Enam bulan berlalu, Fella yang tadinya periang kini berubah menjadi Pendiam, jutek, dan tak mau tau urusan orang lain. Gadis itu serasa memiliki kehidupan yang baru, meskipun tak sedikit siswa yang justru semakin mengejarnya.
"Fel, main yuk suntuk, nih. Semenjak lo putus sama si Andy, lo berubah banget tau, jadi nyebelin. Nggak asyik," ucap Faya dengan bibir yang masih nyinyir karena tak mendapat respon dari Fella.
"Fella Ananstasya Cantika, dengerin gua ngomong nggak sih! Capek tau, tiap hari di kacangin tuh!" tegas Faya yang lagi-lagi nyinyir bibirnya.
"Hem...... !" Balas Fella seraya memandang ke arah Faya dengan wajah datarnya.
"Jawab kenapa sih, Fel. Masak iya, si Faya udah ngomong panjang lebar kali tinggi, jawabnya elo cuma hem.. ..!" sahut Bella yang ikut jengkel dengan sikap dingin Fella.
"Iya, iya! Emang kalian mau main kemana? Habis pulang sekolah ini, kalau sore, aku udah ada janji sama Bunda. Mau nemenin dia ke butik! PUAS!!!!!!! " seru Fella sambil mengangkat satu alisnya dan tentunya tanpa ekspresi.
"PUAS..... banget dong, Fel." ucap Faya dan Bella hampir bersamaan, sambil cengengesan karena mendapat jawaban yang memuaskan dari mulut bibir Fella itu.
"Udah! Kalian duduk sana! Kenapa masih di sini? Apa mau ngerumpi terus! Kalau masih mau ngerumpi terus, itu artinya kalian ngerusak suasana hati aku!" seru Fella tanpa ekspresi.
"Ya elah, tega amat lo, Fel. Sekalinya mau ngomong. Nyakitin hati terus, pedes kayak sambelnya mbak Mimin. Sedih gua, gara-gara Andy, gua kena semprot muluk." gerutu Faya sambil memajukan bibirnya dan beranjak duduk di samping Fella.
"Aku lagi belajar ini! Kalau kamu terus-terusan cerewet, itu cuma akan ngerusak konsentrasi aku. mending kalian pergi ke kantin apa kemana gitu." sindir Fella sambil memegangi kepala dengan tangan kanannya, dan sesekali ia melirik ke arah Faya dan Bella secara bergantian.
"Iya, iya! Kita pergi ini, jangan nyariin. Tapi awas aja kalau entar nggak jadi!" seru Bella, sambil menunjuk kearah Fella. Seraya menarik tangan Faya yang baru saja duduk di samping Fella.
Suasana hening di kelas membuat Fella semakin terhanyut dengan buku-buku pelajarannya, sesekali Fella menghela napas dan membuang dengan sembarangan. Dan tanpa ia sadari ada sepasang mata yang mengamati gerak-gerik Fella dari kejauhan.
Ya, sosok itu adalah Andy, sejak mereka putus Andy dan Fella tidak pernah sekali pun saling menyapa, apa lagi sekedar mengobrol melalui telepon.
'Sorry ya Fel. Gara-gara gue, kita jadi jauh kaya gini,' ucap Andy dalam hati. Sesaat lamunan Andy harus terusik dengan kehadiran Jessy yang tiba-tiba menepuk bahunya dari belakang.
"Sayang, ngelamunin apaan sih? Dari tadi aku liatin kamu terus tau. Tapi, kamu kaya nggak fokus gitu ke aku," ucap Jessy dengan wajah memelas-nya.
"A-h..... n-nggak papa kok, sayang. Cuma, tadi itu ada yang kelupaan di rumah, jadi aku coba buat ingat-ingat apa yang kelupaan," ucap Andy sedikit terbata-bata.
"Yang bener? Nggak ada yang kamu sembunyi-in dari aku?" tanya Jessy curiga.
"Beneran sayang, ngapain aku bohong sama kamu, nggak ada untungnya juga kan buat, aku." Andy mencoba meyakinkan kekasihnya itu.
Ya Jessy adalah alasan Andy untuk memutukan hubungannya dengan Fella, karena Jessy adalah inta pertamanya Andy, tapi rasa bersalah itu muncul ketika Andy melihat Fella yang tadinya periang, kini berubah menjadi gadis yang dingin dan jutek. Sekilas ia menoleh, dan meraih tangan Jessy, dan menariknya, agar meninggalkan tempat itu.
...~Cinta Untuk Fella~...
Jam yang di tunggu-tunggu Faya dan Bella pun akhirnya tiba, karena mereka tidak terlalu suka dengan gurunya yang super killer dan juga mata pelajaran yang terbilang sangat membosankan, alias mereka nggak ngerti sama sekali. Membuat kedua gadis itu mengantuk dan sesekali menguap, di sepanjang pelajaran.
"Akhirnya, kelar juga. Dari tadi gue ngantuk banget, mana rahang gue sakit gara-gara kebanyakan nguap, dan yang lebih parahnya lagi. Gue nggak tau, Pak Ramlan bahas apa. Nggak bisa fokus gue," ucap Faya sambil terus menguap.
"Hehehe, sama. Gue juga nggak ngerti, mungkin karena dodolnya kita kali ya Fay" sahut Bella sambil mengambil tasnya dengan tidak sabaran.
"Itu bukan karena kalian yang dodol. Kalian aja yang males belajar," ucap Fella seraya meninggalkan Faya dan Bella dengan langkah cukup cepat.
"Hem, iya, iya nona genius, yang dari orok udah di takdirin jadi juara 1 terus!" jelas Faya dan Bella kompak, seraya berlari mengikuti Fella yang terlebh dahulu keluar dari dalam kelas.
Ketika kedua gadis itu mengejar Fella, dan belum sempat meraih tangan Fella. Tiba-tiba BRUKKKKKK, buku-buku yang ada di tangan Fella pun berhamburan jatuh kelantai, Jessy yang asyik bercanda dengan Andy tanpa sengaja menabrak Fella karena tak terlalu fokus dengan jalannya.
"Maaf, aku nggak sengaja, aku nggak liat," ucap Jessy terlihat panik.
Fella tak menghiraukan ucapan Jessy, gadis itu masih disibukan dengan buku-buku yang sudah tercecer di atas lantai. Jessy yang bingung harus berbuat apa, akhirnya memutuskan untuk membantu Fella merapikan buku-buku yang berserakan di lantai tersebut, tapi Fella tetap tidak menghiraukannya.
"Makanya kalau jalan itu yang bener!! Pakai mata, jangan pakai mulut!" kata Faya sengaja menyindir.
Fella tetap dengan ekspresi datarnya, tak menghiraukan ucapan Jessy maupun Faya. Gadis itu berdiri dan langsung melebarkan langkah kakinya untuk segera pergi dari tempat tersebut, tanpa melihat atau pun bersuara sedikit pun. Andy yang melihat kejadian itu sungguh sangat heran dengan sikap dingin Fella.
'Kenapa? Fel, lo berubah derastis kaya gini? Apa mungkin ini semua gara-gara gue, gue memang bodoh!!" gumam Andy dalam hati, seketika Andy tersadar ketika Jessy berteriak .
"Idih. Cantik-cantik nggak punya mulut apa? Udah minta maaf, tetep aja diem, bikin kesal. Udah di bantuin juga, nggak bilang terimakasih!" seru Jessy sambil mengepalkan kedua tangannya dan berusaha berdiri di bantu oleh Andy.
Kedua gadis itu saling bertukar pandang, sebelum akhirnya memilih untuk membuka mulut racun mereka.
"Wajar, lah. Fella kaya gitu. Ini semua juga gara-gara cowok lo itu, kalau nggak percaya sama omongan gue. Lo bisa tanya ke Andy, dia udah ngapain Fella, sampai Fella sedingin itu!" ketus Bella. Sengaja menyindir Andy agar tau kesalahannya, gadis itu langsung menarik pergelangan tangan Faya dan pergi dari tempat itu.
Mendengar ucapan Bella, Jessy semakin jengkel. Ekor matanya melirik kearah Andy dengan sinis-nya. "Sayang, apa sih yang di bilang cewek tadi, aku nggak ngerti! Kamu bisa nggak? Jelasin apa yang nggak aku ketahui soal si Fella, Fella itu," ucap Jessy kesal, napasnya narik turun tak karuan.
"Iya, aku bakalan jelasin, tapi nggak sekarang ya sayang," ujar Andy dengan nada lembut.
Andy masih bingung melihat sikap Fella yang jauh berbeda 180°. Kenapa Fella bisa sebegitu dinginnya sampai-sampai gadis itu tak mau lagi memandang kearah Andy lagi. Yah, Andy sadar, mutusin gadis yang pas baru sayang-sayangnya, pas lagi senang-senangnya dan, pas baru nonton pula. Lelaki itu justru memutuskan hubungannya Fella demi gadis yang sekarang ada di sampingnya itu, demi cinta pertamanya Andy, lelaki itu menjadi cowok yang begitu egois, dan tidak berperasaan sama sekali.
Andy menghela napas dan membuangnya dengan sembarangan, lalu memegang tangan Jessy dengan lembut, agar Jessy tenang dan tidak marah-marah lagi.
Bukan hanya Andy saja yang heran. Bahkan, Faya dan Bella pun juga sangat heran dan bingung dengan sikap sahabatnya itu, yang berubah total. Semakin hari semakin dingin dan juga semakin jutek dan BODO AMAT sama urusan orang lain.
Kedua gadis itu, hanya bisa bersabar mengharap ada sebuah keajaiban yang bisa merubah watak sahabatnya itu kembali seperti semula.
"Mau nonton, belanja, makan atau apa, nih??" tanya Fella memecah keheningan.
"Kita belom tau juga ni Fel, lo ikutan mikir, gih," ucap Bella balik.
"Kalian yang ngajakin kesini. Tapi kalian cuma diem aja, terus nggak tau mau kemana? Kalau gitu, mending aku pulang aja!" ucap Fella seraya memutar tubuhnya dan hendak pulang.
"Eh..... jangan lah, ngajak lo kesini aja udah susah banget. Masak iya, elo mau main pulang, rugi lah kita." ucap Faya sambil memegang lengan Fella.
"Fel, elo kok kejam banget sih, sama si Jessy. Tadi dia udah minta maaf, loh. Sama elo, tapi kok elo cuma diem aja. Malah main pergi aja kaya orang nggak punya salah. Apa karena tadi ada si Andy, makanya lo milih diem aja dan langsung pergi?." ucap Bella penuh pertanyaan.
Fella pun tak langsung menjawab pertanyaan Bella, justru gadis itu melepaskan tangan Faya dari lengannya, dan berjalan begitu saja tanpa menghiraukan pertanyaan Bella.
"Ya Tuhan, Fella..... Bella tuh nanya ke elo, lo-nya kok nggak meghargai banget sih!! Nyebelin!" teriak Faya kesal.
Fella menghentikan langkahnya dan berbalik, menatap lurus ke arah ke dua sahabatnya itu , seraya berucap. "Maaf, kalian belum ngerti sama sekali, suatu saat kalian juga akan ngerti, kalau kalian ada di posisi aku!" balas Fella yang langsung menghampiri ke dua sahabatnya, Fella menghela napas berat matanya mulai berkaca-kaca karena sejak tadi Fella menahan sesak di dalam dadanya, Fella langsung memeluk ke dua sahabatnya itu dengan erat. Isak tangisnya tak bisa lagi ia tahan.
"Maafin aku ya. Bel, Fay, aku hanya bisa membuat kalian khawatir dan kesal. Aku hanya bisa membuat kalian marah-marah karena sikap egois aku dan keras kepala ku ini. Kalian pasti muak dengan sikap aku saat ini." ucap Fella, gadis itu tak bisa berkata-kata lagi.
"Kita juga minta maaf Fel, seharusnya kita nggak mojokin elo kaya gini," sahut Bella.
Cukup lama mereka berpelukan, hingga menjadi sorotan bagi pengunjung lainnya, tapi mereka tetap tak menghiraukannya. Mereka hanya peduli dengan keadaan Fella saat ini, mereka tau Fella masih sangat kecewa dengan tindakan Andy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
IchaLove
Mereka sweet banget sih, pengen punya temen kaya mereka
2022-04-16
0
Your name
Setidaknya kalau ada masalah teman-teman Fella selalu ada untuknya
2022-03-04
3
Mommy Chand
salam.dari kutukan cinta sang casanova 2
2022-02-08
0