Selembar foto terselimuti debu buatku teringat
akan ibuku, dengan memori yang melayang – layang kucoba tuk mengingat setiap
momen bersamanya, namun apalah daya kita setiap momen itu telah dihapuskan oleh
waktu yang terus pergi meninggalkan jejak tanpa pernah kembali. Terdengar suara
petir dari luar rumah diiringi iringan tetesan air hujan dan udara yang mulai
menjadi dingin masuk ke dalam kamarku.
Kugapai Hpku dan kujawab pesan dari mereka bahwa
aku mengenal dan ingin bertemu dengan wanita itu, beberapa menit kemudian ada
pesan masuk dari Via, tertera sebuah lokasi dimana ia mendapatkan foto itu.
Kuberlari dan kuterjang setiap tetes hujan yang menghalangiku, dingin merasuki
tubuh sampai ke tulang2ku tapi tidak untuk hatiku. sosok kasih sayang yang
telah lama terkubur akhirnya muncul didepanku, dibangku itu dibawah payung
sedang berdua dengan lupy. Dengan lantang ku panggil dia dengan sebutan ibu
tanpa pikir panjang, serentak merekapun terdiam, Lupy perlahan menolehku dan
kaget melihatku ada disana yang diguyur oleh hujan dan air mata. Tiba2 saja
Lupy berlari kearahku sambil berusaha menarikku untuk berteduh,
“maaf, Lupy. Aku ada urusan dengan wanita itu,
sama halnya denganmu kan, ibu?”
“huh? Ibu? Ada urusan apa kau dengan ibuku,Lean?
Kenapa kau panggil dia Ibu?”
“kenapa kau menampakkan dirimu lagi, lean?” suara
dari wanita yang Lean panggil dengan sebutan ibu itu tanpa menoleh kearahnya
sedikitpun
“aku tidak tau apa yang sudah terjadi tapi satu
hal yang pasti, aku tak punya dendam atau rasa kesal kepadamu, aku hanya ingin
kita bersama dan membangun momen bersama layaknya keluarga. Aku bukanlah anak
yang rajin atau yang bisa dibanggakan tpi jika itu dpt membuatmu kembali aku
akan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkannya.tapi jika ibu tak bisa kembali
karena alasan yang kuat maka aku tak akan memaksamu.” Aku pun berbalik dan akan
melangkah menjauh dari mereka, namun tiba2 saja langkahku terdiam tak dapat
kugerakkan. Saat ku menoleh kebelakang ternyata ibu memelukku dengan erat dari
belakang walau saat hujan ku dapat merasakan kehangatan dari kasih sayang,
walau suara tetesan hujan tanpa jeda kuterdengar suara tangisannya diatas
kepalaku. Bisikan kecil terdengar dalam dekapannya “maafkan ibu ya, Lean. Ibu
sayang lean.” Kalimat kecil itu sudah menjadi cambuk dalam hatiku, tangisanku
pun tak dpt dibendung layaknya hujan ini.
Hujan mulai reda, saat kami mulai tenang, kami
duduk disebuah kursi dan ibupun menceritakan apa yang telah terjadi, saat aku
masih kecil kami adalah keluarga harmonis dan damai, setiap hari hanya berisi
canda dan tawa, hingga hari itu tiba. Kami sedang menonton televisi bersama2,
tiba2 suara bel pintu berbunyi ayahku beranjak pergi dan membuka pintu depan,
saat ayahku membuka pintu ia berteriak “Sayang, cepat lari dan bawa Lean!”
setelah itu kami tak mendengar suaranya lagi, ibuku dengan berbegas berlari
sambil membawaku lewat pintu belakang, namun ternyata di pintu belakang ada
orang mencurigakan, pria berbadan besar dan memakai jas hitam sambil membawa sebuah pistol, ibuku mencoba
untuk berlari melewati pria itu, tapi ternyata ibuku tertembak di kakinya
hingga ia tak dpt berdiri lagi. Ternyata tujuan dari Pria itu adalah menangkap
ibuku secara hidup2 dgn alasan mereka membutuhkan pengetahuan yang dimiliki
ibuku untuk memodifikasi otak anak dari boss mereka, ibuku pun memberikan
penawaran kepada mereka yaitu ibuku akan menyerahkan diri jika mereka
membiarkan aku hidup jika tidak ibuku akan berkata akan bunuh diri. Akhirnya
mereka setuju untuk membiarkanku hidup dan membawaku ke rumah nenek, saat
itulah perpisahanku dengan ibuku.
Tak terasa hujan sudah reda, namun pertanyaanku
terus membanjiri ibuku, hal yang kutanyakan tidak lain adlah siapakah orang2 yg
menyerang kita dan apakah ibu tau siapa Luce?
“mereka adalah sekelompok mafia, dan Luce adalah
putri dari boss mereka. Ibu sudah meneliti gerak gerik mereka selama ini dan
akhirnya ibu tau ternyata tujuan mereka adalah-“ tiba2 ada darah yang keluar
dari mulut ibuku yang diikuti suara tembakan, dengan cepat lupy langsung
berlari menuju suara tempat tembakan itu berasa,
“Sepertinya mereka sudah membuangku, Lean ibu
berpesan tolong selamatkan Luce.” Perlahan suaranya mulai melemah aku hanya
bisa memanggilnya dan memeluk tubuhnya yg semakin dingin, pelangipun muncul
bersamaan dengan kepergian dari ibuku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
anggita
👍👍👌👌
2022-06-24
0