1 minggu telah
berlalu ikatan kami mulai menebal, kami ber 5 selalu bersama apapun keadaannya.
Sinat mentari yang menyilaukan dan panas tak normal menjadi rintangan pertamaku
di hari ini demi pergi bermain bersama mereka, kubuka pintu rumahku, cahaya
menyilaukan menerangi pandanganku namun terlihat sesesok bayangan dari kejauhan
yang melihatku dan pergi begitu saja.
“Hoi,Lean ngapain
bengong? Ayo buruan nanti kita ketinggalan sama yang lain.” Dia adalah Lupy
pemuda seumuran denganku dia adlh orang yang enerjik dan selalu bersemangat
walau agak cerewet sih untuk ukuran cowo.
“iya iya bentar, aku
kunci pintu dulu.” Jawabku sambil mengunci pintu rumah
Kami berduapun
berangkat ketempat perjanjian dengan para gadis2 dengan tergesa2 karena
sekarang sudah bisa dibilang terlambat dari jadwal perjanian kita. Sesampainya
ditujuan, kami terlihat muka Luce yang sangat kesal dan menginjak kaki Lupy.
“Aduh…aduh kenapa
hanya aku saja yang kena Luce, si lean kan telat juga.”
Luce tak menjawabnya
dan langsung tersenyum dan memelukku secara tiba - tiba
“Leanku! Senang
rasanya bisa ketemu kamu.” Disela pelukan Luce, Jun berkata untuk merusak
suasana
“ehem… jdi kenapa
kita berkumpul sekarang?”
“oh iya benar juga,
teman2 mari kita kepantai!”
Semua terkejut dengan
usulan dari Luce, tapi tak ada satupun yang berani menentangnya. Setelah
beberapa perundingan akhirnya semuanya ikut, termasuk Via gadis pendiam dan
tenang yang selalu bersama kami sejujurnya ialah yang paling mencurigakan di
antara yang lainnya karena ia punya kepribadian yang berkebalikan dengan
semuanya tapi bagaimna bisa dia masih bertahan sampai sekarang?
Terik matahari
semakin menyengat kulit kami, pasir yang tak terhitung jumlahnya dan air laut
yang asin nan luas sedang membentang dihadapan kami. Setelah selesai bersiap2
seperti ganti baju dan mencari tempat kami semua meluncur langsung ke laut
kecuali si Via yang lebih memilih duduk manis sambil membaca novel di pinggir
pantai.
Dengan semangat milik
Lupy yang membara, ia menantangku dalam sebuah kompetisi yaitu balapan berenang
tercepat dan si pemenang akan mendapat hadiah dari Luce. Sempat aku berfikir
apakah Lupy ini adalah saingan cintaku, tapi semua itu aku kesampingkan dan
sekarang fokus sama pertandingan.
“siap…..Mulai!” aba2
dari Luce dan Jun yang menjadi juri
Kami berdua melesat
dengan cepat tapi Lupy tetap memimpin di depan, kucoba tuk menambah kecepatan
akhirnya bisa terlewati juga, aku semakin memimpin di depan, namun tiba2 kakiku
kram dan akhirnya tenggelam karena terlalu jauh mungkin yang lain tak
menyadarinya. Dalam semakin dalam, gelap dan sendirian dan amat tenang dalam lautan membuatku
teringat akan kehidupanku yang sebelum aku bertemu Luce dan bersama dengan Rio
walau kehidupanku seperti itu entah mengapa aku merindukannya lagi. Saat
tenggelam semakin dalam aku melihat ada sebuah pantulan cahaya kecil di atasku,
kucoba tuk meraihnya ternyata itu adalah batu safir yang sangat indah dengan
warna biru lautnya yang indah, saat kugenggam safir itu terdengar suara Luce
dalam pikiranku “Lean,Lean, aku akan selalu menunggumu Lean, kamu tidak mungkin
melanggar janji kita berdua.” Perlahan aku mulai kehilangan kesadaran, sebelum
aku menutup mataku aku melihat lupy yang berusaha meraihku.
Saat tersadar aku
sudah berada ditepi pantai bersama Via,
“kau sudah sadar ya,
namamu leankan?” baru bertama kali ini aku mendengar suara via berbicara , saat
ada semuanya ia tak pernah membuka mulutnya dan hanya memberikan respon pendek
pada mereka.
“kemana yang lain?”
“Sedang pergi membeli
beberapa makanan. Berhubung ke sedang berdua ini pas sekali.” Via pun menutup
novelnya dan perlahan mendekatiku, terus mendekat hingga wajah kami hampir
bersentuhan, saat aku bertanya ia hanya diam dan terus mendekatiku.
“Bagaimana? Apa kamu
merasa deg – deg an? Tidak kan? Itu artinya kau tidak memiliki rasa padaku,
sama halnya dengan ke orang lain, jika ada yang melakukan hal ini namun kau
tidak deg – deg an itu artinya dia bukanlah cintamu, mata memang bisa dibohongi
tapi perasaan takkan pernah bisa dibohongi, sama halnya dengan safir yang kau
genggang itu, terasa kuat namun saat dilihat malah tembus pandang tak ada
isinya. Jangan pernah percaya sama fisik luar seseorang terkadang fisik bisa
menipu tapi isinya tetapnya kosong.” Via perlahan menjauhiku dan kembali membaca
novelnya.
“hoi, kami dapat
makanan enak ni!” suara Lupy yang mendekat dengan membawa beberapa makanan di
kedua tangannya.
“LEAN! Kau sudah
sadar ya! Bagaimana perasaanmu? Apa ada yang sakit?” Luce langsung memelukku
dengan tiba2 dan benar aku tak merasakan apa2 saat dipeluk oleh luce. Kuraih
tasku dan ku cek jam pada smartphoneku.
“Lean, kenapa kamu
pakai smartphone yg udh lusuh dan bnyk retakan itu? Besok kita beli yang baru
yuk, berdua aja” kata luce dengan manja
Safir ini mungkin
adalah petunjuk bagiku, entah apa maksudnya sepertinya ini adalah masalah yang
serius dan harus aku pecahkan sebelum terlambat.
- Bersambung -
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
anggita
like ae👌👍
2022-06-24
0