Kegelapan menyelimuti dunia, mentari telah
berganti menjadi rembulan, berusaha menyinari malamku yang sunyi ini sendirian.
Malam itu kuberjalan sendiri ditepi sungai seorang diri, terlihat seorang pria
sedang duduk disebrang sungai sambil tersenyum melihatku
“Siapa kau?!”
Tanpa jawaban pasti ia hanya melambaikan tangan
dan langsung pergi, kucoba tuk mengejarnya setelah semakin dekat….
[Kriiing…]
alarm berbunyi membangunkanku dari mimpi aneh itu.
Kulihat smartphone dalam genggamanku buatku mengingatnya, semalaman ku coba
mencari petunjuk tentang gadis misterius itu dengan membaca pesan – pesan di
kontakku 3 tahun yang lalu, kelihatannya aku terdidur saat sedang mencarinya.
Waktu menunjukkan pukul 09 : 00 pagi dan hari ini aku tidak ada kelas,
kuputuskan untuk jalan – jalan ketaman sesambil mengganti suasana.
Setibanya ditaman dadaku terasa sesak karna
kenanganku bersama Rio kembali terbangun dan menghantuiku. Aku duduk dibangku
taman dan kembali menenangkan diriku, tapi ada sesuatu yang mengejutkanku
disini
“hi, Lean. Senang melihatmu sehat – sehat saja,
jadi kenapa kau terlihat murung?” Suara yang sangat nostalgia terdengar
dibelakangku, ku berbalik dengan rasa penasaran namun yang kulihat ternyata….
“R-Rio?!”
“Sudah – sudah jangan terlalu terkejut seakan –
akan melihat hantu,Lean.”
“Kemana saja kau selama ini? Tiba – tiba
menghilang begitu saja! Kenapa kau tidak memberitauku apapun?” Rio membalas
dengan senyuman kerinduan, dan langsung memukul wajahku sampai terpental
ketanah.
“Sekarang kita impas, Kawanku.” Ia mengulurkan
tangannya sambil tertawa, dalam hati aku sangat bersyukur Rio bisa kembali dan
tetap menjadi dirinya yang dulu.
“Jadi, kenapa kau terlihat murung, Lean?”
“Tunggu dlu! Kau belum menjawab pertanyaanku!”
saat kulihat wajahnya ia terlihat sangat Serius. Kemudian aku putuskan tuk
menceritakan semuanya pada Rio tentang gadis misterius itu.
“Jadi Tia sudah mulai bergerak ya, Dengar ya Lean,
satu hal yang bisa kusampaikan padamu apapun yang terjadi jauhi gadis itu.”
Setelah berkata Rio langsung beranjak pergi dari hadapanku,
“oh iya, Gadis misterius yang kau sebut itu tadi
namanya Tia.” Setelah Rio pergi akupun kembali pulang dan mengerjakan beberapa
tugas yang belum terselesaikan sejak kemarin.
Malam telah tiba, dan setelah aku sadar aku sudah
berada ditepi sungai, seperti mimpiku kemarin
“Hi, Lean.”
“Kau lagi, siapa kau sebenarnya?”
“aku? Yah, bisa disebut akulah sebagian dalam
dirimu yang telah kaubuang.”
“Apa maksudmu? JANGAN BERCANDA KAU!! DASAR PALSU”
“Setelah membuangku kau cukup berani juga berkata
seperti itu ya, biarlah lagi pula aku tak bisa berbuat apa – apa.” Ia
menyodorkan genggamannya kepadaku “Ambil ini!”
Dengan perlahan kuambil benda yang ada dalam
genggamannya dengan tangan kananku.
“apapun yang terjadi jangan sampai kau hilangkan
pemberianku itu, kau bisa menganggapnya Azimat.”
Iapun langsung menghilang.
[Kriiing] Alarm berbunyi dan cahaya mentari telah
menyinari seisi kamarku yang berantakan ini.
Kulihat tangan kananku menggenggam smarphone yang
biasaku pakai yaitu smartphone milik Luce, setelah ku-aktifkan kembali ada
sebuah pesan masuk dari nomor yang tidak kuketahui
[Menyerahlah! Rumahmu sudah kami kepung, segera
keluar dengan tangan diatas dan jika kau tidak melakukannya aku tak bisa
menjamin keselamatanmu.]
Pesan apa ini? Iseng kah? Biarlah. Tiba – tiba
terdengar suara ketukan pintu yang keras
“HEY, AKU TAU KAU ADA DIDALAM CEPAT SERAHKAN
DIRIMU DENGAN TENANG. ATAU KAU LEBIH MEMILIH MENGGUNAKAN KEKERASA?”
Tak pikir panjang aku langsung mengambil pedang
kayu koleksiku dan menuju pintu depan dimana suara itu berasal. Setelah semakin
dekat aku semakin curiga dengan suara itu.
“HEY,CEPAT BUKA AKU BERI WAKTU 10 DETIK ATAU KAMI
DOBRAK.”
Iapun mulai menghitung dan tak membiarkanku tuk
berfikir. Setelah buka dengan sekuat tenaga kupukul dia dengan pedang kayu
kesayanganku sampai ia tergeletak ditanah.
“eh? R-Rio? Selamat pagi, Rio. Yaudah aku kembali
tidur ya, selamat malam” bergegas kembali dan menutup pintu, tapi Rio bisa
menahan pintu dengan kakinya.
“Tunggu dlu kau, Sialan. Bukankah ada hal yang
harus kau katakan padaku, hah?
Dengan sekuat tenaga kututup pintunya dan langsung
berangkat kekampus lewat pintu belakang, dan tentu saja aku membawa smartphone
Luce. Setelah pergi agak jauh akupun mencari sebuah taksi dan ternyata ia
kembali muncul didepanku, ya benar, ia adalah Tia.
“L-Lean? Kenapa kau ada disini?”
“kenapa? Inikan daerah umum?”
“oh iya juga. LEAN! Kamu mau tidak pergi
bersamaku, ada tempat yang ingin kutunjukkan padamu.”
Saat aku mau menjawabnya tiba – tiba ada sebuah
sepatu melesat dan mendarat di kepalaku sampai membuatku terjatuh. Dan ternyata
pelakunya adalah Rio, kelihatannya dia berhasil menemukanku karena melacak
smartphone milik Luce ini.
“akhirnya ketemu juga kau, Lean. Setelah kau
membuatku merasakan sakit bisanya kau meninggalkanku tanpa minta maaf ya.” Rio
datang dan menyeretku menjauh dari Tia
“RIO! Apa maksudmu ini? Kenapa kau menghalangiku?
Bukankah kita memiliki tujuan yang sama untuk mengembalikan ingatan Lean?!”
- Bersambung -
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments