Mendengar ucapan Ciel, napas Putri Silvia naik turun. Dia menatap sosok yang berbicara dengan nada bosan serta ekspresi tak acuh itu.
Melihat sosok pemuda tampan, tinggi, dengan kulit putih pucat. Ditambah dengan ekspresi mengantuk dan bosan di wajahnya … sosok itu tampak begitu lemah!
“Bukankah seharusnya yang boleh berkumpul di sini adalah peserta? Apakah kamu tersesat, Gadis kecil?”
“...”
Mendengar pertanyaan itu, otak Silvia merasa tiba-tiba berhenti bekerja. Dia merasa kepalanya panas, benar-benar akan pingsan karena marah jika terus menahannya.
Sebuah tombak panjang muncul di tangannya. Tidak bisa menahan diri lagi, gadis itu langsung mengayunkan tombaknya. Pada saat itu juga dua sosok muncul di samping Ciel dan Silvia.
“Jangan berlebihan, Silvia.”
Melihat sosok pria yang memakai pakaian bangsawan merah tua dengan garis-garis perak, Silvia diam. Pria itu memiliki kulit warna rambut, mata, dan kulit yang sama dengan dirinya. Dia adalah ayah Silvia sekaligus Raja dari Kerajaan Blood Estera, Raja Arannis.
Sementara itu, sosok Kaisar Verner yang berada di sisi Ciel memegang pergelangan tangan pemuda itu yang sudah menyentuh gagang pedang. Pria itu menghela napas.
“Berbicaralah lebih lembut kepada seorang gadis, Luciel.”
Setelah mengatakan itu, Kaisar Verner menatap sosok Raja Arannis lalu tersenyum pahit.
“Maafkan keponakan saya yang ceroboh, Raja Arannis. Dia memang seperti itu jika berbicara. Luciel?”
Luciel mengangguk ringan sambil berkata santai.
“Maafkan saya.”
Melihat sosok Ciel dan gerakannya tadi, mata Raja Arannis menyempit. Dia awalnya tidak menyangka sosok pemuda yang tampak malas itu adalah iblis level 6 (awal). Belum lagi kecepatannya sama sekali tidak lebih lambat daripada putrinya sendiri. Melihat ke arah Ciel, pria itu tersenyum ramah.
“Tidak apa-apa. Dia hanya berbicara jujur. Silvia juga memiliki tempramen yang terlalu panas. Kenapa kamu tidak minta maaf, Silvia?”
“Hmph! Aku tidak salah dan tidak perlu meminta maaf!”
Mengembalikan tombak ke dalam cincin dimensi, Silvia menampik tangan Raja Arannis di pundaknya sebelum akhirnya pergi meninggalkan tempat itu. Baru beberapa meter, gadis itu berhenti dan berbalik.
Menatap Ciel yang tampak bosan, Silvia mendengus dingin sambil membuat gerakan memotong leher dengan tangannya. Benar-benar mengancam untuk membunuh pemuda itu secara terang-terangan.
Melihat gerakan putrinya yang ganas dan tidak elegan, sudut bibir Raja Arannis berkedut. Menoleh ke arah Ciel, pria itu tersenyum minta maaf.
“Luciel, kan? Karena kamu ditargetkan … tolong coba menghindar ketika bertemu dengan gadis itu. Dia benar-benar sangat impulsif. Aku benar-benar tidak bisa mengendalikan tindakannya.”
“Anda bisa tenang, Raja Arannis. Menurut saya … Luciel tidak akan mati semudah itu. Benar kan, Luciel?”
Mendengar ucapan Kaisar Verner, sudut bibir Ciel ikut berkedut. Dia merasa bahwa pamannya itu menggambarkan dirinya seperti seekor kecoa yang susah dibunuh. Tidak ingin terlibat terlalu lama, pemuda itu akhirnya hanya mengangguk ringan.
“Karena masalah sudah beres. Tidak pantas bagi kita berada di sini kan, Raja Arannis?”
“Anda benar.”
Raja Arannis mengamati sosok Ciel sebentar sebelum akhirnya pergi meninggalkan tempat itu mengikuti Kaisar Verner.
Setelah itu, acara dilanjutkan. Seratus peserta dan seratus penantang berbaris menuju sebuah colloseum kuno yang ada di pinggir susunan pilar batu. Sebuah arena yanga memang dibuat enam Raja dan tiga Kaisar terdahulu untuk memutuskan orang-orang yang pantas masuk ke dalam Garden of Purple Moon.
Pada saat masuk, seratus peserta mengambil nomor acak. Mereka kemudian pergi ke kursi penonton di luar arena sesuai nomor mereka masing-masing. Sementara penantang akan menuju ruang persiapan dan keluar satu per satu ke arena untuk menantang salah satu pemegang nomor.
Jika pemegang nomor kalah, dia akan digantikan oleh penantang tersebut.
Entah kebetulan atau tidak, Ciel mendapat nomor 77 dan Camellia nomor 78. Sedangkan Xildan mendapat nomor 11 dan Elvira mendapat nomor 12.
“Mungkin sengaja untuk pasangan?” gumam Ciel dengan suara pelan.
Ciel juga menatap sosok Silvia yang memegang nomor 01 dengan ekspresi bangga. Mengangkat kepalanya tinggi-tinggi, tampak sedikit kekanak-kanakan.
Bukankah Putri Silvia berusia 19 tahun? Bahkan hampir 20 tahun? Kenapa … sudahlah, tidak perlu membandingkan fisik.
Ciel menggeleng ringan. Berusaha tidak terlalu memperdulikan penampilan orang lain dan fokus ke arena.
Di tengah arena, terlihat seorang lelaki tua dengan pakaian butler. Namun Ciel tahu lelaki tua kurus dengan rambut panjang yang dikuncir kuda serta memakai kacamata itu bukan sembarang orang.
Dia adalah iblis level 6 (awal)! Sosok yang setara dengan seorang Raja di bagian Selatan Benua. Bahkan kebanyakan Raja di bagian Tengah benua juga hanya berada di level 6 (awal) atau level 6 (menengah). Hanya beberapa Raja besar yang berada di level 6 (akhir).
Sedangkan kasus seperti Kerajaan Blood Estera di mana Rajanya adalah iblis level 7 (awal), Ciel belum pernah melihat yang lainnya. Karena biasanya hanya Kaisar yang berada di level 7.
“Perkenalkan, nama saya adalah Jarvis. Wasit sekaligus pemandu acara kali ini.”
Lelaki tua bernama Jarvis itu hanya melakukan perkenalan singkat. Dia kemudian langsung melanjutkan.
“Tidak perlu basa-basi lagi. Penantang pertama … silahkan memasuki arena pertempuran.”
Setelah suara Jarvis memudar, sosok pemuda kekar, botak, dan berkulit hitam yang memakai armor putih bersih serta jubah merah memasuki arena pertempuran.
Melihat sosok pemuda itu, Jarvis berkata, “Pilih angka yang akan anda tantang.”
“Nomor 01! Putri Silvia, izinkan saya menantang anda!”
“...”
Suasana langsung menjadi senyap. Pada saat itu juga, suara Silvia terdengar.
“Apakah kamu bodoh? Iblis level 4 (menengah) seperti kamu benar-benar menantangku?”
“Saya dengar anda sedang mencari pasangan tetapi tak pernah menemukan yang cocok. Mungkin bukan kekuatan, tetapi keteguhan hati saya yang akan mencairkan hati dingin anda!”
Mendengar kalimat romantis dan penuh tekad itu, banyak pemuda di kursi perwakilan mencibir. Sementara itu, Ciel malah memegang dagu, tampak cukup tertarik. Lagipula, tidak banyak lelaki yang memiliki tekad dan mental baja seperti itu.
“Aku sedang dalam mood buruk. Menyerah saja! Pilih orang lain!”
Suara dingin Silvia kembali terdengar.
“Tidak! Saya tetap ingin menantang anda! Karena anda belum pernah menerima tantangan sebelumnya, menurut peraturan … anda tidak boleh menolak.”
Di kursi VIP, Kaisar Verner yang duduk dekat dengan Raja Arannis tiba-tiba terkekeh.
“Sepertinya anda akhirnya anda menemukan menantu yang anda inginkan, Raja Arannis.”
“Huuh …”
Bukannya marah, Raja Arannis malah menghela napas panjang. Dia menggeleng ringan sebelum menjawab.
“Aku tidak masalah jika pemuda itu memang bisa menaklukkan hati Silvia. Hanya saja, kalian tidak tahu sifat mengerikan gadis itu …”
Mendengar permintaan penantang, Silvia mendecak tak puas. Gadis itu kemudian melompat ke arena. Dia masih mengenakan gaun tanpa lengan dengan panjang sedikit di bawah lutut berwarna perak. Sama sekali tidak berganti baju perang.
Sebuah tombak panjang muncul di tangan gadis itu.
“Katakan saja jika kamu siap.”
“Putri Silvia, nama saya adalah-”
“Aku tidak ingin mendengarnya.”
“Kalau begitu saya akan menunjukkan tekad saya. Mencairkan hati dingin anda dan membuat anda merasa bahwa saya pantas!”
Pemuda itu penuh dengan tekad. Dia membawa perisai bulat berwarna perak dan sebuah gada merah. Benar-benar siap untuk bertarung.
Melihat keduanya, Jarvis langsung memberi aba-aba.
“Tiga, dua, satu … MULAI!”
Slash!
Ketika suara Jarvis belum memudar, kilatan garis merah muncul di pandangan para penonton. Beberapa detik kemudian, kepala pemuda itu jatuh berguling ke lantai. Sementara Silvia masih memegang tombak hitam dengan mata pisau berwarna merah yang dilapisi dengan kobaran api membara.
Gadis itu sama sekali tidak merasa kasihan dan menatap dengan dingin.
“Sudah aku bilang … aku sedang dalam mood yang tidak baik.”
>> Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Suyudana Arta
apa iya stunting?
2025-02-26
0
Luthfi Afifzaidan
up
2024-03-12
0
eko setiawan
Bogel
2023-09-10
1