Aileena kini tengah makan siang di sebuah restoran seafood. Sebelum minta diantar ke supermarket, Radika membujuk Aileena agar menemaninya makan siang. Aileena tidak enak hati untuk menolak. Lagipula ia memang belum makan siang, jadi Aileena pun bersedia menemani Radika makan siang.
"Kamu mau pesan apa, Ai?" tanya Radika seraya menyerahkan daftar menu kepada Aileena.
Aileena menerima daftar menu itu lalu mulai menyebutkan pesanannya.
"Udang asam manis, cumi goreng tepung, sama cah kangkung, kalau minumnya jeruk peras dan air mineral aja." ucap Aileena.
Pelayan pun mencatat satu persatu pesanan Aileena.
"Kalau bapak?" tanya pelayan itu.
"Samakan saja." ujar Radika.
Lalu pelayan itu pun pergi untuk menyiapkan pesanan Aileena dan Radika.
Tak butuh waktu lama, pelayan pun mulai menghidangkan satu per satu menu yang dipesan kedua orang itu.
Di sudut lain restoran, tampak seorang wanita dengan wajah memerah mengepalkan tangannya. Hatinya terbakar saat melihat kebersamaan Aileena dan Radika. Ia jadi penasaran apa hubungan kedua orang itu.
"Mengapa mereka tampak sangat dekat sekali? Sebenarnya, apa hubungan mereka? Jangan-jangan , benar mereka menjalin hubungan dekat. Padahal dia belum resmi bercerai. Huh, sok polos , sok baik, sok jadi perempuan baik-baik, nyatanya, sama saja." sinis Delima dengan sorot mata penuh kebencian dan amarah.
Lalu Delima mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya, menyalakan kamera, kemudian memotret Aileena yang tampak sedang berbincang sambil tertawa lepas dengan Radika.
"Ka, apa kau sudah melupakan ku? Bahkan aku saja tak pernah bisa melupakan mu. Semua karena ibumu yang sialan itu. Andai saja dia merestui kita, pasti kita sudah menikah sekarang dan bahagia dengan anak-anak kita. Aku juga pasti takkan hidup seperti ini dan memiliki anak dari pria lain yang sudah beristri. Karena terlalu mencintaimu, aku bahkan rela menyerahkan diriku pada orang lain hanya karena wajahnya yang mirip dengan mu. Lalu kini, kau malah menjalin hubungan dengan perempuan mandul itu. Ck ... aku yakin, dia pun pasti takkan diterima mamamu apabila tau di mandul. Aku tinggal menunggu saja, kehancuranmu yang kedua kali." gumam Delima seraya menyeringai.
"Huaaa ... ma ma ma ma ..." tiba-tiba Nanda menangis menyentak lamunan Delima.
Delima yang panik lantas menggendong Nanda keluar dari restoran itu sebelum diketahui Aileena dan Radika.
"Hah, kemana wanita itu?" gumam pelayan yang tidak melihat keberadaan Delima saat hendak menghidangkan pesanannya.
"Hei, kau melihat perempuan yang duduk di sini?" tanya pelayan itu pada rekannya.
"Anaknya tadi menangis lalu dia keluar. Sepertinya sudah pergi." ucap rekan pelayan itu.
"Sialan. Dia sudah memesan, bahkan membayar pun belum, tapi dia sudah pergi begitu saja." omel pelayan itu pelan karena kesal dengan perbuatan Delima.
"Bagaimana, Ai, enak?" tanya Radika yang saat itu sedang mengipasi kulit udang dan memasukkannya ke dalam piring Aileena.
"Terima kasih." ucap Aileena saat dibantu mengupaskan udang. "Enak. Kamu sering makan di sini?" tanya Aileena seraya menyuapkan sesendok nasi dengan udang di atasnya.
"Nggak sih, cuma pernah diajak temen karena itu aku ajak kamu kesini. Makanan di sini enak dan higienis ." sahut Radika seraya tersenyum.
Belum selesai kedua orang itu makan, tiba-tiba terdengar suara kursi berderit di meja mereka. Aileena dan Radika pun lantas menoleh dan keduanya tampak membelalakkan matanya saat melihat siapa yang sudah duduk di kursi itu.
"Mas Fatur ..."
"Kamu ..."
Seru keduanya bersamaan.
Fatur terkekeh melihat ekspresi kedua orang tersebut.
"Kok segitu kagetnya liat keberadaanku? Udah kayak lihat hantu aja." cibir Fatur dengan tersenyum tipis.
"Kok mas Fatur ada di sini?" Akhirnya Aileena mengajukan pertanyaan.
"Mas habis ada pertemuan dengan klien barusan. Tuh, Rama masih makan di sana. " ujar Fatur sambil menunjuk ke arah Rama yang sedang menikmati makan siangnya.
Lalu Rama melambaikan tangan ke arah Aileena yang dibalas Aileena dengan senyuman dan anggukan kepala.
"Oh, pantesan aja. Ada yang mau bangun rumah lagi?" tanya Aileena basa-basi.
"Bukan, tapi mau bangun gedung serba guna." sahut Fatur seraya mencomot cumi goreng tepung di piring Aileena dan memakannya dengan santai.
"Apa kau sudah kehabisan uang sampai mencomot makanan orang lain." cibir Radika yang hanya di balas senyuman oleh Fatur.
"Uangku banyak, mau beli rumah sakit tempat kamu bekerja juga bisa, cuma entah mengapa, makanan punya Aileena terlihat lebih enak. Padahal tadi saya pesan cumi goreng tepung juga lho, tapi punya ku kok biasa aja, nggak seenak ini." ucapnya sambil mengunyah cumi goreng tepung itu. "Oh, aku tau, mungkin karena yang punya nya cantik, jadi makanan yang biasa jadi luar biasa." ujar Fatur santai sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
Di sampingnya, wajah Aileena sudah memerah karena malu. Bagaimana bisa Fatur memujinya seperti itu di hadapan orang lain. Terlebih lagi, ini di tempat umum. Fatur terlihat seperti penggombal ulung. Padahal kenyataannya, baru Aileena saja lah yang ia gombali.
Fatur juga pernah punya pacar, tapi kekasihnya memutuskannya karena sikap Fatur yang menganggapnya seperti teman biasa saja. Walau memang hubungan mereka awalnya hanya teman, lalu perempuan itu menyatakan cintanya pada Fatur. Karena tak enak hati untuk menolak, Fatur pun menerima perempuan itu sebagai kekasihnya. Namun, teman tetaplah teman, masalah hati tak bisa dipaksa, Fatur tidak bisa memperlakukan temannya itu sebagai kekasih. Sehingga dengan berat hati perempuan itu pun memutuskan hubungan mereka.
"Setelah ini, kamu langsung pulang Ai?" tanya Fatur memecah keheningan.
Diliriknya Radika yang sedang meminum jeruk perasnya. Wajah pria itu masam. Seperti menahan kesal karena makan siangnya bersama seseorang yang spesial terganggu.
"Rencananya sih, iya. Tapi Ai baru ingat, ada buku yang mau Ai cari jadi habis ini Ai mau ke toko buku dulu." sahut Aileena setelah selesai menandaskan makanannya.
"Mau aku temenin."
Seru Fatur dan Radika kompak membuat kedua orang itu saling bertatapan lalu mengarahkan pandangannya ke arah Aileena.
Aileena melongo melihat kedua orang tersebut lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Biar Ai pergi sendiri saja." jawab Aileena. Ia tak ingin merepotkan kedua orang itu. Apalagi kedua orang itu tampak sedang menabuh genderang perang dingin.
"Jangan!"
Seru keduanya kompak lagi.
"Biar saya yang temani." ucap mereka bersamaan.
"Ka ..."
"Kamu lagi hamil Ai, aku tidak mau terjadi apa-apa pada kamu." ucap Fatur cepat memotong ucapan Radika. Fatur menyeringai merasa menang karena bisa memotong ucapan Radika. "Kamu mau ya?"
Aileena menghela nafas berat, ia bingung, menolak tapi kedua orang itu kekeh ingin menemani. Diterima salah satunya, takut mengecewakan satunya lagi, menerima tawaran keduanya?
...***...
...Happy reading 🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Mariani SPd
anggap aja mereka bodyguard from Indonesia Aiiii
2025-01-05
0
neng ade
Au jadi rebutan nih .. tapi aku tetao di tim Fatur dan Ai
2024-07-29
1
Inooy
waaah Fatur lg mengobarkan api cemburu nya Radika niiih 🙃
2024-07-20
0