Episode 5 - Dekapan

Tia berteriak sambil menangis “HEY,RIO! BISA KAU

JELASKAN KENAPA KAU MENGHALANGIKU KALI INI? KUMOHON BERI AKU PENJELASAN.”

“Rio, Tia jadi menangis, cepat lepaskan aku

sekarang Rio, hey Ri-“ setetes air mata berjatuhan ke mukaku, mungkinkah ini

air mata Rio? Rio tetap menyeretku tanpa membalas sepatah katapun.

Langit dikuasai kegelapan, tetesan demi tetesan

air berjatuhan ke tanah, hilang, semua menghilang tak ada yang tersisa,tak

dapat kubendung ataupun kuhentikan yang bisa kulakukan hanyalah melihat dan

menunggu dalam kekhawatiran.

Sesampainya dirumahku Rio duduk diruang tamu dan

ku hidangkan sebuah kopi hitam kesukaannya, vas yang diisi bunga mawar menjadi

penengah dan kopi yang menjadi pencair suasana buatku terdorong memulai

pembicaraan.

“Menuruku kau berkewajiban memberitauku semuanya

sekarang, iya kan, Rio?”sesambil meneguk kopi pahit

“sepertinya tidak ada yang bisa kusembunyikan lagi

darimu, mungkin ini terdengar aneh tapi percayalah ini adalah fakta yang

sebernarnya, Lean. Sebelum ku katakan aku ingin bertanya, apa kau ingat seragam

seperti apa seragam SMA kita? Apakah kau ingat bagaimana kita bertemu?

Tidakkan? Semua itu dimulai saat pertemuanku denganmu. Hari itu sangatlah

cerah, aku berjalan menyusuri koridor tuk sampai ke kelas SMA pertamaku. Saat

kumasuki kelas itu aku kaget semua orang sudah mulai berkenalan dan bahkan ada

yang sudah membuat kelompok masing2 tapi ditengah – tengah keramaian itu

terlihat sebuah pemuda yang sedang duduk sendirian dan menggenggam erat

smartphone lusuh sambil menatap keluar jendela, dan pemuda itu adalah kau,

Lean. Pada awalku aku tak peduli denganmu dan aku duduk tepat didepanmu, orang

pertama yang mengajakku berbicara adalah gadis manis nan ceria yang bernama

Tia, sejak itu kami sering menghabiskan waktu bersama – sama. 1 minggu telah

terlewat semua orang di kelas sudah membuat kelompok mereka masing – masing

kecuali 1 orang yaitu kau, aku dan Tia mencoba mendekatimu tapi kau tak pernah

merespon kami dan menganggap kami tidak ada dan satu – satunya yang dapat

mencuri perhatianmu hanyalah smartphone lusuh yang selalu kau bawa, kau

terlihat sangat menyayangi smartphone itu dari apapun. Hingga kejadian itu

terjadi, saat sepulang sekolah untuk pertama kalinya kau berbicara kepada kami,

kau berkata bahwa kehilangan smartphonemu itu, kami memutuskan tuk membantu

mencarinya. Saat kami bertiga berpencar aku bertemu seorang pemuda dengan tubuh

besar dikalahkan oleh gadis mungil, gadis itu menghampiriku dan memberikan

smartphonemu kepadaku ia hanya berkata “Tolong kembalikan pada Lean ya dan

katakan tolong jaga smartphone ini sampai aku mengambilnya kembali” diapun

lang-“

Suara pecahan gelasku menghentikan cerita Rio.

“a – apa yang kau katakan tadi? Dimna dia

sekarang?  Apakah dia baik – baik saja?

Hey jelaskan ,RIO!”

“Tenanglah ! dia baik – baik saja.”

“Maaf,Rio. Bisakah kau membiarkanku sendiri untuk

sementara waktu?”

Rio langsung pergi tanpa berkata apapun padaku.

Entah perasaan apa yang sedang kurasakan kali ini, bingung, senang, khawatir,

emosi semua itu bercampur aduk dalam diriku dan membentuk sebuah bayang –

bayangmu dalam ingatanku, Luce ternyata selama ini kau ada didekatku. Tetesan

air mata mengalir membasahi pipiku, setelah sekian lama akhirnya bisa kulihat

akhir dari penantianku selama ini, semua ini hanya kulakukan untukmu, Luceku

yang tercinta.

Mentari telah pergi dan malam pun kembali, alam

mimpiku mulai terbangun diselimuti kenanganku tentangmu. Dibawah pohon kulihat

seorang gadis mungil menatapku dengan senyuman manisnya dan berkata “Akhirnya

kita bertemu lagi,Lean.” Tetesan air matanya melewati senyuman yang terlukis

diwajahnya. Ku berlari sambil menahan tangisku saat melihatmu “Luce !” kudekap

dia dengan erat “Aku tidak akan melepaskanmu kali ini, Luce.” Dalam dekapanku

terdengar suara lembut bercampur tangisan “Terima kasih atas segalanya, aku

mencintaimu, Lean.” Perlahan sosok Luce mulai memudar dan menghilang.

“LUCE!!!!!!”

[Kriiing] Alarm berbunyi, perlahan kubuka mata ini

walau terasa berat, kurasakan sebuah air mata yang terus mengalir tanpa henti,

dan kulihat smartphone Luce ada didalam pelukanku. Apakah semua itu hanya

mimpi? ataukah potongan dari ingatanku?

- Bersambung -

Terpopuler

Comments

PK

PK

menarik 👍👍

2022-08-12

0

anggita

anggita

👌ok

2022-03-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!