Ch.14 Lelaki paling beruntung

Sunyi, sepi, hanya suara dentingan sendok bertemu piring yang mengalun di ruang makan itu. Semenjak Fatur dan Radika tadi saling berkenalan, mereka justru bungkam dan hanya diam seribu bahasa, membuat Aileena bingung.

"Ini di rumah apa lagi di kuburan sih? Kok sunyi amat. " celetuk Aileena sembari mencicipi bening bayam buatan Radika. "Hmm ... enak." pujinya.

Kedua laki-laki itu lantas mengarahkan pandangannya ke Aileena yang kini tampak bingung harus mengambil lauk yang mana sebab lauk yang terhidang di sana cukup bervariasi.

"Kamu suka sambal kan, Ai? Nih, cobain sambal hati ini, enak lho. Kan bagus juga untuk kesehatan kamu." tawar Fatur seraya menyendokkan sambal hati ke piring Aileena.

"Makasih, Mas. Masih ingat aja , Ai suka sambal ." ujar Aileena membuat senyum Fatur merekah. Lalu matanya memicing ke arah Radika yang tampak geram. Ia pun menyendokkan sesuatu untuk menawarkan pada Aileena.

"Na, ini udang asam manis spesial buatanku. Cobain ya, Na!" ujar Radika.

"Wah, kayaknya enak banget, Ka! Makasih ya!" ucap Aileena dengan senyum manisnya membuat Fatur mendengus sebal, sedangkan Radika tersenyum jumawa.

"Ai, cobain sotonya! Sotonya seger dan enak lho, cobain ya!" Fatur kembali menyodorkan makanan yang ia bawakan.

"Na, ini telur dadar spesial buatanku. Coba juga ya , Na!" ujar Radika, membuat Aileena mulai pusing sendiri karena mereka secara bergantian menyodorkan makanan ke piringnya.

"Cukup!" ujar Aileena lembut. "Kalian ikutan makan juga ya! Jangan sibuk ambilin buat aku. Aku bisa ambil sendiri kok. Jadi nggak usah repot-repot!" tambahnya. "Yuk makan, mas Fatur, Radika! Aku nggak mau makan kalau kalian nggak ikut makan." Aileena tampak memberengut karena kedua orang itu hanya sibuk jadi penonton dan pelayan pribadi dadakan dirinya.

"Ah, iya, iya, Mas makan juga deh! Kamu jangan cemberut lagi ya! Entar cantiknya ilang lho." ujar Fatur mencoba menghibur Aileena.

"Kata siapa cantiknya Aileena hilang kalau dia cemberut? Aileena itu mau kayak gimana pun cantik tau." ujar Radika membuat Aileena terkekeh.

"Udah yaaaa! Kapan Ai makannya coba kalau kalian kayak musuhan terus gini ." tegur Aileena lalu mereka pun melanjutkan makan dalam diam.

Selesai makan, Fatur langsung berdiri dan membantu membereskan piring kotor membuat Aileena yang juga hendak membereskan piringnya tersenyum. Baru saja Fatur hendak mengangkat tumpukan piring kotor, ternyata Aileena ingin melakukan hal yang sama sehingga tanpa sengaja tangan mereka malah saling berpegangan membuat Aileena dan Fatur terpaku karena tangan Aileena berada di atas tangannya. Radika mendengus melihat hal tersebut, lalu dengan cepat ia mengangkat piring kotor itu membuat kedua orang itu tersenyum canggung dan salah tingkah.

Baru saja Radika hendak mencuci piring, tiba-tiba ponselnya berdering. Radika pun segera mengangkat panggilan itu. Setelah mengangkat panggilan itu, raut wajah Radika langsung berubah muram, ia langsung berpamitan kepada Aileena.

"Na, aku mau balik ke rumah sakit dulu ya! Kapan-kapan aku masakkin lagi ya! Maaf nggak sempat cuciin piringnya." ujar Radika setengah hati .

"Tenang aja, ada aku yang bisa cuciin piring." sahut Fatur cuek.

Lalu matanya melirik Fatur yang tampak tersenyum senang. Sebenarnya ia tak rela pergi dari sana sebab sama saja ia memberi peluang kepada Fatur agar lebih dekat dengan Aileena. Ia juga belum tau kedekatan Aileena dan Fatur seperti apa. Tapi apa boleh buat, ia adalah petugas medis. Sudah tanggung jawabnya membantu masyarakat yang membutuhkan walau kadang waktunya tidak tepat. Apalagi sekarang ada operasi mendadak membuatnya harus segera kembali ke rumah sakit. Ia harus mengutamakan nasib pasien di atas kepentingan pribadi. Itulah salah satu tanggung jawab tenaga medis.

"Kok mendadak banget?" tanya Aileena sebab setaunya saat Radika tadi cerita, shift Radika sudah berakhir pagi tadi.

"Ada ibu hamil yang mengalami kecelakaan jadi ia harus segera menjalani operasi dadakan demi menyelamatkan calon bayinya. Dokter yang bertugas juga sedang ada operasi jadi aku yang dipanggil kesana."ujar Radika menjelaskan secara singkat.

"Oh, hati-hati ya kalau gitu. Semoga sukses operasinya. Semangat, Ka." pekik Aileena memberikan semangat pada Radika yang disambut dengan senyuman. Lalu Radika pun segera masuk ke dalam mobilnya dan segera menjalankannya menuju rumah sakit.

Setelah kepergian Radika, Aileena kembali masuk ke dalam rumah diikuti Fatur. Pintu rumah Aileena sengaja dibuka lebar untuk mencegah pikiran negatif para tetangga walaupun kemungkinan itu sangat kecil sebab lokasi rumah Aileena bukanlah lokasi sembarangan. Di sana penghuninya rata-rata orang sibuk sehingga siang hari terlihat sangat sepi bahkan nyaris tanpa orang. Tidak seperti di kediaman lamanya yang warganya cukup ramai.

"Ai, kamu istirahat aja, biar aku yang cuciin piringnya." ujar Fatur membuat Aileena mengerutkan keningnya.

Aileena bukanlah orang bodoh yang tak bisa melihat gelagat seseorang yang menaruh hati padanya. Sebab ia sering mengalami hal ini. Bahkan di sekolah tempatnya mengajar pun juga ada yang bersikap seperti itu apalagi semenjak tau bahwa ia sedang dalam proses perceraian. Namun ia tidak terlalu menanggapi setiap kebaikan orang-orang itu. Ia belum siap membuka hati. Apalagi ia belum resmi bercerai dan sedang mengandung. Apa ada yang mau menerima dirinya apa adanya. Bukan hanya dirinya, tapi juga anak dalam kandungannya. Apa mereka mampu menyayangi anaknya kelak seperti anaknya sendiri? Aileena meragukan itu. Walaupun kadang ada saja yang mampu , tapi tetap ia harus selektif agar ia tidak mengalami kehancuran tuk kedua kali.

Mengenai rasa cintanya pada sang mantan, jujur ia masih memiliki rasa itu. Namun tidak sebesar dulu. Perlahan tapi pasti, rasa cintanya mulai terkikis semenjak fakta perselingkuhan Adnan terkuak.

"Nggak usah, Mas. Aku bisa sendiri kok. " ujar Aileena karena ia enggan merepotkan Fatur. Ia tak ingin dikatakan perempuan tak tau diri, sudah dibawakan makanan, malah minta cucikan piring.

"Nggak papa, Ai. Apalagi kamu kan sedang hamil, nggak boleh lelah. Iya , kamu masih sanggup, tapi kandungan kamu harus kamu pikirkan juga." sergah Fatur seraya mengambil sabun cuci piring dan menyambungnya satu persatu lalu membilasnya di bawah guyuran air wastafel. Aileena memperhatikan gerakan tangan Fatur yang lincah. Fatur mencuci piring itu seakan ia sudah biasa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan kaum perempuan itu.

"Kayaknya kamu udah biasa nyuci piring ya, mas?" tanya Aileena penasaran.

"Sebenarnya nggak juga. Aku dulu kan pernah tinggal di kost-kostan sewaktu kuliah, jadi terbiasa ngerjain segalanya sendiri. Karena itu aku nggak terlalu kaget ngerjain hal-hal kayak gini. Ini kan juga termasuk ilmu lho." ujar Fatur ambigu membuat Aileena mengerutkan keningnya bingung.

"Ilmu? Ilmu apaan?" tanya Aileena.

"Ilmu membahagiakan calon istri. Jadi kelak kalau aku sudah beristri aku bisa bantu meringankan kerjaan istri aku. Mungkin sebagian orang mengatakan mencuci, memasak, menyapu, itu adalah tugas seorang istri, tapi bagiku tidak. Istri itu pendamping suami. Jadi kerjaan seperti itu seharusnya dikerjakan secara bersama-sama. Bukankah bersama itu lebih baik. Selain dapat meringankan pekerjaan , juga dapat membuat hubungan suami istri makin lengket dan harmonis." ujar Fatur seraya tersenyum sambil mengelap tangannya yang basah sebab ia baru saja selesai mencuci piring.

Aileena tampak terkesima terhadap setiap kata yang keluar dari mulut Fatur. Selain almarhum sang ayah, Fatur adalah orang kedua yang mengucapkan kata-kata seperti itu. Ia sangat ingat bagaimana sang ayah dengan telaten membantu meringankan pekerjaan ibunya. Sang ayah juga tak segan-segan membantu ibu mencuci piring, mencuci pakaian, menyapu, mengepel lantai, dan terkadang memasak bila sang ibu tengah sakit. Walaupun rasanya masakan ayahnya selalu antara 2, asin atau gambar. Tapi sang ibu mengajarkan menghargai setiap pekerjaan sang ayah sebab tidak semua lelaki mau mengerjakan pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh perempuan itu. Bahkan, Adnan saja, selama menjadi suaminya, tidak pernah sekalipun turun tangan membantunya walaupun saat itu Aileena tengah repot.

Mengingat hal itu membuat mata Aileena berkaca-kaca. Fatur bingung, lantas ia segera menghampiri Aileena.

"Kamu kenapa, Ai? Kok tiba-tiba mau nangis? Apa aku ada salah ngomong?" cecar Fatur penasaran.

Aileena menggeleng dengan cepat.

"Nggak, kamu nggak ada salah ngomong kok. Aku cuma teringat almarhum ayah saja. Dia juga pernah ngomong kayak gitu soalnya. Ayah nggak pernah sungkan membantu pekerjaan ibu. Bahkan waktu Ai kecil saja ayah yang selalu memandikan Ai, kata ibu." ujar Aileena dengan bulir air mata yang perlahan menetes.

"Maaf ya, Ai, mas udah mengingatkan kamu sama almarhum ayah kamu. Mas yakin ayah kamu pasti orang yang sangat hebat karena mampu mendidik dan membesarkan kamu menjadi perempuan yang hebat dan tangguh. Selain itu hati kamu juga sangat baik. " ujar Fatur.

Aileena tersenyum lebar.

"Aku nggak papa kok, Mas. Aku malah salut sama pikiran kamu. Calon istrimu nanti pasti akan sangat beruntung memiliki suami seperti kamu. " puji Aileena.

'Dan aku harap, perempuan yang beruntung itu adalah kamu.' batin Fatur. 'Ah, bukan kamu yang beruntung bila jadi istri aku, tapi sebaliknya, aku lah yang akan jadi lelaki paling beruntung.'

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

tehNci

tehNci

Ai, pilih mana, Mas Fatur atau Radika?😉

2024-02-25

0

Fitriana astuti

Fitriana astuti

jadi bingung....pilih Fatur apa Dika 😅😅

2023-12-17

0

Cecilia Gracemargaretha

Cecilia Gracemargaretha

kyk papaku,selalu bantuin mama ku pekerjaan rumah😍😍😍 Suka bantuin masak yah walo suka keasinan lah, gosong lah telurnya,kadang juga hambar saat bikin opor tapi aku salut laki2 mau ngerjain rumah kalo aku seharian dari pagi-sore sekolah papa bisa diandalkan.malah masih inget dulu pas kecil kalo papa libur pasti bantuin aku mandi,gosok gigi lah,dan ngelakuin hal2 nyeleneh biasalah versi bapak2 dan berujung kena omel sama mama jika setiap aku diasuh/dipegang sama papaku🤣aku sih rada lupa nyelenehnya gimana tapi ada yg masih gw inget *setiap diajak ketanah kebun pisang kan suka berlumpur2 apalagi dibogor beh suka hujan,dan alhasil berlumpur Noh kebon dan setelah berkebon sama papa malah main2 lempar lumpur sekaligus main ice skating ala lokal dgn menggunakan lumpur,pulang2 habis kena omel mana baju susah dicuci pula🤣🤣🤣

2023-07-10

1

lihat semua
Episodes
1 Ch.1 Kejutan tak terduga
2 Ch.2 Berpisah
3 Ch.3 Getir
4 Ch.4 Pertemuan Aileena dan Delima
5 Ch.5 Pesan ibu
6 Ch.6 Pelita hidup
7 Ch.7 Mencari Rumah Baru
8 Ch.8 Rahasia Aileena
9 Ch.9 Rumah baru
10 Ch.10 Amplop coklat
11 Ch.11 Memeriksakan kandungan
12 Ch.12 CFD
13 Ch.13 Lapar
14 Ch.14 Lelaki paling beruntung
15 Ch.15 Complicated
16 Ch.16 Mengantar Aileena
17 Ch.17 Rapuh
18 Ch.18 Menjadi ibu yang kuat
19 Ch.19 Bingung
20 Ch.20 Fitnah
21 Ch.21 Resmi Bercerai
22 Ch.22 mantan mertua
23 Ch.23 Pelakor
24 Ch.24 Fatur
25 Ch.26 Ogah ~ Oh nggak masalah
26 Ch.27 art untuk Aileena
27 Ch.28 Amarah Adnan
28 Ch.29 Amarah Adnan II
29 Ch.30 Membuat perhitungan
30 Ch.31 Tangis
31 Ch.32 Pernyataan
32 Ch.33 Pernyataan II
33 Ch.33 Shock
34 Ch. 34 Dia anakku
35 Ch.35 Rencana Delima
36 Ch.36 Mencari keberadaan Aileena
37 Ch.37 Mencari
38 Ch.38 Akhirnya, aku menemukanmu.
39 Ch.39
40 Ch.40 Kasmaran?
41 Ch.41 Kedatangan Adnan I
42 Ch. 42 Kedatangan Adnan II
43 Ch.43 Kebohongan ibarat bangkai
44 Ch.44 Doa dan Harapan Fatur
45 Ch.45 Kemarahan Adnan/Fakta
46 Ch.46 Talak tiga
47 Ch.47 Delima - Doni
48 Ch.48 Pengakuan Doni
49 Ch.49 Rasanya ... nano nano
50 Ch.50 Akibat fatal
51 Ch.51
52 Ch.52 Kedatangan 3 Pria ?
53 Ch.53 Keputusan Aileena
54 Ch.54 Sesuatu yang tidak bisa dikatakan
55 Ch.55 Risau
56 Ch.56 Bingung
57 Ch.57 Surat peninggalan ibu
58 Ch.58 Penyesalan
59 Ch.59 Kontraksi
60 Ch.60 Hilang akal
61 Ch.61 UGD
62 Ch.62 UGD 2
63 Ch.63 UGD 3
64 Ch.64 Penyesalan
65 Ch.65
66 Ch.66 Fareezky Daneeswara
67 Ch.67 Penolakan Doni
68 Ch.68 Sesuatu yang mengganjal
69 Ch.69 Penolakan Malika
70 Ch.70 Masa Lalu
71 Ch.71 Kangen
72 Ch.72 Akhirnya ...
73 Ch.73 Pergi
74 Ch.74 jangan pergi
75 Ch.75 Fareezky kangen ayah
76 Ch.76 Skenario
77 Ch.77 Surat
78 Ch.78 Penyesalan
79 Ch.79 Terpesona
80 Ch.80 Loe - gue end
81 Ch.81 Semoga
82 Ch.82 Masih tetap mencari
83 Ch.83 Akhirnya bertemu
84 Ch.84 Segalanya ada hikmahnya
85 Ch.85 Ajakan nikah
86 Ch.86 ... kalau perlu besok
87 Ch.87 Jawaban
88 Ch.88 Yeay Sah ...
89 Ch.89 Menara yang nelangsa
90 Ch.90 Janji
91 Ch.91 Calon pacar
92 Ch.92 Jadian
93 Ch.93 Memimpin pertempuran
94 Ch.94 Yang Terbaik
95 Ch.95
96 Ch.96 Ke Kantor Fatur
97 Ch.97 Anakku ... ini ayah.
98 Ch.98 Khawatir
99 Ch.99 Pertempuran
100 Ch.100 Bertemu Nanda
101 Ch.101 Kedatangan Fiora
102 Ch.102 Cuap cuap cinta
103 Ch.103 Positif
104 Ch.104 Rumah baru
105 Ch.105 Happy family
106 Ch.106 Spoiler sedikit, gpp ya!
107 Ch.107 Calon mami papi
108 Ch.108 Daster
109 Ch.109 Baby girl
110 Ch.110
111 Ch.111 Ibu yang terbaik
112 Ch.112 Extra part : Nanda
113 Ch.113 Extra part : Nanda II
114 Ch.114
115 Ch.115 Last Chapter
116 PROMO [NOT] Beautiful Wedding
117 Novel Baru
118 BENALU DALAM RUMAH TANGGAKU
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Ch.1 Kejutan tak terduga
2
Ch.2 Berpisah
3
Ch.3 Getir
4
Ch.4 Pertemuan Aileena dan Delima
5
Ch.5 Pesan ibu
6
Ch.6 Pelita hidup
7
Ch.7 Mencari Rumah Baru
8
Ch.8 Rahasia Aileena
9
Ch.9 Rumah baru
10
Ch.10 Amplop coklat
11
Ch.11 Memeriksakan kandungan
12
Ch.12 CFD
13
Ch.13 Lapar
14
Ch.14 Lelaki paling beruntung
15
Ch.15 Complicated
16
Ch.16 Mengantar Aileena
17
Ch.17 Rapuh
18
Ch.18 Menjadi ibu yang kuat
19
Ch.19 Bingung
20
Ch.20 Fitnah
21
Ch.21 Resmi Bercerai
22
Ch.22 mantan mertua
23
Ch.23 Pelakor
24
Ch.24 Fatur
25
Ch.26 Ogah ~ Oh nggak masalah
26
Ch.27 art untuk Aileena
27
Ch.28 Amarah Adnan
28
Ch.29 Amarah Adnan II
29
Ch.30 Membuat perhitungan
30
Ch.31 Tangis
31
Ch.32 Pernyataan
32
Ch.33 Pernyataan II
33
Ch.33 Shock
34
Ch. 34 Dia anakku
35
Ch.35 Rencana Delima
36
Ch.36 Mencari keberadaan Aileena
37
Ch.37 Mencari
38
Ch.38 Akhirnya, aku menemukanmu.
39
Ch.39
40
Ch.40 Kasmaran?
41
Ch.41 Kedatangan Adnan I
42
Ch. 42 Kedatangan Adnan II
43
Ch.43 Kebohongan ibarat bangkai
44
Ch.44 Doa dan Harapan Fatur
45
Ch.45 Kemarahan Adnan/Fakta
46
Ch.46 Talak tiga
47
Ch.47 Delima - Doni
48
Ch.48 Pengakuan Doni
49
Ch.49 Rasanya ... nano nano
50
Ch.50 Akibat fatal
51
Ch.51
52
Ch.52 Kedatangan 3 Pria ?
53
Ch.53 Keputusan Aileena
54
Ch.54 Sesuatu yang tidak bisa dikatakan
55
Ch.55 Risau
56
Ch.56 Bingung
57
Ch.57 Surat peninggalan ibu
58
Ch.58 Penyesalan
59
Ch.59 Kontraksi
60
Ch.60 Hilang akal
61
Ch.61 UGD
62
Ch.62 UGD 2
63
Ch.63 UGD 3
64
Ch.64 Penyesalan
65
Ch.65
66
Ch.66 Fareezky Daneeswara
67
Ch.67 Penolakan Doni
68
Ch.68 Sesuatu yang mengganjal
69
Ch.69 Penolakan Malika
70
Ch.70 Masa Lalu
71
Ch.71 Kangen
72
Ch.72 Akhirnya ...
73
Ch.73 Pergi
74
Ch.74 jangan pergi
75
Ch.75 Fareezky kangen ayah
76
Ch.76 Skenario
77
Ch.77 Surat
78
Ch.78 Penyesalan
79
Ch.79 Terpesona
80
Ch.80 Loe - gue end
81
Ch.81 Semoga
82
Ch.82 Masih tetap mencari
83
Ch.83 Akhirnya bertemu
84
Ch.84 Segalanya ada hikmahnya
85
Ch.85 Ajakan nikah
86
Ch.86 ... kalau perlu besok
87
Ch.87 Jawaban
88
Ch.88 Yeay Sah ...
89
Ch.89 Menara yang nelangsa
90
Ch.90 Janji
91
Ch.91 Calon pacar
92
Ch.92 Jadian
93
Ch.93 Memimpin pertempuran
94
Ch.94 Yang Terbaik
95
Ch.95
96
Ch.96 Ke Kantor Fatur
97
Ch.97 Anakku ... ini ayah.
98
Ch.98 Khawatir
99
Ch.99 Pertempuran
100
Ch.100 Bertemu Nanda
101
Ch.101 Kedatangan Fiora
102
Ch.102 Cuap cuap cinta
103
Ch.103 Positif
104
Ch.104 Rumah baru
105
Ch.105 Happy family
106
Ch.106 Spoiler sedikit, gpp ya!
107
Ch.107 Calon mami papi
108
Ch.108 Daster
109
Ch.109 Baby girl
110
Ch.110
111
Ch.111 Ibu yang terbaik
112
Ch.112 Extra part : Nanda
113
Ch.113 Extra part : Nanda II
114
Ch.114
115
Ch.115 Last Chapter
116
PROMO [NOT] Beautiful Wedding
117
Novel Baru
118
BENALU DALAM RUMAH TANGGAKU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!