“Apakah kamu tidak malu mengatakan hal semacam itu dengan lantang, Ciel?”
Setelah menghela napas panjang, Kaisar Julius bertanya putra yang selalu malas itu.
“Menyebutkan mimpinya dengan lantang bukanlah kejahatan.”
Ciel berkata dengan ekspresi serius. Dia tidak peduli bagaimana yang lain memandangnya. Yang terpenting, pemuda itu ingin hidup santai tanpa tertibat dengan urusan dunia.
“Apa yang dimaksud dengan Dimensi Saku leluhur, Ayahanda?”
Alexander bertanya dengan ekspresi tulus sekaligus penasaran. Namun ucapan ayahnya seperti air dingin yang disiram di atas kepalanya.
“Kamu sebenarnya memiliki bakat yang baik, Alexander. Mencoba naik ke level 6 secepat mungkin sebelum kamu menanyakan hal tersebut.”
“...”
Mendengar jawaban dari Kaisar Julius membuat yang lainnya tidak jadi bertanya. Kelihatannya apa yang Kaisar Julius dan Ciel bicarakan berada di tingkat berbeda. Lagipula, mereka tidak ada hubungannya.
Hanya saja … mereka penasaran kenapa si malas itu benar-benar menginginkannya.
Dimensi Saku.
Dimensi saku sendiri adalah sebuah dimensi kecil yang menyatu dengan dimensi tempat mereka berada. Dimensi itu sendiri seperi dunia kecil yang bisa dikatakan berada di bawah dimensi mereka.
Ada beberapa jenis dimensi saku dari yang hanya berupa tempat tanpa kehidupan sampai tempat seperti dunia kecil yang dipenuhi kehidupan. Tentu saja, karena sangat langka, hanya ada beberapa gerbang mengarah ke dimensi saku.
Menurut yang tercatat dalam sejarah, mungkin hanya ada belasan dimensi saku!
Di bagian Selatan Benua sendiri hanya ada dua, itu pun juga dikuasai oleh Kekaisaran Black Sun. Namun hanya satu yang bisa diakses. Sedangkan yang lainnya … gerbang itu tertutup sejak lama.
Selain leluhur pertama Keluarga Dawnbringer, tidak ada yang tahu ke mana gerbang itu menuju.
Bahkan para banyak penguasa sebelumnya yang mencoba memecahkan segel tetapi hasilnya nihil.
Sedangkan Dimensi Saku yang kedua, tempat itu disebut … Land of a Thousand Eclipses.
Negeri seribu gerhana, nama yang cukup sombong dan tampak cukup bagus. Namun setelah mengetahui tempat apa itu, Ciel sendiri masih sangat terkejut karena … tempat itu adalah makam para Kaisar penguasa Kekaisaran Black Sun sebelumnya.
Ciel yang mengetahui itu untuk pertama kali merasa leluhurnya terlalu gila untuk menjadikan sebuah Dimensi Saku sebagai makam.
Alasan kenapa Ciel ingin masuk ke sana adalah untuk menemukan monumen peninggalan leluhur. Dikatakan bahwa jika berada di sana … akan adan petunjuk dan pencerahan tentang berbagai macam domain. Domain yang cocok untuk dibangun.
Sebenarnya Ratu Naga di Frozen Cloud Mountains juga pernah bilang bahwa Domain itu bisa dibangun sendiri, bahkan tanpa harus mendapat petunjuk. Bahkan Domain semacam itu akan menjadi lebih kuat karena dibangun berdasarkan kecocokan.
Hanya saja … kemungkinannya hanya 50/50. Terkadang berhasil, tetapi juga gagal.
Ciel merasa akan sangat sia-sia jika dirinya membuang waktu terlalu lama untuk melakukannya. Jadi dia ingin mendapatkan petunjuk untuk membangun Domain miliknya sendiri.
Akan tetapi, tempat itu terkunci dan hanya sosok kakeknya yang bisa membuka.
Ciel mengirim surat kepada kakeknya untuk meminta pertolongan, tetapi dengan tegas ditolak. Ya … kecuali dia mau menjadi Kaisar berikutnya.
Membayangkan bagaimana dia harus duduk di ruang kerja dari matahari terbit sampai terbenam, pemuda itu tentu saja dengan tegas menolaknya!
Pada akhirnya, karena sama-sama sombong dan keras kepala … mereka berakhir di jalan buntu.
“Lupakan! Musim semi akan segera tiba. Kamu harus ingat, Ciel … kakek dan nenekmu akan datang berkunjung pada musim gugur.
Kamu masih ingat, kan?”
Ratu Lilith yang sedari tadi diam tiba-tiba bicara kepada putranya.
“Tentu saja saya masih ingat,” ucap Ciel dengan santai.
“Kamu akan pulang … kan?”
“Anu …” Memegang dagu, Ciel tampak serius. “Sepertinya saya memiliki banyak kesibukan dan-”
“Luciel …” ucap Ratu Lilith sambil tersenyum ramah.
“Bukankah mereka sibuk? Seharusnya Kakek dan Nenek sibuk, kan? Kenapa mereka harus datang berkunjung?”
“Bukankah berkunjung ke tempat kerabat sesekali itu normal?”
“Namun mereka … ugh! Lupakan. Saya akan berusaha untuk kembali jika tidak sibuk.”
“Kamu HARUS kembali, Ciel.”
“...”
Melihat senyum di wajah Ibu serta Ayahnya, entah kenapa Ciel merasakan firasat yang tidak baik. Merasa bahwa kedatangan kakek dan neneknya itu mungkin akan membawa masalah besar bagi dirinya.
Setelah bercakap-cakap sebentar, mereka akhirnya memulai pesta sederhana.
Dibandingkan dengan dua Istana lainnya, Istana Utara sendiri melakukan pesta lebih larut. Itu karena mereka harus menunggu Kaisar Julius mengunjungi Ratu Victoria dan Ratu Margaret terlebih dahulu.
Alasan kenapa mereka tidak makan di meja yang sama pada waktu bersamaan … Ciel sendiri tidak begitu jelas. Mungkin karena tradisi, atau mungkin karena tiga Ratu dan keturunan mereka tidak akur satu sama lain.
Larut malam, dalam kamar Ciel.
Duduk di kursi sambil memandang ke luar jendela, Ciel menghela napas panjang. Tanpa dia sadari, pemuda itu mengenang apa yang telah dia lalui sejak diusir dari Istana. Memejamkan matanya, pemuda itu tersenyum lembut.
Aku harap aku bisa terus menjaga mereka semua … tidak lagi merasakan apa yang disebut perasaan kehilangan.
“Papa?!”
Mendengar suara manis memanggilnya, Ciel membuka matanya. Melihat sosok Eve kecil yang menggosok mata sambil berjalan ke arahnya dengan menyeret bayi Frost Wyvern membujat pemuda itu tersenyum.
“Seharusnya kamu membiarkan Wyvern Kecil itu tidur, Eve.”
“En.” Eve kecil mengangguk ringan sebelum melepaskan ekor bayi Frost Wyvern.
Makhluk malang itu langsung melarikan diri ke sudut kamar. Naik ke sarang kecilnya yang hangat sebelum meringkuk lalu memejamkan mata. Kelitahannya sudah terbiasa dengan gangguan gadis kecil itu.
Menghampiri ayahnya, Eve kecil kemudian memeluk kakinya dengan wajah mengantuk.
Melihat gadis kecil itu nyaris tertidur sambil memeluk kakinya membuat Ciel menggeleng ringan. Ketika melihat gadis air liur gadis kecil itu menetes ke celananya, pemuda itu akhirnya terkekeh.
Ciel kemudian mengangkat dan menggendong gadis kecil itu. Melihat sosok Eve yang terlelap dalam pelukannya, pemuda itu mengecup kening putrinya.
“Mimpi indah, Eve.”
Menatap ke luar jendela dan melihat langit malam dipenuhi bintang, Ciel diam-diam berharap.
Aku harap … semuanya akan selalu indah seperti ini.
>> Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
F_Zaida_C
bumi kalau tidak tempat nenek ciel?
2023-11-26
2
Deputy_10
selagi tidak memalukan
2022-11-26
0
John Singgih
semoga begitu ciel
2022-03-19
1