Ravi terus menatap Mayura dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Mayura yang melihat tatapan Ravi membuat dirinya jadi merasa canggung.
"Apa Dia tidak terlalu muda?"
"Oh Tuhan kumohon jangan sampai Tuan ini menolak ku, Aku sangat membutuhkan pekerjaan ini," batin Mayura.
"Maaf Tuan seperti yang tadi saya sudah bicarakan di telfon, saat ini di yayasan kami hanya tersisa beberapa orang dan memang usianya berkisar 19 sampai 20, tapi jika Anda tidak menyukainya kami akan menggantinya," ucap wanita paruh baya itu.
Sambil memejamkan mata, mulut Mayura terus komat-kamit seperti membaca sesuatu.
"Rehaan sedang keluar kota, sedangkan dirumah hanya ada pelayan laki-laki dan besok Aku juga ada pertemuan," batin Ravi.
"Bagaimana Tuan? Apa kita perlu menggantinya dengan yang lain?"
"Ee... Tidak... Tidak... yang terpenting Dia jujur, penyayang dan pekerja keras," ucap Ravi.
Mayura yang mendengar jawaban Ravi membuka matanya dan bernafas lega.
"Baiklah kalau begitu, terimakasih Tuan," ucap wanita paruh baya itu.
Ravi mengangguk dengan senyumannya.
"Mayura, kerja yang benar, jangan lakukan kesalahan," bisik wanita paruh baya itu.
Mayura mengangguk pelan.
"Masuklah, Aku akan memberitahukan apa saja yang harus kamu kerjakan."
Mayura mengangguk dan mengikuti Ravi.
"Ini adalah kamarmu, letakkan pakaianmu disitu, sekarang ikutlah dengan ku, Aku akan tunjukkan apa tugas utama mu,"
Mayura mengangguk dan mengikuti Ravi yang membawanya ke kamar Pari.
"Pari.. lihat siapa yang datang,"
Pari melihat Mayura denngan penuh tanda tanya.
"Perkenalkan Dia adalah Bibi Mayura, Mayura ini adalah Pari,"
"Hai Pari," sapa Mayura dengan senyum ramahnya dan di balas dengan senyum tipis Pari.
"Jadi inilah pekerjaan utamamu, kamu harus mengurus Pari jika kami tidak ada dirumah, mulai dari makan mandi tidur sekolah dan yang lainya," jelas Ranveer.
"Ee... bolehkah Aku meminta sesuatu?" tanya Mayura.
"Kau belum mulai bekerja tapi sudah meminta sesuatu?"
Mayura menundukkan kepala mendengar jawaban Ravi.
"Baiklah, Katakan!" tegas Ravi.
"Ee... Bisakah saat Pari sekolah Aku mengunjungi Ibu ku?"
"Kenapa, dengan Ibu mu?"
"Maafkan Aku Tuan, Ibu ku sedang sakit dan tidak ada siapapun menemaninya, Aku hanya ingin melihatnya sebentar untuk memastikan semua kebutuhannya, setelah itu Aku akan kembali ke sekolahan," ucap Mayura memelas.
Ravi yang mendengar alasannya merasa iba.
"Kumohon Tuan, Aku melakukan pekerjaan ini untuk pengobatan Ibu ku, Aku tidak akan berbohong atas nama Ibu ku," lanjut Mayura.
"Baiklah, tapi jangan sampai kau terlambat ke sekolah, Aku tidak ingin sesuatu terjadi pada Pari," ucap Ravi.
"Terimakasih Tuan.. Terimakasih banyak," ucap Mayura terseyum lega.
"Baiklah, Sekarang lakukan pekerjaan mu, Aku masih ada urusan."
Mayura menganggukan kepalanya.
"Jika pekerjaan ku penuh waktu begini, Aku tidak akan bisa pergi ke kampus, sepertinya Aku harus mengambil cuti kuliahku," ucap Mayura dalam hati.
"Tapi tidak masalah, karna yang terpenting sekarang adalah mencari uang untuk pengobatan Ibu, gaji disini cukup besar dan cukup untuk kemoterapi ibu, dan untuk kuliah, Aku akan ambil kesempatan lain waktu," lanjut Mayura.
"Bibi.. apa yang Bibi pikirkan?" tanya Pari.
"Ee... tidak ada sayang, ee.. ini sudah malam kita tidur sekarang?"
"Tidak mau," ucap Pari.
"Kenapa tidak mau?"
"Karena Aku belum mengantuk,"
"Baiklah, mau Bibi bacakan cerita?" bujuk Mayura.
"Cerita apa?"
"Cerita tentang putri berambut merah dan burung berwarna emas," ucap Mayura.
"Sepertinya menarik," ucap Pari bersemangat.
"Tentu, Sekarang kemarilah, Bibi akan membacakannya untukmu,"
Pari pun naik ke tempat tidur dan berbantalkan lengan Mayura, sementara Mayura membacakan cerita sembari mengusap lembut rambut Pari.
"Sepertinya gadis ini sangat tulus, bahkan baru bertemu saja, Pari langsung terlihat nyaman dengannya," ucap Ravi yang melihat mereka dari pintu.
****
Pagi Hari.
Semua orang selesai sarapan dan Ravi bersiap untuk berangkat ke kantor.
"Mayura, Supir akan mengantarkan kalian, jika kau ingin ke rumah Ibu mu saat jam pelajaran Pari, pergilah dengan taksi Aku tidak ingin Pari sendirian, biarkan Supir menunggu Pari sementara kamu menemui Ibu mu," ucap Ravi.
"Baik Tuan, Terimakasih," ucap Mayura.
Mereka pun pergi ke tujuan masing-masing.
Setelah Mayura sampai kesekolah dan menunggu jam pelajaran di mulai, Mayura bergegas pulang ke rumahnya,
Begitu sampai rumah Mayura langsung memeluk Ibunya yang tengah duduk termenung seorang diri.
"Apa Ibu sudah makan?"
"Sudah Sayang, Ibu akan jaga diri baik-baik, Ibu tidak akan menyia-nyiakan pengorbananmu,"
Mayura terseyum mendengarnya.
"Maafkan Ibu, karena Ibu kamu jadi hidup susah, kamu sampai rela menjadi ART padahal sejak kecil hidupmu selalu di layani oleh para ART," ucap Ibu sedih.
"Tidak masalah ibu, roda kehidupan selalu berputar, terkadang kita di atas dan terkadang kita dibawah, mungkin Tuhan sedang menguji kita agar kita bersyukur dengan apa yang saat ini kita miliki," ucap Mayura.
"Sekarang Ibu rela kehilangan segalanya, karena Ibu sudah memiliki hal yang paling berharga dalam hidup Ibu, ya itu kamu," ucap Ibu nengusap pipi Mayura.
Mayura terseyum haru memegang tangan ibunya.
"Ibu bersyukur memilikimu sayang," ucap Ibu mencium kening Mayura.
"Baiklah Ibu, Aku tidak bisa berlama-lama karna Aku tidak boleh terlambat menjemput Anak Majikan ku,"
"Baiklah sayang, hati-hati,"
"Jaga diri Ibu baik-baik, hubungi Aku jika ada sesuatu,"
Ibu mengangguk dan melambaikan tangannya seiring kepergian Mayura.
*****
Sore Hari.
Mayura sampai di rumah dan langsung memandikan Pari,
"Sekarang duduklah, Bibi akan mengambil makan untukmu," ucap Mayura
Pari menganggukan kepalanya.
Baru saja Mayura sampai dapur dan mengambil piring, Ia di kagetkan oleh bel pintu yang berbunyi.
Mayura kembali meletakkan piringnya dan menuju pintu.
"Kemana semua orang? kenapa jam segini sudah dikunci," gerutu Rehaan.
Dengan kesal Rehaan terus menggedor-gedor pintunya.
"Tunggulah sebentar kenapa terus saja...." Mayura menghentikan ucapannya melihat Rehaan berdiri di depan pintu.
"Kau?" Rehaan terkejut dan mengingat wajah Mayura saat menabraknya hingga membuat ponselnya hancur.
Mayura membulatkan matanya melihat Rehaan ada di depannya.
"Uncle?" Mayura kembali menutup pintunya.
"Hey!!!" Rehaan menggedor-gedor pintunya dengan kesal.
"Kenapa uncle itu bisa mengejarku sampai sini," ucap Mayura panik.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Amanah Amanah
ketemu jodohnya,tpi ada drama dlu ya thoor
2023-01-29
0
Ita rahmawati
woy it rmhny mayura,bkanny di ngejer elu 🤦♀️🤦♀️🤣🤣
2022-12-21
0
Puja Kesuma
😃😃😃😃 kunci aja pintunya mayuri biarkan dia capek gedor gedor
2021-10-17
2