini Kamu terlihat berbeda?" tanya Rehaan khawatir.
"Apanya yang beda Rehaan, Aku melakukan ini seperti biasanya tidak ada yang beda,"
"Kamu beda Nay... apa lagi semalam, kamu beda banget," Rehaan memutar tubuh Nayla agar menatapnya.
"Sayang... Bayi kita akan segera lahir dan kamu bilang kita akan menunggu waktu yang lama untuk bisa menghabiskan malam bersama.. jadi Aku membuatnya berbeda," jelas Nayla.
"Tapi ini akan membuatku semakin merindukan kenikmatannya, bahkan sekarang aku ingin lagi," Rehaan mencium tengkuk Nayla.
Nayla menyikut perut Rehaan.
"Awwwhhhh...." Rehaan tertawa memegangi perutnya.
"Pergilah mandi, Aku sudah merasa sangat lapar,"
"Aku akan makan dulu," ucap Rehaan.
"Rehaan... Bahkan kamu belum gosok gigi, pergilah..." Nayla mendorong Rehaan agar segera mandi.
Rehaan pun menuruti perintah Nayla dan naik keatas.
Beberapa saat kemudian Nayla mendengar bel pintu berbunyi.
Ia berjalan menuju pintu, namun tidak melihat siapapun.
Nayla pun kembali masuk.
Pintu kembali berbunyi, Nayla kembali membuka pintu dan Ia kembali tidak melihat siapapun, Nayla mengingat saat Surya menculiknya dan menjadi ketakutan.
"Rehaan...." Nayla berlari menaiki tangga hingga membuatnya tergelincir.
"Rehaaaaaaannnn...." triak Nayla.
Rehaan yang baru selesai memakai pakaiannya langsung berlari keluar
Rehaan sangat terkejut melihat Nayla sudah tergeletak di lantai.
"Naylaaaaaa...." triak Rehaan menuruni anak tangga.
Rehaan juga hampir tergelincir namun ia tidak peduli dan tetap berlari ke bawah.
"Naylaaa..." Rehaan terkejut melihat Nayla mengalami pendarahan.
"Nayla... Nayla.. buka matamu..." ucap Rehaan menepuk-nepuk pipi Nayla.
"Se... la...matikan bayi kita Rehaan." ucap Nayla lemah.
"Aku akan menyelamatkan nya sayang, tapi kamu janji kamu juga harus selamat," tangis Rehaan.
Nayla mulai memejamkan matanya.
Rehaan langsung menggendong tubuh Nayla kemobilnya.
Dengan penuh kecepatan tinggi Rehaan membawa mobilnya ke rumah sakit,
"Bertahan lah Nay... Kalian harus selamat,"
Nayla sudah begitu lemah, hingga tak menyahut kekhawatiran Rehaan.
°°°
Beberapa saat kemudian Rehaan sampai dirumah sakit, para perawat langsung membawa Nayla ke ruang operasi.
Rehaan terus menangis mengingat kondisi Nayla.
"Sayang kenapa ini terjadi." tangis Rehaan.
Rehaan terus mondar-mandir kesana kemari sambil menyesali kenapa ia meninggalkan Nayla sendirian.
"Harusnya Aku bangun lebih awal dan tidak membuat Nayla menunggu." ucap Rehaan terus menangis.
"Rehaan..." Hema dan Ruslaan datang ke rumah sakit.
"Om.. Tante... Kalian sudah datang?" ucap Rehaan.
"Ya... Kami langsung kesini begitu kamu menelfon, Sekarang bagaimana keadaan Nayla? tanya Hema
"Nayla masih di tangani Dokter." ucap Rehaan sedih.
"Tenanglah Rehaan, Berdoalah semoga Nayla dan bayinya selamat." ucap Heman menenangkan Rehaan.
Rehaan mengangguk pelan.
"Oweee... Oweee... Oweee..." terdengar tangis bayi dari ruang operasi.
Rehaan sedikit tersenyum mendengar tangis bayinya.
"Rehaan... Bayimu sudah lahir," ucap Hema tersenyum.
"Aku sudah menjadi seorang Ayah." Rehaan memeluk Om dan Tante nya dengan bahagia.
""Dokter...." Rehaan langsung mendekati Dokter dan perawat yang keluar menggendong bayinya.
"Selamat Tuan, bayi anda telah lahir dengan selamat melalui operasi Caesar," ucap Dokter.
"Apa boleh Aku menggendongnya?" tanya Rehaan.
"Tapi sebentar saja ya Pak" ucap perawat sembari memberikan bayinya.
Rehaan tersenyum mengambil bayinya,
Rehaan pun mengadzankan bayinya dengan khusyuk.
"Apa jenis kelamin cucu kami?" tanya Hema.
"Cucu anda berjenis kelamin perempuan." ucap Dokter.
Semua tersenyum bahagia melihat bayi mungil yang baru selesai di Adzanni oleh Rehaan.
"Lihatlah Rehaan... Dia begitu cantik seperti Ibunya." ucap Hema
"Dan matanya sangat indah seperti matamu Rehaan." sambung Ruslaan.
"Ya, Om dan Tante benar, Bayi ini benar-benar melambangkan cinta kami," ucap Rehaan mencium bayinya.
"Ee... Dokter... lalu bagaimana istri Saya Dok?" tanya Rehaan cemas.
"Istri Anda mengalami pendarahan yang cukup hebat, Dia juga masih dalam pengaruh obat bius, jadi Dia belum sadarkan diri," jelas Dokter.
Rehaan yang mendengarnya sangat merasa sedih
"Sabarlah Rehaan... Nayla pasti akan baik-baik saja," ucap Hema.
"Baiklah Tuan, kalian bisa melihatnya tapi harus bergantian." jelas Dokter.
"Baik dokter... Terimakasih," ucap Rehaan.
"Berikan bayinya Tuan, Kami harus membawanya keruangan khusus bayi," ucap perawat meminta bayinya.
Rehaan pun memberikan bayinya.
Dokter dan perawat meninggalkan mereka dengan membawa bayinya.
"Masuklah Rehaan... Kamu pasti sangat mencemaskan Nayla."
Rehaan mengangguk dan masuk ke ruangan Nayla.
Dengan langkah yang lemah Rehaan mendekati istrinya,
Ia begitu sedih melihat kondisi istri yang sangat ia cintai berbaring tak berdaya.
Rehaan pun duduk di samping Nayla dan menggenggam tanganya dengan erat.
"Hey gorgeous.... Apa kamu tidak ingin membuka matamu? Apa kamu tidak ingin melihat Putri cantik kita?
Bangunlah Sayang... Aku tidak bisa melihatmu seperti ini," tangis Rehaan sembari menundukkan kepalanya di tepi ranjang.
Bersambung...
Buat yang Belum baca Pesona Pengasuh'ku baca dulu ya 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Amanah Amanah
aku mampir lgi Thor setelah BCA pesona pengasuhku
2023-01-29
0
Ita rahmawati
liat bacaan didepanny sedih,,naila akhirny mninggal 🥺🥺🥺
2022-12-21
0
Eli sa,adah Elsa
aq mampir Thorrr
2022-06-28
1