Ch.7 Mencari Rumah Baru

Gema suara adzan subuh mengalun indah. Membuat 2 insan yang sedang terlelap mengerjapkan matanya. berulang kali. Mereka adalah Aileena dan Khanza. Mereka berdua duduk di atas ranjang dan mencoba merenggangkan otot-otot yang kaku. Setelah dirasa nyaman, secara bergantian mereka masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri sekaligus bersuci. Setelah selesai, mereka pun menggelar sajadah dan melaksanakan kewajibannya terhadap Sang khalik.

Begitu banyak rencana yang telah Aileena buat untuk ia kerjakan hari ini. Beruntung hari ini Aileena tidak memiliki jadwal mengajar, jadi ia bisa mencari rumah untuk ia huni nanti. Ya, Aileena sudah membuat keputusan akan menjual rumah penuh kenangan itu dan membeli yang baru.

Sebenarnya Aileena bisa saja menempati rumah lama sang ibu. Tapi rumah itu telah dihuni tetangga ibunya karena mereka tidak memiliki tempat tinggal. Jadilah beberapa hari yang lalu mereka menyewa rumah itu. Aileena tidak membebankan biaya yang besar untuk rumah itu. Asalkan rumah itu dijaga dan dirawat sebaik mungkin, Aileena sudah cukup bahagia. Aileena juga tidak tega mengusir mereka karena itu lebih baik Aileena mencari rumah baru. Ia akan membayar uang mukanya dahulu, nanti setelah rumah lamanya terjual maka barulah ia akan melunasi semuanya.

Aileena sedang mematut penampilannya di depan sebuah cermin rias di kamar Khanza. Dia kini tengah mengenakan dress selutut berwarna merah muda milik Khanza membuat penampilannya makin cantik dan mempesona. Lalu tangannya terangkat dan mengusap pelan perut ratanya seraya tersenyum manis.

"Hai sayang, baik-baik di dalam perut bunda ya! Bunda sayang banget sama dedek. Mulai hari ini, kita mulai lembaran baru ya ,sayang. Jadilah sumber kekuatan bunda, sayang. I love you " ucapnya lirih.

Setelah selesai berpakaian, ia keluar dari kamar bersama Khanza.

"Pagi paman, bibi." sapa Aileena seraya tersenyum lebar. Membuat Orang tua Khanza menoleh serentak.

Seakan tidak ada yang terjadi kemarin, Aileena melangkahkan kakinya menuju orang tua Khanza. Ia terlihat lebih segar dari semalam saat ia baru datang ke rumah Khanza. Walaupun binar matanya masih terlihat sendu, tapi ia berusaha sekuat tenaga agar terlihat baik-baik saja.

"Eh, nak Aileena, pagi sayang. Kapan kamu datang? Kok paman dan bibi nggak tau kamu datang, nak?" tanya bi Arum, ibunya Khanza.

"Silahkan duduk, nak. " ucap paman Satria, ayah Khanza.

"Ai datang semalam paman, bibi.m, udah agak larut jadi paman dan bibi udah tidur."

"Oh, pantesan paman liat mobil kamu di depan. Mau tanya Khanza , tapi dia belum keluar kamar juga." ujar paman Satria.

"Yuk Ai, kita sarapan dulu." ajak Khanza. Lalu ia membantu Aileena mengambil nasi goreng dan telur dadar dan menyodorkannya ke Aileena.

"Makasih , Za. " ucapnya tulus.

"Nak Aileena mau kemana udah cantik gini? Nggak ngajar ya hari ini?" tanya bi Arum karena melihat penampilan Aileena sudah seperti ABG yang mau pacaran.

"Ai mau cari-cari rumah, bi." ujar Aileena jujur.

"Rumah? Oh, kalian akan pindah ke rumah baru ?" terka bi Arum.

"Iya, bi. Kami akan mencari rumah baru."

"Suami kamu mana? Kok nyari rumah nggak nemenin?" tanya paman Satria.

Khanza menoleh ke arah Aileena dan menggenggam tangannya, membuat paman Satria dan Bi Arum bingung, seperti ada sesuatu yang mengganjal.

"Aileena udah kisah sama suami Ai, paman, bibi "

"Lho kok?"

"Ma ..." sergah Khanza agar kedua orangtuanya tidak banyak bertanya.

Aileena menoleh ke arah Khanza lalu tersenyum dan menggeleng seakan mengatakan tidak apa-apa, Za.

"Suami Ai lebih memilih wanita yang tengah hamil anaknya, bi." ujar Aileena sendu.

"Astaga, ..." seru Bi Arum. "Maafin bibi ya, nak. Bibi nggak tau." ucap bi Arum penuh penyesalan.

"Nggak papa kok, bi. Kan emang belum tau." sahut Aileena seraya tersenyum seolah tak ada apa-apa.

"Terus kata kamu tadi, kalian akan mencari rumah baru itu, kamu sama siapa?" paman Satria bingung.

"Ai sama calon anak , Ai, paman. Alhamdulillah, setelah sekian lama penantian, Ai hamil." lirih Aileena.

"Masya Allah, mantan suami kamu tau?"

Aileena menggeleng, "Dia lebih mengutamakan wanita itu. Ai nggak mau bertahan hanya karena anak, paman. Mendengar fakta mas Adnan menghamili Delima, orang yang sudah Ai tolong saja mengguncang batin Ai, bagaimana Ai bisa bertahan dalam rumah tangga Ai kalau ada orang ketiga di dalamnya. Ai nggak sanggup, paman." lirih Aileena.

"Ya udah, kamu jangan sedih, sayang. Kamu tenang aja, kami semua akan selalu ada untuk kamu. Jadi nggak perlu bersedih. Akan ada pelangi, sehabis badai. Liat, di saat kamu hancur, justru si baby hadir. Dia nggak mau kamu sedih dan kesepian. Dia akan jadi sumber kekuatan kamu. Bibi yakin, kamu pasti sanggup jalani ujian ini. Terlebih, ada buah hati kamu di dalam sana yang selalu setia menemani kamu." ujar bi Arum seraya menunjuk perut Aileena dengan dagunya.

"Iya, bi. Terima kasih atas perhatiannya." ujar Aileena seraya tersenyum manis.

...***...

Aileena kini dalam perjalanan menuju kantor developer. Ia telah membuat janji temu dengan salah seorang yang bertugas memberikan saran rumah sesuai keinginan Aileena. Ia juga sudah meminta seseorang untuk menawarkan rumahnya agar dapat segera di jual.

Hanya dalam 30 menit, Aileena telah tiba di kantor developer yang cukup bonafit. Setelah menelpon, orang yang ditunggu pun datang.

"Silahkan masuk nyonya." ucap karyawan developer tersebut.

"Kayaknya kita seumuran deh jadi nggak usah panggil nyonya, panggil Aileena aja , atau disingkat Ai." ujar Aileena ramah.

"Oh, iya, baiklah. Kalau begitu panggil saja saya Rama." sahut Rama yang memang baru ini mereka berkenalan. Aileena tau kantor developer itu dari Khanza.

Setelah perkenalan singkat, mereka pun masuk ke gedung itu dan duduk di kursi yang memang disediakan untuk membahas mengenai rancangan rumah.

Rama tampak mengeluarkan beberapa maket yang bisa Aileena jadikan bahan pertimbangan.

"Oh ya Ram, ada nggak rumah yang sudah hampir jadi, jadi aku nggak perlu tunggu lama?" tanya Aileena.

Rama tampak berpikir, "Ada sih. Sebenarnya bukan hampir jadi tapi udah jadi, rumahnya nggak terlalu besar. Pembelinya tempo hari mendadak harus pindah ke luar kota jadi mereka membatalkan kontrak. Kalau kamu mau, nanti kami bisa menunjukkannya. Paling kamu tinggal renovasi aja sesuai keinginan kamu." ujar Rama.

Aileena tampak menimbang, "Ada lahan lebihnya nggak? Rencana saya mau membuat taman bermain sama kebun mini? Terus jumlah kamarnya ada berapa?" tanya Aileena.

"Ada, di depan rumah ada, di belakangnya juga ada jadi di depan bisa kamu jadikan taman bunga dan dibelakang bisa kamu jadikan taman bermain. Kamarnya ada 3. Di setiap kamar udah dilengkapi kamar mandi. Lantai satu ada satu kamar dan di lantai 2 ada 2 kamar sama ruang keluarga."

"Wah, bagus tuh! Kapan aku bisa kesana?"

"Kapan pun kamu mau. Nanti entah saya sendiri atau orang kami yang akan menemani kamu ke sana." ujar Rama.

"Baiklah. Bagaimana kalau besok siang? Sepulang saya mengajar." tanya Aileena.

"Oh kamu seorang guru?" tanya Rama dan Aileena mengangguk. "Baiklah nanti saya kabari lagi."

Setelah selesai melakukan pembicaraan, Aileena pun pamit pulang sebab ia ingin bertemu dengan calon pembeli yang ingin melihat-lihat rumahnya.

Saat sedang membereskan surat-surat dan maket yang tadi dibawanya, tiba-tiba seorang pria menghampirinya.

"Calon pembeli?" tanya orang itu pada Rama.

"Iya, pak. Cantik ya pak." ujar Rama membuat pria itu mendengus.

"Masih single atau udah berkeluarga?"

"Cie cie si bapak, tumben tanya-tanya, biasanya juga nggak." ledek Rama membuat pria itu melotot tajam, Rama pun langsung menutup mulutnya. "Nggak tau pak, tapi dia temen dekat pacar aku, kalau bapak mau, aku bisa selidiki!" tawar Rama.

"Oke."

"Oke apa? Mau? Bapak mau saya selidiki tentang dia?"

"Apa lagi? Kan saya sudah bilang oke." pria itu mendelik.

Rama mendengus mendengar sergahan pria itu yang merupakan pemilik kantor developer itu.

"Wani Piro?" ujar Rama sambil memainkan alisnya.

"Bertugas aja belum udah minta duit. Dasar anak buah nggak ada akhlak." pungkas pria itu membuat Rama tergelak.

"Cie ... pak bos akhirnya mau juga keluar dari zona nyaman. Zonanya Jodi." ledek Rama tergelak lalu ia langsung kabur saat melihat atasannya sudah mengangkat map plastik dan bersiap melemparkannya ke arah Rama.

"Kabooorrr."

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Mwfc07

Mwfc07

*pisah

2024-01-22

1

fatmah nolly

fatmah nolly

kirain aku ai pake hijab

2022-12-21

1

Becky D'lafonte

Becky D'lafonte

ketemu jodoh

2022-12-14

0

lihat semua
Episodes
1 Ch.1 Kejutan tak terduga
2 Ch.2 Berpisah
3 Ch.3 Getir
4 Ch.4 Pertemuan Aileena dan Delima
5 Ch.5 Pesan ibu
6 Ch.6 Pelita hidup
7 Ch.7 Mencari Rumah Baru
8 Ch.8 Rahasia Aileena
9 Ch.9 Rumah baru
10 Ch.10 Amplop coklat
11 Ch.11 Memeriksakan kandungan
12 Ch.12 CFD
13 Ch.13 Lapar
14 Ch.14 Lelaki paling beruntung
15 Ch.15 Complicated
16 Ch.16 Mengantar Aileena
17 Ch.17 Rapuh
18 Ch.18 Menjadi ibu yang kuat
19 Ch.19 Bingung
20 Ch.20 Fitnah
21 Ch.21 Resmi Bercerai
22 Ch.22 mantan mertua
23 Ch.23 Pelakor
24 Ch.24 Fatur
25 Ch.26 Ogah ~ Oh nggak masalah
26 Ch.27 art untuk Aileena
27 Ch.28 Amarah Adnan
28 Ch.29 Amarah Adnan II
29 Ch.30 Membuat perhitungan
30 Ch.31 Tangis
31 Ch.32 Pernyataan
32 Ch.33 Pernyataan II
33 Ch.33 Shock
34 Ch. 34 Dia anakku
35 Ch.35 Rencana Delima
36 Ch.36 Mencari keberadaan Aileena
37 Ch.37 Mencari
38 Ch.38 Akhirnya, aku menemukanmu.
39 Ch.39
40 Ch.40 Kasmaran?
41 Ch.41 Kedatangan Adnan I
42 Ch. 42 Kedatangan Adnan II
43 Ch.43 Kebohongan ibarat bangkai
44 Ch.44 Doa dan Harapan Fatur
45 Ch.45 Kemarahan Adnan/Fakta
46 Ch.46 Talak tiga
47 Ch.47 Delima - Doni
48 Ch.48 Pengakuan Doni
49 Ch.49 Rasanya ... nano nano
50 Ch.50 Akibat fatal
51 Ch.51
52 Ch.52 Kedatangan 3 Pria ?
53 Ch.53 Keputusan Aileena
54 Ch.54 Sesuatu yang tidak bisa dikatakan
55 Ch.55 Risau
56 Ch.56 Bingung
57 Ch.57 Surat peninggalan ibu
58 Ch.58 Penyesalan
59 Ch.59 Kontraksi
60 Ch.60 Hilang akal
61 Ch.61 UGD
62 Ch.62 UGD 2
63 Ch.63 UGD 3
64 Ch.64 Penyesalan
65 Ch.65
66 Ch.66 Fareezky Daneeswara
67 Ch.67 Penolakan Doni
68 Ch.68 Sesuatu yang mengganjal
69 Ch.69 Penolakan Malika
70 Ch.70 Masa Lalu
71 Ch.71 Kangen
72 Ch.72 Akhirnya ...
73 Ch.73 Pergi
74 Ch.74 jangan pergi
75 Ch.75 Fareezky kangen ayah
76 Ch.76 Skenario
77 Ch.77 Surat
78 Ch.78 Penyesalan
79 Ch.79 Terpesona
80 Ch.80 Loe - gue end
81 Ch.81 Semoga
82 Ch.82 Masih tetap mencari
83 Ch.83 Akhirnya bertemu
84 Ch.84 Segalanya ada hikmahnya
85 Ch.85 Ajakan nikah
86 Ch.86 ... kalau perlu besok
87 Ch.87 Jawaban
88 Ch.88 Yeay Sah ...
89 Ch.89 Menara yang nelangsa
90 Ch.90 Janji
91 Ch.91 Calon pacar
92 Ch.92 Jadian
93 Ch.93 Memimpin pertempuran
94 Ch.94 Yang Terbaik
95 Ch.95
96 Ch.96 Ke Kantor Fatur
97 Ch.97 Anakku ... ini ayah.
98 Ch.98 Khawatir
99 Ch.99 Pertempuran
100 Ch.100 Bertemu Nanda
101 Ch.101 Kedatangan Fiora
102 Ch.102 Cuap cuap cinta
103 Ch.103 Positif
104 Ch.104 Rumah baru
105 Ch.105 Happy family
106 Ch.106 Spoiler sedikit, gpp ya!
107 Ch.107 Calon mami papi
108 Ch.108 Daster
109 Ch.109 Baby girl
110 Ch.110
111 Ch.111 Ibu yang terbaik
112 Ch.112 Extra part : Nanda
113 Ch.113 Extra part : Nanda II
114 Ch.114
115 Ch.115 Last Chapter
116 PROMO [NOT] Beautiful Wedding
117 Novel Baru
118 BENALU DALAM RUMAH TANGGAKU
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Ch.1 Kejutan tak terduga
2
Ch.2 Berpisah
3
Ch.3 Getir
4
Ch.4 Pertemuan Aileena dan Delima
5
Ch.5 Pesan ibu
6
Ch.6 Pelita hidup
7
Ch.7 Mencari Rumah Baru
8
Ch.8 Rahasia Aileena
9
Ch.9 Rumah baru
10
Ch.10 Amplop coklat
11
Ch.11 Memeriksakan kandungan
12
Ch.12 CFD
13
Ch.13 Lapar
14
Ch.14 Lelaki paling beruntung
15
Ch.15 Complicated
16
Ch.16 Mengantar Aileena
17
Ch.17 Rapuh
18
Ch.18 Menjadi ibu yang kuat
19
Ch.19 Bingung
20
Ch.20 Fitnah
21
Ch.21 Resmi Bercerai
22
Ch.22 mantan mertua
23
Ch.23 Pelakor
24
Ch.24 Fatur
25
Ch.26 Ogah ~ Oh nggak masalah
26
Ch.27 art untuk Aileena
27
Ch.28 Amarah Adnan
28
Ch.29 Amarah Adnan II
29
Ch.30 Membuat perhitungan
30
Ch.31 Tangis
31
Ch.32 Pernyataan
32
Ch.33 Pernyataan II
33
Ch.33 Shock
34
Ch. 34 Dia anakku
35
Ch.35 Rencana Delima
36
Ch.36 Mencari keberadaan Aileena
37
Ch.37 Mencari
38
Ch.38 Akhirnya, aku menemukanmu.
39
Ch.39
40
Ch.40 Kasmaran?
41
Ch.41 Kedatangan Adnan I
42
Ch. 42 Kedatangan Adnan II
43
Ch.43 Kebohongan ibarat bangkai
44
Ch.44 Doa dan Harapan Fatur
45
Ch.45 Kemarahan Adnan/Fakta
46
Ch.46 Talak tiga
47
Ch.47 Delima - Doni
48
Ch.48 Pengakuan Doni
49
Ch.49 Rasanya ... nano nano
50
Ch.50 Akibat fatal
51
Ch.51
52
Ch.52 Kedatangan 3 Pria ?
53
Ch.53 Keputusan Aileena
54
Ch.54 Sesuatu yang tidak bisa dikatakan
55
Ch.55 Risau
56
Ch.56 Bingung
57
Ch.57 Surat peninggalan ibu
58
Ch.58 Penyesalan
59
Ch.59 Kontraksi
60
Ch.60 Hilang akal
61
Ch.61 UGD
62
Ch.62 UGD 2
63
Ch.63 UGD 3
64
Ch.64 Penyesalan
65
Ch.65
66
Ch.66 Fareezky Daneeswara
67
Ch.67 Penolakan Doni
68
Ch.68 Sesuatu yang mengganjal
69
Ch.69 Penolakan Malika
70
Ch.70 Masa Lalu
71
Ch.71 Kangen
72
Ch.72 Akhirnya ...
73
Ch.73 Pergi
74
Ch.74 jangan pergi
75
Ch.75 Fareezky kangen ayah
76
Ch.76 Skenario
77
Ch.77 Surat
78
Ch.78 Penyesalan
79
Ch.79 Terpesona
80
Ch.80 Loe - gue end
81
Ch.81 Semoga
82
Ch.82 Masih tetap mencari
83
Ch.83 Akhirnya bertemu
84
Ch.84 Segalanya ada hikmahnya
85
Ch.85 Ajakan nikah
86
Ch.86 ... kalau perlu besok
87
Ch.87 Jawaban
88
Ch.88 Yeay Sah ...
89
Ch.89 Menara yang nelangsa
90
Ch.90 Janji
91
Ch.91 Calon pacar
92
Ch.92 Jadian
93
Ch.93 Memimpin pertempuran
94
Ch.94 Yang Terbaik
95
Ch.95
96
Ch.96 Ke Kantor Fatur
97
Ch.97 Anakku ... ini ayah.
98
Ch.98 Khawatir
99
Ch.99 Pertempuran
100
Ch.100 Bertemu Nanda
101
Ch.101 Kedatangan Fiora
102
Ch.102 Cuap cuap cinta
103
Ch.103 Positif
104
Ch.104 Rumah baru
105
Ch.105 Happy family
106
Ch.106 Spoiler sedikit, gpp ya!
107
Ch.107 Calon mami papi
108
Ch.108 Daster
109
Ch.109 Baby girl
110
Ch.110
111
Ch.111 Ibu yang terbaik
112
Ch.112 Extra part : Nanda
113
Ch.113 Extra part : Nanda II
114
Ch.114
115
Ch.115 Last Chapter
116
PROMO [NOT] Beautiful Wedding
117
Novel Baru
118
BENALU DALAM RUMAH TANGGAKU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!