Suasana kelas yang gaduh karena jam kosong, tak khayal membuat membuat siswa-siswi bergosip. Rutinitas yang selalu terjadi di kelas Xl IPA1.
"Fel, lo tau nggak anak kepsek yang baru itu? Dengar-dengar sih anak ganteng, kayak bias gue Lee DongMi member Astro," ucap Faya penuh penekanan saat biasnya disebut.
"Lee DongMi, siapa sihh Fay? Nggak tau gue kalau bias lo udah ganti, setau gue bias lo itu bukannya Eun Woo," sahut Bella.
Faya mendengus kesal, karana Bella tak mengetahui Lee DongMi itu siapa? "Lee DongMi itu nama asli Cha Eun Woo tau!" nada bicara Faya mulai meninggi, ekspresi wajahnya terlihat datar.
"Ya kali, gue nggak tau Fay, lagian kan gue bukan pecinta K-Pop kaya elo!" Bella mulai terpancing, dan ikut bernada tinggi.
"Ya udah, kembali ke pokok pembahasan. Lo tau nggak Fel, anaknya kepsek kita yang baru itu?" tanya Faya seraya, memandang ke arah Fella, dengan harapan Fella menjawab iya.
"Ya kali lo nanya ke Fella, salah orang lo Fay, lagian ni ya, mau anak kepsek yang baru itu, ganteng kayak Eun Woo apa kayak Moon Bin, Sanha, Jinjin, Mj, Rocky gue nggak minat"! Cibir Bella meledek Faya.
Faya yang heran, kenapa Bella bisa menyebut nama member Astro lengkap banget langsung nyinyir tanpa ampun. "Katanya nggak suka sama K-Pop, tapi kok. Lo hapal bener semua membernya Astro!" Faya mendengus kesel.
Bella yang gelagapan langsung asal ngomong. "Hhhhhe.... dikit-dikit gue juga tau kali Fay." Bella menggaruk kepala yang tak gatal, ia merasa malu, habis mengolok orang lain, dia sendiri justru ikut-ikutan nggak jelas.
"Gue nggak tau! Anak kepala sekolah yang baru itu kayak gimana orangnya?" Fella angkat suara saat sahabatnya melenceng dari percakapan dan malah ribut sendiri.
Sebenarnya Fella sudah mengetahui anak kepala sekolah itu seperti apa wajahnya, malah Fella sudah berkenalan dari kemarin, cuma Fella memilih untuk berbohong daripada nanti, kedua sahabatnya itu terus menerus mengganggunya dengan pertanyaan yang sama.
"Tuh kan, gue bilang apa? Fella nggak mungkin tau, lo nanya ke orang yang salah Fay!" jelas Bella.
Fella hanya tersenyum kecu, dan menaikkan satu alisnya hingga tiba-tiba saja Bella menyadari ada yang berubah dari ucapan Fella.
"Ehhhh, tunggu dehh Fel, sejak kapan lo ngomongnya pake gue-elo, biasan kan lo itu ngomongnya aku-kamu?" tanya Bella seraya mengernyitkan keningnya.
"Bener. Gue, juga baru mau nanyain hal yang sama itu ke elo, Fel?" sambung faya.
Fella mengangkat satu alisnya dan mendekatkan wajahnya ke arah ke dua sahabatnya itu. "Udah dari kemarin-kemarin kali! Kalian aja yang nggak peka!" seru Fella ketus.
"Bukannya kita nggak peka! Kita itu peka banget sama elo! Orang kita selalu ada buat elo!" balas Bella tak kalah ketus.
"Tapi kok aneh yah, gue denger Fella ngomong kaya gini, kayak bukan Fella. Jangan-jangan emang bukan Fella?" celetuk Faya sambil memegangi dagunya dengan tangan sebelah kirinya.
Fella melirik ke arah Faya, mata sinis-nya kini menatap Faya dengan seksama. "Gue capek ngomong aku-kamu terus, besok kalau udah waktunya gue balik, pasti gue bakalan ngomong pakai aku-kamu."
"Elo mau balik kemana? Elo aja masih utuh di sini!" canda Bella.
"Balik ke arab, biar bisa taubat!" seru Fella dengan wajah datarnya.
Belle terkekeh dengan balasan Fella. "Tumben, ngomongnya panjang lebar kali tinggi kali alas, biasanya cuma hem, oh, ya. Sampai gue bosen dengernya, hemat banget cara ngomong lo!" sindir Bella.
Faya langsung tertawa saat Bella mulai nyinyir dan mengejek Fella, padahal gadis itu tak pernah sepeti itu sebelumnya. Bibirnya sengaja di buat-buat sudah mirip seperti bebek saja. Sementara Fella tak peduli dengan ucapan Bella, yang menurut Faya itu lucu.
...~Cinta Untuk Fella~...
Arska and the geng, sedang asyik duduk di kantin sambil menikmati softdrink dan cemilan yang baru saja mereka pesan. "lu kenapa Ka? Mood lu lagi baik yak?" tanya Dilan sambil meminum softdrink yang ada di tangannya.
Arska menarik sudut bibirnya, sebelum menjawab pertanyaan Dilan.
"Efek kebanyakan dikrubungin cewek-cewek nie Lan, nggak langsung ngejawab malah senyum kaya gitu," sahut Brayu.
"Lah, gue kapan? Kebagian dikrubungin sama cewek-ceweknya, satu pun nggak ada yang mau nyantol sama gue!" seru Aldy memelas, lelaki itu mengerucutkan bibirnya agar bisa menghayati setiap ucapannya.
"Jijik gua monyet, ngeliat muka elu yang di buat-buat kaya gitu, gua aja yang belom punya gandengan, diem aja," sahut Dilan saat merasa eneg ketika melihat, ekspresi Aldy yang di buat-buat seperti tadi.
"Aku jijik bang, aku jijik, jangan deket-deket sama aku bang, Aku jijik." Tiba-tiba saja Aldy menirukan sinetron yang sering di lihat emaknya, dengan mimik muka yang mendalami. Sudah seperti pemain sinetron yang handal saja si Aldy itu jika berhubungan dengan akting.
Namun, sebuah kacang atom melayang menimpa jidat Aldy dengan cukup keras. "Geli gue nyet, ngeliat elo kayak gitu!" seru Brayu, ketiga pemuda itu sontak tertawa, karena ke konyolan yang di buat oleh Aldy.
"Lu, suka nonton sinetron kayak gitu ya Dy, kayak emak gua aja lu!" lata Dilan menggoda sahabatnya itu.
"Sakit ni, jidat gue! Dari pada buat nimpukin orang, mending lo kasih ke gue, Bray!" lelaki itu terus mengusap-usap keningnya. "Pokoknya elo harus tanggung jawab,Bray. Harus tanggung jawab, jidat gue benjol kayak gini gara-gara elo!" lanjut Aldy dengan ekspresi memelas-nya.
Tak ada yang membelanya, justru mereka bertiga sibuk tertawa dengan tingkah Aldy yang meminta di pertanggung jawabkan, seperti seorang pacar yang minta untuk segera dinikahi. Sampai mereka lupa topik yang seharusnya di bahas.
"Perut gue sakit ni nyet! Udah kenapa? Ketawanya." kata Brayu sambil memegangi perutnya.
"Ow iya, tadi kan gue nanya ke Arska, malah topiknya jadi ke Andy semua." protes Dilan, yang langsung membuat mereka berempat terdiam sesaat, sambil mengatur napas mereka masing-masing.
Tertawa terlalu berlebih membuat perut mereka keram, saat merasakan perut mereka mulai membaik, Arska segera membuka suaranya. "Gue lagi naksir sama cewek, makanya mood gue lagi baik," ucap Arska, sambil menyandarkan punggungnya ke meja belakang.
Mereka bertiga langsung menatap ke arah Arska dengan seksama, bernapas lega tentunya.
"Gue lega Ka, ternyata lo itu normal. Gue pikir selama ini, elo itu nggak suka sama cewek. Dan lo sebenernya naksir sama gue. Karena muka gue yang cute ini." Aldy mengelus-elus dadanya yang bidang, karena merasa lega dengan ucapan Arska.
"Anjirrrrrrr gue normal kali Dy, ya kali gue naksir kecebong ubur kayak lo Dy, apa kata orang, anak gue mukanya kayak apa? Kalau gue naksir sama elo, hiii." Leleki itu mulai menggidik, sepertinya bulu kuduknya merinding, ketika membayangkan apa yang di ucapan oleh Aldy menjadi kenyataan.
Mereka lagi-lagi tertawa, dan ini semua gara-gara ulah Aldy yang mencoba mem-bully Arska.
"Tapi beneran ya Ka, gua nggak nyangka ternyata elu benar-benar normal, gua sempet mikir kayak yang Aldy bilang tadi," ucap Dilan cekikikan, tangan sebelah kirinya memegangi perutnya yang memang terasa keram.
"Sialan lo! Ya kali jeruk makan jeruk, nggak enak sama sekali!" balas Arska sambil ngeloyor kepala Dilan.
"Soalnya, selama kita sahabatan, gua belom pernah ngeliat elo pacaran Ka. Wajar aja gue mikirnya sampai kejauhan." balas Dilan.
"Cewek yang lo taksir, sekolah di sini juga Ka?" tanya Brayu membuat tawa mereka terhenti.
"Bukan, dia anak sekolah lain, dia anak SMA Gabriel Senjaya." jawab Arska cepat.
"Cakep kagak orangnya Ka?" tanta Dilan penasaran.
"Nggak cuma cakep, dia itu cantiknya luar dalem, benar-benar natural, hatinya tulus nggak di buat-buat, baru pertama kali ini gue bisa ngerasain nyaman di deket cewek, meskipun cuma sebentar, dia itu kayak bidadari yang di utus Tuhan khusus cuma buat gue." ucap Arska penuh penghayatan, lelaki itu berbicara nyerocos tanpa bisa di rem.
"Belajar ngegombal dari mana lo!" seru Aldy
"Itu nggak penting!" balasnya.
"Ya kalau nggak penting, harap di kondisikan, jangan lebay-lebay amat lah, kasihan gua yang jomblo ini," sahut Dilan penuh kesyirikan.
"Gue jadi ngebayangin, cantiknya kayak apa sih cewek yang di taksir sama Arska itu?" Aldy mulai membayangkan dan mengangkat kedua tangannya agar mampu menopang kepalanya, sudah seperti cibi-cibi saja lelaki itu.
Arska menghela napas, seraya berucap "Tapi bakalan susah buat ngedapetinya, soalnya dia beda sama cewek-cewek yang selama ini gue temuin." lelaki itu mengurungkan senyumnya.
Ketiga sahabatnya itu, dengan kompak mengerutkan kening mereka, saling lirik satu sama lain. "Sesusah apa sih Ka, incaran elu itu, masak seorang Arska Aregan yang di gandrungin banyak cewek-cewek nggak bisa nahklukin satu cewek aja!" tegas Dilan menyemangati sahabatnya itu. Disusul dengan Aldy dan Brayu juga memberi semangat.
"Gue kemarin di cuekin, dia lebih fokus sama adik gue." ekspresi muka Arska sekarang semakin masam dengan ke putusasannya yang menjalar ke dalam hatinya.
ketiga sahabatnya itu malah cekikikan mendengar perkataan Arska, mereka tak percaya jika Arska akan dicuekin sama cewek yang di taksirannya. Bagi mereka bukan Arska Aregan kalau langsung menyerah begitu saja.
"Semangat dong abang Arska, jangan nyerah gitu aja, maju terus pantang mundur!" ucapan Aldy membuat gelak tawa di antara mereka.
Anggukan kecil di berikan oleh Arska. 'Gue pasti bisa dapetin lo, Fel.' Gumang Arska dalam hati, menimbulkan senyum tipis di wajahnya yang tampan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
IchaLove
bambang tampan 😘😘
2022-04-16
0
Fenti
sukses kak.. mampir kak di karyaku 😊
2022-01-22
0
Ama
hadir
2022-01-13
2