Mendengar ucapan Kaisar Verner, yang lain langsung sadar dari lamunan mereka.
"Hormat kepada Yang Mulia Kaisar Verner!"
Semua orang berseru bersamaan. Bahkan Xildas dan Elvira juga sadar lalu langsung memberi hormat.
Ciel sendiri memberi hormat singkat sebelum menjawab dengan ekspresi malas dan santai.
"Saya sudah memperingatkan gadis itu perihal jarak, Paman Verner."
"Ya. Aku juga mendengarnya."
Meski tampak tenang di permukaan, Kaisar Verner sendiri sebenarnya sangat terkejut. Dia memang mengawasi dari luar arena. Juga ingin tahu bagaimana kemampuan Ciel.
Kaisar Verner juga sudah bersiap. Jadi ketika Ciel menyerang, dia bisa merespon cepat jika ada hal yang tidak diinginkan mungkin terjadi. Benar saja, jika bukan karena dirinya bersiap ... mungkin Elvera akan terluka parah.
Lagipula ... Siapa yang menduga kalau iblis muda seperti Ciel benar-benar bisa melakukan casting mantra instan layaknya para rubah tua yang memiliki banyak pengalaman hidup.
Cara bagaimana Ciel melakukan instan casting benar-benar lebih baik daripada kebanyakan profesional. Hal itu benar-benar sangat mengejutkan Kaisar Verner. Tentu saja, dia masih bisa menutupi semuanya dan bertingkah tenang.
"Apakah kamu tidak apa-apa, Elvira?"
Mendengar pertanyaan Kaisar Verner membuat Elvira yang awalnya bersemangat seperti gadis kecil benar-benar merasa sangat malu. Dia tidak menyangka Pangeran Luciel akan begitu ganas sampai-sampai bisa melakukan instan casting seperti itu.
"S-Saya tidak apa-apa, Yang Mulia."
Melihat Elvira yang malu-malu, Kaisar Verner hanya bisa menghela napas panjang. Dia tampak cukup lega.
Sementara itu, Xildas yang tidak bisa merespon ketika tunangannya sendiri diserang tampak terkejut. Dia mengepalkan tangannya erat-erat. Pemuda itu tidak menyangka dirinya terlalu ceroboh dan menyepelekan kemampuan Ciel.
Bukannya dia tidak memiliki kecepatan untuk merespon. Dalan jaraknya sekarang, seharusnya dirinya bisa menyelamatkan Elvira. Namun dirinya benar-benar berpikir itu akan menjadi pertarungan panjang dan tidak terlalu khawatir.
Aku benar-benar terlalu ceroboh!
Jika itu di medan perang, aku pasti sudah kehilangan Elvira.
Menatap ke arah Ciel, pemuda itu merasa campur aduk. Dia merasa bersyukur karena pengalaman ini membuatnya tidak bersikap ceroboh di masa depan.
Di sisi lain, Xildas merasa agak tertekan karena merasa bahwa dirinya tidak sebaik Ciel yang lebih muda.
Terbiasa berada di atas di antara rekan-rekannya, Xildas merasa tidak berguna. Menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskan perlahan, ekspresinya berangsur-angsur menjadi tenang.
"Maafkan aku, Elvira."
Mendekati sosok tunangannya, Xildas tersenyum minta maaf.
"Kenapa anda minta maaf, Pangeran Xildas?"
"Karena aku ceroboh, tidak merespon tepat waktu untuk segera menyelamatkan kamu."
Mendengar itu, Elvira merasa hangat dalam hatinya. Gadis itu sebenarnya sama sekali tidak beranggapan bahwa Xildas itu salah. Dia malah merasa bersalah karena sudah membuat masalah.
Elvira sebenarnya takut kalau tunangannya akan marah. Namun melihat sosok Pangeran Xildas yang menyalahkan diri sendiri, dia merasa bahwa Pangeran itu terlalu baik. Selalu memikirkan orang lain dibandingkan dirinya sendiri.
"Terima kasih sudah mengkhawatirkan saya, Pangeran Xildas."
Elvira segera mendekati Xildas seperti kekasih kecil yang bahagia. Gadis itu bahkan tersenyum begitu ramah.
"Elvira, Aku—"
"Anda terlalu banyak berpikir."
Melihat ke arah Elvira yang tersenyum ke arahnya, ekspresi Xildas mengendur."
"Terima kasih."
Sementara keduanya bertingkah seperti pasangan yang lupa dunia, kebanyakan peserta memandang mereka dengan ekspresi cemburu. Lagipula, para peserta juga ingin membawa kekasih mereka pergi ke Dimensi Saku. Hanya saja, kekasih mereka terlalu lemah dan 'tiket' untuk pergi ke sana begitu terbatas.
"Karena kalian semua sudah berkumpul, aku akan menjelaskan beberapa hal tentang turnamen yang akan kalian hadapi."
Mendengar ucapan Kaisar Verner, semua orang tampak fokus. Mereka tidak berani mengabaikan atau mengacuhkan ucapan pria itu. Bahkan Ciel yang tampak mengantuk dan bosan masih mendengar dengan cermat.
"Meski itu disebut turnamen, sebenarnya hanya ada dua bagian. Bagian pertama adalah datang ke lokasi lalu mengalahkan para penantang yang ingin merebut 'tiket' milik kalian.
Sedangkan tahap kedua adalah masuk ke dalam Dimensi Saku lalu melakukan Hunting Game. Sebuah permainan berburu.
Karena banyaknya harta dan Demonic Beast yang ada di sana, kalian harus mencari sebanyak mungkin. Apa yang perlu kalian lakukan adalah mencari tanaman obat dan membunuh sebanyak mungkin Demonic Beast.
Akan ada alat yang akan digunakan untuk menghitung poin yang kalian dapatkan dari membunuh Demonic Beast. Sedangkan poin dari tanaman obat akan dihitung setelah kalian keluar.
Selain itu, yang lainnya adalah milik kalian. Baik itu bangkai Demonic Beast, atau bahkan beberapa benda yang ada di sana seperti senjata, armor, dan sebagainya."
Mendengar itu, semua calon peserta mengangguk dengan serius. Pada saat itu juga, Kaisar Verner mulai melanjutkan.
"Alasan kenapa itu disebut turnamen bukan karena akan dilakukan satu per satu. Namun karena Hunting Game sendiri seperti proses seleksi. Ada hukum tidak tertulis yaitu ...
Boleh membunuh peserta lain untuk mendapatkan poin.
Karena itu kesepakatan dalam diam. Meski ada yang terluka parah bahkan mati, selama keluar dari Dimensi Saku, kebencian langsung dihilangkan. Dengan kata lain, kalian boleh bersikap liar dan buas dalam Dimensi Saku."
Memang tidak sesederhana apa yang terdengar. Sudah jelas, game itu sendiri memaksa para peserta untuk saling berebut poin. Bahkan ... saling membunuh untuk menghilangkan potensi ancaman di masa depan.
Memikirkan itu, Ciel yang tampak bosan sedikit mengangkat sudut bibirnya. Merasa cukuplah tertarik. Meski cukup mengerikan, dia sendiri tidak terlalu peduli. Jika ada yang mencoba melawan, bunuh.
Sedangkan tujuannya sendiri adalah monumen tentang penjelasan pembentukan domain. Namun dia juga memiliki tujuan lain, yaitu harta! Ya ... harta baik itu barang atau uang!
"Anda terlihat senang, Tuanku."
Menoleh ke arah Camellia yang berbicara kepadanya, Ciel sedikit mengangkat sudut bibirnya.
"Ya. Sepertinya akan menjadi sedikit lebih menarik."
Pada saat semua peserta mulai berpikir keras, suara Kaisar Verner kembali terdengar.
"Jika ada yang takut, mundur sama sekali bukan masalah. Selain itu ... karena jaraknya cukup jauh, kalian bersiap dan beristirahat hari ini.
Kalian akan berangkat besok."
"Baik, Yang Mulia!!!"
Para perwakilan dari Kekaisaran Silver Sky memberi hormat dan berkata bersamaan.
...***...
Lima hari kemudian.
"Kerajaan Blood Estera dan Kerajaan Jereisien ..." gumam Ciel.
Menurut apa yang dikatakan oleh Kaisar Verner, kedua Kerajaan tersebut adalah aliansi dari Kekaisaran Silver Sky. Jadi selama berada dalam Dimensi Saku, mereka membuat perjanjian agar tetap netral.
Sedangkan untuk saling membantu, itu tidak mungkin. Meski mereka aliansi, masing-masing kekaisaran atau kerajaan juga harus memperjuangkan hak mereka sendiri.
"Apakah anda mengkhawatirkan sesuatu, Tuan?"
Mendengar Camellia yang khawatir, Ciel menggeleng ringan. Dia mengelus kepala gadis itu.
"Tidak apa-apa. Mari kita segera selesaikan semua ini lalu kembali. Elena pasti bosan menunggu di Istana Kekaisaran sendiri."
Meski tahu bahwa Elena tidak akan bosan karena mulai mempelajari sejarah Dark Elf dan apa-apa saja yang menyangkut dengan ras itu dalam perpustakaan Kekaisaran Silver Sky, Camellia masih mengangguk dengan patuh.
"Saya mengerti, Tuan."
>> Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Luthfi Afifzaidan
lanjutkan
2024-03-12
0
Rega Dwi Pratama
ciel dikit² ngantuk, jangan⅔ ciel gula darah nya tinggi alias ciel menderita diabetes.
jadi berasa de javu nih.
2022-09-28
1
Carisa Putri
oke
2022-09-08
0