Keluar dari biliknya, Ciel segera menuju ke geladak. Lagipula, hari ini adalah hari di mana mereka akan tiba di lokasi. Jadi dia ingin melihat seperti apa hutan itu dan kenapa sampai diperebutkan oleh tiga Kekaisaran dan enam Kerajaan.
Alat yang Kekaisaran Silver Sky gunakan sebagai transportasi sendiri terbilang unik dan lebih berkembang daripada di Kekaisaran Black Sun. Itu adalah sebuah kapal apung yang ditarik oleh tiga ekor Pelican raksasa berwarna hitam.
Tentu saja itu adalah transportasi khusus dan tidak digunakan untuk umum. Lagipula hal semacam itu tidak terjangkau untuk rakyat biasa, bahkan saudagar kaya. Pelican raksasa yang menarik kapal itu saja memerlukan banyak usaha untuk menangkap dan menjinakkannya.
Belum lagi kapal yang bagian lambungnya harus diberi banyak ukiran rune yang rumit seperti rune sihir melayang, pertahanan, gravitasi yang rumit, dan semacamnya. Bahan yang digunakan untuk membangun kapal juga bukan kayu biasa. Ditambah dengan bahan-bahan lain … itu akan menjadi jumlah astronomis.
Berdiri di geladak sambil merasakan angin menerpa wajahnya, Ciel menghela napas panjang.
“Kekuatan uang dan kekayaan …” gumam Ciel.
Mendengar ucapan Ciel, Camellia yang berdiri di sisinya hanya tersenyum. Sama sekali tidak terkejut. Gadis itu terkadang heran. Daripada keturunan Kekaisaran Black Sun dan Kekaisaran Silver Sky yang menggambarkan kebanggaan dan kerakusan, Ciel lebih menggambarkan sikap malas dan tamak. Cukup melenceng jauh dari jalur yang sebenarnya.
"Pemandangan yang tidak buruk sama sekali."
Melihat pemandangan di sekitar, Ciel melihat hutan yang teramat luas sejauh mata memandang bak permadani hijau. Mendengar kicauan burung, pemuda itu melirik ke arah hutan.
Melihat beberapa tanaman obat berharga yang belum sepenuhnya matang dalam sekali pandang, Ciel menghela napas panjang. Benar-benar tidak kalah, bahkan lebih baik daripada Blackwood Forest yang berada dalam Wilayah Blackfield.
Tempat yang mereka tuju adalah sebuah monumen batu yang terdiri dari puluhan pilar batu tersusun rapi dengan pola unik sekaligus indah.
Sampai di tempat itu, Ciel melihat delapan kelompok lain.
Ada dua kapal terbang mirip dengan milik Kekaisaran Silver Sky, keduanya adalah Kerajaan Blood Estera dan Kekaisaran Dricia.
Sedangkan yang paling unik adalah transportasi Kekaisaran Verradian. Itu adalah sebuah benteng kecil yang dibangun di atas tubuh mamut raksasa. Dari tingginya saja, bahunya kira-kira setinggi sepuluh meter.
Melihat makhluk yang bisa digunakan sebagai sarana transportasi sekaligus alat perang membuat Ciel merasa tertarik.
Lima Kerajaan lain sama-sama menggunakan kereta, tetapi yang membedakan adalah makhluk-makhluk yang menariknya.
Selain peserta inti, setiap Kekaisaran atau Kerajaan membawa pemuda-pemudi lainnya sebagai penantang. Berharap mereka bisa memenangkan tempat lebih banyak untuk masuk ke dalam Dimensi Saku.
Garden of Purple Moon.
Itu adalah nama Dimensi Saku tersebut. Membuat Ciel menjadi lebih tertarik daripada sebelumnya.
"Apakah anda merasa gugup, Pangeran Luciel?"
Mendengar suara gadis yang ceria dan ramah, Ciel menoleh. Melihat sosok Elvira dan Xildas yang menghampiri mereka, pemuda itu menggeleng ringan.
"Sama sekali tidak."
Jawaban singkat Ciel sama sekali tidak membuat ekspresi Elvira berubah. Dia malah seperti terlihat seperti anak kecil yang penasaran karena melihat suatu hal baru dan aneh baginya. Gadis itu benar-benar terus mengitari Ciel dalam lima hari terakhir.
"Hey ... Pangeran Luciel? Apakah anda benar-benar tidak menahan diri ketika melawan seorang gadis?"
"Aku sudah bilang ... Aku mendukung kesetaraan gender."
"Jadi baik itu lelaki atau perempuan, tua atau muda ... tidak berpengaruh?"
"Tua dan muda tentu masih cukup berpengaruh."
"Cukup? Berarti anda akan menyerang mereka?"
"Jika mereka memulai, kenapa aku harus segan untuk membunuh mereka?"
"..."
Jawaban Ciel membuat Elvira tercengang. Dia kemudian terkekeh. Gadis itu bertanya dengan ekspresi penasaran.
"Bolehkah aku menyentuh kulitmu, Pangeran Luciel?"
"..."
Melihat gadis yang sama sekali tidak malu, bahkan berpikir terlalu terbuka itu membuat sudut bibir Ciel berkedut. Dia sudah bertingkah lebih tak acuh daripada biasanya, tetapi gadis itu masih bersikap seperti virus yang sulit dimusnahkan.
"Nona Elvira ..."
Camellia yang berada di sisi Ciel berkata dengan nada sedikit mengancam.
Melihat ke arah Camellia, Elvira awalnya sedikit ragu. Namun tiba-tiba mengulurkan tangannya lalu mencolek pipi Ciel dengan telunjuknya. Gadis itu kemudian berlari sambil tertawa.
Camellia yang merasa seperti kucing yang diinjak ekornya ingin menyusul dan menangkap gadis itu, tetapi dihentikan oleh Ciel.
"Sudah. Tidak apa-apa."
"Tapi—"
"Tidak apa-apa, Camellia."
Mendengar Ciel mengulang kembali ucapannya, Camellia mengangguk ringan. Meski agak kesal, dia masih menahannya.
"Maafkan sikap Elvira, Pangeran Luciel ... Nona Camellia."
Xildas menghampiri keduanya dengan senyum pahit di wajahnya.
"Tidak apa-apa. Dia hanya mirip dengan anak kecil."
"Ya ... Terkadang dia memang terlalu kekanak-kanakan."
Xildas setuju dengan ucapan Ciel. Sebagai tunangan Elvira, dia awalnya marah dengan sikap gadis itu. Selalu bertindak sembrono ketika penasaran dengan sesuatu atau seseorang. Tidak peduli apakah itu laki-laki ataupun perempuan.
Sebagai tunangan, tentu Xildas cemburu jika Elvira tertarik dengan lelaki lain. Namun setelah mengetahui sikap kekanak-kanakan Elvira, pemuda itu akhirnya mulai menyesuaikan diri.
Elvira yang melihat Camellia tidak mengejar kembali mendekati Ciel. Sambil menatap jari telunjuknya sendiri, gadis itu tampak bingung.
"Anda memiliki kulit yang halus, Pangeran Luciel."
"En?"
Mendengar kalimat semacam itu dari mulut seorang gadis, Ciel merasa aneh. Sementara itu, Camellia tampak semakin tidak puas, bahkan mulai menaruh dendam dalam hati.
Berani-beraninya menyentuh lelaki milik wanita ini ...
Merasakan aura Camellia yang seolah akan menerkam gadis berambut ungu itu kapan saja, Ciel langsung menepuk lembut pundaknya.
"Anggap saja anak kecil."
"..."
Menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskan perlahan, Camellia menjadi lebih tenang. Wanita itu kemudian mengangguk ringan.
"Semuanya diharapkan untuk segera berkumpul."
Mendengar ucapan Kaisar Verner, lima belas peserta dan lima belas penantang berkumpul. Ketika kapal mendarat, mereka segera berjalan dengan rapi menuruni kapal .
100 peserta, 100 penantang ... ya, aku tidak terlalu peduli. Hanya perlu melakukan satu pertandingan wajib.
Dipimpin oleh penguasa kerajaan atau kekaisaran itu sendiri, para peserta dan penantang segera berbaris.
Melihat padatnya peserta di sekitarnya, Ciel merasa semakin bosan. Bahkan agak mengantuk.
"Minggir dari jalanku ... minggir!"
Suara tidak puas terdengar dari belakang dan semakin mendekat.
"Apakah telingamu tuli? Minggir!"
Menoleh ke belakang, Ciel tidak melihat siapa-siapa. Ketika dirinya hendak berbalik, dia merasakan seseorang menarik pakaiannya.
Mengarahkan pandangannya ke bawah, Ciel melihat gadis pendek yang bahkan tidak setinggi bahunya sedang mendongak dan menatapnya.
Gadis itu memiliki rambut hitam diikat twin-tail, mata seperti rubi, dan kulit cokelat eksotis. Tampak imut dan menawan.
"Maaf, aku tidak melihatmu. Kamu terlalu pendek ..."
Mendengar ucapan yang tampak sembrono dan ekspresi mengantuk di wajah Ciel, sudut bibir gadis itu berkedut.
"Kamu ... kamu ..."
Para peserta di sekitar Ciel dan gadis itu langsung mundur. Mereka melihat gadis yang marah itu dengan ekspresi ketakutan. Namun daripada itu ... mereka lebih terpukau dengan keberanian Ciel.
Mengatakan si Putri Kejam itu pendek dan tidak terlihat?
Pemuda ini benar-benar mencari kematian!
>> Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Adhika Banyu
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2025-03-29
0
Luthfi Afifzaidan
lanjut
2024-03-12
0
John Singgih
masalah yang selalu datang untuk menghampiri ciel
2022-03-19
0