Ch.11 Memeriksakan kandungan

Tak terasa hari telah berganti hari, perasaan Aileena kini telah lebih baik. Mendung dalam hatinya perlahan dapat ia atasi. Beruntung ia dikelilingi orang-orang baik sehingga luka menganga di hatinya tidak makin melebar.

Hari ini adalah sidang pertama proses perceraian Aileena dan Adnan. Ia tak menyangka, akhirnya hubungan yang ia jalin sekian tahun itu akan kandas di tengah jalan. Banyak suka duka yang telah mereka lewati bersama. Tidak sedikit pula kenangan indah yang telah mereka lalui. Namun kini, semua tinggallah kenangan, kenangan manis kini menjadi kenangan miris. Kisah cinta yang awalnya manis kini berakhir tragis.

Dengan langkah pasti Aileena ditemani Khanza masuknke ruang persidangan. Matanya menyapu ke sekeliling, tapi ia tak kunjung menemukan sosok pria penghancur kebahagiaannya itu.

"Sayang ..." panggil seseorang. Aileena menoleh ke belakang saat merasakan bahunya ditepuk oleh seseorang. Tampak wanita paruh baya tersenyum lembut ke arahnya. Aileena pun membalas senyum itu tak kalah lebarnya.

"Mama ..." Lalu Aileena menggamit tangan wanita itu dan mencium punggung tangannya. "Mama mau temenin mas Adnan?" tanya Aileena penasaran saat melihat kehadiran Santi di ruang persidangan. Persidangan sebentar lagi dimulai, tapi Adnan tak kunjung menunjukkan batang hidungnya.

"Untuk apa nemenin anak nggak berguna itu. Mama ke sini justru mau dampingi kamu." ujar Santi sumringah membuat mata Aileena berkaca-kaca.

"Ma ... makasih ya udah sayang banget sama Ai padahal Ai bukan menantu mama lagi." ujar Aileena yang sudah terisak.

"Kamu memang bukan menantu mama lagi, tapi bagi mama kamu udah mama anggap seperti putri mama sendiri, sama seperti Rere. Selain itu, kamu itu ibu dari calon cucu mama, jadi sudah sewajarnya Mama menyayangi kamu." tutur Santi . Aileena pun langsung berhambur ke pelukan Santi karena merasa terharu.

"Ai, sidangnya udah mau dimulai, kamu duduk di sana gih!" ujar Khanza. Aileena pun mengangguk dengan tatapan menuju ke kursi yang harusnya diduduki Adnan. "Sepertinya dia tidak hadir. Hal itu justru bagus, Ai, jadi putusan proses perceraianmu akan cepat keluar."

"Semoga aja, Za. Lebih cepat selesai, lebih bagus. Aku juga khawatir, kalau sering bertemu, dia bakal tau tentang kehamilanku dan membatalkan gugatan perceraiannya." bisik Aileena di telinga Khanza. Bagaimana pun, Santi adalah ibu Adnan, ia tak mau kata-katanya menyakiti hati mantan ibu mertuanya itu.

Proses persidangan pun berlangsung sangat cepat , hal itu karena pihak penggugat tidak datang. Hakim pun menunda persidangan. Namun, bila pihak penggugat tidak datang kembali di sidang berikutnya, makan pihak pengadilan akan mengambil putusan Verstek.

Aileena terus berharap dalam hatinya agar Adnan tidak hadir dalam persidangan berikutnya. Sekuat-kuatnya Aileena, ia belum sanggup kembali bertatap muka dengan mantan suaminya itu. Belum lagi ia sekarang sedang mengalami fase morning sick dan perubahan hormon secara signifikan, ia takut ia justru lemah saat berhadapan dengan Adnan. Ia juga khawatir, pasti di persidangan selanjutnya perutnya akan sedikit membuncit, tentu hal tersebut dapat menimbulkan kecurigaan pada Adnan. Ia tak ingin kehamilannya dijadikan alasan untuk mereka rujuk. Ia juga tak mau menjadikan anak sebagai alasan untuk melanjutkan hubungan yang sudah kadung hancur. Bukannya ia menentang poligami, tapi hubungan yang diawali dengan cara yang salah takkan pernah berakhir baik. Selain itu, katakanlah ia egois, ia tak ingin diduakan. Ia hanya ingin menjadi satu-satunya ratu dalam rumah tangganya. Karena baginya, tidak ada sesuatu yang benar-benar adil di dunia ini. Kasih sayang orang tua pada anak-anaknya saja kadang dibumbui ketidakadilan walau tanpa sengaja begitu pula hubungan dalam rumah tangga. Ia tidak percaya seorang suami dapat benar-benar adil pada istri-istrinya karena manusia itu tempatnya salah dan khilaf. Walaupun tidak disengaja, tapi tanpa sadar ketidakadilan itu terjadi hingga perlahan memantik bara api diantara istri-istri yang makin lama makin membesar dan memusnahkan hubungan yang awalnya nampak indah dan berakhir petaka.

...***...

Tak terasa, sudah 1 bulan berlalu semenjak Aileena pertama kali mengetahui kehamilannya. Dan hari ini adalah jadwalnya untuk kontrol kandungan. Sepulang mengajar, ia terlebih dahulu mampir ke salah satu food court di sebuah mall yang letaknya tidak begitu jauh dari rumah sakit. Setelah makan, barulah ia akan memeriksakan dirinya ke rumah sakit .

Sesaat setelah memasuki food court itu, matanya sontak berbinar saat melihat aneka makanan yang terlihat begitu menggiurkan. Sambil memegangi perutnya, Aileena menghampiri satu persatu stand penjual makanan yang ada di sana. Ia pun memesan Suki tomyam, otak-otak Singapur, kebab Turki, sosis jumbo, dan secangkir besar jus alpukat. Aileena terkekeh sendiri membayangkan bagaimana ia akan menghabiskan makanan-makanan itu. Dengan membaca basmalah, ia pun segera melahap satu persatu makanan itu hingga tanpa sadar semuanya telah tandas.

"Wah, adek laper banget ya! Seumur-umur bunda, baru kali ini lho pesan makanan sebanyak ini, dimakan sendirian pula. Eh, bukan sendiri, sekarang kan bunda makan berdua sama adek. Adek sehat-sehat ya di dalam perut bunda. Terima kasih juga, adek nggak rewel. Bunda jadi tetap bisa makan sampai puas dan kenyang." ujar Aileena seraya mengusap perutnya yang mulai mengeras namun masih tampak rata.

Selesai makan, Aileena pun segera beranjak dari food court itu. Dengan mobilnya, ia pun pergi menuju rumah sakit. Ia telah membuat janji dengan dokter kandungannya. Dokter kandungannya itu ternyata teman SMA'nya dahulu. Jadi ia bisa lebih nyaman berkonsultasi. Walaupun ia seorang pria, tapi ia percaya pada dokter itu sebab selama masa sekolahnya, dokter itu memiliki kepribadian yang baik.

Tok tok tok ...

Aileena mengetuk ruangan berpintu putih itu kemudian membuka sedikit untuk melihat ke dalam.

"Hai, nggak ganggu kan!" sapa Aileena.

"Hai Na, masuk sini! Tenang aja, nggak ganggu kok. Kan aku udah bilang, kapan aja kamu mau datang, datang aja. Tapi pas ada jadwal kerja aku yah!" ucap Dokter bernama Radika itu.

Aileena terkekeh, "Ya kali, kalau lagi sendiri, kalau lagi ada gebetan kamu, kan gawat aku nyelong masuk aja." seloroh Aileena membuat Radika tersenyum simpul sambil menggelengkan kepalanya.

"Kamu sendiri lagi? Nggak ajak suami kamu?" tyanya Radika.

Aileena mengedikkan bahunya acuh, "Yang mau aku periksa itu anak dalam kandungan aku, bukan suami aku." ujar Aileena santai membuat Radika mengerutkan dahinya. Ia belum tahu perihal perceraian temannya itu. Tapi ia tak mau banyak bertanya karena itu diluar kapasitasnya.

"Ayo, kamu berbaring di sana! Kita akan melihat anak dalam kandungan kamu melalui monitor itu. "

Aileena pun mengangguk semangat, ia sudah tidak sabar ingin berjumpa dengan buah hatinya itu.

Dengan dibantu seorang perawat, Aileena pun melakukan USG. Aileena tampak sangat bahagia saat melihat anak dalam kandungannya tumbuh dengan sehat dan sempurna.

"Thanks ya, Dika. Aku seneng banget bisa liat perkembangan calon bayi aku. Oh ya, kapan ya aku bisa liat jenis kelaminnya?" tanya Aileena penuh semangat.

"Kandungan kamu baru jalan 8 Minggu, Na, jadi sekitar 2 bulan lagi kamu baru bisa melihatnya itupun kalau nggak ketutupan. Soalnya kadang ada baby yang malu-malu gitu jadi pas mau diliat melalui USG, dia malah meringkuk gitu kadang juga posisinya membelakangi, jadi nggak keliatan." ujar Radika.

"Wah, bisa gitu juga ya, Ka! Unik banget ya." ujar Aileena seraya mengusap perutnya.

Setelah berbincang sebentar dan menerima vitamin dari Radika, Aileena pun keluar dari ruangan serba putih itu.

Namun, saat ia hendak masuk ke dalam mobilnya, ia mendengar suara seseorang yang sudah menghancurkan rumah tangganya sedang memanggil dirinya. Lantas ia pun menoleh lalu tersenyum sinis.

"Mbak Aileena ..." panggil seseorang yang ternyata adalah Delima.

Aileena tersenyum tipis dengan salah satu ujung bibirnya terangkat, "Ya, ada apa?"

"Wah, nggak nyangka ya bisa ketemu di sini? Habis ngapain? Habis periksa keadaan rahim mbak ya? Udah lah mbak, nggak usah diperiksa-periksa segala, mandul ya mandul aja. Liat nih, perut Ima udah lumayan gede kan. Pasti mbak iri ya liat Ima bisa hamil anak mas Adnan, sedangkan mbak Ai nggak bisa " ujar Delima dengan nada mencemooh.

Aileena tetap bersikap tenang dan mendengarkan setiap cemoohan dari Delima dengan tangan terlipat di depan dada.

"Kasihan ya mbak Ai, 3 tahun menikah, malah nggak hamil-hamil. Suami pergi, anak nggak ada, orang tua udah tiada juga, Ck ... hidup mbak ternyata miris banget. Mbak sih padahal Mas Adnan udah nawarin tetap jadi istrinya padahal aku nggak masalah kok jadi yang kedua, asal kehidupan aku terjamin, aku nggak masalah." ujar Delima lagi. Darah Aileena seakan mendidih, ingin rasanya ia menampar wajah iblis betina itu, tapi ia tak mau mengotori tangannya. Biarlah tangan Tuhan yang membalas setiap perbuatan iblis betina itu.

"Kami yakin anak yang ada dalam kandungan kamu itu anak mas Adnan?" tanya Aileena seraya menunjuk dengan dagunya.

Delima seketika gelagapan, "Ya iyalah, mbak Ai pasti mau menuduhku hamil anak orang lain kan? Anak dalam kandungan ku ini anak mas Adnan, jadi jangan sembarangan ngomong. Kami udah melakukan hubungan itu satu bulan sebelum ketahuan mbak. Harusnya mbak bersyukur, aku bisa kasi keturunan sama mas Adnan, bukan kayak mbak yang nggak bisa. Dasar mandul." Delima berdecih di depan Aileena.

"Jadi pelakor aja bangga. Bisa hamil dengan menjadi duri dalam pernikahan orang lain aja bangga. Ingat ya Delima iblis betina, Allah itu nggak tidur. Karma itu pasti ada. Kita tunggu aja kapan datangnya." ujar Aileena sinis.

Lalu matanya menatap lekat perut Delima, sebuah smirk terbit di bibir tipisnya. Entah apa yang ada di pikiran Aileena. Delima mendadak menjadi cemas. Tak mau kembali berdebat karena sudah ada beberapa pasang mata yang memperhatikan mereka, ia pun segera masuk ke dalam rumah sakit dengan tergesa.

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

martiana. tya

martiana. tya

hamil anak orang yang udah ☎ delima

2024-05-09

1

Hlmh

Hlmh

kira kira anak siapa ya yg di dlem perut delima?

2024-03-01

0

tehNci

tehNci

Curiga kalo anak di kandungan delima bukan anak Adnan

2024-02-25

0

lihat semua
Episodes
1 Ch.1 Kejutan tak terduga
2 Ch.2 Berpisah
3 Ch.3 Getir
4 Ch.4 Pertemuan Aileena dan Delima
5 Ch.5 Pesan ibu
6 Ch.6 Pelita hidup
7 Ch.7 Mencari Rumah Baru
8 Ch.8 Rahasia Aileena
9 Ch.9 Rumah baru
10 Ch.10 Amplop coklat
11 Ch.11 Memeriksakan kandungan
12 Ch.12 CFD
13 Ch.13 Lapar
14 Ch.14 Lelaki paling beruntung
15 Ch.15 Complicated
16 Ch.16 Mengantar Aileena
17 Ch.17 Rapuh
18 Ch.18 Menjadi ibu yang kuat
19 Ch.19 Bingung
20 Ch.20 Fitnah
21 Ch.21 Resmi Bercerai
22 Ch.22 mantan mertua
23 Ch.23 Pelakor
24 Ch.24 Fatur
25 Ch.26 Ogah ~ Oh nggak masalah
26 Ch.27 art untuk Aileena
27 Ch.28 Amarah Adnan
28 Ch.29 Amarah Adnan II
29 Ch.30 Membuat perhitungan
30 Ch.31 Tangis
31 Ch.32 Pernyataan
32 Ch.33 Pernyataan II
33 Ch.33 Shock
34 Ch. 34 Dia anakku
35 Ch.35 Rencana Delima
36 Ch.36 Mencari keberadaan Aileena
37 Ch.37 Mencari
38 Ch.38 Akhirnya, aku menemukanmu.
39 Ch.39
40 Ch.40 Kasmaran?
41 Ch.41 Kedatangan Adnan I
42 Ch. 42 Kedatangan Adnan II
43 Ch.43 Kebohongan ibarat bangkai
44 Ch.44 Doa dan Harapan Fatur
45 Ch.45 Kemarahan Adnan/Fakta
46 Ch.46 Talak tiga
47 Ch.47 Delima - Doni
48 Ch.48 Pengakuan Doni
49 Ch.49 Rasanya ... nano nano
50 Ch.50 Akibat fatal
51 Ch.51
52 Ch.52 Kedatangan 3 Pria ?
53 Ch.53 Keputusan Aileena
54 Ch.54 Sesuatu yang tidak bisa dikatakan
55 Ch.55 Risau
56 Ch.56 Bingung
57 Ch.57 Surat peninggalan ibu
58 Ch.58 Penyesalan
59 Ch.59 Kontraksi
60 Ch.60 Hilang akal
61 Ch.61 UGD
62 Ch.62 UGD 2
63 Ch.63 UGD 3
64 Ch.64 Penyesalan
65 Ch.65
66 Ch.66 Fareezky Daneeswara
67 Ch.67 Penolakan Doni
68 Ch.68 Sesuatu yang mengganjal
69 Ch.69 Penolakan Malika
70 Ch.70 Masa Lalu
71 Ch.71 Kangen
72 Ch.72 Akhirnya ...
73 Ch.73 Pergi
74 Ch.74 jangan pergi
75 Ch.75 Fareezky kangen ayah
76 Ch.76 Skenario
77 Ch.77 Surat
78 Ch.78 Penyesalan
79 Ch.79 Terpesona
80 Ch.80 Loe - gue end
81 Ch.81 Semoga
82 Ch.82 Masih tetap mencari
83 Ch.83 Akhirnya bertemu
84 Ch.84 Segalanya ada hikmahnya
85 Ch.85 Ajakan nikah
86 Ch.86 ... kalau perlu besok
87 Ch.87 Jawaban
88 Ch.88 Yeay Sah ...
89 Ch.89 Menara yang nelangsa
90 Ch.90 Janji
91 Ch.91 Calon pacar
92 Ch.92 Jadian
93 Ch.93 Memimpin pertempuran
94 Ch.94 Yang Terbaik
95 Ch.95
96 Ch.96 Ke Kantor Fatur
97 Ch.97 Anakku ... ini ayah.
98 Ch.98 Khawatir
99 Ch.99 Pertempuran
100 Ch.100 Bertemu Nanda
101 Ch.101 Kedatangan Fiora
102 Ch.102 Cuap cuap cinta
103 Ch.103 Positif
104 Ch.104 Rumah baru
105 Ch.105 Happy family
106 Ch.106 Spoiler sedikit, gpp ya!
107 Ch.107 Calon mami papi
108 Ch.108 Daster
109 Ch.109 Baby girl
110 Ch.110
111 Ch.111 Ibu yang terbaik
112 Ch.112 Extra part : Nanda
113 Ch.113 Extra part : Nanda II
114 Ch.114
115 Ch.115 Last Chapter
116 PROMO [NOT] Beautiful Wedding
117 Novel Baru
118 BENALU DALAM RUMAH TANGGAKU
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Ch.1 Kejutan tak terduga
2
Ch.2 Berpisah
3
Ch.3 Getir
4
Ch.4 Pertemuan Aileena dan Delima
5
Ch.5 Pesan ibu
6
Ch.6 Pelita hidup
7
Ch.7 Mencari Rumah Baru
8
Ch.8 Rahasia Aileena
9
Ch.9 Rumah baru
10
Ch.10 Amplop coklat
11
Ch.11 Memeriksakan kandungan
12
Ch.12 CFD
13
Ch.13 Lapar
14
Ch.14 Lelaki paling beruntung
15
Ch.15 Complicated
16
Ch.16 Mengantar Aileena
17
Ch.17 Rapuh
18
Ch.18 Menjadi ibu yang kuat
19
Ch.19 Bingung
20
Ch.20 Fitnah
21
Ch.21 Resmi Bercerai
22
Ch.22 mantan mertua
23
Ch.23 Pelakor
24
Ch.24 Fatur
25
Ch.26 Ogah ~ Oh nggak masalah
26
Ch.27 art untuk Aileena
27
Ch.28 Amarah Adnan
28
Ch.29 Amarah Adnan II
29
Ch.30 Membuat perhitungan
30
Ch.31 Tangis
31
Ch.32 Pernyataan
32
Ch.33 Pernyataan II
33
Ch.33 Shock
34
Ch. 34 Dia anakku
35
Ch.35 Rencana Delima
36
Ch.36 Mencari keberadaan Aileena
37
Ch.37 Mencari
38
Ch.38 Akhirnya, aku menemukanmu.
39
Ch.39
40
Ch.40 Kasmaran?
41
Ch.41 Kedatangan Adnan I
42
Ch. 42 Kedatangan Adnan II
43
Ch.43 Kebohongan ibarat bangkai
44
Ch.44 Doa dan Harapan Fatur
45
Ch.45 Kemarahan Adnan/Fakta
46
Ch.46 Talak tiga
47
Ch.47 Delima - Doni
48
Ch.48 Pengakuan Doni
49
Ch.49 Rasanya ... nano nano
50
Ch.50 Akibat fatal
51
Ch.51
52
Ch.52 Kedatangan 3 Pria ?
53
Ch.53 Keputusan Aileena
54
Ch.54 Sesuatu yang tidak bisa dikatakan
55
Ch.55 Risau
56
Ch.56 Bingung
57
Ch.57 Surat peninggalan ibu
58
Ch.58 Penyesalan
59
Ch.59 Kontraksi
60
Ch.60 Hilang akal
61
Ch.61 UGD
62
Ch.62 UGD 2
63
Ch.63 UGD 3
64
Ch.64 Penyesalan
65
Ch.65
66
Ch.66 Fareezky Daneeswara
67
Ch.67 Penolakan Doni
68
Ch.68 Sesuatu yang mengganjal
69
Ch.69 Penolakan Malika
70
Ch.70 Masa Lalu
71
Ch.71 Kangen
72
Ch.72 Akhirnya ...
73
Ch.73 Pergi
74
Ch.74 jangan pergi
75
Ch.75 Fareezky kangen ayah
76
Ch.76 Skenario
77
Ch.77 Surat
78
Ch.78 Penyesalan
79
Ch.79 Terpesona
80
Ch.80 Loe - gue end
81
Ch.81 Semoga
82
Ch.82 Masih tetap mencari
83
Ch.83 Akhirnya bertemu
84
Ch.84 Segalanya ada hikmahnya
85
Ch.85 Ajakan nikah
86
Ch.86 ... kalau perlu besok
87
Ch.87 Jawaban
88
Ch.88 Yeay Sah ...
89
Ch.89 Menara yang nelangsa
90
Ch.90 Janji
91
Ch.91 Calon pacar
92
Ch.92 Jadian
93
Ch.93 Memimpin pertempuran
94
Ch.94 Yang Terbaik
95
Ch.95
96
Ch.96 Ke Kantor Fatur
97
Ch.97 Anakku ... ini ayah.
98
Ch.98 Khawatir
99
Ch.99 Pertempuran
100
Ch.100 Bertemu Nanda
101
Ch.101 Kedatangan Fiora
102
Ch.102 Cuap cuap cinta
103
Ch.103 Positif
104
Ch.104 Rumah baru
105
Ch.105 Happy family
106
Ch.106 Spoiler sedikit, gpp ya!
107
Ch.107 Calon mami papi
108
Ch.108 Daster
109
Ch.109 Baby girl
110
Ch.110
111
Ch.111 Ibu yang terbaik
112
Ch.112 Extra part : Nanda
113
Ch.113 Extra part : Nanda II
114
Ch.114
115
Ch.115 Last Chapter
116
PROMO [NOT] Beautiful Wedding
117
Novel Baru
118
BENALU DALAM RUMAH TANGGAKU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!