Lelaki tua itu mengabaikan ucapan Ciel dan malah melihat ke arah kelima wanita di belakang cucunya itu sambil mengelus dagu.
“Kelihatannya kamu juga tidak dipengaruhi lelaki tua itu. Memiliki beberapa istri dan banyak selir itu bagus. Lebih banyak keturunan, lebih banyak anggota keluarga yang kelak bisa diandalkan …
Seperti yang diharapkan dari cucu lelaki tua ini.”
“...”
Mendengar perkataan dari lelaki tua itu, Ciel merasa agak tertekan. Dia tidak menyangka bahwa kakeknya akan tiba-tiba muncul lalu mengacaukan harinya seperti itu. Pemuda itu akhirnya menghela napas sebelum bertanya.
“Bukankah anda seharusnya datang di awal bulan ke-2 musim gugur, Kakek?”
“Aku datang satu minggu yang lalu, tetapi langsung menuju ke sini setelah mendengar kamu tidak ada di Istana.”
“...”
“Aku tahu kamu tidak akan datang menemui Kakek, jadi Kakek datang menemuimu. Bukankah Kakek perhatian?”
“Apakah Kekaisaran Silver Sky begitu tenang dan damai sehingga anda datang ke tempat seperti ini, Kakek?”
“Hahaha! Tentu saja tidak! Tidak seperti di bagian Selatan Benua yang tenang, di bagian Tengah Benua itu kacau. Tentu saja, itu tidak ada hubungannya dengan lelaki tua ini.
Bukankah ada Verner di sana? Itu tugasnya sebagai seorang Kaisar, kan?”
“...”
Meski belum melihat sosok Kaisar Verner yang merupakan kakak sekaligus pamannya sendiri, Ciel langsung memuji sosok dalam hati.
Paman Verner, kamu sungguh luar biasa untuk menjalani hidup sambil menghadapi sosok seperti ini setiap hari.
“Lalu … apa yang Kakek inginkan dariku?” tanya Ciel.
“Kamu datang ke Istana dulu. Kita akan membahas semuanya di sana.”
“Kenapa?” tanya Ciel agak heran.
“Masalah ini memerlukan ayah dan ibumu untuk memutuskannya. Jika lelaki tua itu mau keluar, dia juga boleh ikut campur di dalamnya.”
“Membawa Ayah? Ibu? Bahkan Kakek?” gumam Ciel dengan ekspresi heran.
Melihat bagaimana seriusnya situasi, Ciel merasa agak bimbang. Pemuda itu akhirnya menghela napas panjang.
“Ini tidak ada hubungannya dengan saya, Kakek. Saya-”
“Bukankah kamu tertarik dengan Dimensi Saku?”
Mendengar pertanyaan kakek yang menyelanya, mata Ciel tiba-tiba menyempit. Ekspresinya menjadi lebih serius.
“Ibumu menjelaskan semuanya kepadaku. Kamu benar-benar monster. Bahkan tidak ada generasi muda sekuat dirimu di bagian Tengah Benua.
Jangan terlalu terkejut. Dimensi Saku itu juga tempat seperi yang kamu inginkan. Tempat kamu bisa mempelajari domain lebih mudah.”
“...”
Mendengar itu, Ciel menghela napas panjang. Melihat ke arah kelima kekasihnya yang mengangguk, karena mereka tahu itu adalah sesuatu yang penting bagi dirinya, pemuda itu merasa bersyukur telah memiliki sosok pengertian seperti mereka.
“Kalau begitu saya akan ikut pergi, Kakek.”
Melihat ke arah cucunya, lelaki tua itu menyeringai.
“BAGUS! Kamu bisa berkemas. Kita akan berangkat setelah makan siang.”
“Anda tidak menginap dahulu, Kakek?”
“Terlalu banyak waktu yang terbuang. Jadi itu tidak perlu. Juga … aku rasa Wilayah Blackfield ini sudah cukup mandiri dan bisa berjalan tanpamu.”
“Saya mengerti.”
Pada akhirnya, Ciel mengangguk ringan. Lagipula … dia tidak bisa melawan kakeknya itu. Bahkan jika bertarung, pemuda itu akan kalah. Selain itu, pasti akan banyak korban dan kerugian setelahnya.
Setelah menyiapkan segalanya, berpamitan dengan kekasih, putri, dan para bawahan paling setia … Ciel akhirnya pergi ke Royal Capital (lagi).
...***...
Sepuluh hari kemudian.
Dengan kecepatan kereta kuda milik kakeknya, mereka akhirnya sampai di Istana Kekaisaran. Meski ikut di dalam gerbong kereta kuda bersama dengan kakeknya, Ciel menyuruh Deschia untuk ikut dan Dark Unicorn juga bersembunyi dalam bayangannya.
Sampai di Istana Utara, Ciel melihat sosok yang berdiri di samping ibunya dengan heran. Wajahnya benar-benar mirip dengan ibunya, tampak hanya beberapa tahun lebih tua, tetapi memiliki tubuh yang masih begitu indah dan membawa gunung yang lebih tinggi daripada ibunya.
Jangan salah, wanita yang cantik itu sebenarnya adalah … Nenek Ciel.
“Nenek sampai datang ke sini?” gumam Ciel.
Dalam kehidupannya hingga sekarang, Ciel hanya bertemu dengan kakeknya dua kali sebelumnya. Sedangkan neneknya, dia hanya bertemu dengannya sekali.
Seperti kebanyakan wanita, khususnya dari ras iblis kelas tinggi. Nenek Ciel tampak awet muda. Sedangkan kakek Ciel yang menjemputnya itu, dia bersikeras untuk terus tumbuh menua dan menunjukkan bahwa penampilan tidak akan membuatnya lemah.
Ya … Ciel tidak tahu apa yang pikirkan sosok ‘Heroic’ seperti kakeknya itu.
“Wah … Kamu benar-benar tumbuh menjadi lelaki yang sangat tampan, Ciel. Kemari dan beri Nenek pelukan?”
“...”
“Kenapa kamu diam? Hati Nenek terluka. Bukankah dulu kamu menangis sambil berlari ke arah Nenek?”
Okay … itu hanya karena refleks syaraf anak kecil, mungkin?
Jika kakek dari pihak ayah memaksanya untuk menunjukkan bakatnya. Sebaliknya, kakek dari pihak ibu menyuruhnya tidak memperdulikan bakat. Tidak apa-apa tanpa bakat, tetapi mau berusaha.
Ya, itu tidak salah. Namun mengingat bagaimana sang kakek menyuruhnya mengangkat Greatsword dengan berat beberapa ton membuat Ciel merasa agak trauma.
Bayangkan, seorang anak berusia sedikit lebih dari lima tahun dipaksa untuk mengayunkan pedang lebar dengan panjang dua atau tiga kali dari tingginya sendiri. Itu jelas bukan pemandangan normal!
Ciel tidak tahu kenapa, ketika kecil, meski dia tak acuh. Ketika terluka, air mata akan mengalir begitu saja secara otomatis. Ya … meski dia tidak berteriak dan mengeluh.
Tentang bagaimana Ciel berlari ke arah neneknya … itu karena dia takut kepada kakeknya yang menyuruhnya mengayunkan pedang raksasa itu seratus kali. Padahal, bocah itu nyaris tidak bisa mengayunkannya sekali saja.
Mengingat bagaimana tulangnya berderak dan sendi-sendinya bergeser ketika mengayunkan pedang, Ciel merinding. Benar-benar merasa bahwa kakeknya itu terlalu seenaknya.
“Karena kamu datang. Kamu akan ikut kami ke Kekaisaran Silver Sky kan, Ciel?” tanya neneknya dengan senyum bahagia.
“Eh???”
Ciel yang awalnya tampak bosan tiba-tiba terkejut.
“Apa maksud dari perkataan Nenek?”
“Seperti yang Nenek bilang … ikut ke Kekaisaran Silver Sky.”
“Tidak, tidak, tidak.” Ciel menggeleng. “Kenapa bisa menjadi pembahasan tentang pergi ke Kekaisaran Silver Sky?”
Nenek Ciel menatap suaminya. Ciel sendiri juga menatap kakeknya. Pada saat itu juga, lelaki tua itu pura-pura batuk.
“Aku tidak menyangka kamu sebodoh itu, Ciel. Tentu saja, karena kamu tidak boleh menggunakan Dimensi Saku di sini … Dimensi Saku yang Kakek tawarkan tentu saja yang berada di Kekaisaran Silver Sky, kan?
Begitu saja tidak mengerti.”
“...”
Mendengar ucapan kakeknya, sudut bibir Ciel berkedut. Dia tidak percaya bahwa dirinya ditipu.
“Singkatnya seperti ini, Ciel. Kamu ikut kami ke Kekaisaran Silver Sky untuk menjalankan misi perang lalu mendapat hadiah berupa izin menuju Dimensi Saku, atau …
Kamu bisa tinggal di sini untuk menjadi Kaisar sebelum masuk ke Dimensi Saku di Kekaisaran Black Sun.”
Penjelasan dari kakeknya tidak membuat pemuda itu senang sama sekali. Dia bahkan berpikir keduanya berbahaya. Yang satu akan membuatnya berada di medan perang dan dalam bahaya. Sedangkan yang terakhir adalah cara untuk membuang impiannya untuk terus hidup damai.
Melihat kakeknya menyeringai, sudut bibir Ciel berkedut.
Ini murni pemaksaan!
>> Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Suyudana Arta
kirain buaya, ternyata masih kadal dibanding kakeknya😂
2025-02-26
0
teddy pesek
bakat tidak penting, otot lebih penting 😅😅
2023-12-21
0
F_Zaida_C
wkwkwk lama" aku kasihan sama lord ciel😂😂
2023-11-26
0