“Huh … benar-benar menyebalkan.”
Berdiri di atas gurun pasir yang telah berubah menjadi gurun es hitam, Ciel tampak tidak puas ketika melihat puluhan mayat cacing pasir raksasa yang telah dia bekukan. Pemuda itu kemudian menatap sosok cacing pasir raksasa yang paling besar, makhluk yang muncul terakhir.
“Antar kami menuju monumen di tengah gurun pasir. Setelah itu kamu boleh pergi. Apakah kamu setuju, atau melawan sampai akhir?”
Sebagai makhluk yang berada di level 4 (akhir), sosok cacing pasir raksasa itu cukup cerdas untuk mengerti apa yang dimaksud oleh pemuda di depannya. Makhluk itu mengangguk dengan patuh, sama sekali tidak berani untuk bertindak ceroboh.
Melihat makhluk itu mengangguk patuh, Ciel merasa cukup puas.
“Bagus. Kalau begitu antar kami pergi ke sana!
Setengah hari berlalu begitu saja.
Melihat ke arah langit dipenuhi bintang dan dua bulan yang menggantung di sana Ciel menghela napas panjang. Pemuda itu awalnya takjub, tetapi mulai bosan melihat langit berbintang itu. Lagipula, langit sama sekali tidak berubah …
Tidak ada yang namanya siang dalam Garden of Purple Moon!
Alasan kenapa Ciel tahu tiga hari berlalu begitu saja adalah arloji yang merupakan peralatan sihir tingkat rendah. Meski tidak terlalu mahal, bisa dikatakan benda itu sangat penting. Khususnya untuk menghadapi situasi semacam ini.
Belum lagi, yang membuat Ciel merasa tidak terlalu puas adalah … dia tidak bisa tidur nyenyak selama tiga hari belakangan ini!
Melihat menara hitam yang begitu tinggi di kejauhan, Ciel merasa lega. Dia menyuruh cacing pasir raksasa itu untuk bergegas.
Beberapa jam kemudian, Ciel dan Camellia akhirnya tiba di lokasi.
Seperti yang dijanjikan, Ciel langsung melepaskan cacing pasir raksasa itu. Sebenarnya dia ingin membawanya keluar, tapi menurut Kaisar Verner, makhluk hidup dari Garden of Purple Moon sama sekali tidak bisa dibawa ke luar.
Melihat makhluk besar itu melarikan diri dengan cara menyelam ke dalam gurun pasir secepat mungkin, Ciel hanya bisa menghela napas panjang.
“Benar-benar sangat disayangkan,” gumam Ciel dengan ekspresi menyesal.
Selain bangkai dari Demonic Beast yang dihabisi olehnya, Ciel sendiri tidak memiliki pertemuan hebat untuk mendapatkan harta yang benar-benar dia inginkan. Pemuda itu bahkan mengeluh dalam hati.
Mungkinkah buff keberuntunganku telah berakhir? Tidak hanya tidak mendapat harta? Aku benar-benar harus melawan empat gelombang Demonic Beast semacam itu?
Menggeleng ringan, Ciel akhirnya memfokusan diri dengan apa yang ada di depannya.
Sebuah menara tinggi berwarna hitam legam yang dikelilingi oleh tembok yang begitu kokoh. Melihat menara itu, Ciel merasa itu adalah hal yang luar biasa.
Mungkin karena tempat ini bukanlah pusat Dimensi Saku atau berada di tengah gurun yang berbahaya, tidak ada peserta lain kecuali Camellia dan dirinya yang datang ke tempat ini.
Tampak begitu tak acuh, Ciel memutuskan untuk masuk ke dalam menara. Dia bahkan bersiap untuk bertarung melawan musuh yang tak terhitung jumlahnya. Namun yang membuatnya bingung adalah … tidak ada musuh sama sekali, hanya ada tangga melingkar yang terus mengarah naik ke puncak menara.
Ciel awalnya mencoba menggunakan sihir terbang, melayang, bahkan mengeluarkan sayapnya. Namun ada susunan anti sihir semacam itu, bahkan larangan terbang. Melihat tangga yang tak terhitung jumlahnya menuju ke arah puncak menara, sudut bibir Ciel berkedut.
Setengah hari kembali berlalu, ini sudah hari ke empat Ciel berada di Garden of Purple Moon.
Sampai di puncak menara, Ciel yang terengah-engah mulai mengutuk.
“Persetan dengan leluhur yang memikirkan desain-desain memuakkan dan menyebalkan semacam ini! Benar-benar membuat junior kalian mati karena bosan dan mengantuk!”
Sampai di atas menara, Ciel melihat sebuah tempat di mana dia bisa melihat sekeliling dengan jelas. Melihat pemandangan luas dari gurun hitam dan hutang ungu membuat pemuda itu merasa agak tertarik. Namun ketika mengalihkan pandangannya ke tengah ruangan kecil itu, ekspresinya berubah.
Di sana terlihat sebuah tablet batu dengan lebar kurang dari satu meter dan tinggi dua meter. Tablet batu itu sepenuhnya berwarna hitam, dan diatasnya dituliskan tulisan kuno berwarna ungu yang misterius dan indah. Masalahnya …
Ciel bahkan tidak tahu satu pun huruf di tablet batu itu!
“Okay … kelihatannya Kakek Claus benar-benar menjebakku lagi! Lelaki tua terkutuk itu! Tidak peduli apakah kamu kakekku atau bukan … aku membencimu!”
Ciel langsung duduk bersila dengan ekspresi kesal. Menurut buku dan cerita yang dia dia dengar, dirinya harus memperhatikan benda itu sampai mendapat pencerahan. Menggertakkan gigi sambil menahan rasa kantuk, pemuda itu akhirnya memutuskan untuk dengan tenang menunggu datangnya pencerahan.
Tiga hari berlalu begitu saja, Ciel sama sekali belum turun dari atas menara.
Kurang dari 24 jam sebelum Dimensi Saku akan ditutup. Hal itu membuat Camellia yang menunggu di luar pintu menara tampak gugup dan begitu cemas.
Sementara itu, Ciel yang duduk bersila selama tiga hari sambil menatap monumen batu memiliki ekspresi kosong di wajahnya.
Aku tidak percaya … apakah aku benar-benar tidak memiliki bakat atau keberuntungan untuk membuat domain milikku sendiri?
Memikirkan itu, sudut bibir Ciel tiba-tiba berkedut. Pemuda itu merasa agak putus asa. Mengingat hanya tersisa kurang dari 24 jam, pemuda itu menjadi tertekan. Pada saat itu juga, dia tiba-tiba ingin mencoba hal aneh.
Ciel tanpa sadar mengaktifkan skill Eye of The Lord.
Pada saat itu juga, aliran darah langsung mengalir dari kedua mata Ciel. Otak pemuda itu merasa berguncang dan ingin pecah, membuat pemuda itu berguling-guling di lantai sambil memegangi kepalanya.
Beberapa jam kemudian, rasa sakit mereda. Membersihkan darah di wajahnya, Ciel kembali duduk dengan ekspresi kosong.
“Semudah itu?”
Apa yang Ciel maksud mudah tentu bukan cara memadatkan domain, tetapi cara mendapatkan informasi dari tablet batu. Apa yang membuat pemuda itu semakin terkejut adalah …
Selain metode membuat domain, ternyata ada banyak teknik sihir yang tercatat di dalamnya. Belum lagi, itu adalah sihir kegelapan yang sangat jarang serta … beberapa teknik sihir ruang.
Sadar dari lamunannya, Ciel tiba-tiba bergumam.
“Ternyata aku menghabiskan waktu tiga hari seperti orang bodoh padahal memiliki cheat yang bisa digunakan.”
Ciel tampak menyesal. Namun karena waktu tidak bisa diulang, pada akhirnya pemuda itu hanya bisa menghela napas panjang. Dia kemudian turun dari menara, memutuskan untuk mencerna seluruh informasi setelah kembali dari Garden of Purple Moon.
Melihat Ciel yang keluar dengan senyum di wajahnya, Camellia tampak lega.
Tanpa ragu, Ciel langsung menggendong Camellia layaknya seorang putri lalu mengeluarkan enam sayap hitam di punggungnya. Dengan bantuan sihir gravitasi, keduanya segera melesat ke arah pusat Dimensi Saku!
Tidak ada waktu untuk menghemat tenaga dan bersantai! Ciel menggunakan mana dengan berlebihan agar bisa mencapai pusat Garden of Purple Moon.
Akan tetapi. Tanpa Ciel sadari, setelah dia pergi … tablet batu yang menyimpan banyak informasi mulai retak lalu hancur.
Benar-benar menghilang untuk selamanya.
>> Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Cheryl
wkwkwk leluhur dikutuk sama junior yg hobinya nyamar jadi pangsit goreng
2022-09-02
1
John Singgih
pergi setelah memahami isi dari tablet batu itu
2022-03-20
0
John Singgih
keluhan ciel
2022-03-20
0