BERISIK!!! jangan
ganggu aku, jangan kau hancurkan harapanku, aku tau semua ini sia – sia tapi
setidaknya biarkan aku terus berharap !!! berharap ia akan kembali padaku, aku
tau kenangan akan tetap menjadi kenangan, tapi paling tidak biarkan ku bertahan
dengan kenangan ini. Sebentar saja, tolong biarkan aku bermimpi sebentar saja.
Ku mulai kesunyian hari disambut senyum sang
mentari pagi dan ditemani smartphone dengan retakan penuh kerinduan didalamnya,
waktu menunjukkan pukul 9 pagi, saatnya untuk menghadiri kelas pak Yae.
Aku berangkat dengan menaiki taksi, perjalananku
diwarnai dengan pesan – pesan yang membuatku mengingatmu selalu. Tak terasa
tempat yang kutuju tinggal beberapa meter didepan, kuputuskan tuk
menon-aktifkan smartphone dan melihat keluar jendela, dan tiba – tiba……
“Pak, berhenti !!” Teriakku
Ku berlari dengan tergesa – gesa walau nafas sudah
mencapai batas namun semua itu tak penting lagi bagiku karena hal yang lebih
penting ada didepanku.
Sesaat tadi kulihat sesosok wanita dengan aura
yang begitu nostalgia berjalan ke arah sebaliknya dari kampus, Luce itukah
dirimu? Aku yakin, sangat yakin tadi aku melihat Luce berjalan didalam
kerumunan ini.
“hey, Lean !” seorang pemuda tampan rupawan
berlari menghampiriku
“ada apa, Rio? Aku sedang sibuk jangan ganggu
aku.”
“lagi – lagi kau bicara seperti itu. Ayolah
kitakan teman coba ceritakan kali ini ada apa? Apa kau melihat Luce lagi?”
Pemuda
tampan rupawan ini adalah orang yang mengaku sebagai temanku sejak SMA, ialah
sosok yang mewarnai hidupku sejak hilangnya Luce, ia sering menyebut dirinya
adalah temanku, tapi dalam hatiku ia lebih dari sekedar teman biasa, bisa
disebut seperti sahabat, Mungkin hanya aku saja yang berfikir seperti itu.
“Tapi aku benar – benar melihatnya, Rio! Tadi dia
ada disini !!”
“sudah – sudah dari pada itu ayo kita cepat pergi,
kelas akan segera dimulai. Kau tidak suka datang terlambatkan? Yaudah ayo.”
Dengan berat hati kuturuti kata Rio, karena ialah
yang telah membuatku berubah sejak kejadian Luce. Mungkin ia adalah orang yang
paling kupercaya saat ini,walau kadang dia agak menjengkelkan dan egois tapi
karena itulah hari – hari sunyiku perlahan mulai berwarna kembali.
Bel telah berbunyi tanda kelas telah berakhir
karena aku sedang senggang kuputuskan tuk pergi ke atap dan mencari udara
segar. Disinilah tempat yang paling membuatku nyaman karena kegelisahan serta
kebingunganku seakan mencair dengan sejukkan angin lembut ini. Ku aktifkan
kembali smartphone yang ada disakuku dan melihat – lihat isi dari galery foto
Luce.
“oh iya, walau layarnya sudah retak apakah masih
dapat mengambil gambar dengan baik ya? Aku coba foto dari atas sini saja.”
Terpotret sebuah pintu masuk dengan banyak orang
yang sedang lalu lalang disekitarnya, saat ku lihat beberapa saat ku kerutkan
alis dan berfokus pada satu titik pada gambar itu. Ternyata aku melihat si Rio
sedang bergandengan tangan dengan gadis yang mirip dengan Luce. Tiba – tiba kepercayaanku terhadapnya langsung hancur dan
berubah menjadi amarah yang menggebu-gebu. Mengapa? Apa karna inikah ia selalu
menahanku tuk mencari Luce?! Apa hubungan dia dengan Luce? Kenapa dia
merahasiakan ini dariku?
Setelah merenungkannya beberapa saat, akupun
bertekad untuk menahan amarahku sebelum mendapat penjelasan darinya, kuputuskan
pergi kerumahnya. Sesampainya dirumah Rio aku hendak menekan bel tapi ternyata
ada tangan yang menghalangiku, ternyata itu adalah tangan milik Rio. Ia
tersenyum dan menanyakan keperluan kedatanganku.
“aku lagi bosan nih, kita ke taman yok, Rio!”
Ajakku
Tanpa respon darinya, ia masuk kedalam rumahnya
lagi, selang beberapa menit keluarlah sebuah mobil dengan Rio didalamnya.
“kok bengong? Ayo!”
Sesampainya ditaman aku dan Rio bersenang – senang
terlebih dahulu, bercanda bersama dan melakukan hal – hal konyol yang lainnya.
Setelah suasananya mulai berganti aku yakin ini pasti timing yang pas untuk
membicarakannya , Kumulai dengan memperlihatkan sebuah foto yang telah kuambil.
“Rio, tolong kau jelaskan apa maksud dari foto
ini? Apa hubunganmu dengan Luce? Kau sadarkan bahwa ialah sosok yang sedang
kucari – cari?”
“JAWAB
RIO!! KENAPA KAU DIAM SAJA? KENAPA KAU MENYEMBUNYIKAN SEMUA INI DARIKU? APA
YANG TELAH KUPERBUAT KEPADAMU? BENARKAH KAU SELAMA INI ADALAH TEMANKU? AKU
BAHKAN SUDAH MENGANGGAPMU SEBAGAI SAHABAT TERDEKATKU!”
Rio hanya duduk terdiam seakan dia menyembunyikan
sesuatu yang tidak boleh kuketahui. Aku semakin bingung apakah hal itu sangat
penting sampai aku pun tak boleh mengetahuinya? Karena tidak kuat menahan
amarah tiba – tiba tanganku memukul wajah Rio sampai ia terkapar ditanah.
Kemudian ia pergi dengan membawa misteri itu bersamanya, beberapa saat kemudian
ada pesan masuk dari Rio.
[maafkan aku, aku tak bisa mengatakannya sekarang
,tapi ada satu hal yang bisa ku beritau dengan jujur kepadamu bahwa dari dulu
aku juga menganggapmu sebagai sahabat terbaikku,Lean.]
- Bersambung -
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments