Episode 19 - Pelangi

Selembar foto terselimuti debu buatku teringat

akan ibuku, dengan memori yang melayang – layang kucoba tuk mengingat setiap

momen bersamanya, namun apalah daya kita setiap momen itu telah dihapuskan oleh

waktu yang terus pergi meninggalkan jejak tanpa pernah kembali. Terdengar suara

petir dari luar rumah diiringi iringan tetesan air hujan dan udara yang mulai

menjadi dingin masuk ke dalam kamarku.

Kugapai Hpku dan kujawab pesan dari mereka bahwa

aku mengenal dan ingin bertemu dengan wanita itu, beberapa menit kemudian ada

pesan masuk dari Via, tertera sebuah lokasi dimana ia mendapatkan foto itu.

Kuberlari dan kuterjang setiap tetes hujan yang menghalangiku, dingin merasuki

tubuh sampai ke tulang2ku tapi tidak untuk hatiku. sosok kasih sayang yang

telah lama terkubur akhirnya muncul didepanku, dibangku itu dibawah payung

sedang berdua dengan lupy. Dengan lantang ku panggil dia dengan sebutan ibu

tanpa pikir panjang, serentak merekapun terdiam, Lupy perlahan menolehku dan

kaget melihatku ada disana yang diguyur oleh hujan dan air mata. Tiba2 saja

Lupy berlari kearahku sambil berusaha menarikku untuk berteduh,

“maaf, Lupy. Aku ada urusan dengan wanita itu,

sama halnya denganmu kan, ibu?”

“huh? Ibu? Ada urusan apa kau dengan ibuku,Lean?

Kenapa kau panggil dia Ibu?”

“kenapa kau menampakkan dirimu lagi, lean?” suara

dari wanita yang Lean panggil dengan sebutan ibu itu tanpa menoleh kearahnya

sedikitpun

“aku tidak tau apa yang sudah terjadi tapi satu

hal yang pasti, aku tak punya dendam atau rasa kesal kepadamu, aku hanya ingin

kita bersama dan membangun momen bersama layaknya keluarga. Aku bukanlah anak

yang rajin atau yang bisa dibanggakan tpi jika itu dpt membuatmu kembali aku

akan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkannya.tapi jika ibu tak bisa kembali

karena alasan yang kuat maka aku tak akan memaksamu.” Aku pun berbalik dan akan

melangkah menjauh dari mereka, namun tiba2 saja langkahku terdiam tak dapat

kugerakkan. Saat ku menoleh kebelakang ternyata ibu memelukku dengan erat dari

belakang walau saat hujan ku dapat merasakan kehangatan dari kasih sayang,

walau suara tetesan hujan tanpa jeda kuterdengar suara tangisannya diatas

kepalaku. Bisikan kecil terdengar dalam dekapannya “maafkan ibu ya, Lean. Ibu

sayang lean.” Kalimat kecil itu sudah menjadi cambuk dalam hatiku, tangisanku

pun tak dpt dibendung layaknya hujan ini.

Hujan mulai reda, saat kami mulai tenang, kami

duduk disebuah kursi dan ibupun menceritakan apa yang telah terjadi, saat aku

masih kecil kami adalah keluarga harmonis dan damai, setiap hari hanya berisi

canda dan tawa, hingga hari itu tiba. Kami sedang menonton televisi bersama2,

tiba2 suara bel pintu berbunyi ayahku beranjak pergi dan membuka pintu depan,

saat ayahku membuka pintu ia berteriak “Sayang, cepat lari dan bawa Lean!”

setelah itu kami tak mendengar suaranya lagi, ibuku dengan berbegas berlari

sambil membawaku lewat pintu belakang, namun ternyata di pintu belakang ada

orang mencurigakan, pria berbadan besar dan memakai jas hitam  sambil membawa sebuah pistol, ibuku mencoba

untuk berlari melewati pria itu, tapi ternyata ibuku tertembak di kakinya

hingga ia tak dpt berdiri lagi. Ternyata tujuan dari Pria itu adalah menangkap

ibuku secara hidup2 dgn alasan mereka membutuhkan pengetahuan yang dimiliki

ibuku untuk memodifikasi otak anak dari boss mereka, ibuku pun memberikan

penawaran kepada mereka yaitu ibuku akan menyerahkan diri jika mereka

membiarkan aku hidup jika tidak ibuku akan berkata akan bunuh diri. Akhirnya

mereka setuju untuk membiarkanku hidup dan membawaku ke rumah nenek, saat

itulah perpisahanku dengan ibuku.

Tak terasa hujan sudah reda, namun pertanyaanku

terus membanjiri ibuku, hal yang kutanyakan tidak lain adlah siapakah orang2 yg

menyerang kita dan apakah ibu tau siapa Luce?

“mereka adalah sekelompok mafia, dan Luce adalah

putri dari boss mereka. Ibu sudah meneliti gerak gerik mereka selama ini dan

akhirnya ibu tau ternyata tujuan mereka adalah-“ tiba2 ada darah yang keluar

dari mulut ibuku yang diikuti suara tembakan, dengan cepat lupy langsung

berlari menuju suara tempat tembakan itu berasa,

“Sepertinya mereka sudah membuangku, Lean ibu

berpesan tolong selamatkan Luce.” Perlahan suaranya mulai melemah aku hanya

bisa memanggilnya dan memeluk tubuhnya yg semakin dingin, pelangipun muncul

bersamaan dengan kepergian dari ibuku.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

👍👍👌👌

2022-06-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!