"Ini benar-benar berbeda dari yang aku harapkan."
Melihat kota besar di depan matanya, Ciel merasa agak rumit. Dia tidak menyangka bahwa perjalanannya akan menjadi semudah dan semulus itu. Pemuda itu mengharapkan perjalanan yang panjang dan melelahkan. Bahkan telah mempersiapkan hati untuk itu.
Berbeda dari yang Ciel harapkan, ternyata mereka melakukan perjalanan melalui array teleportasi. Mengingat biaya yang diperlukan, sudut bibir pemuda itu berkedut.
Tidak murah, tetapi memang bisa dibilang itu sangat membantu.
Menurut Kakek Claus, setidaknya akan memakan waktu tujuh sampai delapan bulan jika mereka melakukan perjalanan secara manual. Menaiki kereta kuda atau bahkan Demonic Beast terbang.
Selain itu, untuk teleportasi semacam itu juga memerlukan dua array teleportasi dari titik satu ke titik yang lainnya.
Kekaisaran Black Sun dan Silver Sky sendiri memiliki hubungan yang teramat baik. Oleh karena itu kedua sisi memutuskan untuk membangun array teleportasi. Tentu saja, bukan untuk penggunaan umum.
Meski demikian, array teleportasi masih harus dibangun di tempat yang tepat serta dijaga ketat.
Array teleportasi itu sendiri adalah array dua sisi. Jadi untuk pergi ke sisi lain, memerlukan persetujuan dari pihak lain. Juga ... itu terlalu mahal.
Mengingat biaya bahan untuk sekali teleportasi yang mungkin lebih banyak daripada biaya mengurus Wilayah Blackfield selama satu bulan, Ciel merasa otaknya mati rasa.
"Selamat datang di Aelford."
Mendengar ucapan Kakek Claus, sudut bibir Ciel berkedut. Dia yang telah menyiapkan tenaga dan mentalnya benar-benar merasa ditipu.
Paling tidak ... Dengan ini, berarti perjalananku akan menjadi lebih singkat dan mudah.
Aelford.
Itu adalah nama ibukota Kekaisaran Silver Sky. Nama lainnya adalah ... Kota yang berada di atas langit.
Ya. Itu karena kota tersebut berada di dataran tinggi, benar-benar di atas awan. Meski belum menjelajahinya sendiri, Ciel sudah mendapatkan pengenalan dari ibunya, Ratu Lilith.
Kota Aelford dibangun di atas sebuah gunung tinggi. Dikatakan, gunung itu sendiri dulunya terlalu tinggi dan tidak datar, jadi leluhur Kekaisaran Silver Sky memotong puncak gunung dengan pedangnya. Kemudian, baru menyuruh para pengikutnya untuk membangun kota di atasnya.
Agak berlebihan, tetapi Ciel masih mempercayai hal itu. Lagipula, tidak ada yang aneh jika ada sosok yang bisa meledakkan kota atau membakar habis pasukan musuh dalam sekali serang.
Memotong gunung dalam sekali serangan, itu berarti iblis itu memiliki level yang begitu tinggi dan kemampuan yang begitu kuat. Namun, bukan itu yang menjadi fokus Ciel.
Memotong dengan pedang? Berarti ada pedang yang begitu luar biasa, kan?
Mungkin saja ada takdir di antara kami, kan? Haruskah aku pergi untuk meminjamnya?
Jika Keluarga Kekaisaran Silver Sky mendengar apa yang dipikirkan Ciel, mereka pasti sudah pingsan karena marah. Lagipula, siapa yang akan meminjamkan pusaka keluarga semacam itu! Terlebih lagi yang memiliki nilai historis tinggi!
"Kamu boleh jalan-jalan setelah bertemu dengan Pamanmu, Kaisar Verner."
"Saya mengerti, Kakek."
Setelah itu, Ciel yang diikuti oleh Elena serta Camellia mengikuti sosok Kakek Claus dan Nenek Frine keluar dari area array teleportasi.
"Selamat datang kembali, Yang Mulia Claus ... Madam Frine."
Para ksatria langsung memberi hormat ketika mereka keluar dari area array teleportasi.
"Ya. Teruskan pekerjaan baik kalian."
"Baik, Yang Mulia Claus!" seru para ksatria serempak.
Para ksatria elite itu juga menatap sosok Ciel dan kedua selirnya dengan hormat. Mereka semua menghafalkan wajah Ciel dan dua wanita itu. Lagipula, bukan sembarang orang yang bisa berjalan bersama dengan mantan Kaisar dan Ratu yang terkenal di bagian Tengah Benua.
Mengikuti Kakek Claus dan Nenek Frine, ketiganya kemudian menuju ke sebuah Istana putih yang tampak begitu megah di pusat kota. Berdiri di tempat yang paling tinggi dan mencolok.
Dalam perjalanan, Ciel merasa tidak nyaman karena para ksatria menatap dia dan kedua selirnya dengan ekspresi heran serta tatapan membara. Meski itu tatapan hormat, pemuda itu malah merasa para ksatria seperti pengunjung kebun binatang yang sedang menyaksikan primata langka atau semacamnya.
Dengan adanya Kakek Claus dan Nenek Frine, tidak ada yang berani menghentikan mereka. Setelah beberapa saat, mereka akhirnya sampai di ruang tahta di mana Raja , Ratu, Pangeran, dan Putri sedang menunggu mereka.
"Aku pulang, Verner!"
Mendengar ucapan ayahnya, sosok pria tampan dengan rambut perak dan mata ungu yang tampak lembut terdiam. Pria yang duduk di atas singgasana itu benar-benar menghela napas panjang ketika melihat ayahnya.
Saya mengerti perasaan anda, Paman Verner! Saya mengerti!
Melihat itu, Ciel langsung berseru dalam hati. Meski Kakek Claus adalah Kaisar sebelumnya, seharunya dia masih memberi hormat ringan ringan kepada Kaisar yang sekarang untuk menghargainya.
Bukannya malah menyapa dengan begitu bangga ketika kembali.
"Luciel Dawnbringer menghadap Yang Mulia Kaisar Verner."
"Elena menghadap Yang Mulia Kaisar Verner."
"Camellia menghadap Yang Mulia Kaisar Verner."
...
Ciel dan kedua selirnya memberi hormat.
Melihat ke arah Ciel dan dua wanita yang mengikutinya, Kaisar Verner mengangguk. Dia bahkan tersenyum dengan ramah. Pria itu kemudian membalas.
"Terima kasih atas penghormatan kalian. Pangeran Luciel dari Kekaisaran Black Sun, selamat datang di Aelford."
"Terima kasih, Yang Mulia Kaisar Verner." Ciel dan kedua wanita itu berkata bersamaan.
Kaisar Verner mengangguk. Melihat sosok Ciel, pria itu menghela napas panjang.
"Tidak perlu begitu sungkan. Meski seperti ini, aku juga masih Pamanmu. Kamu benar-benar tumbuh seperti ibumu, Pangeran Luciel.
Bukan hanya mirip dengan ibumu, kamu juga memiliki sisi yang mirip dengan ayahmu. Bagaimana kabar Kaisar Julius dan Ratu Lilith?"
"Ayahanda dan Ibunda baik-baik saja. Terima kasih atas perhatian anda, Yang Mulia Kaisar Verner."
"Panggil saja Paman Verner."
Mendengar itu, Ciel tampak ragu. Melirik ke arah kakek dan neneknya yang mengangguk, pemuda itu akhirnya menghela napas pendek sebelum kembali berkata.
"Maaf atas ketidaksopanan saya, Paman Verner."
"Bagus. Lebih baik memanggil dengan cara seperti itu."
Memandang sosok dua wanita di belakang Ciel, Kaisar Verner dengan heran bertanya.
"Mereka?" tanya Kaisar Verner.
"Perkenalkan, Paman Verner ... Yang ini adalah Camellia, dan yang ini adalah Elena. Keduanya adalah selir saya."
"Selir?"
Mendengar itu, bukan hanya Kaisar Verner, bahkan para Ratu, Pangeran, dan Putri terkejut.
Kaisar Verner tiba-tiba tersenyum. Tampak begitu tertarik.
"Benar-benar mengejutkan. Bukan hanya kamu yang berusia kurang dari dua puluh tahun berada di level 6 (awal). Bahkan dua selir yang masih begitu muda juga berada di level 5 (awal).
Pasangan berkualitas tinggi. Bahkan sosok berbakat seperti kalian sangat jarang di bagian Tengah Benua."
"Terima kasih atas pujian Anda, Paman Verner."
Ciel mengangguk ringan. Di bagian Tengah Benua pun, sosok muda seperti mereka juga jarang. Lagipula, tidak banyak perbedaan bakat hanya karena berlokasi di bagian Tengah atau Selatan Benua.
"Jika boleh saya tahu, medan perang mana saya akan dikirim nanti, Paman Verner?"
"Medan perang?"
Kaisar Verner memiringkan kepalanya. Sementara para Ratu, Pangeran, dan Putri saling memandang dengan bingung. Hal itu langsung membuat Ciel menatap sosok kakeknya dengan curiga.
Uhuk! Uhuk!
Kakek Claus langsung pura-pura batuk. Lelaki tua itu kemudian mengelus janggut sebelum menjelaskan.
"Sebenarnya bukan medan perang, tetapi turnamen. Karena sama-sama pertempuran ... itu tidak masalah, kan?"
"..."
Mendengar itu, Ciel terdiam. Melihat kakeknya yang langsung mengubah warna dari hitam ke putih dengan mudah, pemuda itu mengutuk dalam hati.
Omong kosong! Ini adalah penipuan berlapis!!!
>> Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Deputy_10
pengalaman adalah guru berharga
2022-11-26
0
pecinta wanita
itu pedang kan sekarang punya lu... kan lu sendiri yg ambil ditempat si Naga
2022-06-21
0
Baiq Siti Sarah
uah parah ni si kakek
2022-05-12
0