Episode 14 - Safir

1 minggu telah

berlalu ikatan kami mulai menebal, kami ber 5 selalu bersama apapun keadaannya.

Sinat mentari yang menyilaukan dan panas tak normal menjadi rintangan pertamaku

di hari ini demi pergi bermain bersama mereka, kubuka pintu rumahku, cahaya

menyilaukan menerangi pandanganku namun terlihat sesesok bayangan dari kejauhan

yang melihatku dan pergi begitu saja.

“Hoi,Lean ngapain

bengong? Ayo buruan nanti kita ketinggalan sama yang lain.” Dia adalah Lupy

pemuda seumuran denganku dia adlh orang yang enerjik dan selalu bersemangat

walau agak cerewet sih untuk ukuran cowo.

“iya iya bentar, aku

kunci pintu dulu.” Jawabku sambil mengunci pintu rumah

Kami berduapun

berangkat ketempat perjanjian dengan para gadis2 dengan tergesa2 karena

sekarang sudah bisa dibilang terlambat dari jadwal perjanian kita. Sesampainya

ditujuan, kami terlihat muka Luce yang sangat kesal dan menginjak kaki Lupy.

“Aduh…aduh kenapa

hanya aku saja yang kena Luce, si lean kan telat juga.”

Luce tak menjawabnya

dan langsung tersenyum dan memelukku secara tiba - tiba

“Leanku! Senang

rasanya bisa ketemu kamu.” Disela pelukan Luce, Jun berkata untuk merusak

suasana

“ehem… jdi kenapa

kita berkumpul sekarang?”

“oh iya benar juga,

teman2 mari kita kepantai!”

Semua terkejut dengan

usulan dari Luce, tapi tak ada satupun yang berani menentangnya. Setelah

beberapa perundingan akhirnya semuanya ikut, termasuk Via gadis pendiam dan

tenang yang selalu bersama kami sejujurnya ialah yang paling mencurigakan di

antara yang lainnya karena ia punya kepribadian yang berkebalikan dengan

semuanya tapi bagaimna bisa dia masih bertahan sampai sekarang?

Terik matahari

semakin menyengat kulit kami, pasir yang tak terhitung jumlahnya dan air laut

yang asin nan luas sedang membentang dihadapan kami. Setelah selesai bersiap2

seperti ganti baju dan mencari tempat kami semua meluncur langsung ke laut

kecuali si Via yang lebih memilih duduk manis sambil membaca novel di pinggir

pantai.

Dengan semangat milik

Lupy yang membara, ia menantangku dalam sebuah kompetisi yaitu balapan berenang

tercepat dan si pemenang akan mendapat hadiah dari Luce. Sempat aku berfikir

apakah Lupy ini adalah saingan cintaku, tapi semua itu aku kesampingkan dan

sekarang fokus sama pertandingan.

“siap…..Mulai!” aba2

dari Luce dan Jun yang menjadi juri

Kami berdua melesat

dengan cepat tapi Lupy tetap memimpin di depan, kucoba tuk menambah kecepatan

akhirnya bisa terlewati juga, aku semakin memimpin di depan, namun tiba2 kakiku

kram dan akhirnya tenggelam karena terlalu jauh mungkin yang lain tak

menyadarinya. Dalam semakin dalam, gelap dan sendirian  dan amat tenang dalam lautan membuatku

teringat akan kehidupanku yang sebelum aku bertemu Luce dan bersama dengan Rio

walau kehidupanku seperti itu entah mengapa aku merindukannya lagi. Saat

tenggelam semakin dalam aku melihat ada sebuah pantulan cahaya kecil di atasku,

kucoba tuk meraihnya ternyata itu adalah batu safir yang sangat indah dengan

warna biru lautnya yang indah, saat kugenggam safir itu terdengar suara Luce

dalam pikiranku “Lean,Lean, aku akan selalu menunggumu Lean, kamu tidak mungkin

melanggar janji kita berdua.” Perlahan aku mulai kehilangan kesadaran, sebelum

aku menutup mataku aku melihat lupy yang berusaha meraihku.

Saat tersadar aku

sudah berada ditepi pantai bersama Via,

“kau sudah sadar ya,

namamu leankan?” baru bertama kali ini aku mendengar suara via berbicara , saat

ada semuanya ia tak pernah membuka mulutnya dan hanya memberikan respon pendek

pada mereka.

“kemana yang lain?”

“Sedang pergi membeli

beberapa makanan. Berhubung ke sedang berdua ini pas sekali.” Via pun menutup

novelnya dan perlahan mendekatiku, terus mendekat hingga wajah kami hampir

bersentuhan, saat aku bertanya ia hanya diam dan terus mendekatiku.

“Bagaimana? Apa kamu

merasa deg – deg an? Tidak kan? Itu artinya kau tidak memiliki rasa padaku,

sama halnya dengan ke orang lain, jika ada yang melakukan hal ini namun kau

tidak deg – deg an itu artinya dia bukanlah cintamu, mata memang bisa dibohongi

tapi perasaan takkan pernah bisa dibohongi, sama halnya dengan safir yang kau

genggang itu, terasa kuat namun saat dilihat malah tembus pandang tak ada

isinya. Jangan pernah percaya sama fisik luar seseorang terkadang fisik bisa

menipu tapi isinya tetapnya kosong.” Via perlahan menjauhiku dan kembali membaca

novelnya.

“hoi, kami dapat

makanan enak ni!” suara Lupy yang mendekat dengan membawa beberapa makanan di

kedua tangannya.

“LEAN! Kau sudah

sadar ya! Bagaimana perasaanmu? Apa ada yang sakit?” Luce langsung memelukku

dengan tiba2 dan benar aku tak merasakan apa2 saat dipeluk oleh luce. Kuraih

tasku dan ku cek jam pada smartphoneku.

“Lean, kenapa kamu

pakai smartphone yg udh lusuh dan bnyk retakan itu? Besok kita beli yang baru

yuk, berdua aja” kata luce dengan manja

Safir ini mungkin

adalah petunjuk bagiku, entah apa maksudnya sepertinya ini adalah masalah yang

serius dan harus aku pecahkan sebelum terlambat.

 - Bersambung -

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

like ae👌👍

2022-06-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!