Sesosok wanita tersenyum dengan lembut padaku,
saat ku sedih dia ada disampingku, saatku bahagia dialah selalu ada dibalik
tawaku, dia ada disetiap diriku tak bisa bangun dari kesalahan yang ku buat,
dia adalah bayangan yang setia menemaniku, melindungiku dan juga mengawasiku.
Sampai sosok itu mulai menjaduh dariku, ku tak peduli dgn diriku yang egois,
manja, cengeng, dengan keras ku menangis dan harapkan iakan kembali dengan
dekapan lembut nan hangat yang mulai terlupakan itu.
Apakah kau sudah tak menyayangiku?
Apakah kau sudah tak membutuhkanku?
Apakah aku sudah terlalu kotor untukmu?
Apakah aku sudah mengecewakanmu?
Ibu! Tolong jawablah pertanyaanku sebelum kau
pergi, dengan lembut ia menjawab “ Ibu sangat mencintaimu, Lean bagaimanapun
dirimu kaulah bentuk kasih sayangku. Maafkan ibu.”
Perlahan sosok itu menjauh dan menghilang dari
hadapanku, ku coba tuk menjangkaunya dengan tanganku yang kotor ini, saat ku
ulurkan tanganku suara alarm membangunkanku dari mimpi itu, air mata berlinang
tak terhenti saat ku mengingatnya, kuharapkan itu hanyalah sebatas mimpi
belaka, namun kenyataan pahit tak membiarkanku berpikir demikian.
Hari demi hari terlewati dengan bayang2 wajah
ibuku yang telah lama tak bertemu dan tiba2 berpisah tuk selamanya, sudah
seminggu aku mengurung diriku dalam kegelapan kamarku ini, kujauhkan diriku
dari kebisingan dunia dan mulai menikmati kesendirianku walau terasa semakin
perih. Bel pintu pun berbunyi kucoba tuk menghiraukannya, setelah beberapa kali
berbunyi akhirnya kembali diam, terdengar suara langkah kaki yang semakin
mendekat, karena penasaran kucoba tuk menoleh dan melihatnya, tiba2 sebuah
pukulan mendapat di wajahku sampai terjatuh dari tempat tidurku.
“ apa yang kau lakukan disini dasar pecundang!”
ternyata dia adalah Rio, dengan wajah kesalnya ia melempar bnyk bingkisan
dengan berbeda2 bentuk.
“Semua sedang khawatir padamu, aku menemukan semua
bingkisan itu didepan pintumu, sepertinya itu sudah lama didepan sana, kenapa
kau sekarang jadi seperti ini?! Kemana energimu yang seperti biasanya?! Kau
yang selalu terobsesi dengan Luce?! Kemana perginya Lean yang dulu itu?! Apa
dengan duduk termangu seperti ini yang ibumu harapkan Lean?!”
Setelah mendengar ucapan dari sahabatku itu,
energi yang telah lama menghilang terasa seperti kembali terbangun dari
mimpinya, ku bangkit dan bertekad memulainya kembali demi ibuku di alam sana.
Rio mengulurkan tangannya dengan bangga dan memberikan pelukan selamat datang
kepadaku, sempat ku berpikir alasan mengapa Rio selalu saja menghilang tiba2
dan muncul secara tiba2 disaat yang tepat, saat aku hendak bertanya ia langsung
memotong pembicaraanku sambil memberikan sesuatu kepadaku, saat ku lihat
ternyata itu adalah HP milik Luce yang penuh dengan retakan. Ku tersadar,
selama ini aku tak pernah membawa HP milik Luce ini dan memakai HP yang baru.
Ku aktifkan kembali HP itu dan langsung keluar pemberitahuan ada pesan masuk
dari nomor tak dikenal, disana tertulis sebuah pesan pendek
[Lean, kumohon tolong aku. kami sekarang sedang
dikejar2 ,akan kukirim lokasi kami padamu. Luce sekarang sedang bersamaku.
Cepatlah kesini!]
Walau aku tak mengenal siapa yang mengirim pesan
tapi aku tak punya pilihan lain selain mempercayainya. Dengan bergegas aku
berangkat menuju lokasi yang terkirim padaku, Rio ikut di belakangku. Kubuka
pintu rumahku namun tak disangka ada Via dan Jun menghadangku dan tak
membiarkan kami lewat.
“Maaf,Lean. Aku tak pernah berpikir akan berakhir
seperti ini, awalnya kami ingin menyelesaikan semua ini tanpa metode ini, tapi
kau tak memberi kami kesempatan kali ini.” Via berkata sambil menatap kami
berdua, sementara Jun hanya diam tanpa kata dan tak berani menatap mataku.
- Bersambung -
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments