Sad Scene

Perlahan Naya membuka matanya,

Ia tersenyum melihat Rehaan tidur menggenggam erat tangannya.

"Rehaan..." lirih Nayla

"Rehaan..." lirihnya lagi.

Rehaan terkejut dan mengangkat kepalanya.

"Sayang...." Rehaan berdiri dan mengusap pipi Nayla.

Nayla tersenyum lemah.

"Kamu sudah sadar," ucap Rehaan bahagia.

Nayla mengangguk kecil.

"Aku akan memanggil dokter,"

Nayla langsung meraih tangan Rehaan untuk menghentikannya.

"Aku tidak memerlukan Dokter,"

"Tapi Nay?"

"Aku hanya ingin bersamamu Rehaan," ucap Nayla yang masih begitu lemah.

"Baiklah," Rehaan menyingkab rambut Nayla ke belakang telinganya.

"Bayi kita telah lahir dengan selamat," bisik Rehaan.

"Hah!" Nayla memegang perutnya yang telah rata.

Rehaan mengangguk dengan senyumannya.

"Dimana Rehaan, dimana bayi kita, bayi laki-laki atau perempuan?" tanya Nayla bersemangat.

"Bayi perempuan sayang, Dia sangat cantik sepertimu," ucap Rehaan sembari mengusap lembut pipi Nayla.

"Aku ingin melihatnya Rehaan,"

"Tunggulah disini Sayang... Aku akan meminta perawat untuk membawa bayi kita,"

Nayla mengangguk, sementara Rehaan keluar mengambil bayinya.

Rehaan meninggalkan ruangan Nayla dan melihat Ruslaan dan Hema tidak ada di ruang tunggu.

"Kemana Tante Hema dan Om Ruslaan?" ucap Rehaan yang tidak menemukan mereka.

Rehaan pun kembali melangkahkan kakinya untuk mengambil bayinya.

Nayla tersenyum begitu melihat pintu dibuka.

Tapi senyum Nayla terhenti begitu ia melihat Surya yang datang bukannya Rehaan.

Nayla begitu ketakutan melihat Surya mulai mendekatinya.

"Surya... Mau apa kau datang kemari?"

"Apa kamu merasa takut?" Surya duduk di depan Nayla.

"Pergilah dari sini, jangan pernah menganggu hidup kami lagi,"

"Aku tidak akan pergi sebelum membalas perbuatan Rehaan padaku, Dia telah membuat hidupku begitu menderita sementara Dia hidup bahagia bersama mu," Surya menjeda ucapanya.

"Selama Aku masih hidup, Aku tidak akan membiarkan Dia hidup dengan tenang." ucap Surya mengeraskan rahangnya.

"Kau tidak akan bisa menyakiti Rehaan selama Aku masih hidup," tantang Nayla.

"Benarkah? Kalau begitu Aku akan menghabisimu terlebih dahulu," Surya langsung menancapkan pisaunya di perut Nayla.

"Aaaaa...." Nayla menahan kesakitannya.

Rehaan yang sedang menuju ruangan Nayla tiba-tiba merasa jantungnya berhenti berdetak.

Bayi mereka langsung menangis begitu kencangnya di gendongan perawat.

Rehaan langsung mengingat sikap aneh Nayla beberapa hari ini.

"Naylaaaaa...." Rehaan langsung berlari ke kamar dimana Nayla di rawat.

Rahaan begitu shock melihat Nayla tergeletak di ranjangnya bersimbah darah.

"Naylaaaaaaa...!" jerit Rehaan.

Hema dan Ruslaan datang keruangan dan begitu terkejut melihat keadaan Nayla.

Surya langsung membuang pisaunya dan mencoba lari dengan mendorong Rehaan.

Rehaan mengejar Surya dan langsung menghajarnya tanpa Ampun.

Kemarahan Rehaan benar-benar memuncak melihat orang yang paling ia cintai terkapar tak berdaya.

Surya yang sudah babak belur masih bisa tersenyum puas melihat kesedihannya Rehaan.

"Kalian sungguh bodoh, Apa kalian fikir Aku akan melepaskan kalian begitu saja setelah apa yang kalian lakukan padaku?

Aku selalu mengintai kalian tapi kalian tidak juga menyadari kehadiranku diantara kalian,

Apa kau tau... Aku lah yang menuang minyak di tangga dan membunyikan bel berkali-kali hingga istrimu ketakutan dan jatuh dari tangg?"

Rehaan begitu terkejut mendengar nya.

"Tapi sayang sekali Aku gagal membunuh anak mu," decak Surya.

"Dasar pengecutttt " Rehaan kembali menghajarnya tanpa ampun

"Pukul Aku Rehaan, pukul...

Meskipun kau membunuh ku sekalipun, Aku tidak akan pernah menyesal, karena Aku sudah berhasil membalaskan dendamku, Aku telah berhasil mengambil orang yang paling Kau cintai, hahahaha.. ya... setelah ku fikir-fikir hal yang paling menyakitkan buatmu adalah kehilangan istri tercintamu, jadi Aku memutuskan untuk menghabisi Nayla, Maka dengan itu Kau juga akan mati perlahan Rehaan." pekik Surya yang kembali tertawa jahat.

"Bajingan..... Bhuk bhuk bhuk...." Rehaan menghajar Surya tanpa ampun hingga Ia tersungkur tak berdaya.

"Itu dia penjahatnya Pak," ucap Ruslaan membawa polisi.

Polisi langsung mengangkat tubuh Surya yang hampir tidak sadarkan diri.

"Kami akan membawanya ke kantor polisi, salah satu dari kalian mohon ke kantor polisi untuk membuat laporan secara resmi," ucap polisi nembawa Surya.

Rehaan sudah begitu lemas dan hampir terjatuh.

"Rehaan maafkan Tante, Tante dan Om tadi sedang makan siang, Kami benar-benar menyesal Rehaan," ucap Hema menangis.

"Naylaaa...." Rehaan langsung berlari keruangan Nayla tanpa menghiraukan ucapan Tantenya.

"Rehaan..." Nayla mengulurkan tangannya yang penuh dengan darah.

"Apa saja yang kalian kakukan, kenapa kalian hanya menatap istriku?" tiak Rehaan kepada Dokter dan perawat yang baru akan menangani Nayla.

"Rehaan... Aku tidak memiliki banyak waktu," ucap Nayla lemah.

"Sayang jangan katakan itu, Kamu harus bertahan demi Aku dan bayi kita," ucap Rehaan sembari mengangkat Nayla ke pangkuannya.

"Dokter apa lagi yang kalian tunggu? Cepat tangani istriku," triak Rehaan lagi.

"Tidak Rehaan Aku tidak ingin membuang waktu ku, Aku ingin menghabiskan detik detik terakhir ku bersama mu dan bayi kita," ucap Nayla meminta bayinya.

Tante Hema pun memberikan bayinya kepada Nayla.

"Lihatlah Rehaan bayi kita begitu cantik, dan matamu ada dalam matanya,

Matanya begitu indah Rehaan," ucap Nayla dengan nafas yang sudah ter putus putus.

Rehaan yang mendengarnya hanya bisa menangis sambil menciumi Nayla.

"Kumohon Nayla biarkan Dokter menanganimu," tangis Rehaaan

"Rehaan... Aku sudah tak sanggup lagi, Aku hanya ingin menghembuskan nafas terakhir ku di pelukan mu," ucap Nayla yang semakin sulit bicara.

Tante Hema dan Om Ruslaan menangis melihat ini semua.

"Tidak Sayang... kamu tidak akan meninggalkan kami, dulu kamu hadir untuk merawat ku, Kamu tidak mungkin meninggalkan bayimu sendirian, siapa yang akan merawat bayi kita nanti?" tangis Rehaan.

"Kau akan menjaganya Rehaan, Kau adalah suami yang sangat baik, Aku yakin Kau juga pasti akan menjadi Ayah yang terbaik untuk putri kita," Nayla semakin melemah.

"Aku tidak akan bisa hidup tanpamu Nayla..." Rehaan terus menangis sembari menciumi wajah Nayla berkali-kali.

"Kau harus hidup untuk bayi kita, berjanjilah Rehaan, Kamu tidak akan terpuruk sedih atas kepergian ku, Kau tidak akan mengabaikan bayi kita karna kesedihanmu, Kau harus tetap bahagia demi putri kita, demi Aku Rehaan... Kumohon berjanji lah," Nayla mulai menutup mata nya.

Rehaan mengangguk dengan deraian air matanya.

Nayla tersenyum lega,

"Rehaan..." Nayla mengusap air mata Rehaan.

"Aku... Merasa sangat kedinginan," ucap Nayla yang sudah di ujung Nafas.

"Sayang... Rehaan mendekapnya erat dan menciumnya berkali-kali.

"Rehaan A... ku... Sangat mencintai mu... ja ga put ri kita de ngan ba ik..." Nayla menghembuskan nafas terakhirnya.

"Naylaaaaaa......." triak Rehaan memeluk Naylaa dan bayinya.

Hema menangis di pelukan Ruslaan.

"Nayla jangan tinggalkan Aku, bangunlah... buka matamu, Kamu tidak bisa meninggalkan ku seperti ini, Kamu sudah berjanji akan terus bersamaku..." tangis Rehaan yang diiringi dengan tangis bayinya.

Hema pun nengambil bayi dari pangkuan Nayla.

Sementara Ruslaan memegangi Rehaan, karena dokter akan memastikan keadaan Nayla.

"Lepaskan Aku Om... lepaskan Aku... Kalian tidak bisa memisahkanku dari Nayla," Rehaan terus meronta-ronta.

Namun Dokter tetap membawa Nayla ke ruang otopsi.

Ruslaan memeluk Rehaan dan menenangkannya.

"Naylaaaaaa.... Naylaaaaaa..." tangis Rehaan pecah mengisi seluruh ruangan itu.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Amanah Amanah

Amanah Amanah

di kira endingnya bahagia thoor ksihn

2023-01-29

0

Ita rahmawati

Ita rahmawati

😭😭😭😭

2022-12-21

0

chamay (ig: _riiimaa11)

chamay (ig: _riiimaa11)

😭😭😭😭😭

2022-10-30

1

lihat semua
Episodes
1 Sequel Of Pesona Pengasuh'ku
2 Sad Scene
3 Setelah Kematian Nayla
4 Ke Taman Bermain
5 Pertemuan Ravi dan masa lalunya.
6 kenangan Masa Lalu
7 Pengasuh Untuk Pari
8 Terkejut
9 Kekesalan Rehaan
10 Penampilan Baru
11 Belenggu Masa Lalu
12 Ngomporin Ravi
13 Kembali Menyelinap
14 Rencana Rehaan
15 Menculik Isyana
16 Tertangkap
17 Tak Sesuai Dugaan
18 Mengikhlaskan
19 Pernikahan Ravi dan Isyana
20 Pesona Majikan'ku
21 Disuruh Tidur Bersama
22 Kemarahan Rehaan.
23 Malpernya Ravi
24 Rasa Yang Yang Beda
25 Accident
26 Kemarahan Rehaan
27 Sadarkan Diri
28 Tangis Mayura
29 Ratapan Mayura
30 Meminta Mayura Kembali
31 Sebuah Petunjuk
32 Selalu Terbayang
33 Pemandangan Yang Tak Biasa
34 Semakin Terpesona
35 Ngehalu
36 Dijodohkan
37 Halusinasi
38 Kehawatiran Rehaan
39 Menegangkan
40 Tantangan 30 Hari
41 Mendebarkan
42 Meresahkan
43 Pembalasan Untuk Sang Majikan
44 Menyerah Dengan Perasaan
45 Setelah Menyatakan Cinta
46 Singa Mes'um
47 Kenangan Masa Lalu
48 Jail
49 Pembalasan
50 Tanpa Basa-basi
51 Meminta Restu
52 Mimpi
53 Menggoda
54 Penghinaan
55 Nyosor Again
56 Tahan Mas
57 Ketakutan
58 Ternyata
59 Ijab Sah
60 Malam Pertama
61 Pemanasan
62 Tak Sabar
63 Nikmatnya Malam ini
64 Masih Berlanjut
65 Jailnya Ravi
66 Kang Nyosor
67 Curi-curi kesempatan
68 Tak Menduga
69 Kembali Kuliah
70 Tidak Tahan
71 Pura-pura Tidur
72 Siasat Avni
73 Jealous
74 Dimarahi Dosen
75 Always Nyosor
76 Kemarahan Rehaan
77 Ganasnya Mayura
78 Di permalukan
79 Kabar Bahagia
80 Ngelabrak Avni
81 Dua Adik Untuk Pari
82 Hottie
83 Again
84 Ravi Ngidam
85 Curiga
86 Menjelaskan
87 Hot husband
88 Minta Jatah Sebelum Melahirkan
89 Hebohnya Ravi
90 Dua Kelahiran.
91 Siuman
92 Pemberian Nama
93 Kembali Ke Rumah
94 Cara Jitu
95 Kebahagiaan Rehaan
96 Happy End
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Sequel Of Pesona Pengasuh'ku
2
Sad Scene
3
Setelah Kematian Nayla
4
Ke Taman Bermain
5
Pertemuan Ravi dan masa lalunya.
6
kenangan Masa Lalu
7
Pengasuh Untuk Pari
8
Terkejut
9
Kekesalan Rehaan
10
Penampilan Baru
11
Belenggu Masa Lalu
12
Ngomporin Ravi
13
Kembali Menyelinap
14
Rencana Rehaan
15
Menculik Isyana
16
Tertangkap
17
Tak Sesuai Dugaan
18
Mengikhlaskan
19
Pernikahan Ravi dan Isyana
20
Pesona Majikan'ku
21
Disuruh Tidur Bersama
22
Kemarahan Rehaan.
23
Malpernya Ravi
24
Rasa Yang Yang Beda
25
Accident
26
Kemarahan Rehaan
27
Sadarkan Diri
28
Tangis Mayura
29
Ratapan Mayura
30
Meminta Mayura Kembali
31
Sebuah Petunjuk
32
Selalu Terbayang
33
Pemandangan Yang Tak Biasa
34
Semakin Terpesona
35
Ngehalu
36
Dijodohkan
37
Halusinasi
38
Kehawatiran Rehaan
39
Menegangkan
40
Tantangan 30 Hari
41
Mendebarkan
42
Meresahkan
43
Pembalasan Untuk Sang Majikan
44
Menyerah Dengan Perasaan
45
Setelah Menyatakan Cinta
46
Singa Mes'um
47
Kenangan Masa Lalu
48
Jail
49
Pembalasan
50
Tanpa Basa-basi
51
Meminta Restu
52
Mimpi
53
Menggoda
54
Penghinaan
55
Nyosor Again
56
Tahan Mas
57
Ketakutan
58
Ternyata
59
Ijab Sah
60
Malam Pertama
61
Pemanasan
62
Tak Sabar
63
Nikmatnya Malam ini
64
Masih Berlanjut
65
Jailnya Ravi
66
Kang Nyosor
67
Curi-curi kesempatan
68
Tak Menduga
69
Kembali Kuliah
70
Tidak Tahan
71
Pura-pura Tidur
72
Siasat Avni
73
Jealous
74
Dimarahi Dosen
75
Always Nyosor
76
Kemarahan Rehaan
77
Ganasnya Mayura
78
Di permalukan
79
Kabar Bahagia
80
Ngelabrak Avni
81
Dua Adik Untuk Pari
82
Hottie
83
Again
84
Ravi Ngidam
85
Curiga
86
Menjelaskan
87
Hot husband
88
Minta Jatah Sebelum Melahirkan
89
Hebohnya Ravi
90
Dua Kelahiran.
91
Siuman
92
Pemberian Nama
93
Kembali Ke Rumah
94
Cara Jitu
95
Kebahagiaan Rehaan
96
Happy End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!