Lima belas menit sebelum Garden of Purple Moon ditutup.
Memejamkan matanya, Xildas tampak putus asa. Menghela napas panjang, pemuda itu benar-benar tidak tahu lagi harus memberi alasan seperti apa kepada ayahnya karena Ciel dan pasangannya yang tumbang dalam Dimensi Saku ini secara tidak terduga.
Apakah … kehidupan ini benar-benar begitu rapuh?
Pada saat memikirkan itu, Xildas dikejutkan oleh suara orang-orang yang berseru.
“Lihat ke arah itu!”
Menoleh ke tempat salah satu peserta menunjuk, Xildas dan Elvira melihat sosok bayangan hitam yang melesat dengan kecepatan tinggi. Melihat sosok itu, Xildas tampak begitu lega karena …
Sosok itu adalah Ciel yang sedang menggendong Camellia layaknya seorang putri.
Ekspresi Xildas berubah pucat ketika melihat sosok yang mengejar Ciel. Itu adalah Silvia yang memiliki sayap api di punggungnya. Dia memegang tombak yang diselimuti api membara sambil terus mengejar dan menyerang Ciel dengan ekspresi ganas.
Okay … sebenarnya apa yang terjadi dengan mereka?
Bukan hanya Xildas, tetapi hampir semua peserta menanyakan hal yang sama dalam benak mereka. Melihat bagaimana Silvia menyerang Ciel dengan penuh kebencian, semua peserta merasakan keringat dingin di punggung mereka.
Menggunakan sayapnya, Ciel dengan mudah menghindari serangan demi serangan yang di arahkan oleh Silvia. Karena dia memiliki sayap sejati, dan bukan hanya terbuat dari sihir … Ciel lebih leluasa, seperti seekor burung yang sudah terbiasa terbang.
Menyadari bahwa mereka telah sampai di altar yang merupakan tempat netral, Silvia hanya terus mengawasi Ciel sambil menggertakkan gigi.
Ketika mendarat, Sayap Ciel menghilang seolah tidak pernah ada. Dia kemudian menurunkan Camellia lalu menyeka keringat di dahinya.
Sementara ketika Silvia mendarat, sayap api langsung hilang. Gadis itu mengembalikan tombak ke dalam cincin dimensi sebelum akhirnya berjalan ke arah Ciel dengan tergesa-gesa.
“KAMU-”
“Putri Silvia, tolong segera kembali ke tempat anda. Garden of Purple Moon akan segera ditutup dan kita harus diteleportasi kembali.”
“...”
Silvia memelototi Xildas yang menyela. Menggertakkan gigi, gadis itu kembali ke tempatnya.
Sementara itu, Ciel melihat Xildas yang menatapnya. Ekspresi pemuda itu jelas … meminta penjelasan tentang apa yang terjadi sebelumnya. Pemuda itu hanya mengangguk ringan sebagai ucapan terima kasih sebelum kembali ke tempatnya.
Sama seperti sebelumnya, mereka semua membuat lingkaran sesuai dengan nomor urut. Namun, kali ini ada beberapa celah dalam lingkaran karena beberapa peserta yang tidak kembali tepat waktu. Entah itu karena terlambat … atau memang mereka jatuh di tempat ini.
Cahaya ungu kembali berkumpul dan membawa mereka kembali ke pusat Twilight Forest di mana susunan pilar baru berada.
Ciel yang membuka matanya, tampak agak bosan terkejut ketika melihat tombak yang dilapisi oleh kobaran api menebas ke arahnya.
Melompat mundur, pemuda itu bergumam, “Apakah kamu gila?”
“KAMU YANG GILA! MATI UNTUKKU!”
Para peserta yang pusing setelah berteleportasi kewalahan. Tidak menyangka si Putri Jahat itu benar-benar langsung mencoba membunuh seseorang setelah keluar dari Garden of Purple Moon.
Tidak hanya para peserta. Bahkan para penguasa, Jarvis yang menjadi pemandu, bahkan para penantang sebelumnya terkejut. Tidak menyangka akan ada kejadian semacam itu setelah para peserta kembali.
Melihat putrinya yang seperti sedang kerasukan, Raja Arannis yang awalnya tampak tenang bahkan sedikit senang langsung pucat. Pria itu langsung menghilang dari tempatnya. Menahan putrinya dari belakang.
Ada apa dengan gadis ini? Apakah dia tidak tahu betapa sulitnya mencarikan dirinya jodoh?
Jika calon pasangannya tahu sikapnya yang begitu kasar … apakah mereka masih mau?
“LEPASKAN AKU! AKU BILANG LEPASKAN AKU!”
Melihat putrinya meraung dengan ekspresi ekstrem, Raja Arannis berkeringat deras. Tidak apa-apa jika gadis itu kejam dan dingin. Sedangkan begitu garang dan keras … pria itu takut putrinya tidak dapat menemukan suami.
“Tenanglah, Silvia! Katakan … ada apa?”
Karena marah bercampur emosi, Silvia yang ditahan oleh Raja Arannis berteriak.
“DIA … MENGAMBILNYA … MENGAMBIL PERTAMA … MILIKKU!”
“...”
Suasana langsung menjadi sunyi senyap ketika mendengar ucapan dari Silvia. Para penguasa mengedipkan mata mereka dengan wajah agak bingung. Benar-benar tidak siap dengan ucapan Silvia yang begitu tiba-tiba.
Para pemuda langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah Ciel. Tampak tidak percaya. Namun melihat Silvia yang begitu marah dan gila … tanpa sadar mereka menelan saliva.
Anda menaklukkan Putri Jahat itu, Pangeran Luciel? Hormat kami! Sungguh … kami memberi hormat dengan tulus!
Pada saat itu, suara Raja Arannis yang keras terdengar.
“APA KAMU BILANG?!”
Mendengar sang ayah marah untuknya, Silvia merasa menang. Dia merasa kehidupan pemuda menyebalkan itu berakhir sekarang. Namun menoleh ke arah ayah yang mengunci gerakannya, gadis yang awalnya marah itu langsung terdiam.
Kenapa … ayah malah tersenyum?
Meski berseru keras, wajah Raja Arannis sama sekali tidak terlihat marah. Selain tercengang, dia malah mengangkat sudut bibirnya sambil menatap Ciel dengan wajah lega. Tampak begitu gembira!
Pamanmu bilang kamu begitu handal menaklukkan wanita. Memiliki banyak wanita? Tidak apa-apa … menantu! Tidak apa-apa!
Raja Arannis berseru dalam hati. Dia kemudian melepaskan putrinya. Ketika yang lain menatapnya dengan ekspresi bingung, pria itu datang menghampiri Ciel dengan ekspresi serius.
Ciel sudah siap bertarung kapan saja. Kaisar Verner juga siap mendukung. Namun karena tidak merasakan niat buruk dari Raja Arannis, mereka belum bergerak.
Sampai di depan Ciel, Raja Arannis tiba-tiba menepuk pundak pemuda tampan itu sambil berseru.
“Luciel Dawnbringer!”
“Iya?” Ciel memiringkan kepalanya dengan bingung.
“Melakukan itu tanpa hubungan yang pasti … JELAS SALAH! Aku akan memaafkanmu. Namun, sebagai seorang lelaki kamu harus bertanggung jawab!
Dilihat oleh para perwakilan dari tiga Kekaisaran dan enam Kerajaan yang ada di generasi yang sama denganmu … kamu tidak akan lari dari tanggung jawab, kan?”
Mendengar ucapan Raja Arannis, para peserta yang awalnya terkejut akhirnya mengangguk. Mereka kemudian menatap ke arah Ciel dengan tatapan serius. Meski Silvia adalah Putri Jahat di mata mereka … gadis itu tetap saja perempuan bangsawan. Bahkan seorang putri!
Kehilangan saat pertamannya? Sudah sepantasnya Ciel bertanggung jawab!
Ciel yang mendengar itu tiba-tiba mengerjap. Dia tampak bingung dan merasa konyol. Pemuda itu bahkan bertanya dalam hati.
Saya siapa? Di mana? Dan apa yang sebenarnya saya lakukan?
Melihat respon Ciel, Raja Arannis tampak tidak puas. Meski putrinya begitu ganas, dia masih tidak akan memaafkan seseorang yang memanfaatkan putrinya seperti itu.
“Pangeran Luciel! Kamu-”
“CUKUP!”
Silvia yang sedari tadi mematung tiba-tiba berseru. Melihat bahwa apa yang dia ucapkan membuat salah paham, wajah gadis itu merah seperti apel matang. Silvia kemudian menjelaskan.
“Maksudku … dia merebut mangsaku. Mencuri poin, dan tempat pertamaku.”
“...”
Suasana kembali senyap. Raja Arannis yang awalnya ingin memarahi Ciel tampak agak pucat. Wajahnya menghitam, benar-benar malu dan sangat marah. Tanpa mengucap sepatah kata, dia melepaskan tangannya dari pundak Ciel dan berbalik.
Berjalan ke arah putrinya yang terkejut, Raja Arannis langsung meraih kerah belakang leher Silvia dan menyeret gadis kecil itu.
“Membuat Raja ini malu … PULANG BERSAMAKU!”
Melihat kejadian yang berganti secara tiba-tiba, semua yang ada di sana benar-benar tidak tahu harus merespon bagaimana.
>> Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
F_Zaida_C
kocak anjir😂
gegara salah paham seketika jadi linglung dan bodoh si ciel😆😂
2023-11-28
0
KadalKocak
dasar raja gemblung 😂
2023-08-06
0
jibril
author yang jenius
hahaha
2022-06-02
0