Segelintir doa terus ku alirkan, sedih, bahagia,
murung, ceria tetap teralirkan demi bertemu denganmu. Ayat – ayat cinta terus
bergemuruh dalam hati yang mendung seakan meledak bila tersentuh olehmu.
Akankah doa dan keinginanku saling bertemu dalam suatu realita? Bertemu
tidaknya tak akan merubah kenyataan ayat cinta ini hanya untukmu seorang,Luce.
“hahaha, kamu payah sekali,Lean. Kau memang tidak
jago bermain game – game seperti ini.”
“berisik kau, Luce. Akukan sedang berusaha. Tu
lihat jadi kalah lagikan.”
Kulihat sesesok bayanganku dengan Luce saat masih
kecil sebelum kita berpisah, potongan memori terus mendatangiku satu persatu –
satu. Hingga ada satu kenangan yang aneh.di sebuah taman, terlihat aku dan Luce
sedang bermain bersama, kami terlihat sangat bahagia saat itu, belum kenal arti
dari perpisahan. Suatu ketika, ada beberapa orang memakai jas hitam berdasi
seperti seorang bodyguard
“Nona ini sudah saatnya.” Salah seorang bodyguard
berbicara pada Luce
Entah apa maksudnya, selalu saja saat bodyguard
ini muncul, Luce langsung pergi dariku. Saat kucoba bertanya kepada Luce apa
yang terjadi, hanya senyuman manis tanpa kata yang menjadi jawabannya, tapi
suatu ketika saat kutanyakan hal yang sama ia memberikanku sebuah pena dengan
isi penuh ia menyuruhku untuk selalu memakai pena itu dan saat ini menghilang,
itu dapat menjadi petunjuk bagiku. Hingga sampai insiden hilangnya Luce terjadi
saat aku msih kecil itu.
[Kriiing] alarm lagi – lagi berhasil
membangunkanku dari alam mimpi. setelah bangun aku beranjak dari tempat tidur
dan langsung mencari pena yang diberikan Luce saat aku msih kecil dulu. Setelah
lama mencari akhirnya ketemu pena itu digudang, ku coba teliti disetiap detail
pena itu namun tak ada satupun petunjuk bagiku. Pada akhirnya pena itu aku bawa
dan aku pakai untuk menulis apa saja, hingga isi dari pena tersebut berkurang
1/4nya dan terlihatlah sebuah huruf – huruf yang terukir dalam isi pena
tersebut.
Tak terasa ternyata minggu depan sudah mulai ujian,
ku manfaatkan kesempatan itu untuk memakai pena ini sampai habis,namun tak
sengaja aku kehilangan pena berharga itu saat pergi kekantin bersama Rio.
Ngomong – ngomong hubunganku dengan Rio sudah kembali normal dengan catatan
tidak menyinggung urusan yang sudah berlalu. Ku ceritakan pada Rio tentang pena
itu dan keadaanku sekarang, tanpa banyak bicara si Rio langsung setuju untuk
membantu mencarikan Penaku yang hilang. 4 hari terlewat namun tak ada petunjuk
sama sekali, aku mulai menyerah karena sangat sulit mencari 1 pena di antara
ratusan orang ini. Hingga Rio terpaksa membuat sebuah berita kehingannya di mading dengan harapan penanya dpt
ketemu.
- Bersambung -
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments