Ch.5 Pesan ibu

tok tok tok ...

"Assalamualaikum." ucap seseorang wanita paruh baya seraya memasuki rumah Aileena.

"Wa'alaikum salam. Eh, ibu ...! Ibu sama siapa kemari? Kok nggak kabarin dulu mau kesini, Bu?" ujar Aileena pada ibunya, Bu Anne.

"Emang kenapa harus kabarin dulu? Ibu kan pingin nemuin putri kesayangan ibu. Ibu kangen banget sama kamu, Ai." ujar Bu Anne.

"Iya, Bu. Maaf, Aileena belum sempat berkunjung ke rumah ibu. Nanti kalo mas Adnan ada waktu, kami pasti akan kesana." ujar Aileena seraya berjalan menuju ruang tamu. "Duduk dulu, ya Bu. Ai mau minta Ima buat minum dulu." ujar Aileena yang diangguki oleh Bu Anne.

Setelah ke dapur, Aileena kembali lagi ke ruang tamu dan berbincang dengan ibunya. Tak lama kemudian, Delima datang dengan membawa 2 gelas jus mangga dan sepiring cheese cake lalu menghidangkannya ke atas meja.

"Silahkan, nyonya." ujar Delima sebelum beranjak kembali ke dapur.

"Terima kasih, Ima." ucap Aileena, sedangkan Bu Anne hanya terdiam di tempatnya.

Setiap gerak gerik Delima tak lepas dari perhatian Bu Anne. Dalam hati ia tiba-tiba khawatir melihat perempuan muda itu. Setelah Delima benar-benar menghilang dari pandangan Bu Anne, Bu Anne pun segera mencecar Aileena dengan berbagai macam pertanyaan.

"Siapa dia? Art baru kamu, Ai?" tanya Bu Anne.

"Iya, Bu. Namanya Delima." jawab Aileena.

"Kemana Dijah?"

"Mbok Dijah sedang pulang kampung, Bu. Ada saudaranya yang meninggal, jadi mbok Dijah izin sementara waktu."

"Sudah berapa lama di bekerja di sini? Apa suami kamu mengizinkan?" cecar Bu Anne.

"Baru semingguan, Bu. Iya, mas Adnan udah kasi izin kok. Kasian lho Bu si Ima itu. Dia itu janda, anaknya baru berusia 2 tahun. Ai ketemu dia waktu dalam perjalanan pulang dari ngajar. Waktu itu Ai liat dia lagi gendong anaknya yang lagi nangis-nangis di halte bis. Ternyata anaknya lagi sakit, jadi Ai bawa aja ke rumah sakit. Dia juga nggak punya keluarga dan rumah, jadi Ai ajak aja kesini untuk kerja. Biar bisa sekalian kasi tempat tinggal juga." jelas Aileena.

Bu Anne menghela nafasnya, putrinya ini memang terlampau baik. Tak ada rasa was-was atau curiga sedikitpun.

"Ai, ingat pesan ibu ini, ya! Kamu boleh bersikap baik, tapi tetap kami harus hati-hati apalagi kamu membawa perempuan ke dalam rumah kamu. Perempuan itu masih muda, apa kamu nggak ada khawatir sedikit pun?" Aileena menggeleng. "Ai, kamu tau, dari awal melihatnya, ibu udah khawatir. Yang ibu khawatirkan, dia bisa saja menjadi duri dalam pernikahanmu dan Adnan. Karena itu pesan ibu, hati-hati. Suamimu masih muda takutnya ia terjerat perempuan itu. Kamu nggak mau kan rumah tanggamu kandas di tengah jalan?"

"Bu, jangan su'udzon ih! Doain aja rumah tangga Ai dan mas Adnan baik-baik aja till Jannah." ucap Aileena seraya tersenyum. "Lagi pula, nggak mungkin mas Adnan berbuat macam-macam, dia kan bucinnya. Aileena." ujar Aileena sambil terkekeh.

"Ya udah, yang penting ibu udah berpesan. Ibu selalu mendoakan semoga rumah tangga kamu selalu aman dan damai serta bahagia selamanya." doa Bu Anne tulus.

...***...

Aileena sedang merenung di kamarnya seorang diri. Kamar itu masih hangat semalam. Bahkan ia dan Adnan masih sempat melakukan kegiatan mendulang pahala. Tapi kini, ranjang yang biasa hangat itu telah dingin. Sedingin hatinya yang telah membeku. Entah berapa lama ia sanggup bertahan di rumah itu sebab rumah itu begitu banyak menyimpan kenangan. Kenangan akan kebersamaannya dengan Adnan.. Begitu banyak suka duka ia habiskan berdua di sana. Kini kenangan itu berganti menjadi luka. Luka yang begitu menyakitkan tapi tak berdarah. Luka yang begitu menganga tapi tak berbekas. Hanya meninggalkan rasa sakit yang begitu menyesakkan.

Seandainya ia dulu mendengarkan apa yang dikatakan ibunya. Seandainya tidak membawa Delima ke rumahnya. Seandainya ia lebih waspada. Tapi semua telah terlambat. Tak ada gunanya menyesal. Kini ia tinggal menjalani semuanya. Biar perih, ia akan berusaha dan bertahan, bukan hanya demi dirinya sendiri, tapi juga demi calon buah hatinya.

Langit makin gelap, tapi mata Aileena masih terjaga. Semakin larut dadanya makin sesak. Bahkan saat hendak memejamkan mata pun, ia langsung terjengit. Sepertinya tinggal di rumah itu memberikan sedikit rasa trauma padanya Andai sang ibu masih ada, mungkin ia takkan terlalu kesepian seperti saat ini. Setidaknya, ia memiliki tempat berbagi. Namun sayang, ibunya telah pergi tuk selamanya 1 bulan yang lalu. Seketika ia mengingat sahabatnya, Khanza. Aileena pun segera menghubungi sahabatnya itu.

"Assalamu'alaikum, Za." ucap Aileena serak pada Khanza.

"Wa'alaikum salam, Ai. Ai, kamu nggak papa kan? Suara kamu kok kayak beda gitu." tanya Khanza tiba-tiba saat mendengar suara Aileena tampak berat dan serak.

"Ai, boleh aku menginap di sana malam ini?" tanya Aileena tanpa menjawab pertanyaan Khanza.

"Kapan pun kau mau, pintu rumahku selalu terbuka untukmu. " sabuah jawaban yang cukup membuatnya merasa lebih tenang.

"Terima kasih, Za. Kalau begitu, aku segera meluncur ke sana." ucap Aileena senang.

Aileena pun segera mengambil tas selempangnya, lalu mengambil kunci mobil, ia pun segera keluar dari dalam rumah penuh kenangan yang menyesakkan itu.

Tak sampai 1 jam, Aileena telah tiba di sebuah rumah minimalis yang dihuni oleh Khanza dan kedua orang tuanya. Ia pun bergegas turun dari mobil. Tampak di teras rumah itu, Khanza telah menanti kedatangannya dengan senyum lebarnya.

"Za, aku kangen." seru Aileena yang langsung disambut Khanza dengan pelukan.

"Aku juga, Ai, kangen banget. Udah lama kita nggak jalan bareng." sahut Khanza.

"Aku nggak ganggu waktu istirahat kamu kan!" tanya Aileena khawatir.

"Nggak kok, tenang aja."

"Paman dan bibi, kemana?"

"Udah tidur. Kamu pikir ini jam berapa, hm?" tanya Khanza dengan mata memicing membuat Aileena meringis.

"Maaf udah gangguan waktu istirahatmu." ucap Aileena penuh penyesalan.

"Nggak masalah kok, aku hanya bercanda. Yuk, masuk. Kita langsung ke kamar aja. Kayaknya banyak yang mau kamu ceritakan." ujar Khanza sambil menyeringai lalu tersenyum.

"Kamu emang yang terbaik deh, Za. Selalu tau kalau perasaanku sedang buruk. Ya, banyak yang akan aku ceritakan. Tapi bisa kasi aku makan dulu, nggak? Aku belum makan malam soalnya." ucap Aileena meringis geli.

Khanza mendengus saat tau sahabatnya itu belum makan.

"Ternyata di saat sedang dalam masalah pun, kau takkan melupakan hobi makanmu ya, Ai!"

"Ya harus dong, kan bukan hanya aku yang sekarang butuh makan, tapi juga calon keponakan mu." ujar Aileena santai.

Khanza yang sedang berdiri di depan kompor hendak memanaskan sisa lauk, lantas menoleh ke arah Aileena. Ia memandang Aileena dengan tajam seolah meminta penjelasan. Lalu Aileena berdiri dan meraih tangan Khanza dan menyentuhkannya pada perutnya.

"Seperti dugaanmu, di sini, di dalam perut rata ini, ada calon keponakanmu yang baru saja hendak tumbuh." ujar Aileena membuat mata Khanza seketika berkaca-kaca.

"Masya Allah, Alhamdulillah, selamat ya, Ai. Ah, akhirnya kamu akan menjadi seorang ibu. Aku turut senang mendengarnya." ujar Khanza yang langsung memberikan pelukan bahagia pada Aileena.

...***...

...Happy Reading 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Masiah Cia

Masiah Cia

benar kan apa kata mertua mu ai....jangan bawa perempuan msk ke dlm rumah,bs jd duri dlm pernikahan mu

2023-10-08

5

Tiara

Tiara

ya inilah yg namanya ucapan adalah doa, apalagi ucapan seorang ibu🙏

2023-07-02

1

Cahaya Hayati

Cahaya Hayati

semagat ai❤️❤️🤲🤲💪💪💪

2022-09-28

0

lihat semua
Episodes
1 Ch.1 Kejutan tak terduga
2 Ch.2 Berpisah
3 Ch.3 Getir
4 Ch.4 Pertemuan Aileena dan Delima
5 Ch.5 Pesan ibu
6 Ch.6 Pelita hidup
7 Ch.7 Mencari Rumah Baru
8 Ch.8 Rahasia Aileena
9 Ch.9 Rumah baru
10 Ch.10 Amplop coklat
11 Ch.11 Memeriksakan kandungan
12 Ch.12 CFD
13 Ch.13 Lapar
14 Ch.14 Lelaki paling beruntung
15 Ch.15 Complicated
16 Ch.16 Mengantar Aileena
17 Ch.17 Rapuh
18 Ch.18 Menjadi ibu yang kuat
19 Ch.19 Bingung
20 Ch.20 Fitnah
21 Ch.21 Resmi Bercerai
22 Ch.22 mantan mertua
23 Ch.23 Pelakor
24 Ch.24 Fatur
25 Ch.26 Ogah ~ Oh nggak masalah
26 Ch.27 art untuk Aileena
27 Ch.28 Amarah Adnan
28 Ch.29 Amarah Adnan II
29 Ch.30 Membuat perhitungan
30 Ch.31 Tangis
31 Ch.32 Pernyataan
32 Ch.33 Pernyataan II
33 Ch.33 Shock
34 Ch. 34 Dia anakku
35 Ch.35 Rencana Delima
36 Ch.36 Mencari keberadaan Aileena
37 Ch.37 Mencari
38 Ch.38 Akhirnya, aku menemukanmu.
39 Ch.39
40 Ch.40 Kasmaran?
41 Ch.41 Kedatangan Adnan I
42 Ch. 42 Kedatangan Adnan II
43 Ch.43 Kebohongan ibarat bangkai
44 Ch.44 Doa dan Harapan Fatur
45 Ch.45 Kemarahan Adnan/Fakta
46 Ch.46 Talak tiga
47 Ch.47 Delima - Doni
48 Ch.48 Pengakuan Doni
49 Ch.49 Rasanya ... nano nano
50 Ch.50 Akibat fatal
51 Ch.51
52 Ch.52 Kedatangan 3 Pria ?
53 Ch.53 Keputusan Aileena
54 Ch.54 Sesuatu yang tidak bisa dikatakan
55 Ch.55 Risau
56 Ch.56 Bingung
57 Ch.57 Surat peninggalan ibu
58 Ch.58 Penyesalan
59 Ch.59 Kontraksi
60 Ch.60 Hilang akal
61 Ch.61 UGD
62 Ch.62 UGD 2
63 Ch.63 UGD 3
64 Ch.64 Penyesalan
65 Ch.65
66 Ch.66 Fareezky Daneeswara
67 Ch.67 Penolakan Doni
68 Ch.68 Sesuatu yang mengganjal
69 Ch.69 Penolakan Malika
70 Ch.70 Masa Lalu
71 Ch.71 Kangen
72 Ch.72 Akhirnya ...
73 Ch.73 Pergi
74 Ch.74 jangan pergi
75 Ch.75 Fareezky kangen ayah
76 Ch.76 Skenario
77 Ch.77 Surat
78 Ch.78 Penyesalan
79 Ch.79 Terpesona
80 Ch.80 Loe - gue end
81 Ch.81 Semoga
82 Ch.82 Masih tetap mencari
83 Ch.83 Akhirnya bertemu
84 Ch.84 Segalanya ada hikmahnya
85 Ch.85 Ajakan nikah
86 Ch.86 ... kalau perlu besok
87 Ch.87 Jawaban
88 Ch.88 Yeay Sah ...
89 Ch.89 Menara yang nelangsa
90 Ch.90 Janji
91 Ch.91 Calon pacar
92 Ch.92 Jadian
93 Ch.93 Memimpin pertempuran
94 Ch.94 Yang Terbaik
95 Ch.95
96 Ch.96 Ke Kantor Fatur
97 Ch.97 Anakku ... ini ayah.
98 Ch.98 Khawatir
99 Ch.99 Pertempuran
100 Ch.100 Bertemu Nanda
101 Ch.101 Kedatangan Fiora
102 Ch.102 Cuap cuap cinta
103 Ch.103 Positif
104 Ch.104 Rumah baru
105 Ch.105 Happy family
106 Ch.106 Spoiler sedikit, gpp ya!
107 Ch.107 Calon mami papi
108 Ch.108 Daster
109 Ch.109 Baby girl
110 Ch.110
111 Ch.111 Ibu yang terbaik
112 Ch.112 Extra part : Nanda
113 Ch.113 Extra part : Nanda II
114 Ch.114
115 Ch.115 Last Chapter
116 PROMO [NOT] Beautiful Wedding
117 Novel Baru
118 BENALU DALAM RUMAH TANGGAKU
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Ch.1 Kejutan tak terduga
2
Ch.2 Berpisah
3
Ch.3 Getir
4
Ch.4 Pertemuan Aileena dan Delima
5
Ch.5 Pesan ibu
6
Ch.6 Pelita hidup
7
Ch.7 Mencari Rumah Baru
8
Ch.8 Rahasia Aileena
9
Ch.9 Rumah baru
10
Ch.10 Amplop coklat
11
Ch.11 Memeriksakan kandungan
12
Ch.12 CFD
13
Ch.13 Lapar
14
Ch.14 Lelaki paling beruntung
15
Ch.15 Complicated
16
Ch.16 Mengantar Aileena
17
Ch.17 Rapuh
18
Ch.18 Menjadi ibu yang kuat
19
Ch.19 Bingung
20
Ch.20 Fitnah
21
Ch.21 Resmi Bercerai
22
Ch.22 mantan mertua
23
Ch.23 Pelakor
24
Ch.24 Fatur
25
Ch.26 Ogah ~ Oh nggak masalah
26
Ch.27 art untuk Aileena
27
Ch.28 Amarah Adnan
28
Ch.29 Amarah Adnan II
29
Ch.30 Membuat perhitungan
30
Ch.31 Tangis
31
Ch.32 Pernyataan
32
Ch.33 Pernyataan II
33
Ch.33 Shock
34
Ch. 34 Dia anakku
35
Ch.35 Rencana Delima
36
Ch.36 Mencari keberadaan Aileena
37
Ch.37 Mencari
38
Ch.38 Akhirnya, aku menemukanmu.
39
Ch.39
40
Ch.40 Kasmaran?
41
Ch.41 Kedatangan Adnan I
42
Ch. 42 Kedatangan Adnan II
43
Ch.43 Kebohongan ibarat bangkai
44
Ch.44 Doa dan Harapan Fatur
45
Ch.45 Kemarahan Adnan/Fakta
46
Ch.46 Talak tiga
47
Ch.47 Delima - Doni
48
Ch.48 Pengakuan Doni
49
Ch.49 Rasanya ... nano nano
50
Ch.50 Akibat fatal
51
Ch.51
52
Ch.52 Kedatangan 3 Pria ?
53
Ch.53 Keputusan Aileena
54
Ch.54 Sesuatu yang tidak bisa dikatakan
55
Ch.55 Risau
56
Ch.56 Bingung
57
Ch.57 Surat peninggalan ibu
58
Ch.58 Penyesalan
59
Ch.59 Kontraksi
60
Ch.60 Hilang akal
61
Ch.61 UGD
62
Ch.62 UGD 2
63
Ch.63 UGD 3
64
Ch.64 Penyesalan
65
Ch.65
66
Ch.66 Fareezky Daneeswara
67
Ch.67 Penolakan Doni
68
Ch.68 Sesuatu yang mengganjal
69
Ch.69 Penolakan Malika
70
Ch.70 Masa Lalu
71
Ch.71 Kangen
72
Ch.72 Akhirnya ...
73
Ch.73 Pergi
74
Ch.74 jangan pergi
75
Ch.75 Fareezky kangen ayah
76
Ch.76 Skenario
77
Ch.77 Surat
78
Ch.78 Penyesalan
79
Ch.79 Terpesona
80
Ch.80 Loe - gue end
81
Ch.81 Semoga
82
Ch.82 Masih tetap mencari
83
Ch.83 Akhirnya bertemu
84
Ch.84 Segalanya ada hikmahnya
85
Ch.85 Ajakan nikah
86
Ch.86 ... kalau perlu besok
87
Ch.87 Jawaban
88
Ch.88 Yeay Sah ...
89
Ch.89 Menara yang nelangsa
90
Ch.90 Janji
91
Ch.91 Calon pacar
92
Ch.92 Jadian
93
Ch.93 Memimpin pertempuran
94
Ch.94 Yang Terbaik
95
Ch.95
96
Ch.96 Ke Kantor Fatur
97
Ch.97 Anakku ... ini ayah.
98
Ch.98 Khawatir
99
Ch.99 Pertempuran
100
Ch.100 Bertemu Nanda
101
Ch.101 Kedatangan Fiora
102
Ch.102 Cuap cuap cinta
103
Ch.103 Positif
104
Ch.104 Rumah baru
105
Ch.105 Happy family
106
Ch.106 Spoiler sedikit, gpp ya!
107
Ch.107 Calon mami papi
108
Ch.108 Daster
109
Ch.109 Baby girl
110
Ch.110
111
Ch.111 Ibu yang terbaik
112
Ch.112 Extra part : Nanda
113
Ch.113 Extra part : Nanda II
114
Ch.114
115
Ch.115 Last Chapter
116
PROMO [NOT] Beautiful Wedding
117
Novel Baru
118
BENALU DALAM RUMAH TANGGAKU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!