Di sebuah mall ternama, tampak seorang perempuan hamil yang sedang asik menikmati jalan-jalannya sendirian. Ia keluar masuk dari satu toko ke toko lain, membeli apapun yang menarik baginya. Tak peduli murah ataupun mahal sebab uang yang diberikan Adnan memang cukup banyak.
Lelah berkeliling, perempuan itu pun mampir ke sebuah restoran dan memesan berbagai macam makanan yang menggugah seleranya.
Namun, saat sedang asyik menyantap makanannya, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu perempuan itu.
"Ima ..." seru seseorang membuat Delima menegang seketika.
Delima pun menolehkan kepalanya ke arah orang itu dan sesuai dugaannya, ia mengenali persis pemilik suara tadi.
"Kau ..." ucap Delima dingin dengan sorot mata penuh kebencian.
"Kenapa? Apa kau marah karena lama aku tak menghubungimu?" goda laki-laki itu yang kini telah duduk di samping Delima.
"Untuk apa kau mememuiku? Pergi sana! Aku jijik melihatmu! Karena kau hidupku hancur." ucap Delima dingin.
Laki-laki itu terkekeh pelan, "Aku?" tunjuknya pada diri sendiri. "Menghancurkan hidupmu? Are you crazy? Hidupmu memang sudah hancur karena dirimu sendiri, Ima, jadi jangan salahkan aku. Sejak awal aku mengenalmu pun kau bukanlah perempuan baik-baik." ejek laki-laki itu.
"Tapi itu karena kau!" tunjuknya pada laki-laki itu. "Karena kau, rumah tanggaku hancur, Don!" geram Delima.
"Itu bukan salahku, Ima. Aku tak pernah menghancurkan rumah tangga siapa pun."
"Tapi karena perbuatanmu, aku hamil dan suamiku murka. Ia sudah menerima Nanda bukan anaknya, tapi saat ia tau aku kembali hamil padahal ia tidak pernah menyentuhku, tentu ia marah sehingga mentalakku." ucap Delima dengan penuh dendam.
"Aku hanya memenuhi kebutuhanmu, Ima. Bukankah kau bilang sendiri, suamimu tak pernah menyentuhmu setelah menikahimu. Lalu masalah Nanda, bukankah kita melakukan itu atas keinginanmu yang sedang patah hati? Aku pun tak menyangka akan bila perbuatan kita malam itu justru menghadirkan Nanda. Walaupun aku tidak menjadi suamimu, tapi aku sering memberimu jatah. Tapi ya, maaf aku tidak bisa menikahimu, kau tahu bukan apa alasannya." ujar Doni tak terima selalu disalahkan oleh Delima.
Ia akui, ia salah karena telah mengambil keperawanan Delima. Ia mengenal Delima di sebuah club malam. Ia bekerja sebagai pelayan di sana. Suatu malam, Delima menemaninya minum hingga mabuk. Doni baru mengetahui fakta kalau Delima sedang patah hati karena orang tua lelaki yang ia sukai tidak menerima dirinya sebagai kekasih lelaki yang dicintainya. Alasannya tentu saja karena ia bekerja di club malam. Akhirnya, lelaki itu memutuskan hubungannya dengan Delima dengan alasan orang tuanya yang tidak setuju atas hubungan mereka. Delima patah hati. Di saat bersamaan, ibunya yang memang mengidap sakit jantung baru saja meninggal membuat hati Delima makin terluka.
Di saat itulah, Delima dengan setengah kesadarannya mengajak Doni melakukan one night stand. Doni pikir, Delima pernah melakukan hal itu, namun faktanya, Doni-lah yang pertama menyentuhnya.
Hingga satu bulan kemudian, bagai disambar petir, Delima menyadari perubahan dalam dirinya, dan dugaannya ternyata benar. Ia hamil. Ia tak mau hamil tanpa suami dan ia juga tidak mungkin meminta pertanggungjawaban Doni sebab Doni sudah menegaskan ia tak mungkin menikahi Delima karena ia sudah beristri, hingga akhirnya ia menjebak seorang pria yang sepertinya juga sedang patah hati.
Ternyata pria itu cukup bertanggung jawab. Ia mau menikahi Delima. Delima pikir hidupnya sudah aman, tapi ternyata, pernikahan itu hanya di atas kertas. Suaminya tak pernah menyentuhnya. Bahkan tanpa ia ketahui, suaminya itu melakukan test DNA pada Nanda. Fakta terkuak, Nanda bukanlah keturunan pria itu.
Pria itu marah dan kecewa. Tapi ia tetap mencoba menerima, hingga akhirnya kesabaran itu musnah saat mengetahui Delima kembali hamil. Pria itu lantas segera mentalak Delima. Begitu pun keluarga lelaki itu yang begitu murka, langsung mengusir Delima tanpa memberi uang sepeser pun.
"Tapi akibat perbuatanmu hari itu, aku hamil lagi, Don. Kau tau, aku hampir jadi gelandangan di jalanan hingga seorang perempuan menolongku." ujar Delima sendu.
"Lalu kau tinggal dimana sekarang? " tanya Doni.
"Aku telah menikah dengan mantan suami perempuan yang menolongku." ujar pria itu tanpa rasa bersalah.
"Mak ... maksudmu ... kau merebut suami perempuan yang telah menolongmu?" tanya Doni dengan mata melotot tak percaya.
Delima mengangguk.
"Dia ingin memiliki keturunan jadi aku manfaatkan itu agar anakku lahir dengan status yang jelas. Dia sudah menikah selama 3 tahun, tapi tak kunjung memiliki anak, jadi aku menawarkan padanya kalau aku bisa hamil. Dia tidak mengetahui tentang kehamilanku, jadi 1 bulan kemudian aku mengatakan aku sedang hamil anaknya. "
"Astagaaa Delima, kau begitu tega menusuk perempuan yang menolongmu dari belakang." decak Doni tak percaya.
" Jadi aku harus bagaimana, hah? Aku tidak punya pilihan lain, Don. Kecuali kau mau menikahi diriku dan memberikan status yang jelas pada anakku. Tapi dimana kau saat aku butuh? Kau menghilang bagai ditelan bumi. Aku tidak mungkin menggugurkannya. Aku memang jahat tapi aku bukan pembunuh. " Tukas Delima dengan mata berkaca-kaca dan gigi bergemeletuk menahan emosi yang membuncah.
"Maafkan aku." pungkas Doni yang sudah tidak mampu berkata-kata sebab apa yang dikatakan Delima memang ada benarnya.
'Aku juga takkan mungkin melakukan hubungan itu dengan senang hati andai wajah kalian tidak mirip. Wajahmu selalu mengingatkanku pada dirinya.' lirih Delima dalam hati.
...***...
"Mas, kamu udah pulang?" sapa seorang perempuan cantik pada Doni yang baru saja masuk ke dalam rumah.
"Hmm ..." sahut Doni yang hanya berupa gumaman.
"Kok wajah kamu murung gitu sih? Ada masalah?"tanya perempuan cantik itu.
"Nggak kok, sayang. Mas hanya sedang capek saja."
"Oh ya, Mas, tadi mama kesini." lirih perempuan itu dengan wajah sendunya.
"Mama kesini? Kapan? Kenapa kamu nggak menghubungi mas?" cecar Doni khawatir.
"Siang tadi."
"Mama nggak bilang apa-apa, kan?"
"Yah, seperti biasa mas, mama nanyain kapan kita kasi mama cucu. Kita udah 5 tahun menikah, tapi aku nggak kunjung hamil. Gimana aku bisa hamil mas kalau kandungan ku sangat lemah. Aku juga nggak pingin gini, Mas. Aku juga pingin kasi mama cucu, tapi apa boleh buat , setiap benih itu baru saja hendak tumbuh, selalu saja terpaksa diangkat karena tak memungkinkan untuk dipertahankan." lirih perempuan bernama Nuri itu dengan mata berkaca-kaca.
Doni hanya terpengkur di tempat. Ia tidak bisa menyalahkan Nuri karena kondisi rahim Nuri memang tidak memungkinkan. Ingin ia mengambil Nanda dari tangan Delima, tapi ia takut Nuri mengetahui fakta Nanda sebenarnya putrinya. Dalam hati, ia berharap, bila suatu saat nanti rahasia mereka terbongkar, Nuri dapat memaafkannya dan menerima Nanda dannjuga anak yang dikandung Delima saat ini.
...***...
"Halo, assalamualaikum, Na." ucap Radika di panggilan telepon.
"Wa'alaikum salam, Ka. Ada apa ya sampai telepon malam-malam gini?"
"Nggak kok, cuma pingin tau kabar kamu aja." ujar Radika terkekeh.
"Ada-ada aja. Siang tadi kan udah mampir pasti udah tau."
"Itu kan siang, siapa tau malam-malam gini kamu tiba-tiba nggak enak badan apalagi kamu tinggal seorang diri, aku khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. " ujar Radika . "Oh, kamu udah makan malam? Jangan sampai telat ya, ingat, kamu itu sedang hamil jadi harus makan yang banyak dan bergizi." pesan Radika.
"Iya pak dokter, siap laksanakan." sahut Aileena seraya terkekeh.
"Ya udah, kamu istirahat ya! Selamat malam. Assalamualaikum." ujar Radika
"Iya, wa'alaikum salam."
"Lagi telepon siapa sih? Kayaknya perhatian banget?" tanya Risa, ibu Radika.
"Oh, itu ma ... temen." sahut Radika salah tingkah.
"Temen apa temeeeen ..." goda Risa.
"Kalau dia mengizinkan lebih dari temen, dengan senang hati Dika mau, ma." ujar Radika membuat alis terangkat.
"Wah wah wah, anak mama lagi suka sama cewek nih! Tapi pekerjaannya bukan aneh-aneh kayak yang dulu itu bukan?"
"Insya Allah enggak , ma. Dia seorang guru."
"Wah, bagus dong! Gimana orangnya? Cantik?"
"Cantik, ma. Cantik banget malah. Cuma dia ,..."
"Dia apa?" potong Risa.
"Dia seorang janda, ma. "
"Hah! Kamu serius?"
Radika mengangguk.
"Dia diceraikan karena menurut mantan suaminya dia nggak bisa kasi keturunan jadi suaminya selingkuh dengan perempuan lain." tutur Radika. Ia memang sempat cari tau dari Khanza. Kebetulan ia pernah tanpa sengaja bertemu lagi dengan Khanza dan menanyai tentang status Aileena.
"Jadi dia nggak bisa kasi keturunan? Maaf Ka, mama nggak setuju kalau kayak gitu. Sudah cukup kakak ipar kamu yang sampai sekarang belum bisa kasi mama cucu, masa' kamu juga mau gitu." tegas Risa.
"Dia bisa hamil, ma." ucap Radika sungguh-sungguh.
"Lha, kata kamu tadi dia dicerai suaminya karena tidak bisa kasi keturunan, berarti dia susah hamil kan atau bisa juga mandul kan!"
"Justru itu ma, saat ini dia sedang hamil. Dia justru tahu kehamilannya tepat di hari ia memergoki suaminya tengah berselingkuh dengan perempuan lain di rumahnya. Karena sakit hati, ia tidak memberi tahukan tentang kehamilannya pada suaminya. Sekarang mereka sedang proses cerai." jelas Radika membuat Risa terdiam.
"Kasihan, dia. Dan kamu masih menyukainya meski ia sedang mengandung anak mantan suaminya?" tanya Risa dan Radika mengangguk.
"Bagaimana, ma? Apa mama masih tetap melarang?" tanya Radika dengan sorot mata menuntut kejelasan.
"Mama tidak masalah asal dia perempuan baik-baik dan bisa memberikan keturunan." ujar Risa membuat Radika dapat menghembuskan nafas lega.
Memang agak sulit mendapatkan restu dari sang ibu. 3 tahun yang lalu Radika juga pernah membawa seorang perempuan tapi karena pekerjaannya yang tak jelas Risa menolaknya dengan tegas sehingga Radika terpaksa memutuskan hubungan mereka.
...***...
...Happy reading 🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Ida Sriwidodo
Walaah.. jadi pen' komen disini..
Janjangan Delima mantannya Radika.. dan Doni kk nya Radika.. 😱😱😱
2025-03-10
1
tehNci
Jangan²....Radika.ini cowok yg disukai.Delima...
2024-02-25
6
Athallah Linggar
jgn2 mantan radika si pelakor delima,dan jgn2 laki2 yg bkin delima hamil2x utu kakanya radika si doni
2023-08-02
6